“Lepaskan aku, Kak,” tolak Sahila. Ardan memundurkan tubuhnya, cukup terkejut dengan sikap perempuan di hadapannya. “I–la,” ucapnya terbata. Sahila menghapus air matanya, netra mereka bertemu, tak bisa dipungkiri jika Ardan melihat sorot kecewa juga sedih. “Kita mulai dari awal, ya,” ujar Ardan. Sahila menggelengkan kepala, tak siap jika kembali merasakan dibawa terbang tinggi, lalu dijatuhkan begitu saja. Ardan pun sadar, jika ia harus benar-benar membuktikan, jika ia siap membuka hati untuk Sahila, tidak ada nama lain lagi. ***Pengulangan kejadian kehidupan kini menghampiri Ardan, Rizal merasa sedih mengapa putranya harus mengalami hal serupa dengannya. Di dalam kamar, ia dan Imelda terus membahas. “Udah lah, Mas, jangan disesali. Ini memang kesalahan Ardan yang nggak belajar dari permasalahan kita dulu, Mas.” Rizal memeluk erat Imelda, keduanya sudah beranjak untuk tidur, tapi tak kunjung datang rasa kantuknya. Isi kepalanya tertuju pada Ardan dan Sahila. “Mas, kita nggak ak
Last Updated : 2022-07-24 Read more