"Sandi, apa kamu yakin ada musuh yang memanfaatkan aku untuk menyerangmu?" tanya Ani."Bisa saja seperti ini. Makanya aku meminta Jerri untuk menyelidiki siapa pelaku di balik teror terhadapmu," jawab Sandi.Semua sahabat Sandi ada di sini, termasuk seorang Martin yang sibuk dengan berbagai macam kasus. Ani menghela nafas panjangnya. Apakah benar hal ini perbuatan musuh Sandi?"Aku mengucapkan terima kasih kepada kalian semua yang telah ada di sini, untuk menjagaku," ucap Ani dengan senyuman."Setelah ini, aku tak akan membiarkanmu berada jauh dariku lagi," ucap Sandi sambil menggenggam erat tangan Ani."Sandi kamu tidak perlu berbuat seperti ini, jangan biarkan musuh tahu kelemahanmu," balas Ani."Aku tidak bisa membiarkanmu mendapatkan teror lagi seperti ini," ucap Sandi mengepalkan tangannya.Ani memeluk Sandi, mengatakan tidak usah terlalu mecolok memanjakannya. Jangan sampai membuat jalan seorang musuhnya menemukan kelemahan yang mungkin akan membuatnya hancur. Ia meminta untuk b
Nyonya Lusi menggelengkan kepalanya. Di sisi Ani ada pengawal itu tidak berlebihan tapi demi keselamatan dirinya sendiri."Aku rasa tidak. Aku tak mau terjadi hal seperti ini lagi," jawab nyonya Lusi."Ani, aku mohon terimalah nasihat Mami, semua ini karena kami sayang padamu," imbuh Sonia.Mendengar permohonan kedua wanita yang disayangi Sandi. Ani mengangguk setuju, mereka sangat peduli padanya. Jadi dia sangat berterima kasih atas kepedulian mereka."Aku seruju tapi asal jangan terlalu mencolok saja di depan umum," ucap Ani."Aku akan meminta pengawal tidak mencolok sesuai dengan permintaanmu," balas nyonya Lusi.***Di sebuah rumah yang ditinggali Velope, terdapat bunyi bantingan barang-barang karena dia melampiaskan kemarahannya. Ia kesal karena Ani selamat dari tabrakan beruntun yang ia siapkan sebelumnya untuk mencelakai Ani."Sial! Lagi-lagi wanita jalang itu selamat dari bahaya!" teriak Velope."Nona, tolong tenangkan dirimu, aku tahu kamu sedang marah. Tapi tidak baik melamp
Ide ini memang sangat bagus. Kemungkinan berhasil juga sangat tinggi. Tapi apakah Meli akan mau melakukan itu. Atau memakai tentara wanita terlatih milik Sandi seperti biasanya?"Kita harus membicarakan ini dengan Meli, juga Hazel kekasihnya. Aku tak mau nanti mereka jadi bertengkar gara-gara aku. Atau aku akan meminta Rudi untuk mengutus tentara bayaran wanita untuk melakukan tugas ini," jawab Sandi."Kalau memakai tentara bayaran itu akan sangat mencolok. Di kantor ini hanya Meli yang terlihat menonjol dan populer," balas Jerri.Sandi mengangguk, wajahnya tampak kusut. Saat itulah Ani dan Meli masuk ruangan kerja Sandi untuk meminta persetujuannya tentang kerjaan."Apa yang membuatmu kusut seperti ini?" tanya Ani lalu duduk di depan meja kerja Sandi di susul dengan meli."Jerri, kamu saja yang menjelaskan ya," pinta Sandi.Jerri menjelaskan semuanya dengan rinci apa yang ada di pikiran mereka. Seorang pria tertangkap kamera seperti karyawan kantor ini. Kemungkinan dia memang di baya
Velope pikir dia mendapatkan berita bagus, nyatanya hanya sekedsr ketakutan seseorang yang ia suruh untuk membunuh Ani. "Kamu bisa pergi dari perusahaan itu, kamu ambil pesangon dan segera tinggalkan kota ini," balas Ani."Kalau begitu sesuai dengan arahanmu nona, tapi bagaimana dengan hal yang kau janjikan?" tanya orang itu. Karena Velope menjanjikan banyak uang untuk mencelakai Ani. Tentu saja dia menagihnya, walau Ani selamat tapi nyawanya pun beresiko untuk melayang."Aku sudah menantref sejumlah uang sesuai dengan yang Aku janjikan padamu, lebih baik kamu segera keluar kota dan jangan libatkan aku saat kamu tertangkap!" seru Velope."Baik, Nona, aku akan menuruti semua perintahmu," balas pria itu.Sesuai arahan dari Velope tentu saja orang itu segera mengajukan pengunduran diri. Perusahaan mengatakan prosedur pengunduran diri seorang karyawan harus menyerahkan surat resmi satu bulan sebelumnya. Tapi dia segera meninggalkan perusahaan karena sudah mendapatkan uang yang banyak da
Ani menjabarkan apa yang ia tahu tentang perjamuan kelas atas seperti biasanya. Mereka memang seperti itu. Gemar menggosipkan kawan dan juga lawan. Tidak ada satupun yang luput dari dunia pergosipan mereka. "Nona Velope, ini adalah kesempatan emas untuk anda," ucap Asisten Velope. "Maksudmu?" tanya Velope yang tidak mengerti apa maksud asistennya. "Ada undangan pesta perjamuan dari keluarga Tuan Leon. Aku yakin pasti Tuan Muda Sandi akan membawa Ani ke pesta itu. Jadi aku sarankan anda untuk melakukan apapun untuk menjatuhkan reputasinya," bisik Asisten Velope. Mendengar bisikan itu velope sangat senang. Para kalangan kelas atas itu akan menggosipkan Ani yang mendekati Sandi hanya untuk memoroti uangnya saja. "Kamu benar, aku akan mulai dari para gadis anak keluarga kaya yang gemar bergosip itu," ucap Velope sambil tersenyum."Aku akan menyiapkan gaun nona, untuk pesta nanti," balas sang Asisten.Velope berdandan dengan rapi dan mempesona seperti biasanya. Dia sangat cantik dan a
Sandi setuju dengan apa yang dikatakan oleh Ani. Dia semakin menunjukkan kemesraan di depan para tamu undangan pesta. Mereka menikmati pesta dengan menyapa dan mengobrol dengan para tamu yang hadir. Seolah tak menghiraukan gosip yang ada di pesta."Kenapa perempuan itu tidak terpengaruh akan gosip jelek yang menimpanya?" keluh Velope."Itu karena dia tidak punya malu. Dia sudah nyaman bersama Sandi, dia hanya pura-pura tegar. Tapi hatinya remuk," jawab Lisa.Lisa sendiri karena hasutan Velope menjadi tidak suka dengan Ani. Padahal mereka tak ada masalah sedikitpun. Lisa berinisiatif mengambil bir dan ingin menumpahkan bir itu pada gaun Ani. Otomatis dia akan ke toilet untuk membersihkan gaunnya. Maka di situ dia akan mengerjainya habis-habisan bersama teman-temannya. Tidak ada bukti yang menyatakan dia bersalah karena tidak ada kamera."Selamat malam Nona Ani, sepertinya aku tidak pernah melihatmu di acara perjamuan mewah seperti ini, dari keluarga mana kamu berasal?" tanya Lisa."Maa
"Apa kalian lupa, kalau di tempat ini ada cctv dan alat rekam suaranya? Semua yang ada di ruangan ini terekam juga percakapannya. Apalagi untuk menjamin seorang selebriti besar sepertimu!" seru Nyonya Lusi.Sonia dan Nyonya Lusi pergi meninggalkan Velope. Lalu dia pura-pura terjatuh dan minta tolong. Akting yang sudah biasa dilakukan oleh perempuan jalang.Sonia berhenti dan melihat ke arahnya."Nyonya Lusi, Nona Sonia, anda tidak boleh bersikap gegabah seperti ini. Kenapa mendorong Nona Velope sampai terjatuh hanya gara-gara curiga kalau Nona Velope yang menyebar gosip tak sedap tentang calon menantumu, Ani," teriak Asisten Velope."Sudahlah, kak, mereka pikir aku ini masih belum rela Sandi berdampingan dengan wanita lain. Makanya mereka menuduhku yang menyebarkan rumor tentang Ani," imbuh Velope sambil berakting menangis.Melihat orang tersayangnya tersudutkan seperti itu, Sandi berjalan menghampiri keduanya. Dia juga di dampingi ke tiga sahabatnya juga Ani yang terus menempel padan
Velope terpukul dengan apa yang dikatakan oleh Sandi dan para sahabatnya. Ia tak kuasa menahan kesedihan karena semua orang menyudutkannya."Kalian kenapa bisa seperti itu? Padahal tidak ada bukti kalau aku yang menyebar rumor itu. Kalian tega meyudutkanku seperti ini," ucap Velope sambil menangis."Heh, Velope apa kamu lupa, aku ini adalah seorang mafia, hanya rumor murahan seperti ini. Aku bisa langsung menemukan siapa pembuatnya, yakni, kau dan Asisten burukmu ini," gertak Sandi sambil menunjukkan wajah marahnya.Sandi mengatakan Velope tak perlu berakting lagi karena tidak akan mempan lagi padanya. Hanya seorang selebriti saja, apa yang patut di banggakan darinya. Naik daun berkat bantuan orang lain. Dia juga selalu menyingkirkan Artis lain yang berpotensi lebih baik darinya. Perilaku Velope di ungkap Sandi sekalian di pesta itu. Yang membuatnya semakin terpukul."Aku tak percaya ternyata Velope seorang yang seperti itu," ucap Lisa kaget."Benar, di balik sikapnya yang ramah terny