Velope mengepalkan tangannya lalu menggertakkan giginya kesal. Ia sangat mencintai Sandi sekarang dia sangat membencinya terlebih pada gadis yang ada di sampingnya. "Aku tidak terima dengan semua ini. Ani dia harus aku singkirkan!" seru Velope."Nona Velope anda tidak boleh menunjukkan emosi anda pada semua orang. Kalau tidak mereka semua akan tahu isi hati anda," bujuk asistennya.Velope menghembuskan nafasnya mencoba mengatur emosinya agar tak menggebu-gebu. Di samping Martin masih ada gunanya. Dengan begitu dia akan bisa memantau apa yang dilakukan si jalang Ani bersama Sandi. Itu akan lebih mudah memantau apa yang akan mereka lakukan di kemudian hari."Kamu benar saat ini Martin masih ada gunanya. Aku harus terus berada di sampingnya sebelum bisa menyingkirkan wanita miskin itu," gumam Velope."Nona lebih baik anda sekarang bersama tuan muda Martin untuk menyingkirkan emosi yang membelenggu hati anda," balas asiatennya.Selebriti terkenal itu menuju tempat Martin untuk melepaskan
Martin tersenyum lalu mengatakan tentu saja ia percaya. Setiap manusia akan bisa berubah seiring berjalannya waktu. Busa karena tempat berkumpulnya manusia itu atau karena masalah internalnya sendiri."Nona Ani. Aku percaya kata-katamu, setiap insan akan berubah entah hanya sebatas penampilan atau perilakunya," jawab Martin."Kamu sangat cerdas tuan Martin," balas Ani.Ani menyunggingkan senyuman dan memuji Martin. Ini tentu saja membuat Sandi tidak senanf. Kenapa wanitanya harus menyunggingkan senyuman dan ceria di hadapan lelaki lain."Ehem Ani aku tidak suka kamu memuji Martin di depanku," ucap Sandi."Jadi kamu cemburu padaku Sandi. Aku cukup tahu diri memang pesonaku yang rupawan ini menjadi idaman para wanita. Jangan salahkan aku jika wanita cantik di sampingmu tertarik padaku," balas Martin sengaja memanas-manasi Sandi. Sandi menggerutu kesal. Martin boleh mengambil wanita saja di samping Sandi yang ia sukai. Tapi tidak untuk Ani karena dia adalah calon ratu masa depan di sisi
Sandi mengerutkan keningnya. Memangnya siapa yang dikatakan perempuan jalang oleh Velope. Kenapa dia begitu lancang seperti itu di depan Sandi dan Martin. Apakah dia mengatai Ani sebagai perempuan jalang?."Maksudmu apa Velope? Siapa yang perempuan jalang?" tanya Sandi."Maafkan aku Sandi. Aku terbawa emosi aku mengira Ani sengaja ingin menjebakmu dengan kalimat sensual seperti itu, aku emosi jadinya," ucap Velope.Sandi menertawakan Velope apa pantas dia berpikir seperti itu tentang orang lain. Ani adalah kekasihnya salahnya dimana mereka mau menghabiskan malam berdua."Aku rasa tidak ada yang salah dengan Ani. Dia juga tak menjebakku. Aku yang menginginkan dia berada di sisiku," balas Sandi."Velope kamu jangan membuatku malu dan membuat orang berpikir kamu masih memikirkan pria lain saat berpacaran denganku," gertak Martin. Velope gemetar kemudian langsung meminta maaf pada Martin ia hanya tidak senang kalau Ani hanya memanfaatkan Sandi sebagai majikannya. Dia hanya seorang kepala
Ani menatap Sandi gemetar. Ia hampir saja menyerahkan mahkota terindahnya sebelum waktunya. Walaupun ia mencintai Sandi tapi ia tak mau membuang sia-sia kemurniannya."Maafkan aku Sandi. Aku memang mencintaimu tapi aku tak mau kemurnian yang aku miliki terbuang sia-sia," balas Ani."Ani aku sangat mengerti apa yang kamu pikirkan. Aku sangat menyukai kamu yang gigih melindungi kemurnianmu, rasanya aku semakin ingin menikahimu," ucap Sandi menyunggingkan senyuman.Sandi sangat senang sekali karena Ani memiliki keinginan yang kuat. Tidak ada wanita yang sekuat Ani dalam mempertahankan prinsipnya. Sandi semakin tidak ingin melepaskan Ani karena Ani wanita yang spesial baginya."Sandi lebih baik kita harus menjaga jarak dulu. Nggak usah terlalu sering bertemu," pinta Ani."Aku nggak mau jarang bertemu denganmu. Karena aku pasti akan merindukanmu jika sedetik saja nggak bertemu denganmu," balas Sandi.Ani merasa geli melihat Sandi yang kekanakan seperti itu. Ia memeluknya gemas sekali pria
Sandi tak memungkiri karena memang dia begitu mendambakan Ani berada di sisinya. Dia tidak bisa menyembunyikan perasaannya saat Ani terbaring lemah di rumah sakit karena menyelamatkan keluarganya."Jerri jangan sembarangan bicara. Aku memang mengkhawatirkan Ani tapi kamu jangan mengatakan hal yang menjatuhkan wibawaku," ucap Sandi dengan malu-malu."Bos kalau begitu aku akan segera pergi bekerja. Tapi aku akan bekerja di ruangan sebelah agat tidak mengganggumu," balas Jerri.Ani melihat Sandi yang sangat lucu. Dia sangat senang melihat pria tampan itu drngan wajah malu-malunya. Tidak seperti biasanya yang sangat garang."Apa yang kamu tertawakan Ani?" tanya Sandi heran."Aku menertawakan wajahmu yang sangat lucu itu, begitu menggemaskan," jawab Ani.Jika itu bukan Ani yang mengatakan mungkin Sandi akan marah. Tapi Ani berbeda di depannya Sandi bisa bertingkah seperti seorang anak kecil. Menunjukkan sisi lain dari dirinya yang sangat dingin, garang dan berwibawa. "Ani jika itu membuat
"Apa yang kamu inginkan Velope? Katakan saja!" seru Martin yang sudah tahu apa tujuan Velope. Biasanya kalau bersikap manis dan manja seperti ini ada yang ingin dia pinta darinya."Sayangku, kenapa bertanya seperti itu. Aku hanya ingin menemuimu saja karena rindu," balas Velope.Martin menyalakan rokoknya dan hanya mengangguk. Menatap Velope sebentar lalu menuangkan wiski untuk di nikmati."Karena sudah berkumpul semua mari kita bersulang," ucap Martin."Bersulang untuk kita semua. Semoga semakin kompak saja," sahut Sandi.Mereka bersulang dengan gembira menikmati masa yang sedang tenang ini. Velope melihat ke arah Sandi dan Ani yang begitu mesra. Dia sangat iri kenapa bisa harus Ani yang berada di sisi Sandi. Apakah pengorbanannya selama ini tak berguna. Ia harus segera mengatur siasat untuk menyingkirkan Ani secepat mungkin."Nona Velope, kenapa kamu menatapku seperti itu?" tanya Ani sambil bersandar di pundak Sandi."Jangan kepedean nona Ani. Aku sama sekali tak menatapmu," jawab V
Velope merasa jijik dengan Ani yang mengatakan itu. Seharusnya yang bisa sombong itu adalah dia menanyakan hal itu padanya. Karena sudah dibuat malu seperti ini. Tak ada pilihan lain selain bersandiwara."Ani, aku hanya menyapa karena tak sengaja bertemu saat makan siang. Aku hanya mengatakan apa yang aku tahu saja tentang Sandi. Karena sejak kecil kami bersama. Ternyata kamu menilaiku seperti itu," ucap Velope panjang lebar serta bersandiwara mengeluarkan air mata."Nona Velope. Aku mengatakan itu karena sebagai seorang kekasih merasa risih, atas kehadiranmu yang seperti lalat," balas Ani.Velope berdiri dari bangkunya. Ia mengusap air matanya lalu pergi meninggalkan Ani dan Sandi. Berharap Sandi akan mencegahnya pergi seperti sebuah sinetron yang biasa di perankannya."Ani, aku tak tahu ternyata kamu bisa begitu kejam pada sahabat kekasihmu sejak kecil," ucap Velope sambil mengusap air matanya dan lari."Nona Ani. Jika terjadi apa-apa dengan nonaku. Aku tak akan memaafkanmu," imbuh
Hazel terus mengoceh menyudutkan Ani. Dia sangat kesal karena Ani sekarang tak seperti dulu. Mungkin sekarang akan menjadi nyonya Sandi Brawijaya makanya bertindak seenaknya."Apa yang kamu katakan. Sudah jelas Meli menangis karenamu," bentak Hazel."Tenanglah kawan. Biarkan dia mengatakan apa yang terjadi. Kenapa kamu menjadi menggebu-gebu seperti ini," sahut Leon.Hazel melengos saja. Lalu Meli memberikan kesaksian yang membuat Hazel malu. Dia sangat tidak enak pada Ani dan meminta maaf."Maafkan aku Nona Ani. Ini salahku tidak mendengar penjelasan lebih lanjut," ucap Hazel."Tidak apa-apa. Tapi aku sangat penasaran apa kamu ada hubungannya dengan Meli? Aku lihat kamu tampak khawatir padanya!" tegas Ani.Leon maupun Jerri juga penasaran. Jika diantara mereka tidak ada apa-apa mana mungkin Hazel sangat mengkhawatirkan Meli begitu."Nona Ani. kami berpacaran," jawab Hazel."Apa? Pacaran?" ucap mereka bertiga penasaran.Meli maupun Hazel sama-sama malu dan memerah wajahnya. Timbul pert