Home / Romansa / Pura-Pura Rebahan / Chapter 1 - Chapter 10

All Chapters of Pura-Pura Rebahan: Chapter 1 - Chapter 10

36 Chapters

Trik Jitu

#Pura_Pura_RebahanPart 1 : Trik Jitu“Vio sayang, menantu Mama yang cantik, kamu sedang apa?” Terdengar suara Mama mertua dari depan pintu.Baru saja aku hendak bangkit dari posisi wuenak, Mama mertua sudah masuk ke ruang tengah, menautkan alisanya saat melihatku yang sedang rebahan di depan televisi. Aku menarik napas lega, untung saja aku sedang tak bermain ponsel mahal yang baru kubeli dua hari yang lalu itu, kalau nggak, bisa berabe.“Eh, Mama, baru juga Vio mau ke depan bukain pintu,” ujarku sambil bangkit perlahan karena dua putriku sedang tertidur di samping.“Hmm ... Vio, Mama mau bayar arisan ini, tapi uangnya kurang dua ratus ribu, pinjam uang kamu dong!” ujarnya tanpa basa-basi lagi.“Mas Nizar cuma ngasih uang lima puluh ribu aja tadi pagi, Ma, dan itu pun udah habis buat belanja lauk pauk juga jajan anak-anak,” jawabku.“Uang kamu aja kalau gitu, Mama cuma pinjam, entar kalau udah narik arisannya, dibalikin kok,” ujar wanita berhijab kuning itu dengan sambil menadahkan t
Read more

Umpatan Suamiku

#Pura_Pura_RebahanPart 2 : Umpatan SuamikuPukul 17.00, terdengar suara motor Mas Nizar di depan rumah, segera kusimpan ponsel baruku ke dalam sarung bantal lalu kembali rebahan dengan sambil mengawasi dua putriku yang sedang bermain boneka."S1al! Anji**!!" Terdengar umpatan khas suamiku saat ia masuk ke dalam rumah."Anak-anak, main bonekanya di kamar saja!" suruhku kepada Naffa dan Aisha, dua putriku yang sedang berumur 4 dan 3 tahun."Iya, Ma," jawab keduanya serempak sembari berlarian masuk ke dalam kamar.Kutepikan bantal lusuh yang sarungnya sudah berubah warna menjadi kecoklatan karena tak pernah kucuci, biar yang lihat pada jijik sebelum menyentuhnya sebab isinya di dalamnya bisa bikin iler menetes.Aku segera ke dapur dan memanaskan makanan yang kuempetkan di lemari bawah agar terhindar dari tatapan Mbak Mona, kakak iparku yang tinggal di sebelah rumah, yang selalu meminta semua lauk-pauk dengan dalih tak sempat masak soalnya dia pedagang online yang selalu sibuk, begitu ka
Read more

Menghalu Sambil Rebahan

#Pura_Pura_RebahanPart 3 : Menghalu Sambil RebahanMenjelang siang, aku sudah selesai mengerjakan pekerjaan rumah juga menyuapi dua putriku makan. Sebelum menghalu, sholat zuhur dulu biar makin tamvan, eh! Aku memukul pelan bibir sexi ini, karena berpura-pura jadi cowok tampan di fb, aku jadi terbawa-bawa ke dunia nyata istilah itu. Abang Tamvan, itulah gelaran para fansku yang dari golongan emak-emak berdater itu. Aku sih enjoy aja mau dipanggil apa aja, asalkan mereka tetap menyukai cerita yang kubuat dengan tema-tema ringan itu.Beberapa judul cerbungku yang mendapat like ribuan yaitu Suamiku Pelit Na’adzubillah, Ibu Mertuaku Masyaallah, Ipar Tukang Minta, Tetangga Istimewa, Resiko Orang Tampan, Istri Ke-7 Ceo Tampan. Nah, dua judul terakhir itu yang paling laris, likenya 10k membuatku jungkir-balik kesenangan dan pas aku pindahin ke aplikasi, yang buka gembok sehari bisa 1k. Uwoww ... banget ‘kan, dari dua cerbung terakhir itulah para readers menganggapku benaran tampan. Bukan ma
Read more

Ponsel Bu RT

#Pura_Pura_RebahanPart 4 : Ponsel Bu RTDengan menahan debaran di dada, aku masuk ke dalam rumah. Anak-anak langsung kusuruh masuk ke kamarnya, agar tak mendengar umpat-umpatan yang akan keluar dari mulut papanya yang saat pasti tanduk dan taringnya sudah keluar pastinya. Eh, ini bukan cerita fantasi tapi cerita komedi. Pletakkk ... aku menampar pelan kedua pipi, berharap suamiku itu berubah menjadi pangeran peyayang yang tak punya urat marah.“Hmm ... Mas, ini ponsel Bu RT yang ketinggalan waktu dia numpang bobo siang di sini,” ujarku dengan sambil meraih ponsel itu.Syukurlah ... hartaku hasil menghalu masih tergeletak di atas bantal ajaib ini, aku memeluknya dengan gugup karena mata Mas Nizar menatapku tajam, setajam belati buat bunuh diri, eh!“Bu RT ... mau rebahan di atas bantal bau jigong begitu?!” Pria berkulit sawo matang memicing matanya, menatapku tak percaya.“Iya, Mas, karena bau jigong itu ... makanya dia bisa sampai ketinggalan hape, ya udah aku mau balikin ponsel Bu R
Read more

Memanjakan Diri

#Pura_Pura_RebahanPart 5 : Memanjakan Diri“Bu, ini uang untuk bayar bill makanan, aku tunggu di taxi, ya!” ujarku kepada Desi, baby sitters sewaanku seraya memalingkan pandangan dari pria yang sudah bangkit dari kursinya dan kini sudah melangkah ke arah kami.Desi menganggukkan kepala, dengan cepat aku langsung menggendong Aisha dan menggandeng tangan Naffa untuk menuju pintu keluar, sebelum Mas Nizar alias Tuan Kreb membongkar penyamaranku. Aku gagal jadi artis, karena belum bisa berakting di depan dia. Sesekali, aku menoleh ke belakang dan terlihat Mas Nizar menabrak waiters yang sedang membawa minuman, dan dia kerepotan dengan kemejanya yang basah. Aku bersyukur dalam hati karena mendapatkan kesempatan untuk menghilang.Dengan napas yang ngos-ngosan, aku masuk ke dalam taxi yang sudah kusewa untuk seharian ini. Duh, kok bisa satu restoran begini sih, untung saja makanan kami sudah habis, kalau nggak ‘kan bisa mubajir, mana jarang-jarang suka bisa makan mewah begini. Kalo ngarapin
Read more

Kakak Ipar Ajaib

#Pura_Pura_RebahanPart 6 : Kakak Ipar Ajaib“Viooo ... kok di atas meja makan kosong melompong begini sih?” teriak Mas Nizar dari arah dapur.Aku segera beranjak menuju dapur, dengan daster bolong-bolong yang terasa semakin enak untuk dipakai dari pada pakaian mewah tadi saat aku berperan jadi Vaulina, lebih enak jadi Viona Si Kang Rebahan sekalian kang halu.“Apa, Mas?” tanyaku lemah lembut saat melihat wajahnya yang terlihat merah padam.“Aku mau makan malam tapi kok nggak ada makanan begini?” Matanya membelalak seakan siap menelanku hidup-hidup.“Maaf, Mas, berasnya habis dan kamu juga nggak ada ngasih uang belanja tadi pagi,” jawabku berpura-pura menjadi istri yang lemah ala sinetron chanel udang terbang.“Terus ... kamu dan anak-anak makan apa? Kamu nggak sengaja memang mau bikin aku kelaparan ‘kan?” Nada bicaranya masih meninggi.“Aku dan anak-anak makan nasi bekas tadi malam, dibikin nasi goreng, ‘kan kata Mas makan sisa makanan yang ada dulu karena Mas tak ada uang kecil buat
Read more

Ide Gila Tuan Kreb

#Pura_Pura_RebahanPart 7 : Ide Gila Tuan Kreb‘Braaakk!!!’Terdengar suara pintu terbuka lalu ditutup dengan sangat keras, alias dibanting. Aku hanya melengos dan sudah tahu pelakunya itu, siapa lagi kalau bukan suamiku, Si Tuan Kreb alias Muhammad Nizar Iskandar, SE. Aku yang sedang rebahan di depan televisi tetap anteng saja dengan menatap sinetron chanel udang terbang, dua putriku sedang bermain boneka di kamar.“Sia1!!! Otak udang!” umpatnya sambil berlalu melewatiku yang sedang berpura-pura konsentrasi dengan tontonanku.“Vio, kopiku mana?!” teriaknya dari arah dapur.Aku bergegas bangkit dan menghampirinya yang sedang duduk di depan meja makan. Mataku langsung menyisir meja sebab kopi milik Mas Nizar sudah kusiapkan sejak dari lima menit yang lalu, dari sebelum ia nyampai rumah.“Itu, ada di depan, Mas,” ujarku dengan menunjuk gelas kopi di hadapannya.Untung saja aku ini sedang berperan jadi istri sok baik, andai berperan jadi istri bar-bar ... mungkin sudah kuguyur dia dengan
Read more

Pura-pura Ngambek

#Pura_Pura_RebahanPart 8 : Pura-Pura NgambekSudah dua hari sejak Mas Nizar mengutarakan keinginannya untuk nikah lagi demi menguasai uang gaji si manager janda itu, aku tak mau menyapanya. Setiap dia pulang kerja, aku selalu masuk kamar, walau kopi dan makanan tetap kusiapkan untuknya. Aku lagi pura-pura ngambek ini, pengen dibujuk ama Si Tuan Kreb.‘Drrttt’Ponsel jadul itu bergetar, ada sebuah sms yang masuk. Ya elah, hari gini masih aja smsan, padahal udah jamannya WhatsApp, dasar suami pelit padahal dia aja punya ponsel bagus, masa dia nggak mau beliin aku ponsel yang layak? Aku melengos kesal, walau sebenarnya aku juga udah punya ponsel baru yang lebih mahal dan bagus dari punyanya.[Viona, maafkan aku. Keluarlah dari kamar, ada sesuatu yang mau kubicarakan denganmu!]Itulah isi sms dari Si Tuan Kreb.[Apa?]Kubalas pesannya walau tanpa pulsa, biar saja beban sms ini akan dibayarkan oleh pulsanya.[Aku minta maaf, yang kemarin cuma kalau kamu setuju saja. Jangan marah lagi, bai
Read more

Tunggakan Cicilan Bank

#Pura_Pura_RebahanPart 9 : Tunggakan Cicilan BankSetelah ponsel jadulku lowbet karena terus menelepon Mas Nizar tapi tak juga disambut, kaki ini kesemutan karena kelamaan berdiri, tubuh bentolan karena digerogoti nyamuk ganjen, Aisha tertidur di gendongan, sedang Naffa tertidur tengkurap di atas motor, barulah Mas Nizar keluar dari pintu restoran itu. Wajahnya terlihat sangat letih dengan keringatan bercucuran, seperti habis lari marathon saja.“Mas, ke mana aja sih kamu?” todongku dengan wajah perang, sambil garukan bentolan di sana-sini akibat serangan wabah nyamuk.Mas Nizar hanya melengos kesal dengan sambil menggendong Naffa, putri sulung kami, lalu menyuruhku naik ke motor duluan dan setelah itu mendudukan Naffa di depanku, dia langsung naik dengan memelukkan tangan Naffa ke pinggangnya. Suamiku mulai memacu motor menuju arah pulang.Sepanjang perjalanan, aku hampir sesak napas karena aroma tak sedap yang keluar dari tubuh suamiku itu, ih ... bau sekali.“Mas, kamu ngapain tad
Read more

Ancaman Mertua

#Pura_Pura_RebahanPart 10 : Ancaman Mertua“Jadi, kamu tetap tidak mau memberikan Mbakmu pinjaman?” Mama mertua melotot.Aku tak jadi beranjak karena kakiku terjepit kakinya Mas Nizar, mau tak mau, aku akan menyaksikan perang anak-beranak ini. Kalau kubuat cerbung, judul yang tepat apa, ya? Aku mengerutkan dahi dengan memutar otak, mencari judul yang unik agar mendapat banyak like jika diposing di grup kbm fb. Ya elah, isi kepalaku ini halu semuanya. Pletak!“Maaf, Ma, Mbak Mona ... aku tak bisa memberikan pinjaman segitu banyak sebab aku juga sedang tak punya punya uang, baru juga seminggu yang lalu dirampok dua juta ama kalian,” lirih suamiku.“Oh, jadi begitu?! Main hitung-hitungan kamu sekarang, Zar?! Ingat, ya, kalau bukan karena Mama nggak nikahin kamu dengan Viona, kamu itu akan jadi bujang lapuk karena tak ada yang mau dengan kamu yang hanya lelaki kuper dan pelit! Viona ini seharga dua puluh juta senilai dengan hutang ayahnya. Kalau dinominalkan ke angka sekarang, mungkin ak
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status