All Chapters of Sibunian Tongga - Kitab 2: Teratai Abadi: Chapter 121 - Chapter 130

341 Chapters

Cemburu

Akhirali masih memapah dan menahan Sabai Nan Manih dari belakang, tatapan mereka saling bertemu. Meski tanpa kata yang terucap namun keduanya saling mengagumi satu sama lain, ada satu hal yang tidak dimengerti oleh orang lain yang tercetus di dalam hati mereka masing-masing pada saat sekarang ini.“Ermm, kau sudah bisa melepaskanku.”“Oh, maaf,” Akhirali tersipu dan melepaskan rangkulannya dari bahu Sabai.Simpai Gilo, Datuk Paduko Rajo dan keempat pengawalnya mendekati kedua orang tersebut.Seorang pengawal sang raja langsung memeriksa kondisi jasad si Baluik Ameh Sungai Rokan, sementara Simpai Gilo meraih Keris Tumbal Nyawa yang tergeletak tidak jauh dari posisi si Baluik Ameh terkapar.Si pengawal tidak menemukan adanya luka berarti di jasad si Baluik Ameh, hanya luka memar di kebiru-biruan di pertengahan dadanya saja.“Bagaimana?” tanya sang raja.“Dia sudah tewas,” ujar sang pengawal sembari kembali berdiri.“Jurus yang mengerikan,” gumam sang raja.Lalu tatapan semua orang tertu
last updateLast Updated : 2022-10-24
Read more

Alasan Tersendiri

Semua mata tertuju pada Akhirali, dan dia masih saja tersenyum manis, semanis wajahnya.Seorang pengawal sang raja maju ke depan, dan berkata, “Jangan menjatuhkan marwah Datuk Paduko Rajo!”Sang raja mengangkat satu tangannya, membuat sang pengawal menundukkan kepalanya.Bagi sang raja sendiri, jika si pria pendek itu menolak, berarti ia akan ada kesempatan berduaan saja dengan Sabai Nan Manih. Sedangkan kehadiran Simpai Gilo alias si Kaciak Lidi bukanlah satu masalah, pikirnya. Sebab, dia tidak tahu apa yang sesungguhnya pernah terjadi di antara si Simpai Gilo dan kakak seperguruannya itu.Bisa dibilang, dengan Akhirali menolak, itu berarti sang raja memiliki peluang besar mendapatkan Sabai Nan Manih.Tentu saja, ini hanya ada dalam pikirannya saja.“Katakan padaku,” ujar sang raja. “Bukankah dengan engkau mengikuti sayembara itu demi mendapatkan jabatan yang telah aku uar-uarkan sebelumnya? Lalu, mengapa menolak niat baikku? Padahal, orang-orang ini menentangku disebabkan engkau yan
last updateLast Updated : 2022-10-24
Read more

Menjadi Gila

Semenjak saat itu, si Kaciak Lidi tidak pernah lagi sama. Dia merantau ke mana tempat dan negeri mana pun yang ia suka.Lalu suatu hari, dia menemukan Sabai Nan Manih bersama dengan Akhirali di sekitar Ngarai Sianok, bahkan keduanya terlihat begitu mesra.Ketika harapan di dalam dadanya kembali muncul, Kaciak Lidi harus menerima kenyataan bahwa kakak seperguruannya itu ternyata telah menikah dengan si pria pendek tersebut. Bahkan pada saat itu, Sabai Nan Manih sedang mengandung empat bulan.Hal ini membuat hatinya semakin retak, lalu pecah berderai terhempas ke batu pualam dalam kekecewaan yang begitu dalam.Dalam kekecewaannya itu, si Kaciak Lidi mengalami banyak luka dalam sebab dia sering berlatih dengan pikiran yang tidak tenang, membuat aliran tenaga dalam di dalam tubuhnya menjadi kacau balau.Tekanan batin yang begitu kuat sebab harapan yang hancur berkeping-keping, ditambah luka dalam yang selalu terjadi setiap kali ia berlatih, membuat si Kaciak Lidi berubah sepenuhnya, bersi
last updateLast Updated : 2022-10-24
Read more

Biarlah Berputih Tulang

Dan sebagaimana dengan si Simpai Gilo sendiri, Datuk Paduko Rajo juga mengalami kekecewaan yang hampir sama. Dia yang sengaja belum menikah sangat berharap dapat mempersunting Sabai Nan Manih, bahkan dia tidak peduli sama sekali dengan perbedaan usia mereka yang sangat jauh itu.Tidak ada yang bisa dilakukan oleh sang raja ketika dia melihat gadis kecil bernama Puti Bungo Satangkai di antara Sabai Nan Manih dan Akhirali.Setelah berada di istana, si Simpai Gilo ditangani oleh tabib-tabib ternama, dan mereka berhasil membangunkannya.Akan tetapi, hal ini juga berdampak lain bagi si Simpai Gilo sendiri, sikapnya menjadi berubah semenjak ia terbangun itu. Seolah-olah, dia bukan lagi pria gila yang suka membunuh dengan kejam. Tidak. Dia terlihat jauh lebih tenang.Sabai Nan Manih dan Akhirali sama berpikir bahwa mungkin Tinju Penghancur Sukma yang membuat Simpai Gilo menjadi pingsan sangat berperan dalam perubahan sikapnya.Meskipun pada awalnya Simpai Gilo masih merasa dendam pada Akhira
last updateLast Updated : 2022-10-24
Read more

Benang Merah Puluhan Tahun

Rembang petang, dan si Simpai Gilo masih saja berdiri di tepi sungai itu sembari memandangi hutan lebat di seberang. Dan untuk sekian lama—bahkan semenjak mereka selesai makan siang tadi, Puti Bungo Satangkai hanya duduk di bangku yang sama, mengawasi si pria sepuh.Ini cukup aneh sekali, pikir sang gadis. Di hutan seberang sungai itu sepertinya ada sesorang atau sesuatu. Hanya saja, bila tidak ada hal apa pun di sisi di mana mereka berdua berada—katakanlah, seperti sebuah teriakan, maka kondisi di seberang itu terlihat sebagaimana hutan pada umumnya.Tapi bila ada satu suara teriakan saja, seseorang atau sesuatu di hutan di seberang itu akan berteriak pula. Bungo bahkan ragu bahwa yang berteriak itu adalah manusia sebab teriakan yang sebelum-sebelumnya ia dengar sangat aneh.Sebenarnya sang gadis hendak meninggalkan si Simpai Gilo di gubuk itu, dan melanjutkan perjalanannya untuk mengunjungi di mana kuburan ayahnya, Sialang Babega. Tentang di mana kuburan ibunya, Zuraya, Bungo tidak
last updateLast Updated : 2022-10-24
Read more

Tarian Sang Naga

“Sama sepertimu,” Simpai Gilo melirik ke belakang, ia tersenyum.Puti Bungo Satangkai cukup tahu diri, dia tidak lantas merasa senang dipuji oleh si pria sepuh.‘Tidak, tetua terlalu memujiku,’ ujarnya dengan bahasa isyaratnya dan disambut dengan gelak tawa oleh pria sepuh. ‘Abangku mungkin seorang sakti dan cerdas, tapi aku hanyalah aku, seorang yang masih mentah dan merah dalam rimba persilatan ini.’“Oh, gadis manis,” Simpai Gilo terkekeh sembari mengangguk-angguk. “Kau sangat menarik. Kurasa, inilah alasan mengapa kakak seperguruanku dan suaminya menurunkan kesaktian mereka kepadamu.”Dia tidak terlihat melangkah, namun tahu-tahu pria sepuh sudah berada di dekat meja, lalu duduk dengan tenang di kursi di seberang Bungo.‘Tidak, Tetua,’ Bungo tidak dapat menyembunyikan senyumannya. ‘Kurasa Tetua salah.’“Aku? Salah?” Simpai Gilo menggeleng-geleng kecil.‘Inyiak Mudo hanya kebetulan menemukan ibuku yang tengah sekarat di lembah Ngarai Sianok, dan pada saat itu, aku masih berada di d
last updateLast Updated : 2022-10-24
Read more

Permintaan Terakhir

“Akan tetapi, dengan selalu merasa bersyukur, ini jauh lebih utama, anakku,” lanjut si Simpai Gilo. “Kau harus ingat satu hal, tidak ada yang sempurna di dunia ini. Sempurna di matamu belum tentu sempurna di mata orang lain, konon pula di mata Sang Maha Pencipta.”Puti Bungo Satangkai tersenyum dan mengangguk.“Baiklah,” kata si Simpai Gilo. “Kau pasti telah banyak mendengar nasihat-nasihat serupa dari kakak seperguruanku itu, atau pula dari suaminya, bukan?”‘Benar,’ kata sang gadis dengan bahasa isryaratnya, ‘tapi nasihat dari Tetua juga sama pentingnya bagiku yang masih mentah ini.’Simpai Gilo terkekeh. “Baiklah, baiklah. Aku akan menjawab pertanyaanmu,” ia menghela napas dalam-dalam. “Di hutan di seberang sungai itu, ada seseorang yang bahkan mungkin telah mengalami penderitaan melebihi apa yang telah aku rasakan.”Bungo membelalak. Benar dugaanku, ada sesuatu di sana. Tapi, seseorang? Memangnya ada orang yang berteriak tapi justru terdengar seperti suara pekik seekor burung pema
last updateLast Updated : 2022-10-24
Read more

Akhir Sebuah Perjalanan Panjang

Semakin Puti Bungo Satangkai mencoba untuk melawan, maka semakin dahsyat cengkeraman jari-jari gaib itu terhadap tubuhnya. Dan itu juga berarti bahwa si Simpai Gilo tidak lagi dapat dibantah keinginannya.Sehingga, daripada dia harus mengalami cidera dengan perlawanannya yang tak berarti itu, maka Bungo merelakan saja apa yang hendak dilakukan pria sepuh tersebut kepada dirinya.Dan yang lebih utama, dia harus menenangkan diri, menerima aliran tenaga dalam yang besar itu di dalam tubuhnya, agar semua itu tidak menciderainya, apalagi sampai menghapus semua kesaktian yang telah ia pelajari selama puluhan tahun.Simpai Gilo berdiri dengan dengan dua tangan terjulur ke depan, telapak tangannya menempel dengan telapak tangan sang gadis, sementara sang gadis sendiri seperti menelugkup di udara, mengambang lurus tanpa dapat bergerak sama sekali, kecuali wajah yang mengernyit hebat.Tenaga dalam Simpai Gilo mengalir dan mengisi setiap bagian di dalam tubuh sang gadis, bahkan saking kuatnya te
last updateLast Updated : 2022-10-29
Read more

Seorang yang Asing

‘Semoga engkau bisa bertemu dengan Inyiak Gadih dan Inyiak Mudo di alam sana, Tetua,’ begitu doa sang gadis sembari berlutut dan menahan tangisnya. ‘Bertemu kembali dengan orang-orang yang pernah dekat denganmu, di alam keabadian.’Puti Bungo Satangkai memang tidak tersedu-sedan meskipun bahunya berguncang hebat, namun air matanya telah membasahi pipinya. Untuk beberapa lama dia masih berlutut dengan kepala tertunduk seperti itu.Setelah pikiran dan perasaannya jauh lebih tenang, dia berdiri, menatap sekali lagi gubuk yang hanya akan dimakan waktu nantinya itu sebelum akhirnya memutar badan, melangkah mendekati tepian sungai.Dia memandang ke hutan di seberang, mencoba menelisik dengan pandangannya. Seseorang yang entah seperti apa di seberang sana adalah permintaan terakhir dari si Simpai Gilo.Namun sang gadis sedikit menjadi ragu. Masalahnya, Simpai Gilo belum sempat mengatakan apa pun tentang apa yang harus ia lakukan pada seseorang tersebut nantinya.Hanya saja, lantaran dia suda
last updateLast Updated : 2022-10-29
Read more

Hati yang Merana

Setelah mempertimbangkan baik-buruknya, Puti Bungo Satangkai memutuskan untuk turun dari pohon itu, keluar dari persembunyiannya. Tentu saja, dengan tetap waspada. Lagi pula, jika benar pria dengan kulit sangat putih itu sangat sakti, itu artinya dia sudah mengetahui kehadiran Bungo di sana.Dengan menjaga jaraknya, sang gadis akhirnya berdiri dua langkah di samping kanan pria tersebut.Pria itu mungkin memang menyadari kehadiran seseorang di dekatnya, namun dia tidak menghiraukan itu, dia tetap berlutut di sana dengan kepala tertunduk, dan wajah yang tertutup rambut panjangnya.Bungo sungguh merasa kasihan kepada si pria. Keadaannya benar-benar menyedihkan, bahkan tulang rusuknya seperti menonjol sebab dia kehilangan banyak daging di tubuhnya.‘Oh, Dewa Yang Agung… Lagi-lagi tentang cinta, kehilangan seorang yang sangat berharga, sangat menyakitkan!’Meskipun Bungo belum mengetahui apakah cinta yang ia maksudkan itu tentang perasaan terhadap lawan jenis, kepada orang tua, anak, atau
last updateLast Updated : 2022-10-29
Read more
PREV
1
...
1112131415
...
35
DMCA.com Protection Status