Lahat ng Kabanata ng CELASEMARA (Haruskah aku melepaskanmu?): Kabanata 81 - Kabanata 90

100 Kabanata

Email dari Kania

"Mas Ardan nggak makan siang?" Suara rekan kerja Ardan membuat suami Sahila tersadar dari lamunannya. Ia sedari tadi, tepatnya sejak lima belas menit lalu memikirkan istrinya, sudah sadar atau belum? Tapi tak mungkin kalau sampai jam makan siang belum sadar dari pingsannya, 'kan?"Mas, nggak maksi?" Wanita itu masih berdiri di depan pintu ruang kerja Ardan."Makan, nanti aku ke sana. Kalian jadi maksi di sana, 'kan?""Jadi. Bareng aja, Mas. Anin udah booking tempat juga, tinggal kita berdua yang belum ke sana.""Oke. Sebentar." Ardan mengangkat tangan, meminta wanita bernama Maya tersenyum. Ardan menyambar ponsel, lalu memasukan uang seratus ribu ke saku celana kerja.Kini, keduanya sudah berjalan bersisian menuju tempat makan langganan. Menjual aneka menu makan siang yang terbuat dari daging sapi."Apa kabar istri kamu?" Maya membuka bahasan."Baik," jawabnya."Udah hamil?" lanjut ke pertanyaan lain."Udah." Ardan masuk ke dalam lift, disusul Maya, lalu menekan tombol LG.Setibanya d
last updateHuling Na-update : 2022-07-25
Magbasa pa

Dewi cinta yang dipuja

Sahila masih tak percaya jika Ardan bisa secepat itu berubah, benarkah ia sungguh-sungguh atau nanti pada akhirnya ada drama baru yang membuat hatinya terluka? Satu bulan sudah Ardan menunjukkan sikap baiknya, tiba giliran cek kehamilan rutin. Dua minggu lalu, waktu Sahila kontrol kondisi kandungan sesuai jadwal sebelumnya, ia tak ditemani siapa pun. Suaminya dinas keluar kota dua hari, Imelda dan Rizal sibuk mengurus kegiatan RT tempat tinggal. Namun, kini Ardan bisa menemani istrinya. Ardan izin tidak bekerja, dokter tersebut praktek pukul satu siang, tanggung jika ia kerja setengah hari. "Siapa nama dokternya?" Ardan melirik sejenak sebelum fokus mengemudi. "Gibran," jawab Sahila santai. "Oh. Dua minggu lalu, dia bilang kondisi kamu gimana?" "Sehat. Berat badan babynya naik dan aku juga walau naik dua kilo yang seharusnya tiga kilo."Ardan menyunggingkan senyuman. Pria yang kini memangkas rambutnya lebih pendek dan rapi, mirip Jeno NCT itu begitu terlihat tampan dan dewasa.
last updateHuling Na-update : 2022-07-26
Magbasa pa

Ungkapan rasa

Sahila menyiapkan pakaian kerja suaminya tanpa banyak bicara. Ia malu setelah semalam mereka bersatu lagi. Sedangkan Ardan, lelaki itu baru keluar dari kamar mandi, langkahnya terhenti saat mendapati istrinya tampak salah tingkah. Ardan mendekat, menangkup wajah Sahila dengan kedua telapak tangan, lalu mengecup kening dan pangkal hidung begitu lama. "Kamu jangan malu, La. Harusnya aku yang rasain itu, karena aku tau seharusnya kamu bisa nolak, tapi kamu justru terbuai. Aku bahaya buat kamu, ya, La," cengirnya. Sahila menggeleng pelan. Ia menjadi pendiam, semenjak tau jika dirinya hamil dan Ardan membuangnya seperti saat itu, ada sisi lain dalam diri Sahila yang pergi. "Aku nggak kasar, 'kan, semalam?" lirihnya begitu pelan di depan wajah Sahila yang merona. "Blushing gini mukanya, hum?" goda Ardan. "Kak Ardan nanti mau makan apa? Aku mau masak lagi." Sahila mengalihkan pembicaraan. Ardan terkekeh, memperlihatkan deretan gigi bersih dan rata. "Kok ubah bahasan, jawab dulu pertanya
last updateHuling Na-update : 2022-07-27
Magbasa pa

Bocah 10 tahun

Kini, Sahila perlahan bisa tersenyum karena memang melihat perubahan Ardan yang semakin hari sikapnya hangat juga menunjukkan perasaan bahagia yang membuncah karena ingin menjadi seorang ayah. Namun ternyata, Gibran, ia diam-diam memiliki perasaan kepada Sahila dan itu membuat Ardan yang memiliki feeling kuat akan hal tersebut tak akan tinggal diam. Menyentuh miliknya, sama saja cari perkara. "Kenapa sih, La, kamu terus minta ke Gibran? Emang di Jakarta ini dokter kandungan terbaik dia doang?!" "Aku udah nyaman, Kak Ardan ....""Aku nggak nyaman." singutnya sambil menatap tajam. "Kenapa sih? Cemburu?" goda Sahila sambil memeluk pinggang Ardan saat keduanya sedang mengawasi para pekerja dari jasa design interior yang diminta Ardan menata ulang tempat tinggalnya. "Iya, lah." Ardan memalingkan wajah. Untuk pertama kalinya Sahila melihat suaminya cemburu. Ia meraih tangan Ardan, menempelkan di perutnya yang sudah membesar, kandungannya sudah masuk minggu ke enam. "Anak Kak Ardan lag
last updateHuling Na-update : 2022-07-29
Magbasa pa

Kasus baru

Ardan juga Sahila, menyembunyikan Reno sementara waktu, tak mau membuat ketentraman keluarga lain terusik. Kamar tamu sudah ditempati Reno dan mau tak mau Sahila tidur di ranjang yang menjadi saksi bisu kelakuan Ardan.Padahal, tadinya malam itu mereka belum mau menempati apartemen, tapi apa boleh buat, kehadiran Reno secara mendadak membuat rencana keduanya buyar.Pagi tiba, Sahila sudah membuat sarapan lezat, ia membuat roti kismis sejak pukul tiga pagi. Harumnya menyebar ke seluruh ruangan apartemen."Reno," sapa Sahila saat melihat bocah itu sudah tampak rapi dengan seragam. "Masih jam lima pagi, kok sudah siap?""Sudah biasa," jawabnya singkat. Reno meletakkan tas sekolah di lantai samping kursi, tak langsung duduk, ia mendekat ke arah kitchen set. "Cangkir ada di mana, Tante, Reno mau bikin teh manis," ucapnya."Ada di sini, tapi Tante Ila udah bikinin susu hangat, ada di meja," tunjuk Sahila. Reno menoleh, menatap ke arah meja makan."Reno biasa minum teh manis aja kalau pagi,"
last updateHuling Na-update : 2022-07-29
Magbasa pa

Pengakuan Ardan

Sahila duduk menatap Reno yang tidur meringkuk di atas ranjang kamar tamu, tubuhnya demam, ia juga mengingau. Efek memar pada tubuhnya membuat hal itu terjadi. Ardan melangkah pelan, ikut duduk di sebelah Sahila yang mengusap kepala Reno. "Aku mau tes DNA, La," lirih Ardan. Sahila mengangguk setuju, tak tega rasanya. "La ... kenapa jalan hidup aku ulang kesalahan Ayah? Apa ini ... karma?" Ardan tertunduk. "Kalau Reno anak aku, aku bersalah banget, La.""Mas Ardan, jangan sesali yang sudah lewat. Lihat ke depan dan berdoa terus, supaya keturunan kita nantinya nggak ada yang seperti ini. Jalan hidupnya jauh lebih baik." Tangan Sahila menggenggam jemari Ardan. Tatapannya berubah terlihat penasaran akan sesuatu. "Ada apa? Mau tanya sesuatu?" tukas Ardan. "Iya. Ehm ... Ibunya Reno, mantan pacar kamu yang mana, Mas? Sepertinya aku nggak kenal selain Kania?" Ardan menatap istrinya lekat, lalu mencium keningnya. "Sebenarnya bukan mantan pacar, hanya dekat, karena dulu aku--""Terkenal
last updateHuling Na-update : 2022-07-31
Magbasa pa

Air mata tumpah

Mereka masih menutupi keberadaan Reno, bahkan saat keduanya menjenguk Gadis yang baru melahirkan di rumahnya, Reno ditinggal di apartemen seorang diri. Bocah itu tak akan ke mana-mana, Ardan juga sudah menitipkan pada sekuriti."La, jangan sampai keceplosan, ya," bisik Ardan saat mereka tiba di depan rumah Dewa dan Gadis."Iya, tenang aja." Sahila merapikan tatanan rambutnya, Ardan yang suka jail sengaja mencuri ciuman di pipi sang istri, hal itu membuat Sahila menyipitkan mata menatap Ardan namun direspon ciuman di bibir."Om! Tante!" teriak si sulung. Putri pertama Dewa dan Gadis membuka pagar rumah."Hai cantik," sapa Sahila setelah turun dari dalam mobil."Hai Tante Ila cantik," balasnya. Sahila mencium pipi gadis kecil itu, lalu berjalan ke dalam rumah. Ardan mengekor setelah menutup pagar dan mengusap kepala keponakannya."Bang," sapa Sahila ke Dewa yang sedang merapikan tas koper dari rumah sakit, mereka baru tiba malam hari sebelumnya."La, duduk. Apa kabar?" Dewa memeluk Sahi
last updateHuling Na-update : 2022-08-01
Magbasa pa

Memanjakan Reno

Reno masih sesenggukan, pelukan erat terus Ardan berikan untuk putranya. Test DNA rasanya tak perlu, karena jelas sekali anak itu darah dagingnya. "Reno, maafin Papa, ya," lirih Ardan. "Reno bingung," ucapnya masih terus membalas pelukan Ardan. "Nggak perlu bingung, kamu anak Papa, Papa yakin. Papa urus semuanya, kamu pindah sekolah ke tempat yang kamu bisa nyaman, Papa nggak akan paksa kamu. Maafin Papa ya, Nak." Jiwa kebapak-an Ardan muncul natural. Sahila berdeham, sejak tadi ia sudah duduk di sofa, memperhatikan dua lelaki beda usia itu saling berderai air mata. "Reno, sini duduk ... Tante Il-- mmm ... Mama Ila mau kasih tau sesuatu." Sahila mengulurkan tangan. Reno berjalan perlahan, mendekat lalu duduk bersisian dengan wanita cantik itu. "Reno jangan sedih lagi, kalau Kakek dan Nenek Reno masih belum terima, pelan-pelan nanti pasti bisa. Reno sabar ..., Papa dan Mama, nggak akan tinggalin atau lepasin Reno." Reno mengangguk. Sahila menoleh ke Ardan yang masih menghapus air
last updateHuling Na-update : 2022-08-03
Magbasa pa

Belum menerima

Sahila dan Ardan bertemu muka dengan Meli, ibu kandung Reno saat wanita itu kembali dari luar kota. "Reno resmi jadi anak kami. Aku mohon, mulai sekarang ... setelah resmi semua dokumen Reno selesai, kita jalani hidup masing-masing. Kami akan membesarkan Reno dengan cara kami." Ardan sudah membuat keputusan, Meli tak bisa apa-apa selain mengangguk paham. "Reno tetap anak Kak Meli, jangan khawatir." Sahila tersenyum. Reno memalingkan wajah, ia tampaknya tak suka dengan ibu kandungnya sendiri. "Saya tau. Kalian akan sangat menjaga baik Reno, karena saya ... tidak sanggup. Saya--" Mendadak lidah Meli kelu, rasanya berdosa sekali jika ia berkata dirinya tak bisa berhenti bekerja sebagai pelacur kelas kakap. Apa pun kelasnya, pelacur tetaplah pelacur. "Di mana lagi saya harus tanda tangan lagi? Saya nggak bisa lama-lama, karena saya harus pergi ke Sulawesi." Begitu enteng lidahnya bicara, seperti tak ingin terbeban dengan urusan Reno. "Cukup. Kalau memang nanti saya butuh tanda tangan
last updateHuling Na-update : 2022-08-06
Magbasa pa

Pelukan sayang

Suasana acara 7 bulanan Sahila terasa hikmat, Ardan yang semula tidak menerima kehadiran si jabang bayi di dalam perut wanita itu, kini justru begitu bahagia saat hendak menjadi ayah dari anak keduanya.Kedua mata Sahila terpejam saat Ardan mencium keningnya lekat, sambil mengusap perut buncitnya. Setelan beskap jawa juga dengan kebaya cantik warna ungu muda, membuat pasangan itu terlihat gagah juga anggun.Reno berdiri menjauh, merasa takut untuk mendekat ke arah orang tuanya. Sahila yang tau ada salah satu anggota keluarganya yang kurang, mencari keberadaan putranya."Mas Ardan, Reno ajak ke sini," pinta Sahila sambil menatap Ardan. Suaminya menoleh ke sana kemari, mencari keberadaan Reno yang berhasil ia dapati berdiri di balik tembok garasi."Reno, sini!" panggilnya. Reno yang juga memakai beskap warna senada dengan Ardan tampak berjalan begitu pelan, kepalanya tertunduk, sesekali melirik ke arah Rizal dan Imelda yang menatap tajam ke arahnya.Dewa menggandeng tangan Reno untuk me
last updateHuling Na-update : 2022-08-07
Magbasa pa
PREV
1
...
5678910
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status