Aku nyaris terlempar dari mobil jeeep yang berjalan dengan kencang dan menabrak apa saja yang menghadang.Pria yang sedang mengemudi di depanku, dia mengenakan topi hitam, rambutnya dia potong cepak tipis, dan sorot mata coklatnya yang dulu pernah meneduhkan hatiku, kini terlihat berapi-api dengan apa yang terjadi. Namun di sisi lain, padaku hari ini, dia kembali menatap dengan sorot yang sama, penuh makna mendalam, seperti tatapannya dulu, ketika ia masih menjadi milikku, hanya milikku."Hati hati, Mas!" Aku menjerit ketakutan, karena kami terus diberondong tembakan senjata. Kaca belakang pecah, tapi tidak semua, suara peluru yang berdesing membentur body mobil dan teriakan para anggota Mas Didit yang menyuruh kami berhenti, aku seolah berada di perang dunia ketiga, seram sekali."Duduklah, berpegangan, aku akan membawamu keluar dari neraka ini.""Tempat apa ini?""Pulau isolasi bagi pasien gila dan rehabilitasi narkoba yang parah.""Ya Allah ..." Aku hanya mampu menangis sejadi-ja
Read more