Sandi menggelengkan kepalanya. Di hatinya kini sudah ada Ani. Tidak mungkin ia berpaling untuk Velope sejak dulu sahabatnya mencintai wanita cantik itu. Tak mungkin dia akan berpacaran dengannya. Karena itu akan merusak persahabatannya."Velope hatiku hanya satu dan sudah terisi dengan satu nama. Aku harap kamu bahagia bersama Martin. Jangan kamu hancurkan hatinya karena mengejarku yang sudah mencontai satu wanita!" tegas Sandi."Baik. Tapi aku tak akan rela jika wanita yang kamu cintai adalah wanita yang tak punya latar belakang kuat seperti Ani yang hanya anak dari seorang bekas kepala pelayan keluargamu!" seru Velope.Sandi menghembuskan nafas kasarnya. Ia tak rela jika kekasih hatinya di hina seperti ini oleh seorang wanita yang menginginkan hatinya. Sepertinya ia harus tahu. Hati itu tak bisa dipaksakan. Velope harus mengerti itu karena sekeras apapaun ia menginginkan hati Sandi jika ia tak bisa membukanya maka akan susah baginya menerima kehadiran Velope."Velope yang namanya ha
Robi sangat kesal dengan apa yang dikatakan oleh nyonya Toni. Dia merasa nyonya terlalu bawel seakan memerintahnya untuk menghabisi Sandi. Robi tidak suka jika ada orang yang begitu teguh memerintahnya. ia mencekik leher nyonya Toni kuat. "Aku memang ingin menyingkirkan Sandi. Tapi kalau kamu meminjam tanganku untuk menghabisi Sandi karena kamu merasa berhak atas warisan orang tuanya kamu salah besar! seru Robi yang kesal mendengar alasan nyonya Toni. "Ampuni aku tuan Robi. Aku mengaku salah lepaskan aku. Aku bisa mati jika tercekik dengan kuat seperti ini. Tubuhku sudah sakit digebuki tadi oleh tahanan rendahan itu," ucap nyonya Toni lirih karena kesakitan. Robi mendorong nyonya Toni kuat sehingga terbanting ke lantai dengan keras. Nyonya Toni berteriak kesakitan lagi. Hari ini adalah hari yang sangat apes untuknya karena tiga kali tersakiti oleh orang. Tapi dia tidak akan menyerah untuk menghasut Robi yang sepertinya sudah mulai goyah hatinya. "Tuan muda Robi kenapa kamu meny
Rudi menegaskan kalau dia bukan bengong tapi memikirkan mimpi menyenangkan yang tuan muda Sandi katakan. "Tuan muda aku nggak bengong. Tapi kata tuan muda tadi mengatakan mimpi menyenangkan. Apakah selama ini merindukan belaian seorang wanita?" tanya Rudi."Rudi cobalah fokus. Kenapa pikiranmu sangat kotor! Aku memimpikan papiku jadi aku katakan kalau aku sedang mimpi menyenangkan. Senang karena mimpi bertemu papiku!" jawab Sandi tegas.Rudi menggaruk kepalanya lalu tersenyum. Jadi bukan mimpi yang seperti ia pikirkan. Dia meminta maaf pada Sandi karena salah menebak. Untung dia belum membawa wanita ke kamar tuan mudanya. Bisa-bisa nanti wanita itu dibunuh olehnya."Itu karena tuan muda tidak mengatakan secara menyeluruh jadi pikiranku melayang ke arah sana," balas Rudi."Baiklah aku akan maafkan kamu. Bagaimana tugas yang aku berikan?" tanya Sandi.Tugas yang diberikan Sandi tentu sudah ia selesaikan dengan mudah. Saat ini tinggal menunggu pergerakan dari musuh saja. "Sekarang kita
Jerri mengatakan kalau geng sembilan naga sudah bergerak. Mereka sudah menculik gadis yang mereka kira adalah Ani. Mereka membawa gadis pengganti itu ke suatu tempat wilayah mereka yang jauh dari keramaian. "Geng sembilan naga sudah membawa gadis pengganti yang mereka kira itu adalah Ani," ucap Jerri. "Bagus kalau begitu kita pantau saja pergerakan mereka," balas Sandi sambil berjalan dengan girang menuju mobilnya. Brak! Seseorang menabraknya karena terburu-buru berjalan menuju dalam gedung. Sandi melihat wajah siapa orang yang menabraknya. Bukannya minta maaf dia marah kepada Sandi karena menghalangi jalannya. "Apa kamu tidak punya mata jalanan selebar ini masih bisa menabrakku?" tanya seorang yang berburu-buru itu. "Tuan muda Robi kamu yang berjalan terburu-buru tapi menyalahkan aku. Jalanan selebar ini kamu masih menabrakku apa kamu tak punya mata untuk melihat," jawab Sandi membalikkan pertanyaan Robi. Robi menyeringai tipis kenapa dia bisa bertemu dengan musuh bebuyutanny
Ani mencemaskan Sandi yang saat ini pasti sedang kelelahan mengurus semuanya sendiri. Ani merasa bersalah karena harus terbaring lemas di rumah sakit. Tak bisa membantunya."Jangan khawatir kak Ani. Kita harus percaya kakak Sandi baik-baik saja. Kita memang belum mendapatkan kabar. Kita tunggu saja kabar baik darinya nanti," balas Sonia."Baiklah kalau begitu. Semoga Sandi baik-baik saja," ucap Ani masih merasa cemas.Ani hanya merasa pihak musuh yang salah sasaran ini akan semakin kesal. Mereka pasti menargetkan Sandi lagi hari ini. Apalagi tuan Toni dan istrinya pasti tak terima kalau putrinya menjadi tameng untuk Ani."Aku hanya cemas saja. Karena pasti nyonya Toni yang licik itu akan tidak senang karena putrinya yang mendapatkan kecelakaan seperti ini," imbuh Ani."Mau marah juga mereka bisa apa. Mereka sedang di rumah tahanan sekarang," ucap nyonya Lusi.Nyonya Lusi merasa sedikit lega mereka mendapatkan pembalasan yang menyakitkan seperti ini. Ia ingin melihat ekspresi istri adi
Nyonya Lusi mengatakan pada Rudi memang ia sudah tak sabar mengetahui apa yang terjadi pada Terri saat ini. Apakah dia sudah tersiksa batinnya atau mungkin sedang merencanakan sesuatu yang akan membuat keluarganya tersakiti lagi. "Cepat katakan Rudi aku sudah tak sabar mengetahuinya," ucap nyonya Lusi. "Lihatlah rekaman ini nyonya," balas Rudi. Rudi memutar video yang memperlihatkan Terri berada di sebuah klinik. Dia sudah sadar dan menanyakan ada dimana dia sekarang. Seorang perawat mengatakan kalau tadi ada seorang tuan muda yang mengantarnya ke sini tapi dia sudah pergi dia juga tidak meninggalkan uang untuk membayar biaya pengobatan Terri. "Seorang tuan muda yang membawa mobil mewah tadi? Lalu dimana dia sekarang?" tanya Terri. "Mana kami tahu nona. Ini adalah tagihan klinik untukmu!" jawab perugas medis.Terri meremas kertas tagihan itu lalu dia mengatakan tak punya uang. Ia meminta meminjam ponsel karena akan menelpon saudaranya. Ia juga mengaku anak dari Toni Brawijaya s
Nyonya Lusi menyetujui permintaan Sandi untuk mengunjungi makam tuan Brawijaya. Tapi hari ini mereka dalam keadaan lelah. Jadi nyonya Lusi meminta Sandi untuk istirahat dulu barulah pergi berkunjung ke makam tuan Brawijaya pada esok paginya."Ayo kita pulang dulu. Kalian semua sudah lelah dengan beberapa aktivitas berat beberapa hari ini. Kita akan berkunjung besok pagi dengan persiapan matang," ucap nyonya Lusi."Persiapan matang?" tanya Sandi yang tidak mengerti. Kenapa ke makam saja butuh persiapan matang."Kita akan membawa makanan kesukaan papimU. Bunga yanh biasa dibawa untuk mami. Juga teh cammomile kesukaan papi. Jangan lupa cerutu model baru perusahaan kamu bawakan juga," jawab nyonya Lusi.Sandi mengangguk mengerti. Benar juga mengunjungi papinya harus penuh dengan persiapan yang matang. Jika sekarang ke sana mungkin papinya tidak akan suka karena mereka datang dengan tangan kosong juga dalam kondisi lelah."Ayo kita pulang dulu. Istirahat lalu kita ke makam papi," ajak Sand
Ani terlihat tidak masih canggung masalah ini. Dia tidak bisa begitu saja memutuskan apa yang dinyatakan oleh Sandi. Ani melihat sekelilingnya dahulu sebelum mengatakan sesuatu untuk menjawab lamaran Sandi. "Tuan muda, nyonya besar. ijinkan aku menjawab pernyataan dari tuan muda. Saya ini merasa tidak pantas untuk mendampingi tuan muda. Saya hanyalah wanita yang terlahir dari keluarga biasa. Saya masih bingung apakah saya layak untuk mendampingi tuan muda," ucap Ani. "Ani aku jatuh hati padamu. Bukankah kamu tahu kalau cinta itu tidak dapat dipaksakan dan juga tidak bisa tahu akan berlabuh ke siapa?" tanya Sandi. Ani mengangguk memang cinta itu tidak bisa dipaksa dan juga tidak bisa menebak akan berlabuh kehati siapa perasaan kita. Tapi berbedaan mereka sungguh jauh. Seorang tuan muda juga seorang anak dari kepala pelayan apakah pantas untuk bersama. "Tuan muda aku tahu kalau cinta tidak akan tahu dengan siapa ia berlabuh. Tuan muda bagaimana jika kita pulang dulu dan menjalani hu
Ani menatap tajam wajah tampan Sandi yang sedang cemburu itu. Lelaki itu gantian menatap kesal Ani yang senyam senyum sendiri di hadapannya."Ani kenapa tak memberiku jawaban tapi kamu malah senyum tidak jelas begini!" seru Sandi."Kamu menanyakan hal yang konyol. Mana mungkin aku masih menyimpan rasa pada lelaki yang sudah bertunangan. Sedangkan aku sendiri sudah memilikimu," jawab Ani.Sandi merasa lega saat Ani menjawab pertanyaannya. Ada perasaan lega saat ia mendengar jawaban Ani yang sangat membuatnya bahagia. Ternyata dia juga berarri di hatinya. "Terima kasih Ani, aku sangat ingin bersanding denganmu selamanya," ucap Sandi."Kalau begitu kamu juga harus berjanji padaku hanya aku yang ada di hatimu," balas Ani.Sandi mengangguk pelan. Ia sangat setuju kalau Ani memang saat ini yang ada di hatinya. Sandi sangat mencintai Ani ingin berada bersamanya sepanjang waktu."Ani, aku pastikan hanya kamu yang ada di hatiku. Aku mencintaimu, Ani," ucap Sandi."Aku juga mencintaimu, hati-h
Ani menerima bunga mawar yang di berikan olwh nicolas kemudian membuangnya ke tempat sampah."Terima kasih telah bersedia susah payah mengantar bunga mawar ini untukku. Tapi maaf sepertinya aku tak bisa menerima bunga dari dua pria sekaligus," ucap Ani."Kenapa kamu tega melakukan ini padaku, Ani?" tanya Nicolas.Ani menggandeng Sandi yang ada di sampingnya. Dia menegaskan kalau saat ini Sandi adalah calon suaminya. Yang menemaninya saat susah maupun senang. Sandi secara tegas melamar Ani di hadapan semua keluarga dan sahabatnya.Tak seperti Nicolas yang ingin menjalin hubungan tersembunyi walau sudah bertunangan."Aku mempunyai lelaki yang sangat menyayangiku. Dia adalah, Sandi," jawab Ani."Kalian belum menikah aku juga belum. Aku akan segera menahklukkan hatimu kembali," ucap Nicolas seraya pergi meninggalkan kantor Sandi.Sandi merangkul Ani dengan kuat lalu mengatakan, "Jangan takut, aku akan selalu bersamamu," ucap Sandi."Terima kasih Sandi, ayo kita pulang," balas Ani.Ani dan
Nicolas kembali menatap Sandi dengan tatapan penuh dendam. Bisa-bisanya dia mengatakan hal itu padanya padahal ia tahu wanita yang ia cintai adalah Ani. Lalu dia melirik bunga yang ada di tangan Sandi. Dia menertawakan Sandi dalam hati dan mengatakan kalau dia sangat bodoh karena memilih bunga yang tak Ani sukai. Dari segi seperti ini tetap Nicolas pemenangnya."Kamu benar seleraku sangat bagus. Dia menyukai bunga mawar merah ini," balas Nicolas."Syukurlah kalau kamu sangat mencintai tunanganmu. Aku juga sangat mencintai calon istriku. Bunga Aster merah muda ini mewakilinya," ucap Sandi sambil memamerkan bunganya."Apa kamu yakin Ani menyukai bunga model itu?" tanya Nicolas mengejeknya."Aku paham sekali apa yang Ani suka. Karena semua bunga di rumahku dia yang menanamnya," balas Sandi.Sandi melewati Nicolas yang sepertinya kehabisan kata-kata itu. Dia tersenyum penuh kemenangan. Nicolas hanya orang di masa lalu Ani untuk apa dia seperti itu ingin mendekatinya lagi."Satu lagi Tuan
Nicolas mencari sumber suara yang ia rasa sangat familiar. Tapi sayang sekali saat ia mendekat itu bukan orang yang ia kenal."Ani, apakah itu kamu?" ucap Nicolas sembari memegang tangan wanita itu."Maaf tuan, aku bukan Ani," jawabnya."Maafkan aku yang tak sengaja mengenali," ucap Nicolas yang kecewa karena wanita yang di temuinya bukan Ani.Martin yang melihatnya menertawakannya. Ia seharunya fokus pada dirinya sendiri dan jangan mengganggu kehidupan orang lain yang sudah bahagua dengan pilihannya."Aku rasa Tuan Nicolas harus istirahat dengan baik. Karena mencintai istri orang itu butuh kesehatan mental," ledek Martin."Apa maksudmu Tuan Martin. Aku yakin Ani belum menikah aku akan mengejarnya dan mendapatkan cintanya kembali. Wajar aku sangat merindukannya karena sudah lama tidak bertemu!" seru Nicolas.Martin memperingatkan pada Nicolas untuk menyimpan segala rindu yang tertanam di hatinya karena Sandi bukan lawan Nicolas. Bisa saja perusahaannya hancur di tangan Sandi dalam sek
Nicolas tak menghiraukan perkataan Velope ia terus melakukan apa yang menurutnya benar yakni mencicipi tubuh Velope."Hentikan tuan. jangan terbawa napsu," ucap Velope lagi."Bukankah ini yang kamu inginkan. Selebriti sepertimu mana mungkin tidak pernah melakukan hal ini, aku tahu kamu mempunyai backingan sebelum terkenal bukan. Seseorang yang memeliharamu," balas Nicolas sambil terus menggerayangi tubuh Velope.Velope terus meronta dia bahkan belum siap melakukan hal seperti ini. Sekeras apapun dia menolak Nicolas tak menghiraukannya. Dia pikir Velope sendiri yang sudah datang ke tempatnya. Mengajaknya bekerja sama untuk mendapatkan seseorang yang ia cintai."Tuan Nicolas aku sungguh tak ingin melakukan hal ini padamu. Aku memang mempunyai pendukung tapi aku bukan wanita simpanan yang bisa seenaknya dinikmati," ucap Velope."Jadi aku harus menjadi pendukungmu dulu baru bisa menikmatimu? Oke mulai sekarang kamu adalah wanita peliharaanku!" tegas Nicolas.Nicolas sudah tak bisa menahan
Nicolas menertawakan Sandi yang begitu percaya diri bahwa Ani juga akan memilihnya di masa depan untuk menjadi suaminya."Tuan Muda Sandi, kamu jangan keterlaluan. Masih banyak waktu untuk Ani berpikir. Kamu belim menjadi suaminya maka kamu tidak bisa menentukan segalanya sekarang," ucap Nicolas."Memang masih banyak waktu. Dan aku tak akan membiarkan sedikit saja waktu Ani untuk memikirkanmu," balas Sandi.Sandi menegaskan kalau Ani adalah miliknya, saat ini dan selamanya. Apalagi keluarga besar dan sahabatnya sangat mendukung kedekatan dan hubungan asmara mereka. Tidak seperti seseorang yang hubungannya ditentang keluarga lalu mereka mengirim orang itu ke luar negeri dan bertunangan dengan wanita lain. Sandi sudah menyelidiki segalanya tentang Nicolas ini. Jadi dia sengaja menantangnya hari ini."Aku sudah kembali dan juga sudah mempunyai posisi yang kuat. Aku tidak akan membiarkan Ani jatuh ke pelukan pria lain," ucap Nicolas lalu pergi dari perusahaan Sandi."Sandi jangan hirauka
Ani kaget mendengar ada yang mencarinya. Kira-kira siapa yang mencari Ani. Ia meminta ijin pada Sandi untuk turun sebentar menemui siapa yang mencarinya."Sandi, bolehkah aku turun sebentar menemui siapa yang mencariku?" tanya Ani."Turunlah dan lekas kembali, aku sudah memesan makan siang untuk kita berdua," balas Sandi.Sandi sangat tak rela melepas Ani. Entah apa yang terjadi hatinya terasa sakit saat ada orang yang mencari Ani. Apakah itu adalah Nicolas, kenapa dia tahu Ani bekerja di sini. Apakah lelaki itu sengaja mengejar Ani kembali.Banyak pertanyaan yang berkeliaran di kepala Sandi. Dia sangat takut kehilangan Ani di sampingnya."Kalau kamu tak rela melepasnya. Seharusnya kamu mengantarnya ke bawah dan mencari tahu siapa tamu yang mencari Ani," tegur Jerri sambil menepuk pundak Sandi."Jerri kamu benar dari pada hatiku sesak lebih baik turun ke bawah dan melihat siapa yang datang," ucap Sandi lalu segera turun ke lantai bawah.Ani turun dan berjumpa dengan seseorang yang tam
Sandi sangat kacau pikirannya karena selalu teringat Kedekatan Ani dan juga Nicolas. Dia semakin pusing karena memikirkan kemungkinan yang akan terjadi nantinya. Alhasil jadinya saat datang bekerja ke perusahaan wajahnya sangat terlihat lelah dan mata pandanya sangat jelas terlihat "Sandi, apa kamu tak tidur nyenyak semalam?" tanya Ani."Aku semalam memang tak bisa tidur karana memikirkanmu," balas Sandi sambil menyandarkan punggungnya di kursi kerja."Kenapa tak video call seperti biasanya, sekarang istirahatlah dahulu sebelum memulai kerja," ucap Ani.Sandi menuruti perkataan Ani lalu dia tidur di ruangan istirahat kantornya. Ani sementara yang menggantikannya mengurus beberapa pekerjaannya dibantu dengan Jerri."Terima kasih Jerri telah membantuku menyelesaikan tugas Sandi," ucap Ani."Ini sudah menjadi tugasku membantu Tuan Muda, tidak perlu berterima kasih. Nona Ani kalau boleh tahu apa hubunganmu dengan Pria yang semalam kamu temui di pesta?" tanya Jerri."Maksudmu Nicolas? Di
Sandi melepaskan genggamannya lalu melihat Ani yang sedikit kesakitan. Ia memeluknya erat seraya meminta maaf."Ani, tolong maafkan Aku yang bertingkah seperti ini padamu," ucap Sandi."Sebenarnya kamu kenapa, Sandi?" tanya Ani.Sandi menjelaskan kalau dia sangat khawatir dan cemburu pada Ani.saat berdekatan dengan peia lain. Melihat Ani tertawa lepas bersama pria lain membuat hatinya sakit."Tak tahukah kamu kalau aku sedang cemburu?" tanya Sandi masih memeluk Ani."Aku hanya menyapa kawan lama saja. Kenapa harus cemburu diantara kami tidak ada apa-apa," ucap Ani."Tapi dari tatapannya seperti dia sedang menginginkanmu," balas Sandi."Sandi, ayo kita pulang. Di hatiku saat ini hanya ada kamu seorang tidak ada pria lain," ajak Ani.Sandi mengantar Ani pulang. Saat sudah sampai rumahnya dia memeluk Ani sebentar dan mengatakan jangan sampai chatingan dengan pria yang sudah lama tidak dia jumpai."Aku sarankan kamu jangan sampai menerima telepon atau membalas pesan pria yang kamu temui t