Mata Liana terbuka perlahan. Sebelumnya ia terus dipaksa minum sesuatu secara berkala oleh orang-orang yang tak dikenalnya, hingga kepala terus terasa berat. Setidaknya selama hampir dua hari tak sadarkan diri dan tertidur, Liana mendapat istirahat dengan tak lagi menangis. Mungkin, karena sekarang dia sudah terpisah dari orang-orang jahat itu dan bersama orang-orang yang mencintainya, perlahan efek minuman itu berangsur hilang.Wanita yang masih tampak lemah tersebut melihat ke arah jendela dari ekor mata, di mana jalan, trotoar, pohon-pohon dan bangunan di luar sana ditutupi salju."Kita di mana?" tanya Liana berusaha mengangkat kepala menatap wajah Shinta."Kita di Belanda, Li. Kamu istirahat saja. Oke?" Shinta agak menjauhkan tubuh dari sahabatnya, agar."Belanda?" Liana mengalihkan pandang ke arah lain. Lalu memejam, berusaha mengingat apa yang terjadi.Saat membuka mata, ia kembali melihat pada sosok seorang pria. Sorban yang melingkar di tubuh pria tegap itu bergerak, tertiup
Terakhir Diperbarui : 2022-08-10 Baca selengkapnya