Home / Romansa / Antara Dilema & Cinta / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Antara Dilema & Cinta: Chapter 31 - Chapter 40

140 Chapters

31. Nicho & Gracia Kecil

Daripada ia harus berdebat lebih jauh lagi. Nicho memilih untuk mengalah. Sebenarnya, ia agak kelewatan memberikan pekerjaan yang banyak. Tapi, jika mau sukses, Gracia harus cepat belajar untuk melakukan pekerjaan ini semua, supaya kelak ia bisa menjadi pendamping hidup sekaligus partner kerjanya. Apalagi, ia masih mengingat dengan jelas cita-cita Gracia kecil.Panas kian terik saat jam menunjukkan pukul 13.00. Gracia kecil yang saat itu duduk di bangku kelas 6 SD menunggu papanya untuk dijemput pulang. Ia menunggu di pos satpam. Semua teman sekelasnya sudah pulang semuanya. Tinggal kakak kelas yang masih belajar dan akan selesai setengah jam kemudian.Nicho masih belajar di kelas. Pelajaran bahasa Indonesia. Pelajaran yang membosankan baginya. Kita sudah bisa berbicara lancar dengan bahasa Indonesia, untuk apa lagi belajar? Nicho uring-uringan. Walaupun, ia duduk di pojokan paling belakang. Sesaat aja ia membenamkan wajahnya ke tangan yang ia lipat di atas me
last updateLast Updated : 2022-09-18
Read more

32. Romansa di Kancing Baju

Kantor PT Pramita nampak minimalis jika dilihat dari luar. Tapi jika dilihat dari dalam, kantornya sungguh memanfaatkan setiap detil ruangan dengan seksama. Misalnya saja rak buku di bawah tangga dan loker-loker para karyawan. Tertata rapi. Di setiap sudut ruangan juga ada tanaman hijau. Sedang di luar jendela, ditanam pohon cemara dan bambu.Taman yang berada di samping dan belakang kantor juga selalu dirawat dengan baik. Itulah juga yang membuat Nicho betah berlama-lama di kantornya. Kantor Bu Pramita yang sementara ditempatinya. Pukul 18.30. Kantor sudah sepi. Lampu di semua ruangan telah dimatikan, menyisakan lampu lorong.Tapi untuk malam ini, lagi-lagi ruangan Nicho masih terang-benderang."Ada pekerjaan yang kamu nggak ngerti?" Nicho bertanya. Gracia duduk di meja pertemuan di dalam kantor Nicho. Dua tumpuk kertas mengelilinginya."Bukannya nggak ngerti. Tapi ini loh, mengapa rata-rata semua ingin bertemu kamu di jadwal yang sama. Hari Rabu puku
last updateLast Updated : 2022-09-19
Read more

33. Kenapa Perutnya HOT?

"Kamu mau kemana?" Nicho bertanya pada Gracia. "Mau ambil motor. Kan mau pulang kan?" jawabnya polos. "Saya antar kamu pulang aja. Sudah malam.""Nanti motorku gimana?""Aman. Kan ada satpam yang bisa jaga. Bilang ke satpam nitip aja." Nicho menyarankan. Gracia memutar otaknya."Udah. Nggak usah banyak mikir. Nggak ada yang mau culik cewek galak kayak kamu.""Apa kamu bilang?" Gracia melotot, kedua punggung tangannya ditempel di pinggangnya. "Udah ah. Saya nggak mau debat sama kamu. Kamu nggak capek apa?"Nicho menggaruk-garuk kulit kepalanya yang nggak gatal sama sekali.Gracia termangu. Awalnya, ia tak menyadari kalau ternyata kancing kemeja Nicho belum ada satupun yang terkancing. Ditambah Nicho mengangkat tangannya ke atas. Membuat kemeja Nicho melambai, seakan menyapanya. Dada bidang Nicho menyelinap mengintip. Apalagi mata nakal Gracia tak bisa kompromi. Saking menikmatinya, matanya mulai menelusuri ke bawah, berhenti di pe
last updateLast Updated : 2022-09-20
Read more

34. Pulang Bersama

Malam ini Gracia dan Nicho pulang bersama."Pak, titip motornya Bu Gracia ya!""Baik pak! Hati-hati di jalan Pak Nicho, Bu Gracia." jawab salah seorang satpam. "Terima kasih pak." Gracia menjawab. Mobil Nicho keluar dari parkiran. Menuju jalanan aspal. "Keren juga bos baru kita. Baru beberapa hari menjabat. Udah dua gadis yang diantar pulang!" Satpam yang lebih muda berkomentar. "Sst.. jangan gosip. Mau dipecat sama Pak Nicho?""Amit-amit pak!"Mobil terus maju di jalanan. Sunyi meliputi mereka. Gracia terasa panas. Derap jantungnya sudah mereda, tapi kenapa dia masih belum terasa tenang. Pipinya masih terasa panas."Mobilmu kok panas banget sih?""Nggak panas seharusnya. Ini pendingin nya sudah besar.""Besarkan lagi lah!""Nggak. Ini udah malam, entar beku. Jari kamu bukannya masih terasa beku?""Sok tahu! Kenapa kamu bisa tahu? Kamu pegang-pegang ya tadi?""Nggak. Tadi kan saya pegang pergelangan tanganmu. Tak sengaja menyentuh jarimu juga, jadi saya bisa tahu. Dan bukannya ka
last updateLast Updated : 2022-09-21
Read more

35. Olahraga Malam Ini?

Gracia berjalan lambat menuju kamar tamu. Kamar tamu terletak tidak jauh dari ruang tamu. Hanya perlu berbelok ke kiri sedikit.Pintu dibukanya. Lantas didorong nya ke belakang. Tapi tak sampai tertutup rapat. Masih ada celah. "Kenapa sih, dia pakai acara nginap segala. Kalau aku nanti kelepasan gimana? Tapi tunggu deh.. kayaknya nggak mungkin juga. Nggak. Nggak. Aku baik-baik aja. Kan Nicho bukan hanya sekali pernah nginap disini. Dari kecil juga dia udah pernah nginap disini. Seharusnya nggak apa-apa. Kalau sekarang aku keluar dan menolak lagi. Yang lain bisa aja curiga. Apalagi Eric. Si kurus itu.""Memang curiga apaan?" Terdengar suara dari belakang. 'Mampus!'"Aku tanya kok malah diam. Curiga apaan?"Nicho berjalan masuk. Klik. Pintu tertutup. "Eh, ngapain kamu masuk? Keluar sana." Gracia berputar ke belakang. Kini mereka berhadapan. Cukup dekat. "Ini kan kamar aku untuk malam ini." Nicho menatap Gracia. Lebih tepatnya agak menunduk, karena lawan bicaranya ini lebih rendah d
last updateLast Updated : 2022-09-23
Read more

36. Keputusan yang Salah?

Ananta tak menyangka, saat ia keluar dari kamar, ada aroma kue yang disukainya. Ananta mencium aroma kue lapis legit. Kue yang suka disantap nya saat ia ingin makan kue yang manis-manis. "Ma, mama bikin kue lapis?" Ana bertanya dengan suara lantang. Padahal dirinya masih berjalan ke arah dapur.Kakinya saja belum sampai, tapi hidungnya sudah sampai duluan.Ia berjingkrak-jingkrak, senangnya minta ampun."Astaga. Kenapa kamu disini?" Stanley berada di dapur. Ia baru saja membantu Ibu Ana mengeluarkan kue lapis legit dari loyang. "Aku ingin bantu Tante. Biar pekerjaan cepat selesai. Lagian ini kue untukmu loh,""Ya udah. Bantu lagi sana. Aku nggak mau ganggu."Gracia keluar dari dapur. Menuju ruang tengah. Dipencet nya remot TV. Membuka saluran dengan asal. Yang penting bersuara."Tante, aku ke tempat Gracia dulu ya. Saya tinggal sebentar," Stanley melepas sarung tangan tebal yang dipakainya. "Ini juga sudah selesai," Ibu Ana berkomenta
last updateLast Updated : 2022-09-25
Read more

37. Dilema atau Cinta

Ana mengurung diri di kamarnya. Ia tak punya teman cerita untuk saat ini. Ia nggak mungkin terus-menerus merecoki kakak perempuannya. Kakaknya telah menikah. Ia telah memiliki keluarga baru, keluarga kecil yang juga menyimpan kebahagiaan dan masalahnya sendiri."Inilah yang aku takutkan. Jika suatu hari nanti, aku dan Stanley bertengkar seperti ini. Dan saat itu aku dan dia telah menjadi suami-istri, apakah aku juga akan seperti ini? Aku takut akan terus menyakiti dan mengecewakannya. Terlebih lagi aku memaksanya untuk dewasa sebelum umurnya."Ana membenamkan wajahnya di antara lengannya. Ia duduk di atas tempat tidurnya. Tok! Tok! Tok! Pintu kamarnya diketuk dari luar."Ini mama, Ana. Mama boleh masuk?"Ana mendongakkan kepalanya. Mengusap air mata di pipinya dengan jarinya. Tidak lupa ia juga menarik kembali ingusnya. Jangan sampai ingusnya bisa keluar dengan leluasa. Ia merapikan rambutnya dengan menyapu nya dengan kedua telapak tangannya. "Mas
last updateLast Updated : 2022-09-26
Read more

38. Bartender is not My Dream

Kedai Koopi.Itulah nama kedai yang dibangun Stanley dengan sekuat tenaga yang ia miliki. Terkesan berlebihan ya. Tapi memang itu kenyataannya. Dari yang awalnya sepi, sampai sekarang ramainya minta ampun."Ley, kenapa sih lesuh amat?" Gio, temannya mengomentari. Gio berada di kedai Koopi dari setengah jam yang lalu. Namun, kali ini Bella tidak ikut. Alasannya karena Bella sedang ada hal yang harus dilakukan. Stanley dan Gio duduk di tempat biasa, sofa untuk dua orang dengan di depannya ada meja rendah selutut. Sofa di depannya tak diisi orang, padahal biasanya ada Bella dan Ana."Tadi aku habis dari rumah Ana,""Bagus dong. Seharusnya kamu bahagia. Kan ketemu pacar, kecuali kalau kamu...." Gio memutar lehernya, memandang ke arah Stanley. "Nggak kan?""Yah, nggak lah. Amit-amit deh kalau gitu,""Syukurlah. Aku kira kalian putus. Jadi, masalahnya apa? Ana masih marah sama kamu?""Yah, nggak dibilang marah juga. Kami udah baikan,""Lalu?"
last updateLast Updated : 2022-09-27
Read more

39. Violla, Si Mantan

Jam menunjukkan pukul delapan malam. Kedai Koopi terus dibanjiri konsumen. Ada yang sengaja membawa laptop, ada yang berkumpul untuk bermain permainan, ada yang bersenda gurau, sampai ada yang datang bersama pasangannya. Kedai Koopi ini masih satu lantai. Lantai dua belum difungsikan. Mungkin akan segera diurus, setelah keuangannya mulai stabil. Stanley bersama seorang barista menuju ke arah seorang konsumen yang mengajukan komplain. Sebelum ia sampai ke konsumen tersebut, ia sempat mengecek gawainya.Ternyata ada sebuah notifikasi masuk ke gawainya. Dari Ananta. (Boleh, tapi seperi biasa. Jangan seharian. Aku habis terjebak dalam toilet juga. Dan ingat kita baru aja selesai berantem. Pokoknya, besok di rumah kamu harus banyak makanan. Titik.) Karena pesan dari Ana, membuatnya tersenyum. Ia senang sekali. Jarang-jarang Ana merespon dirinya se-positif ini. "Ini siapa? Yang lagi senyam-senyum ini?" Konsumen itu menunjuk Stanley dengan jari telunjuknya
last updateLast Updated : 2022-09-29
Read more

40. Melihat Langit yang Sama

"Jadi pacar bohongan aku!""Nggak. Maaf Violla. Aku sudah punya pacar. Mohon maaf aku tidak bisa bantu kamu dalam hal ini. Dan dengan tidak mengurangi rasa hormat, ini tidak sangkut pautnya dengan kejadian ini. Jika ingin minta uang kamu dikembalikan dua kali lipat, aku bisa menyanggupinya sekarang," Stanley berkata tegas untuk ini. Tanpa perlu berpikir untuk kedua kalinya."Oke, kalau nggak mau. Aku viralkan kafe kamu,""Silakan saja. Saya tidak takut. Dan perlu kamu ketahui, kerikil itu tidak seberapa adanya dibandingkan kesetiaan saya pada pacar saya,""Dasar bocil!""Apa kamu bilang?""Nggak. Aku cuman bilang kamu bocil. Jangan mentang-mentang kamu udah jadi pengusaha muda, lalu kamu bisa sombong seperti ini. Lihatlah suatu saat nanti kamu akan membutuhkan aku,""Aku nggak salah dengar? Siapa yang bocil disini? Cuman karena kerikil aja, buat heboh satu kafe. Itu apa namanya? Pengunjung saya itu sudah tahu kafe ini seperti apa dan bagaimana. Dan perlu kamu tahu, dari awal dibukanya
last updateLast Updated : 2022-09-30
Read more
PREV
123456
...
14
DMCA.com Protection Status