"Apa yang kamu inginkan Velope? Katakan saja!" seru Martin yang sudah tahu apa tujuan Velope. Biasanya kalau bersikap manis dan manja seperti ini ada yang ingin dia pinta darinya."Sayangku, kenapa bertanya seperti itu. Aku hanya ingin menemuimu saja karena rindu," balas Velope.Martin menyalakan rokoknya dan hanya mengangguk. Menatap Velope sebentar lalu menuangkan wiski untuk di nikmati."Karena sudah berkumpul semua mari kita bersulang," ucap Martin."Bersulang untuk kita semua. Semoga semakin kompak saja," sahut Sandi.Mereka bersulang dengan gembira menikmati masa yang sedang tenang ini. Velope melihat ke arah Sandi dan Ani yang begitu mesra. Dia sangat iri kenapa bisa harus Ani yang berada di sisi Sandi. Apakah pengorbanannya selama ini tak berguna. Ia harus segera mengatur siasat untuk menyingkirkan Ani secepat mungkin."Nona Velope, kenapa kamu menatapku seperti itu?" tanya Ani sambil bersandar di pundak Sandi."Jangan kepedean nona Ani. Aku sama sekali tak menatapmu," jawab V
Velope merasa jijik dengan Ani yang mengatakan itu. Seharusnya yang bisa sombong itu adalah dia menanyakan hal itu padanya. Karena sudah dibuat malu seperti ini. Tak ada pilihan lain selain bersandiwara."Ani, aku hanya menyapa karena tak sengaja bertemu saat makan siang. Aku hanya mengatakan apa yang aku tahu saja tentang Sandi. Karena sejak kecil kami bersama. Ternyata kamu menilaiku seperti itu," ucap Velope panjang lebar serta bersandiwara mengeluarkan air mata."Nona Velope. Aku mengatakan itu karena sebagai seorang kekasih merasa risih, atas kehadiranmu yang seperti lalat," balas Ani.Velope berdiri dari bangkunya. Ia mengusap air matanya lalu pergi meninggalkan Ani dan Sandi. Berharap Sandi akan mencegahnya pergi seperti sebuah sinetron yang biasa di perankannya."Ani, aku tak tahu ternyata kamu bisa begitu kejam pada sahabat kekasihmu sejak kecil," ucap Velope sambil mengusap air matanya dan lari."Nona Ani. Jika terjadi apa-apa dengan nonaku. Aku tak akan memaafkanmu," imbuh
Hazel terus mengoceh menyudutkan Ani. Dia sangat kesal karena Ani sekarang tak seperti dulu. Mungkin sekarang akan menjadi nyonya Sandi Brawijaya makanya bertindak seenaknya."Apa yang kamu katakan. Sudah jelas Meli menangis karenamu," bentak Hazel."Tenanglah kawan. Biarkan dia mengatakan apa yang terjadi. Kenapa kamu menjadi menggebu-gebu seperti ini," sahut Leon.Hazel melengos saja. Lalu Meli memberikan kesaksian yang membuat Hazel malu. Dia sangat tidak enak pada Ani dan meminta maaf."Maafkan aku Nona Ani. Ini salahku tidak mendengar penjelasan lebih lanjut," ucap Hazel."Tidak apa-apa. Tapi aku sangat penasaran apa kamu ada hubungannya dengan Meli? Aku lihat kamu tampak khawatir padanya!" tegas Ani.Leon maupun Jerri juga penasaran. Jika diantara mereka tidak ada apa-apa mana mungkin Hazel sangat mengkhawatirkan Meli begitu."Nona Ani. kami berpacaran," jawab Hazel."Apa? Pacaran?" ucap mereka bertiga penasaran.Meli maupun Hazel sama-sama malu dan memerah wajahnya. Timbul pert
Ani tersenyum lalu menggelengkan kepalanya. Baginya tak ada gunanya marah karena berita itu benar adanya. Sandi dahulunya terkenal sebagai seorang lelaki yang gemar bermain wanita."Itu memang benar. Buat apa aku marah tapi sekarang dia sudah sadar, 'kan?" jawab Ani."Ani, aku senang kamu menerimaku apa adanya. Semoga kita dapat menua bersama," balas Sandi senang Mereka makan malam hari ini sambil bersuka cita. Di tempat yang jauh di sana seseorang sedang mendapatkan informasi jika Sandi, Ani dan yang lainnya bergembira bersama membuatnya kesal."Kurang ajar, kepala pelayan itu semakin hari semakin lengket saja dengan Sandi," geram Velope."Nona, marah tidak akan menyelesaikan masalah. Bagaimana kalau kita bertindak, besok?" tanya sang asisten."Maksud kamu? Jangan membuatku semakin kesal saja karena harus memikirkan hal yang aku tak mengerti!" seru sang asisten.Asisten Velope membisikkan sesuatu yang membuat velope senang. Ia segera mengutus orang yang dimintai tolong untuk melapor
"Sandi, apa kamu yakin ada musuh yang memanfaatkan aku untuk menyerangmu?" tanya Ani."Bisa saja seperti ini. Makanya aku meminta Jerri untuk menyelidiki siapa pelaku di balik teror terhadapmu," jawab Sandi.Semua sahabat Sandi ada di sini, termasuk seorang Martin yang sibuk dengan berbagai macam kasus. Ani menghela nafas panjangnya. Apakah benar hal ini perbuatan musuh Sandi?"Aku mengucapkan terima kasih kepada kalian semua yang telah ada di sini, untuk menjagaku," ucap Ani dengan senyuman."Setelah ini, aku tak akan membiarkanmu berada jauh dariku lagi," ucap Sandi sambil menggenggam erat tangan Ani."Sandi kamu tidak perlu berbuat seperti ini, jangan biarkan musuh tahu kelemahanmu," balas Ani."Aku tidak bisa membiarkanmu mendapatkan teror lagi seperti ini," ucap Sandi mengepalkan tangannya.Ani memeluk Sandi, mengatakan tidak usah terlalu mecolok memanjakannya. Jangan sampai membuat jalan seorang musuhnya menemukan kelemahan yang mungkin akan membuatnya hancur. Ia meminta untuk b
Nyonya Lusi menggelengkan kepalanya. Di sisi Ani ada pengawal itu tidak berlebihan tapi demi keselamatan dirinya sendiri."Aku rasa tidak. Aku tak mau terjadi hal seperti ini lagi," jawab nyonya Lusi."Ani, aku mohon terimalah nasihat Mami, semua ini karena kami sayang padamu," imbuh Sonia.Mendengar permohonan kedua wanita yang disayangi Sandi. Ani mengangguk setuju, mereka sangat peduli padanya. Jadi dia sangat berterima kasih atas kepedulian mereka."Aku seruju tapi asal jangan terlalu mencolok saja di depan umum," ucap Ani."Aku akan meminta pengawal tidak mencolok sesuai dengan permintaanmu," balas nyonya Lusi.***Di sebuah rumah yang ditinggali Velope, terdapat bunyi bantingan barang-barang karena dia melampiaskan kemarahannya. Ia kesal karena Ani selamat dari tabrakan beruntun yang ia siapkan sebelumnya untuk mencelakai Ani."Sial! Lagi-lagi wanita jalang itu selamat dari bahaya!" teriak Velope."Nona, tolong tenangkan dirimu, aku tahu kamu sedang marah. Tapi tidak baik melamp
Ide ini memang sangat bagus. Kemungkinan berhasil juga sangat tinggi. Tapi apakah Meli akan mau melakukan itu. Atau memakai tentara wanita terlatih milik Sandi seperti biasanya?"Kita harus membicarakan ini dengan Meli, juga Hazel kekasihnya. Aku tak mau nanti mereka jadi bertengkar gara-gara aku. Atau aku akan meminta Rudi untuk mengutus tentara bayaran wanita untuk melakukan tugas ini," jawab Sandi."Kalau memakai tentara bayaran itu akan sangat mencolok. Di kantor ini hanya Meli yang terlihat menonjol dan populer," balas Jerri.Sandi mengangguk, wajahnya tampak kusut. Saat itulah Ani dan Meli masuk ruangan kerja Sandi untuk meminta persetujuannya tentang kerjaan."Apa yang membuatmu kusut seperti ini?" tanya Ani lalu duduk di depan meja kerja Sandi di susul dengan meli."Jerri, kamu saja yang menjelaskan ya," pinta Sandi.Jerri menjelaskan semuanya dengan rinci apa yang ada di pikiran mereka. Seorang pria tertangkap kamera seperti karyawan kantor ini. Kemungkinan dia memang di baya
Velope pikir dia mendapatkan berita bagus, nyatanya hanya sekedsr ketakutan seseorang yang ia suruh untuk membunuh Ani. "Kamu bisa pergi dari perusahaan itu, kamu ambil pesangon dan segera tinggalkan kota ini," balas Ani."Kalau begitu sesuai dengan arahanmu nona, tapi bagaimana dengan hal yang kau janjikan?" tanya orang itu. Karena Velope menjanjikan banyak uang untuk mencelakai Ani. Tentu saja dia menagihnya, walau Ani selamat tapi nyawanya pun beresiko untuk melayang."Aku sudah menantref sejumlah uang sesuai dengan yang Aku janjikan padamu, lebih baik kamu segera keluar kota dan jangan libatkan aku saat kamu tertangkap!" seru Velope."Baik, Nona, aku akan menuruti semua perintahmu," balas pria itu.Sesuai arahan dari Velope tentu saja orang itu segera mengajukan pengunduran diri. Perusahaan mengatakan prosedur pengunduran diri seorang karyawan harus menyerahkan surat resmi satu bulan sebelumnya. Tapi dia segera meninggalkan perusahaan karena sudah mendapatkan uang yang banyak da
Ani menatap tajam wajah tampan Sandi yang sedang cemburu itu. Lelaki itu gantian menatap kesal Ani yang senyam senyum sendiri di hadapannya."Ani kenapa tak memberiku jawaban tapi kamu malah senyum tidak jelas begini!" seru Sandi."Kamu menanyakan hal yang konyol. Mana mungkin aku masih menyimpan rasa pada lelaki yang sudah bertunangan. Sedangkan aku sendiri sudah memilikimu," jawab Ani.Sandi merasa lega saat Ani menjawab pertanyaannya. Ada perasaan lega saat ia mendengar jawaban Ani yang sangat membuatnya bahagia. Ternyata dia juga berarri di hatinya. "Terima kasih Ani, aku sangat ingin bersanding denganmu selamanya," ucap Sandi."Kalau begitu kamu juga harus berjanji padaku hanya aku yang ada di hatimu," balas Ani.Sandi mengangguk pelan. Ia sangat setuju kalau Ani memang saat ini yang ada di hatinya. Sandi sangat mencintai Ani ingin berada bersamanya sepanjang waktu."Ani, aku pastikan hanya kamu yang ada di hatiku. Aku mencintaimu, Ani," ucap Sandi."Aku juga mencintaimu, hati-h
Ani menerima bunga mawar yang di berikan olwh nicolas kemudian membuangnya ke tempat sampah."Terima kasih telah bersedia susah payah mengantar bunga mawar ini untukku. Tapi maaf sepertinya aku tak bisa menerima bunga dari dua pria sekaligus," ucap Ani."Kenapa kamu tega melakukan ini padaku, Ani?" tanya Nicolas.Ani menggandeng Sandi yang ada di sampingnya. Dia menegaskan kalau saat ini Sandi adalah calon suaminya. Yang menemaninya saat susah maupun senang. Sandi secara tegas melamar Ani di hadapan semua keluarga dan sahabatnya.Tak seperti Nicolas yang ingin menjalin hubungan tersembunyi walau sudah bertunangan."Aku mempunyai lelaki yang sangat menyayangiku. Dia adalah, Sandi," jawab Ani."Kalian belum menikah aku juga belum. Aku akan segera menahklukkan hatimu kembali," ucap Nicolas seraya pergi meninggalkan kantor Sandi.Sandi merangkul Ani dengan kuat lalu mengatakan, "Jangan takut, aku akan selalu bersamamu," ucap Sandi."Terima kasih Sandi, ayo kita pulang," balas Ani.Ani dan
Nicolas kembali menatap Sandi dengan tatapan penuh dendam. Bisa-bisanya dia mengatakan hal itu padanya padahal ia tahu wanita yang ia cintai adalah Ani. Lalu dia melirik bunga yang ada di tangan Sandi. Dia menertawakan Sandi dalam hati dan mengatakan kalau dia sangat bodoh karena memilih bunga yang tak Ani sukai. Dari segi seperti ini tetap Nicolas pemenangnya."Kamu benar seleraku sangat bagus. Dia menyukai bunga mawar merah ini," balas Nicolas."Syukurlah kalau kamu sangat mencintai tunanganmu. Aku juga sangat mencintai calon istriku. Bunga Aster merah muda ini mewakilinya," ucap Sandi sambil memamerkan bunganya."Apa kamu yakin Ani menyukai bunga model itu?" tanya Nicolas mengejeknya."Aku paham sekali apa yang Ani suka. Karena semua bunga di rumahku dia yang menanamnya," balas Sandi.Sandi melewati Nicolas yang sepertinya kehabisan kata-kata itu. Dia tersenyum penuh kemenangan. Nicolas hanya orang di masa lalu Ani untuk apa dia seperti itu ingin mendekatinya lagi."Satu lagi Tuan
Nicolas mencari sumber suara yang ia rasa sangat familiar. Tapi sayang sekali saat ia mendekat itu bukan orang yang ia kenal."Ani, apakah itu kamu?" ucap Nicolas sembari memegang tangan wanita itu."Maaf tuan, aku bukan Ani," jawabnya."Maafkan aku yang tak sengaja mengenali," ucap Nicolas yang kecewa karena wanita yang di temuinya bukan Ani.Martin yang melihatnya menertawakannya. Ia seharunya fokus pada dirinya sendiri dan jangan mengganggu kehidupan orang lain yang sudah bahagua dengan pilihannya."Aku rasa Tuan Nicolas harus istirahat dengan baik. Karena mencintai istri orang itu butuh kesehatan mental," ledek Martin."Apa maksudmu Tuan Martin. Aku yakin Ani belum menikah aku akan mengejarnya dan mendapatkan cintanya kembali. Wajar aku sangat merindukannya karena sudah lama tidak bertemu!" seru Nicolas.Martin memperingatkan pada Nicolas untuk menyimpan segala rindu yang tertanam di hatinya karena Sandi bukan lawan Nicolas. Bisa saja perusahaannya hancur di tangan Sandi dalam sek
Nicolas tak menghiraukan perkataan Velope ia terus melakukan apa yang menurutnya benar yakni mencicipi tubuh Velope."Hentikan tuan. jangan terbawa napsu," ucap Velope lagi."Bukankah ini yang kamu inginkan. Selebriti sepertimu mana mungkin tidak pernah melakukan hal ini, aku tahu kamu mempunyai backingan sebelum terkenal bukan. Seseorang yang memeliharamu," balas Nicolas sambil terus menggerayangi tubuh Velope.Velope terus meronta dia bahkan belum siap melakukan hal seperti ini. Sekeras apapun dia menolak Nicolas tak menghiraukannya. Dia pikir Velope sendiri yang sudah datang ke tempatnya. Mengajaknya bekerja sama untuk mendapatkan seseorang yang ia cintai."Tuan Nicolas aku sungguh tak ingin melakukan hal ini padamu. Aku memang mempunyai pendukung tapi aku bukan wanita simpanan yang bisa seenaknya dinikmati," ucap Velope."Jadi aku harus menjadi pendukungmu dulu baru bisa menikmatimu? Oke mulai sekarang kamu adalah wanita peliharaanku!" tegas Nicolas.Nicolas sudah tak bisa menahan
Nicolas menertawakan Sandi yang begitu percaya diri bahwa Ani juga akan memilihnya di masa depan untuk menjadi suaminya."Tuan Muda Sandi, kamu jangan keterlaluan. Masih banyak waktu untuk Ani berpikir. Kamu belim menjadi suaminya maka kamu tidak bisa menentukan segalanya sekarang," ucap Nicolas."Memang masih banyak waktu. Dan aku tak akan membiarkan sedikit saja waktu Ani untuk memikirkanmu," balas Sandi.Sandi menegaskan kalau Ani adalah miliknya, saat ini dan selamanya. Apalagi keluarga besar dan sahabatnya sangat mendukung kedekatan dan hubungan asmara mereka. Tidak seperti seseorang yang hubungannya ditentang keluarga lalu mereka mengirim orang itu ke luar negeri dan bertunangan dengan wanita lain. Sandi sudah menyelidiki segalanya tentang Nicolas ini. Jadi dia sengaja menantangnya hari ini."Aku sudah kembali dan juga sudah mempunyai posisi yang kuat. Aku tidak akan membiarkan Ani jatuh ke pelukan pria lain," ucap Nicolas lalu pergi dari perusahaan Sandi."Sandi jangan hirauka
Ani kaget mendengar ada yang mencarinya. Kira-kira siapa yang mencari Ani. Ia meminta ijin pada Sandi untuk turun sebentar menemui siapa yang mencarinya."Sandi, bolehkah aku turun sebentar menemui siapa yang mencariku?" tanya Ani."Turunlah dan lekas kembali, aku sudah memesan makan siang untuk kita berdua," balas Sandi.Sandi sangat tak rela melepas Ani. Entah apa yang terjadi hatinya terasa sakit saat ada orang yang mencari Ani. Apakah itu adalah Nicolas, kenapa dia tahu Ani bekerja di sini. Apakah lelaki itu sengaja mengejar Ani kembali.Banyak pertanyaan yang berkeliaran di kepala Sandi. Dia sangat takut kehilangan Ani di sampingnya."Kalau kamu tak rela melepasnya. Seharusnya kamu mengantarnya ke bawah dan mencari tahu siapa tamu yang mencari Ani," tegur Jerri sambil menepuk pundak Sandi."Jerri kamu benar dari pada hatiku sesak lebih baik turun ke bawah dan melihat siapa yang datang," ucap Sandi lalu segera turun ke lantai bawah.Ani turun dan berjumpa dengan seseorang yang tam
Sandi sangat kacau pikirannya karena selalu teringat Kedekatan Ani dan juga Nicolas. Dia semakin pusing karena memikirkan kemungkinan yang akan terjadi nantinya. Alhasil jadinya saat datang bekerja ke perusahaan wajahnya sangat terlihat lelah dan mata pandanya sangat jelas terlihat "Sandi, apa kamu tak tidur nyenyak semalam?" tanya Ani."Aku semalam memang tak bisa tidur karana memikirkanmu," balas Sandi sambil menyandarkan punggungnya di kursi kerja."Kenapa tak video call seperti biasanya, sekarang istirahatlah dahulu sebelum memulai kerja," ucap Ani.Sandi menuruti perkataan Ani lalu dia tidur di ruangan istirahat kantornya. Ani sementara yang menggantikannya mengurus beberapa pekerjaannya dibantu dengan Jerri."Terima kasih Jerri telah membantuku menyelesaikan tugas Sandi," ucap Ani."Ini sudah menjadi tugasku membantu Tuan Muda, tidak perlu berterima kasih. Nona Ani kalau boleh tahu apa hubunganmu dengan Pria yang semalam kamu temui di pesta?" tanya Jerri."Maksudmu Nicolas? Di
Sandi melepaskan genggamannya lalu melihat Ani yang sedikit kesakitan. Ia memeluknya erat seraya meminta maaf."Ani, tolong maafkan Aku yang bertingkah seperti ini padamu," ucap Sandi."Sebenarnya kamu kenapa, Sandi?" tanya Ani.Sandi menjelaskan kalau dia sangat khawatir dan cemburu pada Ani.saat berdekatan dengan peia lain. Melihat Ani tertawa lepas bersama pria lain membuat hatinya sakit."Tak tahukah kamu kalau aku sedang cemburu?" tanya Sandi masih memeluk Ani."Aku hanya menyapa kawan lama saja. Kenapa harus cemburu diantara kami tidak ada apa-apa," ucap Ani."Tapi dari tatapannya seperti dia sedang menginginkanmu," balas Sandi."Sandi, ayo kita pulang. Di hatiku saat ini hanya ada kamu seorang tidak ada pria lain," ajak Ani.Sandi mengantar Ani pulang. Saat sudah sampai rumahnya dia memeluk Ani sebentar dan mengatakan jangan sampai chatingan dengan pria yang sudah lama tidak dia jumpai."Aku sarankan kamu jangan sampai menerima telepon atau membalas pesan pria yang kamu temui t