Nyonya Lusi menyetujui permintaan Sandi untuk mengunjungi makam tuan Brawijaya. Tapi hari ini mereka dalam keadaan lelah. Jadi nyonya Lusi meminta Sandi untuk istirahat dulu barulah pergi berkunjung ke makam tuan Brawijaya pada esok paginya."Ayo kita pulang dulu. Kalian semua sudah lelah dengan beberapa aktivitas berat beberapa hari ini. Kita akan berkunjung besok pagi dengan persiapan matang," ucap nyonya Lusi."Persiapan matang?" tanya Sandi yang tidak mengerti. Kenapa ke makam saja butuh persiapan matang."Kita akan membawa makanan kesukaan papimU. Bunga yanh biasa dibawa untuk mami. Juga teh cammomile kesukaan papi. Jangan lupa cerutu model baru perusahaan kamu bawakan juga," jawab nyonya Lusi.Sandi mengangguk mengerti. Benar juga mengunjungi papinya harus penuh dengan persiapan yang matang. Jika sekarang ke sana mungkin papinya tidak akan suka karena mereka datang dengan tangan kosong juga dalam kondisi lelah."Ayo kita pulang dulu. Istirahat lalu kita ke makam papi," ajak Sand
Ani terlihat tidak masih canggung masalah ini. Dia tidak bisa begitu saja memutuskan apa yang dinyatakan oleh Sandi. Ani melihat sekelilingnya dahulu sebelum mengatakan sesuatu untuk menjawab lamaran Sandi. "Tuan muda, nyonya besar. ijinkan aku menjawab pernyataan dari tuan muda. Saya ini merasa tidak pantas untuk mendampingi tuan muda. Saya hanyalah wanita yang terlahir dari keluarga biasa. Saya masih bingung apakah saya layak untuk mendampingi tuan muda," ucap Ani. "Ani aku jatuh hati padamu. Bukankah kamu tahu kalau cinta itu tidak dapat dipaksakan dan juga tidak bisa tahu akan berlabuh ke siapa?" tanya Sandi. Ani mengangguk memang cinta itu tidak bisa dipaksa dan juga tidak bisa menebak akan berlabuh kehati siapa perasaan kita. Tapi berbedaan mereka sungguh jauh. Seorang tuan muda juga seorang anak dari kepala pelayan apakah pantas untuk bersama. "Tuan muda aku tahu kalau cinta tidak akan tahu dengan siapa ia berlabuh. Tuan muda bagaimana jika kita pulang dulu dan menjalani hu
Sandi sangat mengkhawatirkan kesehatan Ani. Tidak mungkin dia akan membiarakan Ani pergi bekerja dalam keadaan yang masih belum sembuh total. Apa jadinya kalau Ani di paksa bekerja bisa jadi lukanya tak akan sembuh cepat."Ada Meli juga tim yang membantumu mengerjakan semuanya," ucap Sandi."Aku harus mengucapkan terima kasih pada mereka setelah aku masuk banti," balas Ani.Ani sudah tidak betah di rumah. Ia sudah ingin pergi bekerja. Jika memang ada Meli dan teman yang lain di kantor yang membantunya menyelesaikan tugas. Ani akan senang sekali dan ketika masuk kerja akan menaktrir mereka semua."Sampaikan pada Meli dan tim aku mengucapkan terima kasih padanya," imbuh Ani."Aku akan sampaikan padanya besok. Kamu harus istirahat sampai sembuh Ani," balas Sandi.Sandi masih mengatakan akan menunggu Ani sembuh baru memperbolehkannya untuk masuk kerja. Dia juga masih berharap rasa cintanya akan di terima oleh Ani.Ani menghela nafasnya pelan. Ia belum siap menjalin hubungan dengan pria ma
Velope mengepalkan tangannya lalu menggertakkan giginya kesal. Ia sangat mencintai Sandi sekarang dia sangat membencinya terlebih pada gadis yang ada di sampingnya. "Aku tidak terima dengan semua ini. Ani dia harus aku singkirkan!" seru Velope."Nona Velope anda tidak boleh menunjukkan emosi anda pada semua orang. Kalau tidak mereka semua akan tahu isi hati anda," bujuk asistennya.Velope menghembuskan nafasnya mencoba mengatur emosinya agar tak menggebu-gebu. Di samping Martin masih ada gunanya. Dengan begitu dia akan bisa memantau apa yang dilakukan si jalang Ani bersama Sandi. Itu akan lebih mudah memantau apa yang akan mereka lakukan di kemudian hari."Kamu benar saat ini Martin masih ada gunanya. Aku harus terus berada di sampingnya sebelum bisa menyingkirkan wanita miskin itu," gumam Velope."Nona lebih baik anda sekarang bersama tuan muda Martin untuk menyingkirkan emosi yang membelenggu hati anda," balas asiatennya.Selebriti terkenal itu menuju tempat Martin untuk melepaskan
Martin tersenyum lalu mengatakan tentu saja ia percaya. Setiap manusia akan bisa berubah seiring berjalannya waktu. Busa karena tempat berkumpulnya manusia itu atau karena masalah internalnya sendiri."Nona Ani. Aku percaya kata-katamu, setiap insan akan berubah entah hanya sebatas penampilan atau perilakunya," jawab Martin."Kamu sangat cerdas tuan Martin," balas Ani.Ani menyunggingkan senyuman dan memuji Martin. Ini tentu saja membuat Sandi tidak senanf. Kenapa wanitanya harus menyunggingkan senyuman dan ceria di hadapan lelaki lain."Ehem Ani aku tidak suka kamu memuji Martin di depanku," ucap Sandi."Jadi kamu cemburu padaku Sandi. Aku cukup tahu diri memang pesonaku yang rupawan ini menjadi idaman para wanita. Jangan salahkan aku jika wanita cantik di sampingmu tertarik padaku," balas Martin sengaja memanas-manasi Sandi. Sandi menggerutu kesal. Martin boleh mengambil wanita saja di samping Sandi yang ia sukai. Tapi tidak untuk Ani karena dia adalah calon ratu masa depan di sisi
Sandi mengerutkan keningnya. Memangnya siapa yang dikatakan perempuan jalang oleh Velope. Kenapa dia begitu lancang seperti itu di depan Sandi dan Martin. Apakah dia mengatai Ani sebagai perempuan jalang?."Maksudmu apa Velope? Siapa yang perempuan jalang?" tanya Sandi."Maafkan aku Sandi. Aku terbawa emosi aku mengira Ani sengaja ingin menjebakmu dengan kalimat sensual seperti itu, aku emosi jadinya," ucap Velope.Sandi menertawakan Velope apa pantas dia berpikir seperti itu tentang orang lain. Ani adalah kekasihnya salahnya dimana mereka mau menghabiskan malam berdua."Aku rasa tidak ada yang salah dengan Ani. Dia juga tak menjebakku. Aku yang menginginkan dia berada di sisiku," balas Sandi."Velope kamu jangan membuatku malu dan membuat orang berpikir kamu masih memikirkan pria lain saat berpacaran denganku," gertak Martin. Velope gemetar kemudian langsung meminta maaf pada Martin ia hanya tidak senang kalau Ani hanya memanfaatkan Sandi sebagai majikannya. Dia hanya seorang kepala
Ani menatap Sandi gemetar. Ia hampir saja menyerahkan mahkota terindahnya sebelum waktunya. Walaupun ia mencintai Sandi tapi ia tak mau membuang sia-sia kemurniannya."Maafkan aku Sandi. Aku memang mencintaimu tapi aku tak mau kemurnian yang aku miliki terbuang sia-sia," balas Ani."Ani aku sangat mengerti apa yang kamu pikirkan. Aku sangat menyukai kamu yang gigih melindungi kemurnianmu, rasanya aku semakin ingin menikahimu," ucap Sandi menyunggingkan senyuman.Sandi sangat senang sekali karena Ani memiliki keinginan yang kuat. Tidak ada wanita yang sekuat Ani dalam mempertahankan prinsipnya. Sandi semakin tidak ingin melepaskan Ani karena Ani wanita yang spesial baginya."Sandi lebih baik kita harus menjaga jarak dulu. Nggak usah terlalu sering bertemu," pinta Ani."Aku nggak mau jarang bertemu denganmu. Karena aku pasti akan merindukanmu jika sedetik saja nggak bertemu denganmu," balas Sandi.Ani merasa geli melihat Sandi yang kekanakan seperti itu. Ia memeluknya gemas sekali pria
Sandi tak memungkiri karena memang dia begitu mendambakan Ani berada di sisinya. Dia tidak bisa menyembunyikan perasaannya saat Ani terbaring lemah di rumah sakit karena menyelamatkan keluarganya."Jerri jangan sembarangan bicara. Aku memang mengkhawatirkan Ani tapi kamu jangan mengatakan hal yang menjatuhkan wibawaku," ucap Sandi dengan malu-malu."Bos kalau begitu aku akan segera pergi bekerja. Tapi aku akan bekerja di ruangan sebelah agat tidak mengganggumu," balas Jerri.Ani melihat Sandi yang sangat lucu. Dia sangat senang melihat pria tampan itu drngan wajah malu-malunya. Tidak seperti biasanya yang sangat garang."Apa yang kamu tertawakan Ani?" tanya Sandi heran."Aku menertawakan wajahmu yang sangat lucu itu, begitu menggemaskan," jawab Ani.Jika itu bukan Ani yang mengatakan mungkin Sandi akan marah. Tapi Ani berbeda di depannya Sandi bisa bertingkah seperti seorang anak kecil. Menunjukkan sisi lain dari dirinya yang sangat dingin, garang dan berwibawa. "Ani jika itu membuat