Home / Urban / TUAN MUDA YANG HILANG INGATAN / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of TUAN MUDA YANG HILANG INGATAN: Chapter 81 - Chapter 90

129 Chapters

Pemuda Bodoh

Sandi mengangguk lalu mereka duduk bersama. Tak lama kemudian Sonia dan Ani datang ke makan malam itu."Duduklah Velope bangku di samping Martin masih kosong. Terima kasih atas simpatimu," jawab Sandi."Baiklah aku akan segera duduk," balas Velope yang duduk di samping Martin.Velope melihat penjepit dasi yang dipakai Martin. Sepertinya ia familiar lalu ia terus menatap penjepit dasi yang dipakai oleh Martin.Sampai ia tak sadar Sonia sudah memperhatikannya."Ahem kak Velope kenapa kamu menatap dada kak Martin seperti orang mesum. Aku tahu kalian berpacaran. Tahanlah sebentar lagi nanti kalian mampirlah ke hotel untuk bersenang-senang," celetuk Sonia."Sonia kamu tak boleh berkata seperti itu. Tidak sopan," ucap Sandi galak.Sonia mengatakan kalau memang Velope menatap dada bidang Martin dengan tatapan kemesuman. Apakah semua artis seperti itu, seperti apa yang diberitakan di televisi selalu tidak sabar menggoda lelaki yang mempunyai kedudukan, kekuasaan dan juga uang. "Mungkin juga
last updateLast Updated : 2022-06-25
Read more

Kericuhan

Kericuhan terjadi saat mereka dilawan oleh pemuda pemilik resto. Tuan muda tu sepertinya juga kuat. Mampu melawan beberapa orang pembuat onar. Tapi dia sendiri tidak mungkin mengalahkan manusia pembuat onar itu. "Hazel, Leon kamu tetap di sini temani para gadis dan mamiku. Martin ikut aku membantu pemilik resto. Sepertinya mereka sedang mencariku!" seru Sandi. "Hati-hati Sandi. Kenapa mereka tidak sabar untuk menghabisimu," ucap nyonya Lusi. Sandi mengangguk. Para sahabatnya juga sudah setuju untuk bekerja sama. Sandi menghambiri pemilik resto dan membantunya. Para berandalan itu tampak tertawa saat melihat Sandi mendekati. Karena memang Sandilah tujuan utama mereka menandatangi resto."Berdirilah tuan. Kami akan membantumu menyingkirkan berandalan ini!" seru Sandi sambil membantu pemilik resto berdiri dari jatuhnya."Terima kasih tapi aku pemilik resto ini dan harus melindungi pengunjung," ucap pemilik."Serahkan pada kami!" tegas Sandi.Para berandalan itu mengatakan pada Sandi a
last updateLast Updated : 2022-06-25
Read more

Dihadang di jalan

Sandi sudah memprediksi hal seperti ini. Seorang musuh tak akan bisa tinggal diam jika anak buahnya kalah dalam perang."Kalian tenang saja. Aku akan turun menemui mereka. Sepertinya yang mereka cari adalah aku," ucap Sandi."Jangan turun nak. Mami takut terjadi sesuatu padamu. Kenapa hidup kita menjadi seperti ini," ucap nyonya Lusi.Sandi menggelengkan kepala. Mau turun dari mobil mau hanya di dalam mobil semuanya pasti sama. Mereka tak akan melepaskan Sandi begitu saja. Ia mengatakan pada nyonya Lusi untuk tenang saja karena Sandi bisa membereskan segelintir orang itu."Mami berdoalah dengan tenang di dalam mobil. Keselamatan mami lebih penting. Biarkan aku yang mengurus mereka," ucap Sandi."Kalau begitu hati-hatilah Sandi," balas nyonya Lusi.Cobaan apa lagi yang menimpa keluarga Brawijaya. kenapa begitu datang secara tiba-tiba dan terus menerus datang menimpa keluarganya. Nyonya Lusi sedikit khawatir karena Sandi sendirian dan jumlah mereka banyak. "Mami jangan khawatir aku yak
last updateLast Updated : 2022-06-25
Read more

Aku akan menghadapinya

Ani mengatakan pada nyonya Lusi untuk tenang dahulu. Dia berjanji yang akan menghadapi kedua orang tak tahu malu itu sedangkan nyonya Lusi bisa menelepon bantuan atau share lokasi dimana tempatnya sekarang."Nyonya aku akan turun dari mobil untuk mengecoh mereka. Anda tolong tetap di mobil apapun yang terjadi agar aman," ucap Ani."Ani ini terlalu berbahaya, sepertinya mereka juga sedang merencanakan sesuatu," balas nyonya Lusi. Ani mengangguk mereka sebenarnya hanya ingin mengulur waktu dan menghadang mereka di jalan sepi sampai para musuh itu datang menangkap Ani dan keluarga Brawijaya yang ada di mobil."Nyonya tak usah khawatir mereka hanya manusia yang mudah di hadapi," ucap Ani."Ta-tapi mereka licik aku tahu mereka sudah menyiapkan rencana jahat," ucap Sonia terbata.Ani mengerti kekhawatiran nyonya Lusi dan Sonia tapi kalau mereka tak di hadapi mana mungkin bisa tahu apa yang mereka rencanakan."Percayalah padaku. Sonia kamu bisa menyetir 'kan. Pindahlah depan di bangku kemud
last updateLast Updated : 2022-06-26
Read more

Ingatanku Sudah Kembali

Tuan Toni merebut pistol dari istrinya. Ia ingin menembak langsung Ani dengan tangannya. Hatinya kesal karena menghalangi jalannnya untuk membawa Sonia dan di serahkan kepada tuan muda Robi.Brakkk!!Tangan tuan Toni di tendang Sandi yang datang tepat waktu dan pistol jadi terlempar ke arah yang jauh. "Bedebah mana yang berani menghalangi langkahku lagi?!" hujat tuan Toni lagi."Paman ini aku. Jadi kalau aku menghalangi langkahmu apakah kamu akan menembakku juga. Lawanlah aku jangan lawan perempuan yang lemah!" jawab Sandi tegas sambil meregangkan tangannya.Tuan Toni ketakutan tapi dia harus menyembunyikan ketakutannya agar musuh tak mengetahuinya."Sandi kita bosa bicarakan ini baik-baik," ucap nyonya Toni."Bicara baik-baik itu seperti apa? Kalian sudah melukai orangku jadi aku harus membalas perbuatan kalian," balas Sandi.Sandi terus mendekat ke arah paman bibinya dan mereka berjalan mundur. Semakin Sandi maju dari langkahnya mereka akan mundur agar tak terkena amukan Sandi."In
last updateLast Updated : 2022-06-26
Read more

Toni yang serakah

Sandi mengatakan kalau bibi Moli marah dia yang akan bertanggung jawab. Nyonya Lusi tidak perlu khawatir akan hal ini karena semua sudah berada dalam garis yang ditakdirkan Tuhan. Ani sudah melakukan tugasnya dengan baik. "Katakan saja yang sebenarnya tidak perlu berdusta mami. Walau pahit kita harus berkata dengan jujur," ucap Sandi. "Apakah Moli akan memaafkanku jika aku mengatakan yang sejujurnya?" tanya nyonya Lusi lagi. Sandi mengangguk tentu saja bibi Moli tidak akan marah. Semuanya sudah terjadi begitu saja. Jika marah juga tidak berguna karena tidak akan mengembalikan keadaan seperti semula. "Mami sekarang sudah larut. Ayo kita tidur dulu. Semoga besok Ani akan sadar ketika bibi Moli sampai rumah sakit," pinta Sandi. "Baiklah kalau begitu Sandi. Siapkan kamar vvip rumah sakit untuk Ani. Kita akan tidur di sana," balas nyonya Lusi. *** Jerri dan tim dari geng ular hitam menyisir semua sudut rumah Tuan Toni tanpa terkecuali. Mereka menemukan surat perjanjian dan surat
last updateLast Updated : 2022-06-26
Read more

Salah Sasaran

Sandi sangat marah dan hampir meninju Dokter dan suster yang menutup wajah Ani dengan penutup putih yang menandakan dia sudah meninggal. "Tuan muda tolong tenanglah. Sebenarnya anda salah paham," ucap Dokter yang menghindari tinjuan Sandi."Aku tak peduli dengan apa yang kamu katakan. Tapi dia adalah bagian dari kelurga kami. Jangan bercanda!" seru Sandi dengan geram.Dokter mencoba menjelaskan tapi Sandi sepertinya sudah sangat marah. Tidak menerima omongan dari luar. Wajahnya sudah sangat merah dan tidak bisa di bujuk Dokter dan suster hampir saja kualahan karenanya."Tuan muda Sandi. Tolong tuan muda tenang dan menghadap ke sebelah sini," sapa seseorang yang suaranya familiar."Bibi Moli?" Sandi menoleh ke sumber suara dan langsung memeluknya. Ia sangat rindu pada sosok itu. Walaupun sudah bertemu dengannya sekali kemarin tapi rasa rindunya masih belum usai."Tuan muda minta maaflah pada Dokter yang sudah kamu salah pahami," pinta bibi Moli.Sandi merasa malu dan menundukkan seten
last updateLast Updated : 2022-06-26
Read more

Takdir dari Tuhan.

Terri mengatakan dia tidak tahu kenapa keluarganya bisa tidak diserang. Tapi dia terus menegaskan kalau tuan Brawijaya yang mempunyai usaha besar mempunyai banyak saingan dan musuh. Sedangkan ayahnya memiliki usaha kecil jadi tidak begitu dilirik oleh orang yang besar. "Sandi kamu harus merelakan kepergian ayahmu. Semau ini adalah takdir jalan dari Tuhan bukan karena aku dan keluargaku yang membunuhnya," ucap Terri. "Takdir dari Tuhan katamu! Kalau begitu kamu akan mati di tanganku dan aku akan mengatakan itu adalah Takdir dari Tuhan yang diberkati lewat tanganku!" seru Sandi sambil mengeluarkan pistolnya. Terri ketakutan dia tidak ingin mati muda. Karena alasannya adalah dia belum menikmati segala sesuatu di dunia ini. Dia belum menemukan pasangan yang cocok untuk menikah dan menikmati hari-hari menjadi nyonya besar. "Sandi apa yang ingin kamu lakukan. Kita adalah saudara jangan bunuh aku!" tegas Terri yang masih bisa bernegosiasi. "Kita memang saudara. Tapi terkadang keluarga
last updateLast Updated : 2022-06-27
Read more

Sebuah Karma

Terri melanjutkan ceritanya atas perintah Sandi. Dia mengatakan atas desakan dan ocehan dari ibunya sang ayah nekat menjual obat-obatan terlarang. Semua itu demi nyonya Toni agar tak meninggalkannya. Tuan Toni sangat menyayangi istrinya. "Itulah sebabnya ayah nekat menjual barang terlarang itu," ucap Terri."Apa hanya ini saja yang kamu tahu?" tanya Sandi."Ayah kemudian bertemu geng sembilan naga. Orang itu sangat membenci ayahmu lalu mulai menghasut ayahku untuk melakukan tindak krimianal," jawab Terri.Tuan Toni awalnya tidak setuju tapi lagi-lagi karena bujukan dari sang istri dia menyetujuinya. Karena diiming-imingi kalau tuan Brawijaya meninggal seluruh perusahaan bisa menjadi milik Tuan Toni dan juga sang istri bisa tak marah lagi karena kesulitan ekonomi."Tapi karena setahun dua tahun bahkan lima tahun sudah menduduki posisi ini. Ayah seakan semakin tamak dan ibu juga tidak pernah puas. Sandi aku sudah memberitahumu semuanya. Tolong lepaskan aku!" seru Terri memohon pada San
last updateLast Updated : 2022-06-27
Read more

Apa kekuranganku Sandi?

Nyonya Toni membungkam mulutnya pakai kedua tangan. Ia keceplosan atas apa yang ia lakukan di masa lalu. Mau mengelak juga sekarang percuma Sandi tak akan percaya begitu saja."Kalau iya memangnya kenapa? Kamu juga tak punya bukti apapun untuk menuduhku. Omongan saja tidak akan bisa menjadikan barang bukti!" ucap nyonya Toni sambil tertawa."Tunggu saja kamu akan mati mengenaskan selesai ini," balas Sandi.Nyonya Toni menertawakan Sandi. Dia merasa menang melihat Sandi dengan wajah sedihnya. Tidak tahu apa yang ia pikirkan yang jelas ia puas membuat Sandi tertekan."Seharusnya aku membunuhmu juga lima tahun lalu. Kenapa kamu bisa kembali? Mengacaukan semua rencanaku saja!" seru nyonya Toni."Aku kembali karena akan mengambil apa yang aku punya. Masa kejayaanmu sudah habis. Jangan merasa pintar karena tanpa bantuan orang lain kamu hanya sebutir debu yang tak bernilai," balas Sandi sambil meninggalkan ruangan.Nyonya Toni menggertakkan giginya. Ia sangat kesal dengan kejadian ini. Sandi
last updateLast Updated : 2022-06-27
Read more
PREV
1
...
7891011
...
13
DMCA.com Protection Status