Home / Pernikahan / GRUP JANDA DAN DUDA BERSATU / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of GRUP JANDA DAN DUDA BERSATU: Chapter 31 - Chapter 40

91 Chapters

BAB 31 SINDIRAN KERAS

"Sunan ngajakin kamu nikah siri!" kaget Moy setelah mendengar semua cerita Nabila. Elice cuma bisa ikut pasang muka syok mendengar Nabila baru ditawari nikah siri oleh Sunan Praja Syarif yang notabenenya juga sudah dia kenal baik sampai ke akar-akar keluarganya. "Kenapa sejak awal dia gak bilang cuma mau cari istri buat dia nikahi siri! kalau tahu begitu mending kemarin kukenalkan saja dia sama janda gatel yang doyan duit!" Moy yang jadi paling geram karena dia yang telah memperkenalkan Sunan pada Nabila."Tapi tenang saja Nabila, lupakan Sunan! kau berhak dapat yang lebih baik, pria yang tidak mempermasalahkan apapun statusmu!" "Kau fokus bekerja saja dulu untuk Bagas, aku akan coba carikan posisi untukmu di perusahaan papaku." Elice ikut mendukung. Elice lebih mengenal keluarga Sunan, dia bisa paham bagaimana lingkungan keluarga kaya. Jika memang masalah kesenjangan status sosial Nabila yang jadi masalah, Elice pikir Nabila memang harus jadi wanita mandiri. "Aku tidak apa-apa kal
Read more

BAB 32 HARI YANG HARUS DIJALANI NABILA

Nabila sudah mau berbaring ketika sebuah pesan masuk dari Sunan. Nabila tidak berani membukanya karena dia sudah bertekad untuk berhenti, meski mungkin belum lupa dan belum hilang.Sebagai seorang janda dan ibu dari seorang anak laki-laki satu setengah tahun, sebenarnya Nabila sudah tidak memerlukan roman dalam hidupnya. Jika pun Nabila menikah lagi, dia hanya ingin laki-laki yang bisa menerima apa adanya, tidak perlu kaya asal bertanggungjawab. Kesenjangan status sosial nyatanya pasti akan tetap menimbulkan masalah. Seandainya Sunan dari keluarga biasa mungkin dia juga tidak harus sesulit sekarang menanggung tanggung jawab.Hari masih pagi ketika Moy sudah mengirim beberapa foto profile pria dan biodatanya untuk Nabila pilih.[Ini pemenang lelang kemarin setelah aku seleksi dengan jeli semua kulitas serta latarbelakangnya. Kau boleh pilih yang mana saja][Moy aku benar-benar belum ingin, aku masih mau bekerja untuk Bagas dulu][Kau harus move-on Nabila!][Aku baik-baik saja][Jangan m
Read more

BAB 33 MODUS LAKI-LAKI

Jika kemarin Nabila tidak sengaja bertemu dengan Novie di supermarket, hari ini Nabila kembali tidak sengaja bertemu Riko dan Novie di acara pernikahan anak salah satu mantan tetangga mereka. Riko dan Nabila sama-sama mengenal baik keluarga mempelai perempuan jadi tidak enak kalau sampai tidak datang. Acaranya diadakan di hotel berbintang dengan ribuan tamu undangan, Nabila tidak menyangka jika bakal bertemu Riko di antara banyaknya tamu yang sedang ramai.Nabila terlihat datang seorang diri bahkan tidak membawa Bagas karena Nabila ingin buru-buru dan menitipkan Bagas di rumah kakak iparnya."Tuh! kan Mas, aku bilang juga apa, pasti laki-laki yang Nabila pamer-pamerin kemarin sudah bosan dan ninggalin dia!" sindir Novie dengan suara cukup kencang untuk ikut didengar Nabila."Jadi benar laki-laki yang kau pamerkan ke kemarin sudah meninggalkanmu?" Riko benar-benar menyuarakan omongan Novie begitu Nabila melintas di depan mereka."Sama sekali bukan urusan Mas Riko!" kesal Nabila berharap
Read more

BAB 34 KEBIASAN LAKI-LAKI

Ternyata bukan cuma Sunan yang bisa jadi pengecut, tapi Nabila juga. Karena setelah cukup berani menanggapi chat dari Sunan ternyata Nabila tidak berani untuk mengangkat panggilannya. Nabila justru menyelipkan ponselnya ke bawah bantal agar suara getarnya tidak terdengar oleh Bagas yang sudah tidur.[Kenapa?] pesan yang dikirim Sunan setelah dua kali panggilannya tidak juga diangkat.Sebuah file foto ikut dikirim oleh Sunan dan langsung terbuka di layar ponsel Nabila yang masih membaca pesan.Sunan terlihat sedang berbaring setengah bersandar di kepala ranjang sambil memeluk putranya yang sepertinya belum juga tidur.[Azil belum bisa tidur karena jarang menginap di rumah, tadi kupikir Bagas juga sedang bangun]Jika tadi ponsel Nabila yang dia selipkan ke bawah bantal kali ini justru kepala Nabila sendiri yang ingi ia selipkan ke bawah bantal karena malu luar biasa dengan pikirannya sendiri.'Semua gara-gara Moy!'*****"Bagaimana kencanmu dengan Raka?" tanya Moy begitu menghampiri Nab
Read more

BAB 35 LAKI-LAKI SAMA SAJA

"Laki-laki itu sama saja, siapa yang berani dia dapat banyak gak perduli umur!" ketus Moy pas Elice menggeleng saat dia menunjuk foto profile pria yang nampak lebih muda. "Aku tidak mau yang terlalu muda!" Dari dulu Elice memang paling anti dengan berondong. "Gimana kalau yang ini?" Moy menunjuk pria berkaca mata dengan lesung pipi dan kumis tipis. Elice tetap menggeleng. "Terlalu kurus." "Kau tetap mau yang badan sixpack, dewasa dan berpekerjaan mapan?" Moy mendesah lemas. "Pria sixpack biasanya agak pengangguran, atau kalau tidak dia cuma model, karena pria dewasa berpekerjaan mapan biasanya cukup sibuk untuk terlalu mengurusi otot perut yang harus selalu kotak-kotak!" Moy sampai ingin menggaruk kepalanya karena repotnya kriteria yang diminta Elice. "Atau kau cari saja anak sultan yang bisa liburan kesana-kemari dengan berbagai hobi, tidak perlu bekerja tapi warisannya tujuh turunan gak bakal habis!" "Aku tidak mau jadi harem!" "Coba lihat kalau anak sultannya kayak dia!" Mo
Read more

BAB 35 BIARKAN AKU SENDIRI

Begitu masuk dalam kamar Nabila segera mengetik pesan ke pada Sunan yang juga langsung dibalas cepat.[Kenapa Mas seperti ini?][Ternyata aku tidak bisa melepaskanmu, Nabila][Apa Mas Sunan tidak bisa bicara dulu padaku sebelum menemui papa?][Kau tidak akan mengijinkanku]Nabila berhenti sebentar untuk berpikir.[Aku sedang coba memulai hubungan dengan seseorang Mas. Tolong hargai aku] ketik Nabila pada pesan berikutnya. Nabila setengah berbohong agar Sunan berhenti membuatnya seperti ini.[Tolong pikirkan lagi, Nabila][Aku tidak bisa] tutup Nabila dan ternyata Sunan malah menelpon. Seharusnya Nabila tidak mengangkat panggilan telepon tersebut."Mas, tolong ... ""Aku ingin bicara denganmu sekali lagi.""Bicara saja sekarang Mas!""Kita harus bertemu.""Aku tidak bisa."Kadang laki-laki memang semaunya sendiri jika punya keinginan."Tolong Nabila, kita bisa membicarakannya.""Aku sudah kehilangan keinginan untuk memikirkannya!" jawab Nabila dengan nada lebih tegas hingga seketika me
Read more

BAB 36 MENCARI LAKI-LAKI BAIK ITU SUSAH

[Nabila,maaf minggu ini aku ada perjalanan kerja ke luar kota jadi sepertinya rencana kita kemarin aku tunda dulu, ya] pesan dari Raka yang cuma Nabila baca sekilas kemudian dia teruskan pada Moy.[Kau benar] pesan yang dikirim Nabila pada Moy setelah mengirim salinan pesan dari Raka.Mereka sudah sama-sama tahu jika Raka sedang coba mendekati Elice. Begitu membaca pesan dari Nabila Moy segera menelepon."Maafkan aku Nabila. Seharusnya aku lebih selektif memilihkan teman kencan untukmu.""Sudahlah, aku tidak apa-apa, itu wajar."Jika dibanding masalah Nabila yang lain perkara Raka adalah yang paling sepele. Memang Resiko jadi janda, banyak yang suka menggoda tapi jarang yang mau benar-benar serius bisa nerima apa adanya, apa lagi jika sudah ada anak. Nabila tidak menyalahkan Raka yang pastinya akan lebih pilih janda tajir, plus tanpa harus ikut mengurus anak orang dan membiayai hidupnya."Aku ingin fokus bekerja untuk Bagas, untuk masa depannya. Bukan karena aku sakit hati tapi karena
Read more

BAB 37 TEKAT NABILA

Nabila sudah bertekad untuk memulai hidup baru, hidup barunya bersama Bagas, cukup hanya dengan putranya. Nabila tidak hanya mulai melamar pekerjaan di beberapa perusahaan yang sesuai dasar pendidikannya, nabila juga menganti nomor teleponnya.Bahkan Riko tidak Nabila beri tahu nomor kotaknya yang baru. Nabila sudah masa bodoh dengan mantan suaminya, Nabila sudah lelah meminta hak Bagas, Nabila akan membesarkan Bagas seorang diri. Jika nanti Riko masih ingat dengan putranya, biarkan Riko yang datang sendiri dan itu hak Bagas untuk menerimanya atau tidak. Yang terpenting Nabila tidak pernah mengajarkan keburukan pada putranya, apalagi untuk membenci ayahnya.Untuk Sunan, Nabila juga sudah mengikhlaskan jika memang mereka tidak berjodoh. Tidak semua orang yang ingin bersama lantas bisa hidup berdua, setiap keputusan yang dipilih pastinya juga akan memiliki konsekuwensi masing-masing, seharusnya Sunan juga paham dengan pilihannya.Nabila sudah mendapat, beberapa panggilan interview, sambi
Read more

BAB 38 MARKO

"Dia putra kakak perempuanku, aku yang membesarkannya sejak kakakku meninggal dan Noah masih berumur tujuh tahun." "Jadi kau walinya?" Elice masih mengangkat alis heran ketika menatap pria tampan di hadapannya. Marko adalah pria tinggi besar bertubuh atletis dengan tato naga di sepanjang lengan kanannya, siapapun tidak akan percaya jika pria seperti itu bisa membesarkan anak laki-laki. "Sekarang Noah sudah dua puluh tahun, aku tidak akan membelanya, karena jika ia salah maka dia juga akan tetap harus bertanggung jawab!" Elice mengangguk pasrah. Elice yang tadinya masih berapi-api murka pada pemuda yang telah menabrak papanya akhirnya tidak bisa lagi terus marah setelah tahu jika pemuda itu adalah keponakan dari teman kakaknya. "Aku ikut berduka atas kepergian papamu." Elice mendengar kepergian papa Marko dari kakaknya beberapa bulan lalu. "Papa sudah terlalu lama menderita karena kangker, mungkin ini jalan terbaik agar tidak merasakan sakit lagi." Kabarnya Marko juga yang merawat
Read more

BAB 39 KADANG JODOH TIDAK BISA DIKEJAR

Sepertinya Bagas benar-benar demam dan hidungnya mulai buntu karena Nabila lihat bibirnya terus terbuka untuk bernapas dari mulut hingga kering."Apa bisa kita berhenti di apotek sebentar? aku mau membelikan obat flu untuk Bagas.""Ya, tentu. Katakan saja di mana kita harus berhenti." Marko menoleh sebentar pada Nabila karena harus konsentrasi dengan jalanan yang sedang ramai."Setelah perempatan di depan ada apotek di kanan jalan."Marko cuma mengangguk kemudian memelankan musik country rock di dasbor mobilnya. Dear God dari Evenged Sevenfold masih mengalun pelan menemani mereka selama terjebak lampu merah. Marko terlihat mengikuti nadanya dengan ketukan jari di tepi kemudi. Setelah lolos dari lampu merah Marko mulai mengambil jalur kanan, dia juga mengurangi kecepatan untuk memperhatikan deretan ruko di sisi jalan."Itu yang di depan!" tunjuk Nabila pada plang apotek berlogo biru yang menyala terang.Marko membawa mobilnya masuk ke halaman apotek karena tidak boleh asal berhenti di p
Read more
PREV
123456
...
10
DMCA.com Protection Status