Ani mencemaskan Sandi yang saat ini pasti sedang kelelahan mengurus semuanya sendiri. Ani merasa bersalah karena harus terbaring lemas di rumah sakit. Tak bisa membantunya."Jangan khawatir kak Ani. Kita harus percaya kakak Sandi baik-baik saja. Kita memang belum mendapatkan kabar. Kita tunggu saja kabar baik darinya nanti," balas Sonia."Baiklah kalau begitu. Semoga Sandi baik-baik saja," ucap Ani masih merasa cemas.Ani hanya merasa pihak musuh yang salah sasaran ini akan semakin kesal. Mereka pasti menargetkan Sandi lagi hari ini. Apalagi tuan Toni dan istrinya pasti tak terima kalau putrinya menjadi tameng untuk Ani."Aku hanya cemas saja. Karena pasti nyonya Toni yang licik itu akan tidak senang karena putrinya yang mendapatkan kecelakaan seperti ini," imbuh Ani."Mau marah juga mereka bisa apa. Mereka sedang di rumah tahanan sekarang," ucap nyonya Lusi.Nyonya Lusi merasa sedikit lega mereka mendapatkan pembalasan yang menyakitkan seperti ini. Ia ingin melihat ekspresi istri adi
Nyonya Lusi mengatakan pada Rudi memang ia sudah tak sabar mengetahui apa yang terjadi pada Terri saat ini. Apakah dia sudah tersiksa batinnya atau mungkin sedang merencanakan sesuatu yang akan membuat keluarganya tersakiti lagi. "Cepat katakan Rudi aku sudah tak sabar mengetahuinya," ucap nyonya Lusi. "Lihatlah rekaman ini nyonya," balas Rudi. Rudi memutar video yang memperlihatkan Terri berada di sebuah klinik. Dia sudah sadar dan menanyakan ada dimana dia sekarang. Seorang perawat mengatakan kalau tadi ada seorang tuan muda yang mengantarnya ke sini tapi dia sudah pergi dia juga tidak meninggalkan uang untuk membayar biaya pengobatan Terri. "Seorang tuan muda yang membawa mobil mewah tadi? Lalu dimana dia sekarang?" tanya Terri. "Mana kami tahu nona. Ini adalah tagihan klinik untukmu!" jawab perugas medis.Terri meremas kertas tagihan itu lalu dia mengatakan tak punya uang. Ia meminta meminjam ponsel karena akan menelpon saudaranya. Ia juga mengaku anak dari Toni Brawijaya s
Nyonya Lusi menyetujui permintaan Sandi untuk mengunjungi makam tuan Brawijaya. Tapi hari ini mereka dalam keadaan lelah. Jadi nyonya Lusi meminta Sandi untuk istirahat dulu barulah pergi berkunjung ke makam tuan Brawijaya pada esok paginya."Ayo kita pulang dulu. Kalian semua sudah lelah dengan beberapa aktivitas berat beberapa hari ini. Kita akan berkunjung besok pagi dengan persiapan matang," ucap nyonya Lusi."Persiapan matang?" tanya Sandi yang tidak mengerti. Kenapa ke makam saja butuh persiapan matang."Kita akan membawa makanan kesukaan papimU. Bunga yanh biasa dibawa untuk mami. Juga teh cammomile kesukaan papi. Jangan lupa cerutu model baru perusahaan kamu bawakan juga," jawab nyonya Lusi.Sandi mengangguk mengerti. Benar juga mengunjungi papinya harus penuh dengan persiapan yang matang. Jika sekarang ke sana mungkin papinya tidak akan suka karena mereka datang dengan tangan kosong juga dalam kondisi lelah."Ayo kita pulang dulu. Istirahat lalu kita ke makam papi," ajak Sand
Ani terlihat tidak masih canggung masalah ini. Dia tidak bisa begitu saja memutuskan apa yang dinyatakan oleh Sandi. Ani melihat sekelilingnya dahulu sebelum mengatakan sesuatu untuk menjawab lamaran Sandi. "Tuan muda, nyonya besar. ijinkan aku menjawab pernyataan dari tuan muda. Saya ini merasa tidak pantas untuk mendampingi tuan muda. Saya hanyalah wanita yang terlahir dari keluarga biasa. Saya masih bingung apakah saya layak untuk mendampingi tuan muda," ucap Ani. "Ani aku jatuh hati padamu. Bukankah kamu tahu kalau cinta itu tidak dapat dipaksakan dan juga tidak bisa tahu akan berlabuh ke siapa?" tanya Sandi. Ani mengangguk memang cinta itu tidak bisa dipaksa dan juga tidak bisa menebak akan berlabuh kehati siapa perasaan kita. Tapi berbedaan mereka sungguh jauh. Seorang tuan muda juga seorang anak dari kepala pelayan apakah pantas untuk bersama. "Tuan muda aku tahu kalau cinta tidak akan tahu dengan siapa ia berlabuh. Tuan muda bagaimana jika kita pulang dulu dan menjalani hu
Sandi sangat mengkhawatirkan kesehatan Ani. Tidak mungkin dia akan membiarakan Ani pergi bekerja dalam keadaan yang masih belum sembuh total. Apa jadinya kalau Ani di paksa bekerja bisa jadi lukanya tak akan sembuh cepat."Ada Meli juga tim yang membantumu mengerjakan semuanya," ucap Sandi."Aku harus mengucapkan terima kasih pada mereka setelah aku masuk banti," balas Ani.Ani sudah tidak betah di rumah. Ia sudah ingin pergi bekerja. Jika memang ada Meli dan teman yang lain di kantor yang membantunya menyelesaikan tugas. Ani akan senang sekali dan ketika masuk kerja akan menaktrir mereka semua."Sampaikan pada Meli dan tim aku mengucapkan terima kasih padanya," imbuh Ani."Aku akan sampaikan padanya besok. Kamu harus istirahat sampai sembuh Ani," balas Sandi.Sandi masih mengatakan akan menunggu Ani sembuh baru memperbolehkannya untuk masuk kerja. Dia juga masih berharap rasa cintanya akan di terima oleh Ani.Ani menghela nafasnya pelan. Ia belum siap menjalin hubungan dengan pria ma
Velope mengepalkan tangannya lalu menggertakkan giginya kesal. Ia sangat mencintai Sandi sekarang dia sangat membencinya terlebih pada gadis yang ada di sampingnya. "Aku tidak terima dengan semua ini. Ani dia harus aku singkirkan!" seru Velope."Nona Velope anda tidak boleh menunjukkan emosi anda pada semua orang. Kalau tidak mereka semua akan tahu isi hati anda," bujuk asistennya.Velope menghembuskan nafasnya mencoba mengatur emosinya agar tak menggebu-gebu. Di samping Martin masih ada gunanya. Dengan begitu dia akan bisa memantau apa yang dilakukan si jalang Ani bersama Sandi. Itu akan lebih mudah memantau apa yang akan mereka lakukan di kemudian hari."Kamu benar saat ini Martin masih ada gunanya. Aku harus terus berada di sampingnya sebelum bisa menyingkirkan wanita miskin itu," gumam Velope."Nona lebih baik anda sekarang bersama tuan muda Martin untuk menyingkirkan emosi yang membelenggu hati anda," balas asiatennya.Selebriti terkenal itu menuju tempat Martin untuk melepaskan
Martin tersenyum lalu mengatakan tentu saja ia percaya. Setiap manusia akan bisa berubah seiring berjalannya waktu. Busa karena tempat berkumpulnya manusia itu atau karena masalah internalnya sendiri."Nona Ani. Aku percaya kata-katamu, setiap insan akan berubah entah hanya sebatas penampilan atau perilakunya," jawab Martin."Kamu sangat cerdas tuan Martin," balas Ani.Ani menyunggingkan senyuman dan memuji Martin. Ini tentu saja membuat Sandi tidak senanf. Kenapa wanitanya harus menyunggingkan senyuman dan ceria di hadapan lelaki lain."Ehem Ani aku tidak suka kamu memuji Martin di depanku," ucap Sandi."Jadi kamu cemburu padaku Sandi. Aku cukup tahu diri memang pesonaku yang rupawan ini menjadi idaman para wanita. Jangan salahkan aku jika wanita cantik di sampingmu tertarik padaku," balas Martin sengaja memanas-manasi Sandi. Sandi menggerutu kesal. Martin boleh mengambil wanita saja di samping Sandi yang ia sukai. Tapi tidak untuk Ani karena dia adalah calon ratu masa depan di sisi
Sandi mengerutkan keningnya. Memangnya siapa yang dikatakan perempuan jalang oleh Velope. Kenapa dia begitu lancang seperti itu di depan Sandi dan Martin. Apakah dia mengatai Ani sebagai perempuan jalang?."Maksudmu apa Velope? Siapa yang perempuan jalang?" tanya Sandi."Maafkan aku Sandi. Aku terbawa emosi aku mengira Ani sengaja ingin menjebakmu dengan kalimat sensual seperti itu, aku emosi jadinya," ucap Velope.Sandi menertawakan Velope apa pantas dia berpikir seperti itu tentang orang lain. Ani adalah kekasihnya salahnya dimana mereka mau menghabiskan malam berdua."Aku rasa tidak ada yang salah dengan Ani. Dia juga tak menjebakku. Aku yang menginginkan dia berada di sisiku," balas Sandi."Velope kamu jangan membuatku malu dan membuat orang berpikir kamu masih memikirkan pria lain saat berpacaran denganku," gertak Martin. Velope gemetar kemudian langsung meminta maaf pada Martin ia hanya tidak senang kalau Ani hanya memanfaatkan Sandi sebagai majikannya. Dia hanya seorang kepala