Home / Pernikahan / GRUP JANDA DAN DUDA BERSATU / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of GRUP JANDA DAN DUDA BERSATU: Chapter 51 - Chapter 60

91 Chapters

BAB 50 DILAMAR

"Nah, itu dia!" tunjuk Elice pada Marko yang akhirnya datang juga bersama Nabila."Sorry agak telat, aku harus jemput Nabila." Marko beralasan padahal kemarin dia sendiri yang minta meeting pagi-pagi."Pagi Mas," Nabila tetap menyapa Sunan meski rasanya jadi sangat canggung.Sunan juga tetap mengangguk dengan memberi senyum pada Nabila nya yang semakin cantik."Aku langsung naik." Nabila permisi lebih dulu meninggalkan mereka yang masih di lobi."Nanti aku akan menunggumu!" Marko melambai kecil pada Nabila yang sudah berjalan pergi.Marko juga sengaja memperhatikan Nabila sampai masuk ke dalam lift. Sementara Sunan cuma berani diam-diam memperhatikan wanita itu sambil menahan perasaanya yang tidak bisa diajak kompromi meskipun tahu Nabila sudah bersama Marko."Apa yang lain sudah datang?" tanya Marko pada Sunan dan Elice."Ya, mereka sudah menunggumu tuan muda!" sarkas Elice sambil memutar bola matanya karena Marko memang tetap akan jadi yang paling ditunggu."Oke, ayo!" santai Marko t
Read more

BAB 51 NOAH SAKIT

Ternyata Marko tinggal di penthouse City Tower yang merupakan gedung paling tinggi di central bisnis ibu kota. Marko menempati dua lantai paling teratas itu dengan keponakanya. Ketika Marko dan Nabila tiba, Noah sedang meringkuk di sofa dengan hidung memerah dan menggigil demam."Kau cuma flu, tapi kenapa sudah sangat merepotkan."Sebenarnya dari dulu Noah memang paling rewel jika sedang sakit."Apa sudah minum obat?" Nabila yang bertanya."Sudah.""Sebaiknya banyak-banyak minum minuman hangat." Nabila kembali memberi saran. "Bisa kubuatkan.""Terimakasih Nabila." Tentu Noah mau, jarang-jarang dia dapat perhatian dari wanita yang lembut."Di mana pantry nya?" Nabila menoleh Marko yang kemudian cuma menunjukkan arah."Tunggu sebentar." Nabila segera pergi."Jangan manja!" tegur Marko pada keponakannya karena Noah pasti juga sedang mengambil kesempatan."Kalian sudah berkencan?" tanya Noah masih berani iseng.Marko cuma menjentikkan jari pada keponakanya sebagai isyarat untuk tutup mulu.
Read more

BAB 52 KETEGASAN NABILA

Sunan melihat pesannya sudah dibuka tapi belum dibalas sampai kemudian dia mengetik pesan lagi.[Maaf aku minta nomormu dari Elice]Sudah Nabila duga dan tidak terkejut lagi, Nabila cuma heran bagaimana Elice bisa mau memberikan nomornya, padahal Nabil sudah berulang kali mengingatkan untuk tidak memberikan nomor telepon barunya kepada siapapun.[Apa kau masih tidak mau bicara denganku][Bukankah tadi kita juga bertemu dan bicara] balas Nabila, mengetik dengan cepat.[Jadi benar kau bersama Marko?][Ya] Nabila pilih jawaban singkat tanpa basa-basi.[Benarkah aku sudah tidak bisa mengubah pikiranmu, Nabila?][Mas Sunan tidak bisa seperti ini!] tegas Nabila.[Entahlah Nabila, aku benar-benar tidak bisa][Kita bukan anak muda lagi Mas, jadi tolong mengertilah]Sunan sudah tidak membalas pesan Nabila lagi tapi malah menelpon. Nabila mengabaikannya tidak mau bicara. Tapi Sunan tetap tidak mau berhenti.[Tolong aku ingin bicara]Sunan menelpon lagi sampai akhirnya Nabila mau mengangkat telep
Read more

BAB 53 MENDAPAT RESTU

Marko benar-benar datang ke rumah orang tua Nabila sendirian tanpa di dampingi siapapun untuk duduk di depan papa Nabila dan Bang Togar. Walaupun ini bukan kali pertama Nabila dilamar pria, tapi ketika melihat Marko duduk di depan orang tuanya Nabila tetap deg-degan."Aku juga suka dengan Marko," bisik Mbak Fitri yang duduk di samping Nabila. "Laki-laki harus berani seperti itu!""Aku malah takut Marko asal bicara."Nabila dan kakak iparnya duduk di sofa ruang tengah tapi masih bisa sama-sama melihat Marko yang sedang duduk di ruang tamu. Nabila baru mengantarkan minuman untuk mereka semua dan langsung duduk di samping Mbak Fitri masih sambil memangku nampannya."Semoga lancar," doa Mbak Fitri ikut deg-degan menunggu Nabila mau di lamar.Marko memakai kemeja lengan pendek, cukup rapi secara penampilan tapi nabila tetap saja khawatir karena Marko juga sering tidak terduga."Aku akan segera menikahi Nabila jika Papa mengijinkan." Marko langsung bicara pada inti tujuan kedatanganya malam
Read more

BAB 54 MAKIN DEKAT

"Eh, kenapa kalian gandengan terus mulai seperti kembar siam!" tegur Elice karena hari masih pagi dan Marko sudah ada di kantornya padahal mereka tidak ada jadwal meeting. "Lihat!" Marko langsung menunjukkan cincin di jari manis Nabila untuk dia pamerkan. "Kami akan menikah!" "Wao!" Elis ternganga sendiri kemudian segera berkacak pinggang untuk menilai tingkah Marko. "Kalian serius!" "Aku sudah melamar Nabila dan mendapat restu." Marko menarik tangan Nabila kemudian dia cium di depan Elice. "Tapi ingat! kau sudah berjanji, Nabila tetap bisa bekerja denganku!" "Terserah Nabila." Kali ini Marko mengecup kening Nabila dengan gerakan cepat sampai Nabila sendiri tidak sempat menghindar karena sudah terlanjur kena. "Kalian sengaja ingin membuatku iri?" "Cari juga kelaki yang tidak sesibuk mantan suamimu!" Marko sudah biasa bercanda seperti itu dengan Elice dan mantan suaminya. Elice malah cuma mendengus kemudian mengibaskan telapak tangan. "Aku masih belum berminat, kalian duluan saj
Read more

BAB 55 JUJUR

"Babe, ada yang mencarimu!" Vivian menoleh pada Marko yang baru turun dari anak tangga. "Botol susu Bagas tertinggal," Nabila yang bicara sambil menatap Marko. Marko barus selesai mandi dan masih memakai handuk melilit di pinggang. "Masuklah." Marko bisa ikut menangkap kekhawatiran di mata Nabila. "Aku buru-buru." Entah kenapa rasanya Nabila tidak sanggup membayangkan apapun dan hanya ingin buru-buru pergi saja. "Masuklah dulu." Marko tetap memaksa kemudian menghampiri Nabila. "Siapa dia?" tanya Vivian. "Ini Vivian, mantan istriku." Yang bertanya Vivian tapi Marko malah menatap Nabila yang sebenarnya malah tidak bertanya. "Hai," Vivian jadi menyapa Nabila lebih dulu meski tiba-tiba jadi canggung ketika mengulurkan tangan. "Nabila," balas Nabila dan mereka saling berkenalan. "Ayo masuklah dulu." Marko terus memaksa karena dia juga ingin bicara. "Bagas sudah ngantuk." "Biarkan dia tidur dulu, nanti kuantar kalian pulang." Marko mengambil Bagas yang sudah lemas malas di gend
Read more

BAB 56 MAKAN SIANG DENGAN ELICE

"Nabila, kau mau kuantar pulang atau tidur di sisni?" Marko menepuk pipi Nabila untuk dia bangunkan pelan-pelan.Nabila langsung terkesiap bangun dan kaget karena sudah tertidur di kamar Marko."Oh, jam berpa ini?" Nabila terlihat bingung."Baru jam sembilan.""Aku harus pulang."Nabila buru-buru membenahi pakaian yang jadi kusut dan sudah akan menggendong Bagas ketika Marko menghentikanya."Biar aku saja." Marko yang akan menggendong Bagas."Di mana botol Bagas?" Nabila masih ingat untuk menanyakan botol Bagas yang tertinggal."Sudah kucuci dan kumasukkan ke dalam tasnya.""Terima aksih." Entah kenapa hal sepele itu ternyata mengejutkan bagi Nabila."Kenapa?" tanya Marko melihat Nabila terdiam memperhatikannya.Nabila mengeleng tapi Marko kembali duduk di depannya karena tahu pasti ada sesuatu yang masih mengganjal hati Nabila."Aku tidak bisa menghapus masa lalu dan tidak bisa mengubahnya, tapi aku ingin membangun masa depanku denganmu karena itu aku akan selalu jujur. Tidak ada yang
Read more

BAB 57 MAKAN MALAM

Marko datang menjemput Nabila untuk makan malam, Marko terlihat membawa tas karton berukuran besar. "Apa yang kau bawa?" sambut Nabila agak keheranan. "Di mana Bagas?" Marko nampak sudah antusias untuk membuat anak laki-laki itu terkejut. "Bagas sedang di jemput Riko untuk menginap." "Oh." Marko sedikit kecewa. "Ini set kereta api yang kemarin dia minta." "Oh!" gantian Nabila yang terkejut. "Terimakasih." Nabila menerima tas karton yang diberikan Marko kemudian mengintipnya sedikit sebelum dia letakkan di samping pintu. "Bagas pasti suka." "Kau sudah siap?" Marko ganti menanyakan Nabila. "Ya, begini saja." Nabila mengoreksi dirinya sendiri. "Apa aku salah kostum?" "Tidak, aku suka." Sebenarnya Marko juga masih terlihat cukup santai dengan pilihan kemeja lengan pendeknya yang berwarna agak gelap dan kebetulan cocok dengan pilihan warna Nabila. "Ayo." Marko langsung mengulurkan tangannya. "Pa, Nabila keluar dulu sama Marko." Papa Nabila sedang menyaksikan pertandingan bulu t
Read more

BAB 58 DI JERMAN

Pikiran Nabila benar-benar jadi tidak enak mengetahui Vivian juga sedang berada di Jerman. Bagaimanapun Marko dan Vivian pernah menjadi suami istri. Mustahil jika Nabila tidak langsung berpikir macam-macam dengan keberadaan mereka yang kebetulan sekali bersamaan.Padahal Marko sedang mengunjungi rumah kakeknya. Kakek Marko asli Indonesia, tapi sudah lama menetap di Jerman dan menikah dengan wanita Jerman. Mereka cuma memiliki satu orang putra, yaitu papanya Mako yang akhirnya juga cuma memiliki seorang anak laki-laki.Kakek Marko sudah sangat jompo, tinggal dengan dua orang perawat khusus dan pelayan karena sudah lumpuh dan cuma bisa duduk di kursi roda. Marko sengaja mengunjungi kakeknya untuk memberitahu jika dia akan kembali menikah."Kau akan menikah?" wajah berglambir pria tua itu langsung ikut sumringah mendengar kabar yang dibawa cucunya kali ini."Ya, tapi nanti setelah aku menikahinya baru aku bisa membawa dia ke mari untuk bertemu Kakek" Marko mencium punggung tangan kakekny
Read more

BAB 59 KEBOHONGAN-KEBOHONGAN

Dua hari Vivian bersikeras tinggal di apartemen Marko, tapi sepertinya Marko memang sudah susah untuk dibujuk. Vivian sudah coba mengajaknya bicara beberapa kali namun Marko tetap pada pendiriannya untuk menikahi Nabila.Dua hari usaha Vivian tetap sia-sia, sampai dia merasa seperti tidak mengenal Marko lagi karena pria itu terus mengabaikan bujukannya. Rasanya Vivian juga sudah menyerah dengan usahanya meskipun dia masih mencintai lelaki itu. Padahal Vivian yakin Marko juga tidak akan mudah melupakannya meski sekarang telah bersama wanita lain. Bagaimanapun menjalani pernikahan selama lima tahun tetap bukan perkara mudah untuk tiba-tiba dilupakan begitu saja, mereka sudah melalui suka duka bersama dan pernah saling mencintai dengan tergila-gila. Apalagi Marko masih baru mengenal Nabila, wajar jika Vivian berpikir hubungan mereka masih sangat rapuh dan sempat berharap Marko masih bisa dibujuk. Tapi Marko malah sengaja ingin cepat-cepat kembali ke Indonesia pagi ini.Vivian ikut berke
Read more
PREV
1
...
45678
...
10
DMCA.com Protection Status