Home / Rumah Tangga / Ternoda sebelum Malam Pertama / Chapter 131 - Chapter 140

All Chapters of Ternoda sebelum Malam Pertama : Chapter 131 - Chapter 140

268 Chapters

Status Ali

"Assalamualaikum. Mi," sapa orang di ujung telepon."Waalaikumsalam. Bi.""Mi, bisa ke pesantren sekarang? Bawa serta Ali dan Fozee." Ubed bicara dengan nada cemas. Permintaan sang suami tentu saja jadi tanda tanya besar di kepala wanita tersebut. Pasalnya selama ini mereka tak boleh ke pesantren."Ada apa, Bi?" Mendengar suara sang suami yang cemas, tentu saja Liana ikut cemas meski belum tahu pasti apa yang sebenarnya terjadi."Umi sakit lagi." Suara Ubed terdengar lesu. "Dan beliau menanyakan Ali dan Fozee.""Menanyakan? Apa Umi sudah tahu kalau aku masih hidup?" Liana tentu saja terkejut."Nanti, ya. Sayang. Nanti abi ceritakan semuanya." Ubed memutus telepon. Ia seperti terburu-buru karena harus ada yang diurus.Liana mendesah. Dulu, beberapa kali saat umi dan abah mertuanya masuk rumah sakit, ia sempat menjenguk mereka. Tentunya bukan sebagai menantu, tapi pengunjung biasa yang melihatnya bersama pengunjung lain. Tak ada yang curiga. Sebab banyak sekali orang yang perhatian dan
last updateLast Updated : 2022-08-10
Read more

Aturan Islam dan Perasaan

Kalila sibuk mencari tahu mengenai universitas yang dipilihnya untuk menimba ilmu. Diketik dalam pencarian 'Universitas Mataraman.'Serangkaian postingan muncul, bahkan beberapa akun yang menulis di profil mereka sebagai Mahasiswa di sana.Kalila mengklik bagian 'Foto', membukanya satu hingga terlihat di layar penuh. Lalu menggesernya perlahan, hingga foto-foto tampak secara bergantian.Fokusnya terganggu, kala sebuah foto seorang pria tampak dalam layar ponselnya. Pria menyebalkan yang tadi siang membantunya setengah hati dan menjatuhkannya ke lantai.Kalila mencebik. Lalu tersenyum sinis kala membaca caption dari pemosting.[Aset kampus, mahasiswa jurusan psikologi yang penuh prestasi.]"Apa dia pacarnya? Atau istrinya? Kenapa menulis seperti ini? Berlebihan sekali!" Gadis berusia dua puluh tahun itu mendecih. Tak terima, jika pria pertama yang dibencinya di kampus mendapat pujian seperti itu. Ingin mengabaikan, tapi ia mendadak dilanda penasaran bagaimana komentar-komentar yang t
last updateLast Updated : 2022-08-10
Read more

Lelaki yang Menyebalkan

Kalila bangkit dengan malas. Rasanya tidak perlu larut perasaan pada hal-hal tak penting seperti pria menyebalkan yang bernama Ghaza itu. Hal tersebut hanya moodnya rusak. Ia pun memutuskan untuk bersiap pergi, kebebasannya dari aturan sang papa perlu dirayakan. Usai memakai celana jeans, mengikat rambut rapi dan menutup kaos ketatnya dengan jaket hodie, tak lupa make up tipis yang membuat wajahnya makin terlihat segar. Kalila akhirnya keluar kamar."Kita akan ke mana Nona?" tanya seorang pria yang memakai seragam rapi tepat di depan tangga.Kalila memutar bola mata malas. Lalu dengan dua tangan tersilang di dada ia mengatakan, "Kamu belum dapat perintah dari papa untuk menjauhiku?" Gadis yang tampak manis itu bertanya ketus.Lelaki itu menggeleng, lalu melihat ke arah teman-temannya yang juga menggeleng.Kalila mendesah kesal. Ia lalu meraih ponsel di sakunya untuk menghubungi seseorang."Hallo, Pa. Papa belum bilang ke anak buah Papa buat menjauh sejauh-jauhnya dari Kalila?" tany
last updateLast Updated : 2022-08-10
Read more

Tidak Manusiawi

"Apa?" Mata Kalila melebar. Ia pun segera berbalik untuk melihat siapa orang yang kurang ajar menyerobotnya.Matanya semakin melebar, kala melihat siapa seseorang yang berdiri memegang bukunya dengan wajah tanpa rasa bersalah."Ghaza?!" Nama itu meluncur dari mulut Kalila."Hem?" Ghaza yang memperhatikan cover buku di tangan, sontak mendongak karena seseorang menyebut namanya. Mata elangnya mengecil. Memperhatikan wanita itu. Namun, wajah itu seolah asing baginya."Maaf apa kita kenal?" tanya Ghaza pelan."Apa?!" Kalila makin tak mengerti sikap orang di depannya. Apa dia merasa sok terkenal dan tak ingat padanya, wanita yang dijatuhkan di depan ruang admin.Eh, entah. Ia tak peduli. Ditarik paksa buku dalam genggaman lelaki itu."Ini buku aku lho, seenaknya aja kamu mengambilnya," gerutu Kalila mengangkat buku tersebut agar dilihat oleh pria di hadapannya.Ghaza mendesah. Dia tak sadar mengambil buku yang akan juga diambil orang lain."Maaf, saya mengambil buku itu karena belum ada d
last updateLast Updated : 2022-08-10
Read more

Humairahku

Tanpa wanita itu sadari ada sosok yang tengah menunggu untuk lewat di hadapannya."Liana ...." ucap Fay pelan pada wanita bercadar yang berjalan perlahan melewatinya.Kaki wanita tersebut sontak berhenti. Dadanya berdebar mendengar suara berat yang menyebut namanya, meski ia belum melihat pemilik suara itu. Liana tak berani menoleh. Jika hal tersebut dilakukan, sama saja ia membenarkan dugaan, bahwa dirinya memang Liana.Fay yang melihat langkah wanita bercadar itu berhenti, mengecilkan mata. Memperhatikan gerik wanita itu lebih seksama, sebab reaksi itu sedikit banyak menguatkan keyakinan bahwa apa yang dipikirnya adalah benar."Ada apa, Humairah?" Suara Ubed terdengar dari arah lain. Melihat sosok suaminya tak jauh dari tempat Liana berdiri, wanita tersebut tersenyum. Lega. Merasa terselamatkan oleh kehadirannya yang tak terduga.Lelaki yang tetap tampak menawan meski usianya telah memasuki kepala empat itu tersenyum pada Liana. Ia hanya melirik dari ekor mata sekilas, bayangan di
last updateLast Updated : 2022-08-10
Read more

Agar Allah Ridha

Ali tengah fokus melihat jalanan, tapi tiba-tiba teringat ucapan Ghaza yang melempar pernyataan menggoda padanya. "Wih, harusnya dipanggil Gus dong." Pemuda itu tersenyum miris. Kalau saja nasabnya bin Muhammad Ubaidillah, anak dari kiai besar Kiai Abdullah, tentu hal itu akan membuat hidupnya terasa sempurna. Namun, yang ada nama bapaknya bukanlah Gus Bed. Melainkan nama pria lain yang menikahi ibunya dulu. Entah, pria itu di mana? Dia hanya tahu bahwa sang ibu melarang keras membicarakan apalagi menanyakan detail mengenai 'Muhammad Rifay,' nama yang tertulis di belakang namanya.Ibunya bilang, bahwa ayahnya yang sekarang adalah Gus Bed. Pria yang akan membedakan keberadaanya dengan Fozee, mereka sama. Sama-sama anak dan sama-sama disayangi.Karen larangan itu pula, sekali pun dia tak pernah mencari-cari pria tersebut. Bahkan hanya sekedar iseng mengetik namanya di pencarian internet. Ali takut tak sanggup menahan beratnya masalah yang datang nanti. Lantaran ia telah berani melang
last updateLast Updated : 2022-08-10
Read more

Iklim Hati Mereka Berbeda

"Assalamualaikum, Bi. Ya?" sapa Ali pada orang di ujung telepon.Di kejauhan, pria yang sudah seperti ayah kandung Ali itu pun menjawab."Waalaikumsalam." Ubed menjauh dari gundukan yang kini dikerumuni banyak orang. Orang-orang yang datang untuk bertakziah, menyembahyangkan dan mengantar hingga ke kubur jasad Umi Aisyah."Ini kami sudah di rumah sakit dengan Mbak Alhesa," ucap Ali lagi, ia mengabarkan keberadaanya yang kini sudah sampai rumah sakit untuk kembali menengok nenek."Em, Li. Sudah tidak ada di rumah sakit lagi. Kini kami sudah di kuburan mentalqin nenek.Wajah Ali berubah seketika kala mendengar kabar dari ujung telepon."Apa?! Nenek sedang ditalqin?!" tanya Ali melebarkan mata, begitu juga dua gadis yang bersamanya."Ada apa, Kak?" tanya Fozee meminta kepastian. Alhesa yang mendegar perbincangan itu tampak syok. Ia tak perlu bertanya untuk tahu bahwa sesuatu yang buruk terjadi ada neneknya."Nenek sudah ditalqin," ucap Ali dengan nada syok."Ap-apa?" Mulut Fozee berget
last updateLast Updated : 2022-08-10
Read more

Cinta yang Tak Boleh Diperjuangkan

Cinta ibu adalah kedamaian. Kita tidak perlu berjuang untuk mendapatkannya, kita juga tidak perlu melayakkan diri untuk memperolehnya❤❤❤"Jadi, karena sesuatu yang mengancam nyawa umi kamu, Liana. Abi terpaksa menutupi identitasnya di depan semua orang, termasuk kamu," lanjut Ubed yang membuat seketika mata Alhesa membulat sempurna."Apa?" Diusap kasar jejak air mata di pipinya."Jadi ... umi Liana masih hidup, Bi?!" Mata Alhesa membulat. Ia seperti mendapat shock terapi dalam sekejap. Gadis bermata sayu itu mengubah posisi duduk, saking antusias terhadap pembicaraan ini.Ubed mengangguk sambil tersenyum senang. Ia melihat sorot harapan di mata puteri yang disayanginya. Jika bukan karena harapan itu, bagaimana seseorang akan hidup bergairah menjalani sisa hidupnya dari waktu ke waktu. Mana rela pria itu melihat belahan jiwanya larut dalam kesedihan? Sudah banyak kesulitan yang Alhesa rasa, dan sekarang saatnyalah kebahagiaan itu ia tumpahkan."Lalu kenapa umi gak pernah nemui Alhesa
last updateLast Updated : 2022-08-10
Read more

Gadis yang Berbeda

"Di mana Ali?" tanya Liana yang gelisah menunggu puteranya. Semua orang sudah kembali dari makam, tapi anak itu belum juga kelihatan."Mungkin masih di makam, Mi." Fozee menyahut. "Tadi Fozee lihat abang ngobrol sama kakek Hamdi dan Nenek sebelum mereka masuk mobil.""Apa kita susul ke sana?" tanya Liana lagi."Umi, sini aja deh. Biar Fozee yang ke sana." Gadis itu tak tega melihat ibunya kelelahan."Kamu gak papa?""Ya, nggaklah. Kan aku masih mudah dan sehat."Jawaban Fozee membuat sang ibu tersenyum. Ia bangga memiliki anak yang perhatian seperti gadis itu.Selepas Fozee pergi, Liana masih berdiri di tempatnya. Tadinya ia akan masuk, tapi ada sesuatu yang harus dikatakan pada Ali. Ia takut, jika anaknya itu bertemu lagi dengan Fay, lalu mereka semakin dekat dan saling bercerita tentang pribadi mereka. Tentu saja pesantren tempat rawan untuk keduanya, karena merasa saling kenal di luar pesantren dan keduanya memiliki ikatan keluarga, paman dan ponakan."Mi ...." Suara serak seorang
last updateLast Updated : 2022-08-10
Read more

Nama yang Sama

Selepas Fozee pergi, Liana masih berdiri di tempatnya. Tadinya ia akan masuk, tapi ada sesuatu yang harus dikatakan pada Ali. Ia takut, jika anaknya itu bertemu lagi dengan Fay, lalu mereka semakin dekat dan saling bercerita tentang pribadi mereka"Assalamualaikum," sapa Liana pada Ubed yang berada di ujung telepon."Waalaikumsalam, Mi. Ada apa? Apa sudah mau pulang?" Ubed mendadak kepikiran, kalau-kalau niatnya meminta Alhesa menemuinya akan gagal karena."Em, nggak, Bi. Mau bantu-bantu Mbak Aishwa dan santri di dapur dulu." "Oh, lalu?" "Apa Ali lagi sama Abi? Soalnya ponselnya nggak bisa dihubungi." Liana mengucap dengan gelisah."Apa mungkin masih di kuburan?""Nggak tau, Bi. Ini Fozee sedang mencari ke sana, sih. Tapi ... takutnya dia ketemu, em. Ketemu sama papanya." Wanita itu akhirnya menjelaskan kecemasan yang mengganggunya sedari tadi."Oya, soal itu ... Umi gak usah cemas, ya. Nanti kita bicarakan lagi. Biar abi ikut mencarinya sekarang." Ubed berusaha menenangkan sang ist
last updateLast Updated : 2022-08-10
Read more
PREV
1
...
1213141516
...
27
DMCA.com Protection Status