Resti menarik nafas, dia memandangku, kemudian kembali membuka mulutnya. “Kurasa Josie dijebak,” kata Resti. “Maksud kamu?” tanyaku dengan kening mengkerut. “Waktu Josie datang malam itu, sudah hampir jam satu. Dia lemas dan lunglai, tak bisa berkata apa-apa. Ibu Rani mengatakan Josie mabuk. Jadi malam itu dia tidak bisa ditanya dari mana dan melakukan apa. Tapi foto Josie dengan cowok di kafe, menjadi bukti apa yang Josie lakukan di luar.” Resti mulai menjelaskan. “Josie sendirian?” Aku tidak percaya mendengar yang Resti katakan. “Aku akan mulai dari awal, Pak Bos dengar dulu. Jangan menyela, jangan emosi.” Resti melihat padaku dengan tatapan sedih. Ketegangan dari raut mukanya belum hilang. “Oke, lanjutkan,” ucapku. Dadaku bergemuruh. Apa yang Resti katakan membuat aku tidak karuan. Tidak percaya mendengar kabar itu. “Sore itu kami jalan ke Malioboro, rame-rame. Di sana padat sekali. Aku akhirnya jalan terpisah dengan Josie, karena menemani Doan. Aku pikir Josie, Hetty, dan be
Terakhir Diperbarui : 2022-10-17 Baca selengkapnya