Beranda / Romansa / Pura-Pura Rebahan / Bab 11 - Bab 20

Semua Bab Pura-Pura Rebahan: Bab 11 - Bab 20

36 Bab

Memilih Duit

#Pura_Pura_RebahanPart 11 : Memilih DuitHingga pukul 09.00, belum terdengar juga suara deru motor Mas Nizar. Apa ia libur hari ini? Kok nggak ke kantor, ya? Aku jadi bertanya-tanya, cemilan satu kantong plastik juga sudah ledes kueksekusi bersama dua bocil. Inilah untungnya menyembunyikan aneka cemilan di bawah ranjang biar kalo pas lapar dan tak mau keluar kamar, jadi nggak mati kelaparan.“Ma, Kakak mau pipis,” rengek Naffa, putri sulungku.Aku segera mengemasi bekas bungkus snack dan memasukkannya ke dalam kantong plastik, lalu membuka pintu kamar dan mengajak kedua putriku untuk ke dapur. Terlihat olehku, Si Tuan Crab alias Muhammad Nizar Iskandar bin Alm. Iskandar Malik itu sedang terbaring di sofa ruang tamu dengan meletakkan lengannya di atas dahi.Aku tetap menuju dapur, mengantar dua putriku untuk pipis juga sekalian mandi. Setelah itu membuat sarapan untuk kami, bikin nasi goreng dan telor mata sapi karena kedua putriku ini sukanya lauk telor saja.Setelah sarapan selesai
Baca selengkapnya

Teman Kolab

#Pura_Pura_RebahanPart 12 : Teman KolabSegera kututup mesanger, sebaiknya pura-pura nggak tahu saja. Dia pasti Cuma orang rese sebab tak ada satu pun teman atau fans dunia maya yang mengetahui jati diriku sebenarnya. Oke, Vio, kamu harus tenang. Tarik napas dari hidung dan hembuskan dari pantat, eh!“Ih, Mama kok kentut sih!” protes Naffa dengan menutup hidung dan menjauh dariku.Aku hanya nyengir menatap putri sulungku yang kini sudah pandai mengomel melihat kelakuan gak ada akhlak mamanya. Ah, dia sudah semakin besar, tahun depan udah lima tahun dan akan masuk sekolah TK. Sehat terus anak-anakku, kita akan bisa tetap hidup kok walau tanpa papa kalian, doain saja halu mamamu ini tak ada putusnya, isyallah rezeki akan selalu datang jika mau berusaha. Terkadang aku ini bisa bijak loh, rada error semenjak jadi istri Si Taun Crab saja soalnya kebanyakan makan umpatan dia.Setelah menyuapi kedua putriku makan siang, kini saatnya menghalu dengan bebas. Ide di kepalaku ini sudah menari-na
Baca selengkapnya

Saling Jaga Privasi

#Pura_Pura_RebahanPart 13 : Saling Jaga Privasi[Kamu di mana? Kok nggak nongol-nongol sih?]Dia kembali mengirimkan pesan kepadaku, aku jadi dilema antara menemuinya atau putar arah saja. Aku berusaha berpikir cepat dan menghela napas panjang. Hmm ... pulang saja deh, aku bergegas bangkit tanpa sempat menunggu pesanan datang.“Eh!” Aku malah bertabrakan dengan karyawan kafe yang sedang membawa cappucino dingin pesananku.“Maaf, Mbak ... saya tak sengaja .... “ ujar sang pelayan dengan wajah merasa bersalah melihat bagian depan pakaianku yang basah.“Tidak apa-apa, saya yang salah. Hmm ... ini saya bayar di sini saja minumannya, maaf ... saya sedang buru-buru,” ujarku terburu-buru dengan sambil meletakkan uang lima puluh ribu di atas meja.Aku membalik badan dan kini mataku malah beradu dengan pria berjaket hitam yang kemungkinan besar si pemilik akun ‘semua semu.’ Ya tuhan, wajahnya bikin meleleh. Vio, sadar, Vio! Ini bukan adegan drama Korea yang akan bertabur bunga Sakura saat kam
Baca selengkapnya

Kejutan Bikin Jengkel

#Pura_Pura_RebahanPart 14 : Kejutan Bikin JengkelJika benar permasalahan tunggakan cicilan di bank itu sudah selesai, ya udah aku mau deh pulang. Serasa jadi istri durhaka juga ninggalin suami berhari-hari begini. Kuketik sebuah pesan untuk Mas Nizar, sebab tadi telepon tiba-tiba terputus begitu saja, yang menurutku dia pasti kehabisan pulsa soalnya ku tahu, pulsa di Tuan Crab takkan lebih dari sepuluh ribu saja yang ada di ponselnya itu.[Oke, kami akan pulang. Nanti sore jemput di dekat lampu merah pukul 17.00]Kukirimkan pesan itu, lalu kembali rebahan dengan sambil tengkurap, menatap layar ponsel mahalku untuk update status biar pada fans makin kesensem. Oh iya, aku juga harus mengirimkan part 10 cerbung kolabku kepada akun ‘semua semu’ untuk meminta pendapatnya tentang tulisanku sebelum diposting di grup kepenulisan di fb.[Udah oke, postingnya entar siang aja.]Begitulah balasan pesan dari pemilik nama asli ‘Zidan’ itu.[Oke, Jeng, sippp.]Aku menahan senyum dan mengirimkan ba
Baca selengkapnya

Pengungsi Tak Tahu Diri

#Pura_Pura_RebahanPart 15 : Pengungsi Tak Tahu DiriSuasana rumah menjadi berbeda sejak hari itu, karena ada Mama mertua dan keluarga Mbak Mona. Rumah kami yang hanya berukuran 7mx9m terasa semakin sesak, apalagi mereka bertindak layaknya raja dan aku yang dijadikan babu. Beres-beres rumah dan memasak memang pekerjaanku sehari-hari, tapi sekarang pekerjaan itu malah menjadi dua kali lipat, semenjak ada pengungsi tak tahu diri ini.“Vio, cuciin baju Mama, ya!” Mama mertua meletakkan tumpukan pakaiannya saat aku sedang duduk di depan baskom cucian.Mas Nizar yang pelit nggak mau beliin mesin cuci, katanya selain harganya mahal, nanti bisa boros listrik dan air. Dasar pelit!Aku hanya melengos dan mengangguk, nyuciin baju mertua sekali-sekali bolehlah biar dapat pahala. Anggap saja aku sedang berbakti kepadanya.“Vio, cuciian bajunya Mbak Mona juga, ya!” Eh, kakak iparku yang kang minta kini malah ikut-ikutan Mama mertua juga.“Duh ... Mbak, cucian Vio udah banyak ini .... “ Aku menata
Baca selengkapnya

Truck Sampah

#Pura_Pura_RebahanPart 16 : Truck Sampah“Nizar, istri yang bisanya cuma rebahan doang ini jangan dibelain terus, ngelunjak dia!” Mama mertua ikutan mengeroyokku. “Rebahan juga setelah semua pekerjaan beres, Ma. Udah beres-beres rumah, nyuciin bajunya Mama juga tadi terus masak makan siang. Di saat anak-anak kami tidur siang, apa salahnya Vio juga ikutan rebahan?” Aku tak mau kalah, mumpung udah dibelain Mas Nizar.“Coba di saat anak-anakmu itu tidur, kamu cuciin baju Si Aldi yang disuruh Mona, ‘kan sore-sore begini nggak akan ada keributan!” ujar Mama mertua lagi dengan wajah judesnya, isshh ... ingin kulembar eek kucing rasanya.“Ma, Viona ini istrinya Nizar, menantunya Mama, dia bukan babu!” ketus suamiku itu dengan sambil menggandeng tanganku menuju kamar.Duh ... senang banget dah kalau dibelain kayak ini, entar malam tak kasih jatah tiga ronde dia, biar makin sayang. Aku duduk di tempat tidur dan menatapnya yang terlihat meraih handuk, mungkin hendak mandi. Untung ada anak-ana
Baca selengkapnya

Pemulung Cantik

#Pura_Pura_RebahanPart 17 : Pemulung Cantik“Vio, mau ke mana kamu? Jadi tidak jalan-jalannya?” teriak Mas Nizar dengan memacu pelan motornya di sebelahku yang sedang kebingungan cara untuk menghentikan truck sampah itu.Vio, berpikirlah dengan cepat, biar patah nih kaki, kagak akan bisa terkejar itu truck! Aku berusaha memutar otak yang buntu ini, agar kecerdasanku yang di bawah rata-rata ini naik level.“Mas, cepat kejar truck sampah itu!” Aku memberikan isyarat kepada suamiku itu untuk berhenti, lalu secepat kilat naik ke motornya.“Apaan sih, Vio? Kurang kerjaan sekali kamu!” jawabnya dengan ketus.“Mas, aku mau bantalku kembali,” ujarku dengan hati yang teramat sedih, seperti ditinggal pujaan hati pas sedang bertaburan bunga sakura.Bukannya memacu motornya sekencang mungkin, eh Mas Nizar malah menepikan motornya, lalu memutar kepalanya, menatapku dengan mata tajamnya.“Mas, kok berhenti sih? Itu ...bantalku ambilin .... “ rengekku kesal dengan tak dapat menahan air mata yang t
Baca selengkapnya

Keponakan Ketemu Gede

#Pura_Pura_RebahanPart 18 : Keponakan Ketemu GedeBeberapa detik kemudian, dua pria yang warna kulitnya saling bertolak belakang itu kini sudah berdiri di hadapanku. Aku meringis saat keduanya saling lirik, ya ampun ... si pemilik akun ‘semua semu’ ini kok gantengnya kebangetan gitu sih. Udah cakep, putih dan bertubuh tinggi tegap pula, dia emang idola emak-emak berdaster sepertiku.“Tante, ayo!” ujarnya dengan suara merdu dengan ekspresi sangat manis tentunya, dengan senyum yang dihiasi lesung pipi di kedua pipinya.“Eh!” Aku jadi gelagapan, sedang di sisi kananku ada si Tuan Crab yang tatapannya begitu garang dan menusuk.“Siapa dia, Vio? Kok manggil kamu Tante?” tanya Mas Nizar dengan tatapan dingin, alis tebalnya terlihat bertaut.“Hmm ... dia ... dia ... keponakan aku, Mas, hehee ... iya, dia keponakan ketemu gede, eh ... maksudnya ... keponakan yang baru ketemu setelah gede .... “ Aku menggaruk rambut kusut ini karena sudah setengah hari berada di antara tumpukan sampah.“Hahhh
Baca selengkapnya

Tante, I Love You

#Pura_Pura_RebahanPart 19 : Tante, I love you“Vioo, awas!!!” Suara Mas Nizar terdengar samar-samar, sebab aku berjalan dengan sambil menoleh ke belakang beberapa kali sampai Si calon pebinor itu masuk ke mobilnya dan kemudian berlalu.‘Brakkk’Aduuhh ... aku meringis saat kepalaku kejedot pilar teras rumah.“Sakit .... “ Aku memegangi dahi, sedang Mas Nizar hanya berkacak pinggang saja dengan tampangnya yang selalu garang itu.Ya ampun, nggak ada romantis-romantisnya, dahi istri benjol begini, dia cuma ngeliatin aja. Coba ditiupin kek atau langsung dikiss kek, iihhss ... aku memutar bola mata dan menjatuhkan diri, berpura-pura pingsan tentunya.‘Pletakkk’Aku terkapar di lantai, makanan di tanganku ikutan terjatuh juga, semoga nggak bonyok deh. Aku menarik napas napas penuh harap, berharap Mas Nizar melakukan hal romantis. Paling nggak ngasih napas buatan, eh!“Vioo!!! Kamu kenapa, hah?!” Pipiku terasa disentuh tangan kasarnya, iya tangan suamiku itu kasar soalnya sabun yang ia beli
Baca selengkapnya

Kedatangan Zidan

#Pura_Pura_RebahanPart 20 : Kedatangan ZidanPemilik akun ‘Semua Semu’ dengan nama asli Zidan Rizaldi itu mengulum senyum dengan menghela napas panjang, di kepalanya sedang membayangkan sang teman kolab yang berhasil membuat hatinya cenat-cenut tak menentu selama beberapa bulan ini. Apa yang ia hindari dan takuti terjadi juga, yaitu jatuh cinta online. Ia selalu mencibir teman-temannya yang jatuh cinta lewat dunia maya, tapi kini malah terjadi kepadanya. Padahal, ia sudah mencoba mengantisifasinya dengan membuat akun berkedok emak-emak berdaster dengan maksud agar tak ada wanita dunia maya yang jatuh cinta kepadanya yang berkeinginan terjun ke dunia literasi beberapa tahun silam.Awalnya semua berjalan lancar, sampai akhirnya ia mulai menyukai cerita-cerita yang ditulis oleh sebuah akun dengan nama ‘Samuel Ataya.’ Sebagai seseorang penulis, selain menulis, ia juga suka membaca cerita-cerita rekan seprofesinya. Saat ia mengirim permintaan pertemanan, langsung dikonfirmasi pula. Status
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234
DMCA.com Protection Status