Semua Bab Ternoda sebelum Malam Pertama : Bab 121 - Bab 130

268 Bab

Menyelamatkan Hatinya

Hamdi tercenung, memperhatikan layar ponselnya yang tak kunjung tersambung dengan Liana. Lelaki itu merasa sudah gila! Jelas-jelas kamera CCTV mengatakan puterinya telah terjun ke sungai, mana mungkin bisa selamat.Dia sempat berpikir semua ini adalah ulah Bondan. Namun, bukankah kejadian ini terlalu sempurna. Bagaimana jika Bondan membunuh Liana dengan alibi bunuh diri? Mengingat bagaimana pertemuannya dengan pria itu tadi.Begitu masuk kantor polisi seorang pria menyambutnya. Lelaki berseragam dengan tag nama 'Heru Brawijaya' seolah tahu apa tujuannya datang."Mari, Pak. Biar kami bantu." Pria tersebut mengucap dengan ramah. Padahal Hamdi tidak ingin dilayani oleh orang tersebut, sebab sejak kejadian sebelumnya, dia yang ditangkap karena salah paham, melihat dengan mata kepala sendiri, oknum polisi itu tampak akrab dengan Denni. Dia takut bukannya mendapat perlindungan, justru akan dibuat strategi Bondan untuk menyakiti Liana.Dan benar firasatnya ... sekarang puterinya tinggal nam
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-08-10
Baca selengkapnya

Bersimbah Darah

"Hai, lihat! Pria itu hendak berbuat cabul pada klien!" seru salah seorang sniper yang memperhatikan pergerakan di kamar di mana Liana disekap.Seorang pria tampak membungkuk dan kurang ajar pada wanita di atas ranjang yang tak berdaya tak sadarkan diri."Bersiap!" seru rekannya yang lain. "Lihat sampai wanita itu benar-benar terdesak. Kita tak boleh gegabah!"Sniper pertama mengangguk. Mengiyakan perintah ketuanya.Sementara di seberang ruangan yang terjadi sebenarnya adalah, bahwa Jo tengah bertanggungjawab terhadap tugasnya. Seorang wanita yang berada bersama beberapa pria yang menjaganya tengah membutuhkan sesuatu."Air ..." Suara serak Liana terdengar menghiba. Jo yang mendengar suara wanita itu segera bangkit dari tempatnya duduk dan mendekat pada sosok yang tampak sangat tersiksa itu."Kamu mau minum, Nona?" Jo membuka segel botol mineral yang sempat diraihnya di atas meja.Liana tak menjawab. Ia hanya tampak begitu kelelahan sambil memejamkan mata. Dua kelopak itu terlalu ber
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-08-10
Baca selengkapnya

Abinya Alhesa

Suara tembakan terdengar beruntun, kala langkah mereka yang tengah berlari di anak-anak tangga semakin dekat mencapai lantai tiga. Ubed terus bertanya dalam hati, apa yang terjadi? Apa di dalam sana terjadi saling tembak karena cekcok sesama anggota geng. Atau Liana yang ditembak beruntun karena tak mau menuruti kemauan mereka?Sampai di depan apartemen, Jaya berhenti mendorong pintu. Dari sana, semua orang tahu, bahwa di ruangan tersebut Liana disekap. Ubed berusaha mendobrak. Namun, pintu apartemen itu terlalu besar dan kuat. Dua anak buah Mr. X bahkan tak sabar hingga menembaki rumah kunci pintu apartemen tersebut, lalu menendangnya beramai-ramai.Begitu pintu terbuka, dan kaki-kaki mereka menjejak di dalam apartemen, mata setiap orang membeliak. Darah segar bersimbah di atas ranjang dengan beberapa orang berada di sana. Sementara dua orang bersembunyi di dinding dekat jendela dengan raut ketakutan. "Liana!" teriak Indra sembari berlari, ia tak kuasa melihat kondisi adiknya. Dita
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-08-10
Baca selengkapnya

Hanya Gus Bed yang Bisa

Mata Liana terbuka perlahan. Sebelumnya ia terus dipaksa minum sesuatu secara berkala oleh orang-orang yang tak dikenalnya, hingga kepala terus terasa berat. Setidaknya selama hampir dua hari tak sadarkan diri dan tertidur, Liana mendapat istirahat dengan tak lagi menangis. Mungkin, karena sekarang dia sudah terpisah dari orang-orang jahat itu dan bersama orang-orang yang mencintainya, perlahan efek minuman itu berangsur hilang.Wanita yang masih tampak lemah tersebut melihat ke arah jendela dari ekor mata, di mana jalan, trotoar, pohon-pohon dan bangunan di luar sana ditutupi salju."Kita di mana?" tanya Liana berusaha mengangkat kepala menatap wajah Shinta."Kita di Belanda, Li. Kamu istirahat saja. Oke?" Shinta agak menjauhkan tubuh dari sahabatnya, agar."Belanda?" Liana mengalihkan pandang ke arah lain. Lalu memejam, berusaha mengingat apa yang terjadi.Saat membuka mata, ia kembali melihat pada sosok seorang pria. Sorban yang melingkar di tubuh pria tegap itu bergerak, tertiup
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-08-10
Baca selengkapnya

Tak Apa Single Parent

Indra dan Shinta sama-sama setuju agar Ubed yang menjaga Liana, karena satu-satunya yang bisa mereka percaya dan tak terpikirkan oleh Bondan adalah Gus Bed, mantan suaminya.Masih bingung akan menjawab apa, tiba-tiba ponsel Ubed berdering. Begitu lelaki itu melihatnya sebelum mengangkat, ternyata panggilan dari budenya, Arina."Hallo, assalamualaikum, Bude?" sapanya. Ia lalu terdiam setelah mendengar balasan salam dan kabar yang disampaikan perempuan di ujung telepon."Apa?! Kang Fay kenapa Bude?" seru Ubed yang mendapat kabar buruk dari budenya.Liana seketika mendongak. Menatap ke arah Ubed yang sedang bicara dengan ibu mertuanya lebih intens. "Ada apa dengan Kak Fay?" gumamnya. Ia terkejut begitu nama Fay disebut. Shinta yang berada di samping dan menangkap cemas yang Liana rasa seketika memegangi punggung Liana dengan dua tangannya.Mendengar kabar tak mengenakkan dari budenya mengenai Fay, Ubed pun seketika melihat pada Liana untuk mengetahui reaksi wanita itu. Seperti dugaannya,
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-08-10
Baca selengkapnya

Jatuh Cinta

Seorang wanita datang tergesa ke arah Bondan memberikan benda yang menghubungkan dengan orang di ujung telepon."Siapa?" tanya Bondan."Katanya Bos BB." Wanita seksi tersebut menjawab."Apa?!" Bos mafia itu terkejut. Ia serta merta mengambilnya ponsel yang sudah tersambung ke orang di ujung telepon.Feeling-nya buruk seketika, kala dihubungi musuh bebuyutannya itu. "Hallo," sapa Bondan."Aku hanya ingin memberitahu bos besar ini, bahwa tak ada satu pun yang aku sisakan dari mereka. Semua kutimbun tanah bersalju." Orang di seberang yang tak lain adalah Mr. X bicara dingin diikuti seringai kemenangan. "A-pa? Apa maksudmu?" tanya Bondan kemudian. Pikiran pria itu berkeliaran ke mana-mana. Baru saja akan merencanakan ke Belanda, kenapa tiba-tiba musuhnya itu mengatakan mengubur tanah bersalju. Bondan tampak berpikir, sementara orang di ujung telepon memilih pamit."Pikirkan itu! Jangan terlalu bergairah pada wanita biar tak telmi kau!" Lagi, Mr. X menyeringai sebelum menutup teleponnya.
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-08-10
Baca selengkapnya

Pengadilan Agama

"Kamu jadi berangkat besok, Fay?" tanya Arina yang berdiri menatap puteranya mengemas pakaian."Em," sahut Fay mengangguk, lalu menatap sang mama sejenak dengan sebuah senyuman. Agar wanita itu merasa diperhatikan ucapannya. Lalu matanya kembali menatap pakaian yang sudah ia susun di atas ranjang."Biar mama saja." Arina bergerak dan ikut duduk di sisi ranjang. Mengambil baju-baju milik puteranya dan menyusun di dalam koper kecil. Ingatannya melayang pada kejadian tiga bulan lalu di rumah sakit. Kala ia membuka ponsel dan muncul notif dari keluarga pesantren, 'Berita Viral' seorang wanita yang bunuh diri karena diceraikan suami. Arina sempat syok menatap layar ponselnya, hingga ia terhenyak kala Fay memanggil."Ma, ada apa? Kenapa wajah mama pucat pasi gitu?" tanya Fay yang berada di atas ranjang pasien."Em, gak apa-apa, Fay. Mama hanya sedikit gak enak badan." Arina memijat tengkuk belakang, berpura-pura di depan Fay."Mama pasti terlalu capek ngurus aku." Fay mendesah dengan mena
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-08-10
Baca selengkapnya

Kehidupan Baru

"Maafkan, saya Mas Fay. Hari di mana kabar meninggalnya istri Mas, saya sedang liqo di luar kota. Dan ketika saya menelepon, nomor Mas Fay tidak aktif." Kiai Hanafi mengucap keprihatinannya."Sebentar Yai, maksudnya bagaimana?" Fay sampai menghentikan langkah. Terkejut dengan pernyataan gurunya."Soal istri Mas Fay yang meninggal," sahut lelaki yang sebagian rambutnya telah tampak memutih."Istri saya meninggal?!" Fay ingin memperjelas dengan melebarkan mata. Reaksi pria itu tentu saja mengundang keheranan dari guru yang berjalan bersisian dengannya."Kenapa Mas Fay terkejut begitu?" Kiai yang menghentikan langkah bertanya serius pada Fay. Nampaknya pria itu syok dengan pernyataannya."Em, saya baru datang dari Belanda, Yai. Itu kenapa saya diantar seorang sopir taksi online ke mari." Fay menunjuk sebuah mobil yang parkir di halaman masjid, tak jauh dari tempat mereka berdiri. Lalu ada seseorang yang duduk di kursi kemudi menunggunya.Lelaki itu seolah masih mampu menerangkan mengenai
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-08-10
Baca selengkapnya

SEASON 4 : Pernikahan Rahasia

"Sudah bangun?" tanya lelaki yang tengah menggulung sajadah. Seperti malam-malam biasa, ia selalu bangun di jam 03.30. Melakukan sholat malam dan bermunajat. Dengan begitu hatinya merasa terjaga."Huum, Sayang." Liana menjawab. Wajah polos dengan mata yang masih agak berat karena baru terbangun itu dihiasi senyum manis yang dilempar untuk sang suami."Aku sudah selesai. Tadinya mau ngajak jamaah, tapi gak tega lihat Umi yang terlihat sangat kelelahan." Lelaki dengan wajah segar itu membalas senyum wanitanya.Jelas saja tak tega. Liana bahkan hanya menggunakan sekitar tiga jam untuk bisa terlelap di samping Ali dan Fozee bungsunya yang masih berusia enam bulan."Ya." Liana menyahut sambil menggeser tubuhnya perlahan dari pulasnya si kecil yang menjadikan tangannya sebagai alas kepala. Tadinya Fozee menyusu pada sang ibu hingga benar-benar terlelap. Begitu kenyang, Liana yang kembali menutup pakaian depannya, memejam tanpa berani menarik tangannya. Khawatir gadis kecilnya terbangun. Se
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-08-10
Baca selengkapnya

Sangat Ingin ke Pesantren

"Wanita bercadar? Tuan Muda?" Bondan menelengkan kepala. Berusaha mencerna apa yang Rendy katakan. "Iya, Bos. Ada wanita bercadar dan Tuan Muda." Rendy mengulang ucapannya."Tuan Muda siapa?" "Itu ... em, anak Bos yang sedang bersama Bu Shinta," jawabnya."Ouh. Maksudmu Kalila, dia perempuan. Panggil Non Kalila." Kini dia memahami maksud anak buahnya tersebut "Eh, ya Bos. Maafkan karena saya masih baru. Saya pikir anak Bos adalah anak laki-laki, soalnya pakai jaket, levis dan sepatu sport." Rendy meringis. Merasa tak enak telah menyebut anak perempuan bosnya sebagai anak laki-laki."Yah, Shinta hanya ingin anaknya nyaman berada di tempat bermain. Ya, sudahlah. Lalu bagaimana dengan wanita bercadar? Apa mereka tampak sangat akrab?" Fokus Bondan kembali pada seseorang yang ditemui Shinta. Setidaknya dengan begitu ia bisa menemukan kelemahan wanita yang terus saja meminta cerai itu.Ia lalu ingat wajah Shinta yang membuatnya muak, tapi tak mampu melepas wanita itu. Wanita yang bertah
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-08-10
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1112131415
...
27
DMCA.com Protection Status