All Chapters of Karma : Kupermalukan di Akad Nikahnya : Chapter 101 - Chapter 110

131 Chapters

sakinah

"Sa-sakinah, kau di si-sini?""Ada apa, kenapa wajahmu seperti itu?""Aku tahu kau akan marah, tapi aku bisa jelaskan ini," ucapnya gugup."Kau tahu aku akan marah? Sepertinya kau sadar bahwa klien yag ingin kau temui adalah si pelacur murahan itu!" jawabku tegas."Ma-maaf atas ketidakjujuranku, aku hanya ....""Jangan jelaskan di sini, pulanglah ke rumah dan kita akan selesaikan di sana.""Lalu kau, apa yang akan kau lakukan?""Pergilah," usirku."Aku tak mau!"Dia bersikeras, sepertinya dia tahu apa yang akan aku lakukan padaantan kekasihnya."Baik, semakin Kau bertekad untuk tidak pergi makan aku semakin curiga padamu mas," ujarku sambil melipat tangan di dada."Ayo kita pulang bersama emangnya apa yang akan kau lakukan disini?"Tanpa mau banyak bicara aku langsung masuk ke kamar Kartika dengan langkah cepat tentu saja dengan sigap Mas Didit mengejar untuk menghalangiku."Kartika beraninya kamu!" Aku berteriak sambil menarik selimut yang dia kenakan hingga terlepas dan terlempar ke
Read more

kubuka mata

Kubuka mata dan menemukan diri sudah terbaring lemah di ranjang rumah sakit, Mas Didit duduk di sisi pembaringan sambil menopang kepalanya dengan salah satu tangan dan dia terlihat susah.Aku berusaha bangkit dan Mas Didit menyadarinya, ia sigap mencegahku dan mengembalikan badanku ke pembaringan."Kamu jangan bergerak dulu keadaanmu masih lemah sayang," ujarnya lembut."Apa yang terjadi?" tanyaku sambil memegang perut."Janin yang mengalami kontraksi ya hampir saja keguguran andai Aku tidak segera membawamu ke rumah sakit dan dokter tidak memberikan pertolongan dengan cepat.""Ah, Apa gunanya juga aku mempertahankan kehamilan ini," desahku sambil meneteskan air mata."Sshhh ... Kamu nggak boleh bilang begitu, anak itu adalah anak yang sudah lama kutunggu, kita harus menjaganya," jawab Mas Didit lembut. Ia menggenggam tangan dan membelai rambutku dengan penuh kasih sayang."Aku makin terluka dengan itu Mas," jasabku terisak sedih. "Di titik ini aku lelah berjuang demi keadilan dan k
Read more

tersiksa

Pukul sepuluh malam, terdengar suara pintu ruangan yang di putar kuncinya dan sesaat kemudian dokter dan 2 orang perawat masuk lalu menyalakan pintu ruanganku."Bagaimana keadaan anda Nyonya?""Hah, mana ada rumah sakit yang menahan pasiennya dengan tangan terikat dan berada di dalam kegelapan selama beberapa jam. Aku sedang kelaparan dan juga sedang hamil, di mana rasa kemanusiaan kalian?!" sentakku."Kami datang untuk membantu Nyonya mengganti baju lalu menyuapi Nyonya makan, maafkan atas kelalaian saya dan anak buah saya," jawabnya."Lihat saja jika aku bisa keluar dari tempat ini dalam keadaan hidup aku akan membuatmu menyesal selama-lamanya," desisku melotot padanya."Jangan berkata begitu, Nyonya, semua kita lakukan untuk kesembuhan Nyonya.""Aku tahu digit tidak ingin aku sembuh tapi dia ingin aku bunuh diri karena depresi! Kau tahu kekayaanku tiga kali lipat lebih banyak daripada kekayaannya, jadi aku rasa dia pasti sedang berambisi untuk memilikinya.""Nyonya, Anda harus berf
Read more

kau sangat

"Kau sangat berani menantangku ya," desisnya sambil mendorong tubuhku hingga aku terjatuh ke kasur."Kasar sekali kau biadab, aku sedang hamil saat ini!""Siapa yang bisa menjamin itu bayiku, bukankah selama menikah denganku kau selalu bertemu Suryadi?" ujarnya sambil tertawa."Biadab ... Aku akan menuntutmu!""Tidak akan masuk penjara seorang dokter yang merawat orang gila, dan keluarga yang mengupayakan kesembuhan juga demikian," jawabnya santai."Kau keparat, aku mengutukmu mati membusuk di penjara. Kau akan dipermalukan dengan cara paling buruk karena sudah menyiksa wanita hamil dan memfitnahnya!""Cih, siapa yang tahu apa yang terjadi, sementara semua keluarga tahu bahwa kau saat ini sedang dirawat intensif karena gangguan jiwa.""Tuhan tahu kalo aku tidak gila!""Ikat kembali dia dan pastikan dia tak bangun dari ranjang itu!" perintah Mas Didit pada dokter dan perawatnya."Siap, Pak.""Janga sampai terjadi lagi insiden pencurian hp, kalo kalian masuk kemari jangan bawa ponsel k
Read more

dia datang

"Hah, tak kusangka kau bisa menemukan sakinah, bagaimana kau bisa keluar dari penjara?" tanya Mas Didit dengan sorot mata tajam, namun ia tak mampu menyembunyikan keterkejutan."Dikurung dalam benteng besi pun aku tetap akan keluar menyelamatkan Sakinah," jawab Mas Yadi sambil menodongkan sepucuk senjata."... Jangan bergerak kalian sebelum kupecahkan kepala kalian," ancamnya pada petugas kesehatan yang merayap hendak kabur dari tempat itu."Manis sekali karena kau datang untuk membela mantan istrimu, tapi, jangan sok jagoan Suryadi, ini adalah masalahku dan istriku, kau tidak berhak ikut campur, pergilah dari tempat ini dan kembalilah ke selmu, sebelum aku memberimu hukuman yang lebih berat karena sudah kabur dari penjara.""Sebelum kau melakukan itu, aku sudah membunuhmu!" Mas Yadi mendekat dengan langkah cepat, dia terlihat geram, ditambah sorot mata yang berkilat dipenuhi amarah.Mas Didit juga tidak kalah sigapnya langsung maju dan mengeluarkan senjata dari belakang kemejanya,
Read more

di ujung jalan

Aku nyaris terlempar dari mobil jeeep yang berjalan dengan kencang dan menabrak apa saja yang menghadang.Pria yang sedang mengemudi di depanku, dia mengenakan topi hitam, rambutnya dia potong cepak tipis, dan sorot mata coklatnya yang dulu pernah meneduhkan hatiku, kini terlihat berapi-api dengan apa yang terjadi. Namun di sisi lain, padaku hari ini, dia kembali menatap dengan sorot yang sama, penuh makna mendalam, seperti tatapannya dulu, ketika ia masih menjadi milikku, hanya milikku."Hati hati, Mas!" Aku menjerit ketakutan, karena kami terus diberondong tembakan senjata. Kaca belakang pecah, tapi tidak semua, suara peluru yang berdesing membentur body mobil dan teriakan para anggota Mas Didit yang menyuruh kami berhenti, aku seolah berada di perang dunia ketiga, seram sekali."Duduklah, berpegangan, aku akan membawamu keluar dari neraka ini.""Tempat apa ini?""Pulau isolasi bagi pasien gila dan rehabilitasi narkoba yang parah.""Ya Allah ..." Aku hanya mampu menangis sejadi-ja
Read more

gawat

Aku masih berada di Aku nyaris terlempar dari mobil jeeep yang berjalan dengan kencang dan menabrak apa saja yang menghadang.Pria yang sedang mengemudi di depanku, dia mengenakan topi hitam, rambutnya dia potong cepak tipis, dan sorot mata coklatnya yang dulu pernah meneduhkan hatiku, kini terlihat berapi-api dengan apa yang terjadi. Namun di sisi lain, padaku hari ini, dia kembali menatap dengan sorot yang sama, penuh makna mendalam, seperti tatapannya dulu, ketika ia masih menjadi milikku, hanya milikku."Hati hati, Mas!" Aku menjerit ketakutan, karena kami terus diberondong tembakan senjata. Kaca belakang pecah, tapi tidak semua, suara peluru yang berdesing membentur body mobil dan teriakan para anggota Mas Didit yang menyuruh kami berhenti, aku seolah berada di perang dunia ketiga, seram sekali."Duduklah, berpegangan, aku akan membawamu keluar dari neraka ini.""Tempat apa ini?""Pulau isolasi bagi pasien gila dan rehabilitasi narkoba yang parah.""Ya Allah ..." Aku hanya mamp
Read more

bersitegang

Bismillah ya Allah.Aku terus terbaring gelisah hingga hari berganti kegelapan, bagaimana anak anakku, apa yang sudah terjadi pada mereka membuatku makin sulit tenang di tempat tidur ini. Andai diri ini bisa berlari pasti aku akan melakukan sesuatu dan mencegah kemungkinan buruk secepat yang kubisa, namun apa daya, tungkai dan kaki ini seolah mati rasa, sulit bergerak dan tak kuasa menopang bobot badan.Apalagi yang bisa kulakukan selain banyak berdoa dan mengingat Allah, memohon keajaiban, semoga kedua anakku bisa lepas dari pria jahat itu.Aku khawatir Didit juga menjauhkan mereka dariku dan menyuntikkannya obat bius, hal terburuk adalah ... hal yang tidak akan dibayangkan seorang ibu di dunia ini, kemungkinan terburuknya dia akan melecehkan putriku, tapi nauzubillah, mudah-mudahan tidak.Tiba tiba pintu ruang rawatku terbuka, dua orang angota polisi masuk, mengagetkan dan cukup membuatku takut hingga terlonjak dari posisi berbaring."Apa yang kalian inginkan?""Kami akan membawa
Read more

menjemput imel

Kendaraan Jenazah rumah sakit berhenti tepat di depan rumah kami, Sirine dimatikan sejak tadi gar anak buah Mas Yadi bisa memantau keadaan rumah kami. Di sana suasana lengang dan lampu dimatikan, seperti tidak ada orang."Sepertinya rumah kosong Nyonya," bisik pria yang kuasumsikan sebagai komandan mereka."Bisa jadi Didit meminta anak anak agar tak menyalakan lampu rumah, Pak. Kita harus periksa.""Satu orang menyamar dan mengetuk ke sana!" Perintah pria itu pada anak buahnya."Siap, laksanakan." Seorang bergegas turun dan menuju halaman rumahku.Aku dan semua temannya mengintip, mencoba memastikan. Dan ternyata memang benar, tidak ada orang di sana."Bagaimana?""Siap, Kosong.""Oh baiklah, ayo naik dan kita bergegas pergi.""Tapi bisa jadi mereka dibekap di dalam Pak," sanggahku."Rumahnya terkunci dan sepi, Nyonya, mungkin kereka sudah pergi.""Pergi kemana?" tanyaku panik."Kemana anak nyonya biasanya pergi bersembunyi.""Kalo gak ke rumah nenek mereka, pasti ke rumah kami ata
Read more

apa yang

"Apa yang dilakukan pengecut sepertimu tidak lain hanya bisa mengancam orang lain dengan senjata," ujarku sinis."Jangan menguji kesabaranku Sakinah," desisnya geram."Kenapa tidak, bukankah kau punya kekuasaan dan mampu kau salah gunakan untuk melakukan apapun?""Aku benar-benar akan menghabisimu nanti!" Ia menodongkan senjatanya."Lakukan saja sekarang berapa harus ditunda?""Jadi kau sungguh menantangku?""Aku tidak pernah main-main." Kuneranikan diri menatap wajahnya yang bengis dan licik."Aku bisa melakukan apa saja untuk membuatmu menyerah!" teriakkmya mendekatkan wajah hingga mata kami saling beradu dari jarak dekat."Di mana anakku?!""Aku tidak pernah melibatkannya!""Jangan bohong! lepaskan dia sebelumkau akan menyesal!" teriakku marah, dan tak sanggup membendung emosi lagi. "Wanita bodoh ini ... mencoba mengancamku, akui saja situasi sudah tidak mendukungmu!" "Jangan meremehkanku, Didit," balasku kesal."Katakan saja yang kau inginkan adalah harta, sehingga kau rela m
Read more
PREV
1
...
91011121314
DMCA.com Protection Status