Share

menjemput imel

Kendaraan Jenazah rumah sakit berhenti tepat di depan rumah kami, Sirine dimatikan sejak tadi gar anak buah Mas Yadi bisa memantau keadaan rumah kami. Di sana suasana lengang dan lampu dimatikan, seperti tidak ada orang.

"Sepertinya rumah kosong Nyonya," bisik pria yang kuasumsikan sebagai komandan mereka.

"Bisa jadi Didit meminta anak anak agar tak menyalakan lampu rumah, Pak. Kita harus periksa."

"Satu orang menyamar dan mengetuk ke sana!" Perintah pria itu pada anak buahnya.

"Siap, laksanakan." Seorang bergegas turun dan menuju halaman rumahku.

Aku dan semua temannya mengintip, mencoba memastikan. Dan ternyata memang benar, tidak ada orang di sana.

"Bagaimana?"

"Siap, Kosong."

"Oh baiklah, ayo naik dan kita bergegas pergi."

"Tapi bisa jadi mereka dibekap di dalam Pak," sanggahku.

"Rumahnya terkunci dan sepi, Nyonya, mungkin kereka sudah pergi."

"Pergi kemana?" tanyaku panik.

"Kemana anak nyonya biasanya pergi bersembunyi."

"Kalo gak ke rumah nenek mereka, pasti ke rumah kami ata
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status