Semua Bab Ternoda sebelum Malam Pertama : Bab 101 - Bab 110

268 Bab

Cerai Lagi

"Apa?" Ubed memicingkan mata. Lalu disambut anggukan Fay, yang menegaskan bahwa ucapannya adalah serius."Tapi kenapa?" Ubed tampak tak mengerti. Namun, justru reaksi lelaki itu membuat Fay bingung. Bukannya harusnya Ubed senang dan menyambut usulnya dengan antusias. Tapi seolah kini semua berkebalikan."Kenapa?" Fay bertanya balik."Iya, kenapa aku harus menceraikan Raudah? Dan kenap pula aku harus menikahi Liana? Dia istrimu? Apa bisa pernikahan dipermainkan semudah itu, Kang?" Ubed merasa tak habis pikir dengan jalan pikiran sepupunya."Tapi ... bukankah kamu senang sekarang? Liana ingin kembali padamu dan membenciku?" Fay mengungkapkan keherananannya atas reaksi Ubed."Baru sekarang Kang Fay menyadarinya?" Ubed melengos sebentar. Lalu mengaduk jus dalam gelas yang mulai berpendar.Fay terdiam. Terus terang, harga dirinya terusik. Ia merasa diremehkan oleh mantan suami Liana."Aku selalu diam, sejak kali pertama Kang Fay mendekati Liana, bahkan dia masih istriku hari itu," ucap Ub
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-08-10
Baca selengkapnya

Perkara yang Allah Benci

Ponsel Fay yang terletak di nakas berdering, hingga ia dan sang mama menoleh ke sana. Perlahan lelaki itu mendekat dan meraih benda pipih miliknya. Sementara sang mama masih bergeming dengan wajah syok, karena pada akhirnya ia harus rela melihat anaknya berpisah dengan wanita yang sangat dicintainya.Fay mendesah kala, nomor yang menghubungi adalah milik Indra, kakak iparnya. Setelah tadi Indra hanya diam dan tak menanyakan apa pun mengenai hubungannya dengan Liana, sekarang dia pasti ingin tahu. Terlebih, saat Liana kini bercerita pada keluarganya. Mereka semua pasti meminta penjelasan.Perlahan lelaki yang tengah gamang itu mengklik icon hijau di layar ponselnya."Hallo, assalamualaikum." Suara Indra di ujung telepon terdengar."Waalaikumsalam, Mas." Fay menjawab pelan. Sementara sang mama yang melihatnya tampak cemas.Dalam gelisah, ia terus berdoa yang terbaik untuk putera semata wayangnya. Untuk kebahagiaan dan keutuhan rumah tangganya. Fay memang pernah bersalah, tapi dia juga
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-08-10
Baca selengkapnya

Ingin Sendiri Saja

Tangan Fay mengetuk pelan pintu rumah keluarga Liana. Ia berdiri, menunggu dengan hati berdebar, hingga ia merasa perlu beberapa kali mengembus napas berat. Barangkali dengan begitu bisa menekan sesuatu yang berdentum dalam dada."Assalamualaikum," ucapnya kemudian."Waalaikumsalam." Tak lama suara berat abah Liana mendekat ke arah pintu.Fay tersenyum kala melihat abah mertua di hadapan. Namun, ada yang terasa tak mengenakkan baginya. Wajah tua abah Liana terlihat bingung. Sebuah senyum yang tampak dipaksakan. Ada apa ini? Begitu menoleh untuk mencari tahu apa yang terjadi, Fay melihat Ubed sudah duduk dengan tenang di samping Indra, di ruang tamu. Juga ada ibu mertuanya di seberang mereka.Hati Fay tersentak, lantas mulai mempertanyakan banyak hal di kepala. Karena kehadiran Ubed bisa saja sebuah tanda bahwa telah terjadi sesuatu. Mungkinkah lelaki itu sudah bicara serius dengan Liana dan keluarganya? Apa Liana ingin bertemu dan kembali padanya?Ubed yang menatap Fay juga tampak ta
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-08-10
Baca selengkapnya

Tidak Ada yang Curang

Fay mengerjap ketika terbangun dari tidurnya. Matanya samar-samar melihat angka 00.30 di pergelangan tangan kala ia berusaha melihatnya kemudian. "Tengah malam?" gumamnya. Kala akan bangkit, didapati selimut menutup tubuh.Dahinya mengernyit, siapa yang menyelimuti tubuhnya? Abah? Ibu? Indra? Tidak mungkin. Hanya Liana yang tahu dia tidak kuat dingin. Di tatap pintu kamar Liana yang sedikit terbuka, pertanda seseorang telah keluar dari sana. Kamar tersebut menjadi sumber penerangan untuk ruangan tempatnya meringkuk dalam lelap. Fay yang tadi tak mendapat jawaban saat mengetuk kamar sang istri, memilih tidur di sofa yang mengarah ke jendela besar di lantai dua. Di mana tempat itu persis di depan kamar Liana. Dari sini, jika gorden disibak, kegiatan orang-orang di tepian jalan terlihat meski tak begitu jelas. Atau cahaya malam yang menerangi ruangan kala lampu di matikan.Fay tak membuang waktu. Ini adalah kode. Liana tak membiarkannya kedinginan, artinya wanita itu tak sedang marah
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-08-10
Baca selengkapnya

Aku Menemukanmu

Kejadian sebelumnya ....Raudah bangkit karena merasa harus menuruti apa yang ada dalam pikirannya. Ia kembali kalut."Ada apa, Ukh?" tanya Atikah yang ikut bereaksi atas sikap Raudah yang aneh."Em, kita pulang saja, Mbak," ucapnya cemas."Lho, kenapa? Sebentar lagi juga Gus Bed datang." Atikah menatap benda yang melingkar di tangan kirinya."Em, iya. Tapi sus* saya sudah sakit, Mbak. Kasihan Gazza." Raudah mengucap dengan nada panik. Ia berkilah. Sebenarnya sekarang ini ia belum siap bertemu dengan sang suami. Tak sanggup bicara langsung. Bagaimana jika Gus Bed mencecarnya dengan banyak pertanyaan. Lelaki yang ia kenal dingin itu, akan mengorek semua info jika terjadi masalah besar yang berdampak dalam segala hal. Raudah belum siap dengan semua itu. Menatap mata elang sang suami. Menjawab pertanyaan-pertanyaannya, lalu dituntut untuk tetap tinggal. Semua itu akan membuat Raudah lemah, dan urung meminta cerai. Sedang memaksa hidup bersama akan membahayakan semua orang."Jadi?" Atik
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-08-10
Baca selengkapnya

Mual

Arina hanya bisa berdiri di depan pintu kamar puteranya, menatap seseorang di atas ranjang yang meringkuk di bawah selimut. Wanita paruh baya itu mendekat ke kamar Fay setiap kali dering alarm dari ponsel anaknya berbunyi. Anehnya, Fay bergeming. Membiarkan ponsel itu terus berbunyi hingga mati sendiri.Setelah pulang dari rumah mertuanya semalam, lelaki itu sama sekali tak keluar kamar. Untung saja, pintunya tidak dikunci dari dalam, hingga ia bisa mengantar makanan. Dan ia lega sebab piring dan gelas yang diambil setelahnya tampak berkurang isinya, meski tak habis seluruh.Wanita itu mendesah. Ia tak mau terjadi sesuatu pada Fay, seperti yang menimpa papanya dulu. Di mana suaminya terkena serangan jantung mendadak, akibat seringnya mendapat tekanan batin sebelum itu. Ia melirik ke atas nakas ruang tengah, di mana bend pipih miliknya sendiri tergeletak. Muncul sebuah rencana dalam benaknya kala melihat benda tersebut.__________Dua pria yang memakai seragam satpam menatap Gus Bed de
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-08-10
Baca selengkapnya

Air Mata Liana

Arina menghambur memeluk Liana ketika melihat menantunya itu datang. Bahkan Liana belum sempat meraih tangan sang mertua untuk dicium punggungnya. Entah kenapa, ia merasa sangat bersalah atas semua kejadian ini. Merasa gagal mendidik seorang putera kembali muncul, hingga ia perlu merasa malu, terlebih di depan kedua orang tua Liana. Meski kenyataannya, Fay sudah berubah sekarang. Sangat berubah."Bagaimana kabarmu, Li? Maafkan mama, tak mengerti apa pun yang kamu alami." Air mata Arina menitik, semakin lama semakin deras. Hingga jejaknya memenuhi pipi dan membasahi kerudung Liana. "Liana baik, Ma." Suara Liana tercekat di kerongkongan. Ia tak mengerti kata apa yang tepat untuk menjawab simpati wanita yang wajahnya mulai muncul beberapa keriput itu."Maafkan mama Li." Arina menyeka air mata seraya mendorong tubuh Liana perlahan. Ia bisa melihat kesedihan di wajah menantunya meski mata itu tertutup oleh kacamata hitam.Liana mengangguk lalu ada sesuatu yang mendorongnya untuk mengelua
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-08-10
Baca selengkapnya

Fay ...?

"Li ingin berkumpul dengan Alhesa, Ma. Juga, em, juga ... kembali pada suami Liana," ucapnya dengan air mata yang berjatuhan.Tanpa sadar Arina pun berderaian air mata. Akhirnya ia mendengar langsung dari mulut menantunya. Meski ia sudah mengira, tetap saja merasa sakit dan sedih atas ungkapan Liana secara langsung."Tapi Li, di luar semua kesalahan Fay yang diakuinya. Bukankah dia sudah berubah, dia berusaha keras jadi orang baik. Bahkan mengalah, dengan menjauh dari kehidupanmu dan Ubed." Arina yang sempat memaku dengan deraian air mata, memberanikan diri bicara demi anaknya. Liana menunduk. Hatinya teremas sakit. Ia bahkan tak mengerti bagaimana cara membendung air mata yang menganak sungai di wajahnya. Mungkin memang benar apa yang Arina katakan? Tapi bagaimana dengan Alhesa? Dia korban dari orang dewasa yang berselisih. Lalu Gus Bed? Dia yang sudah banyak didustai dan disakiti. Pria itu bahkan sempat menarik saat Liana meminta Raudah kata-katanya agar memilih bercerai atau dimad
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-08-10
Baca selengkapnya

Kejutan

Keduanya bersalaman, layaknya dua orang muslim yang bersaudara, yang seburuk apa pun suasana hatinya, mereka tetap menjunjung ukhuwah dan membuang jauh permusuhan.❤❤❤"Alhesa punya masa depan yang panjang, Li. Tapi anakku ... mama bahkan tak yakin dia bisa hidup sampai tahun depan." Arina mengucap nyaris tak terdengar. Dan ucapan itu terus terngiang di telinga Liana.Bayangan ketika Arina mengangguk juga tak lepas dari ingatannya kala menjawab pertanyaan yang membuat dadanya sesak."Ya, meski mama tak yakin, Li. Tapi dia punya riwayat trauma setelah kalian putus, mama takut setelah kamu pergi lagi dia akan gila." Arina menangis sesenggukan. Sementara Liana hanya membeku dengan air mata yang tak hentinya keluar."Belakangan, Fay memegangi dadanya ... dan mama langsung ingat papanya meninggal karena serangan jantung. Sebagai ibu kamu pasti tahu kekhawatiran mama seperti apa kan, Li?" Arina terus berkata-kata. Hanya ini yang bisa ia lakukan untuk mempengaruhi Liana. Bisa jadi ini pula p
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-08-10
Baca selengkapnya

Jangan Kembali tanpa Keyakinan

Terkadang manusia itu harus dicambuk keras agar sadar, bahwa apa yang diperbuat telah menyakiti orang lain, dan hal itu jelas adalah sesuatu yang salah. ❤❤❤Dahi Ubed berkerut melihat kedatangan pemilik pesantren.Habib kembali datang pada Ubed dengan wajah tegang, tapi juga lelah. Putera Kiai Abdullah itu bahkan sampai bangkit, karena tak sabar mendengar apa yang terjadi."Ada apa, Khi?" tanya Ubed dengan tatapan menyelidik pada Habib."Sebaiknya, Gus menyerah dan jangan pernah kembali ke pesantren ini jika tujuan Gus adalah meminta Raudah dan Ghazi kembali." Habib bicara ke intinya."Jadi ... Raudah menolak kembali?" tanya Ubed tak percaya. Bagaimana mungkin dia yang sudah membawa solusi, agar mereka tetap bisa bersama, bisa ditolak mentah-mentah.Habib mengangguk. Hal itu sontak membuat Ubed lemas dan meluruhkan diri ke kursi dengan pandangan nanar karena kecewa. "Sekuat apa pun, Raudah adalah seorang wanita." Ucapan Habib itu sontak membuat Ubed mendongak, menatap lelaki yang k
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-08-10
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
910111213
...
27
DMCA.com Protection Status