Home / Urban / Pewaris Tunggal / Chapter 231 - Chapter 240

All Chapters of Pewaris Tunggal: Chapter 231 - Chapter 240

993 Chapters

Bab 231: Mendamaikan Keluarga Papa

“Selamat siang pa Bahur, saya Aldot…mohon maaf, apakah tidak sebaiknya kita bicara baik-baik,” Aldot mencoba berdiplomasi.Karena Aldot hampir tertawa melihat Bahur yang berbadan kurus dan sudah tua ini, tak mungkin Aldot menghadapinya dengan kekerasan, seperti yang ia lakukan selama ini.Saat melihat rumah ini, kondisi rumah inipun tak terlalu mewah, sedang saja, tapi di bangun permanen, catnya pun sudah agak kusam, tapi tanah itu lumayan luas, terlihat dari pagarnya berdiri kokoh di sekeliling rumah ini.“Hmmm si Resa bawa polisi ternyata yaa…sudah kubilang rumah ini sejak dulu di berikan bang Bahar padaku, si Resa ini ngotot saja, dia itu anak haram si Winah, bukan anak kandung abangku itu, jadi dia tak berhak atas rumah ini!” sahut Bahur dengan emosi tinggi.Kaget juga Aldot, ternyata sangat rumit hubungan keluarga Resa dan Bahur ini.Aldot sempat terdiam beberapa saat, tapi tak mungkin ia menoleh ke Resa, karena di depannya Bahur masih menghunus goloknya.Resa hanya berdiri di sa
last updateLast Updated : 2023-02-02
Read more

Bab 232: Solusi Bagi Keluarga Papa

Aldot lalu memanggil istri Bahur dan dia sempat menatap 3 anak nya, terlihat kuyu seperti belum makan.“Bibi…kenapa anak kamu seperti loyo itu…apakah mereka sakit?”“Iya…saya nggak punya uang buat beli lauk, beras masih ada…milik ibu Resa itu, tapi lauknya tak ada!” istri Bahur lalu menunduk.Aldot langsung mencabut dompetnya dan ada uang di dompetnya hampir 3 jutaan, Aldot memang selalu bawa duit sampai hampir penuh dompetnya.Seluruh uang itu ia serahkan ke istri Bahur. “Ini uang, belilah lauk kasian anak-anak bibi kelaparan begitu, sementara di sini saja dulu ya, tenang saja paman Bahur akan pulang secepatnya, aku jamin tak akan apa-apa!” Istri Bahur ini sampai ingin bersujud saking senangnya menerima pemberian Aldot ini.Aldot dan Tante Ira kemudian berlalu dan kini kedua mobil ini menuju ke rumahnya yang besar dan megah di kampung ini.Saking penasarannya dengan Aldot, Tante Ira numpang ke mobil Aldot dan Resa yang juga di mobil ini, Resa tentu ikutan terbelalak saat tahu siapa
last updateLast Updated : 2023-02-02
Read more

Bab 233: Candaan Berubah Nafsu

Aldot sengaja mengancam begitu, ia tak ingin pemberiannya sia-sia kelak, apalagi saat ingat istri dan 3 anak-anaknya yang masih kecil tersebut sampai kelaparan.Bahur melongo, hampir tak percaya telinganya mendengar ucapan Aldot barusan, matanya kejap-kejap melihat satu kresek uang di depan hidungnya.Tiba-tiba Bahur sambil menangis bersujud di hadapan Aldot, lalu bersumpah kalau sampai kumat lagi main judi, dia rela nyawanya diambil saat itu juga.“Iya…pulanglah…kasian anak-anak dan istri paman menunggu di rumah, ingat paman sudah bersumpah saya saksinya!” kembali Aldot mengingatkan Bahur yang mengangguk sampai membenturkan dahinya ke lantai.Bahur terus saja sesenggukan saat naik mobil dan diantar Bripda Anwar pulang, dia sampai gemetar memegang uang 100 juta, karena seumur-umur baru kali ini memegang duit sebanyak itu.Saat menjual rumah orang tuanya dulu, hanya laku 35 juta, itupun langsung di potong hutang dan sisanya ludes di bawa main judi.Besoknya Bahur datang lagi namun kali
last updateLast Updated : 2023-02-03
Read more

Bab 234: Main Hati dengan Resa

Aldot kembali menatap foto lama seorang perempuan muda berukuran 10 R, Aldot sampai berdiri menatap foto itu dan ada seorang anak kecil laki-laki, dengan baju seragam sekolah dasar.Yang bikin Aldot sampai trenyuh, sepatu anak kecil terlihat sobek di depan hingga jempol kaki kananya terlihat, bahkan celananya juga seperti ada tambalan di paha. Walaupun dinding rumah ini baru di cat, ternyata foto itu sengaja kembali di letakan di sana.“Kok mirip aku waktu kecil, apakah ini foto nenek Kanah dan anak kecil ini papa?” batin Aldot…dan jawabannya terdengar dari mulut Resa.“Mas…foto itu adalah nenek kandung kamu, dan anak kecil yang berdiri di samping itu ayah kamu,” tiba-tiba Resa sudah berdiri di samping Aldot.Aldot menoleh ke samping, kebetulan Resa juga menatapnya, Resa tinggi semampai hingga sebahu Aldot.“Papa…nenek….kasian sekali papa waktu kecil…sampai sepatu sekolah boncos begitu!” gumam Aldot, hingga Resa tersenyum mendengarnya.“Sekarang…jangankan beli satu lusin sepatu, pabri
last updateLast Updated : 2023-02-03
Read more

Bab 235: Resa Ikut ke Jakarta

“Moga saja aku tak hamil…kalau sampai hamil…apa boleh buat resiko akan ku terima, tak mungkin ku minta Aldot bertanggung jawab!” batin Resa, dia pun akhirnya tertidur disamping Aldot dan malas memikirkan soal itu.Segala sesuatu kalau sudah merasa keenakan, tentunya ingin mengulang lagi, setelah hampir satu jam ketiduran, Resa terpaksa pasrah lagi saat melihat kepala pemuda tampan ini kembali berada di sela-sela pahanya dan otomatis membangkitkan hasratnya kembali mengulang apa yang tadi mereka lakukan.Dan kembali untuk yang kedua kalinya rahimnya kena siram pemuda ini, lagi-lagi Resa tak berusaha mencegah dan dia hanya pasrah, karena diapun sangat menikmati itu.Dan percintaan berakhir setelah hampir jam 3 sore, Aldot pun pamit pulang dan berjanji akan datang lagi, Resa hanya mengangguk lemah karena sangat kecapekan, sambil mencubit hidung mancung pemuda ini, mereka pun berciuman lembut.Sejak saat itulah, Aldot akhirnya jadi rutin menemui Resa, dibandingkan dengan Tika dan Eneng, A
last updateLast Updated : 2023-02-04
Read more

Bab 236: Akhirnya Berpisah

“Lhoo itu kan bang Aldot, kok udah di Jakarta aja, kenapa nggak ke rumah, lihat momi…pah, dia gandeng siapa tu, wanita cantik banget!” ceplos Sarah, hingga Brandon dan Sandrina menoleh ke arah Aldot dan Resa.Sandrina pastinya kagum juga dengan kecantikan dan ke anggunan Resa, tapi dia menggernyitkan dahi melihat Resa yang pastinya jauh lebih tua dar Aldot. Pakaian Resa juga terlihat sopan dan tidak menonjolkan body berlebihan.Sarah lalu berlari kecil menghampiri Aldot dan Resa, setelah berbincang sebentar, Sarah terlihat menarik tangan abang nya ini agar bergabung dengan kedua orang tua mereka di restoran mewah ini.Resa yang masih dipegang tangannya oleh Aldot mau tak mau mengikuti langkah Sarah. Setelah duduk berhadapan, Resa langsung menunduk, saat mata tajam kedua orangtua Aldot menatapnya.Keder bukan main Resa melihat mewah dan aritokratnya penampilan kedua orang tua kekasihnya, terutama Sandrina yang ternyata sangat mirip Sarah, ibu kandung AldotResa sudah tahu kalau Sandrin
last updateLast Updated : 2023-02-04
Read more

Bab 237: Bertugas di Kalimantan

Kita tarik kembali ke Aldot yang kini kembali bertugas di Mabes Polri, dua balok sudah di sandangnya, kini dia di tempatkan di bagian reserse.Sejak perpisahan dengan Resa, kembali Aldot harus kecewa yang kedua kalinya, kalau dulu dengan Kania, kini dengan Resa.Namun Aldot bukan tipikal pria yang gampang tergelincir, dia menyibukan diri dengan berbagai kegiatan positif.Menghibur diri agar jangan terlalu larut dengan perasaannya yang berasa hampa setelah Resa pergi. Hubungannya dengan Angelina tetap tak berubah, yakni bak adiknya sendiri, sehingga Aldot tak pernah mau memaksakan harus mencintai gadis tomboy jelita ini.Suatu hari, sore yang mendung…!Aldot kini duduk berhadapan dengan Brandon ayahnya, setelah menemani sang ayah ini latihan menembak, tak ada yang berani mengganggu anak beranak ini bicara, termasuk Bang Jack, sang pemilik sasana menembak ini, merangkap sasana gym.Brandon dan Aldot merupakan dua member VVIP yang kuasanya bahkan mengalahkan Bang Jack, sang pemilik.“Jad
last updateLast Updated : 2023-02-05
Read more

Bab 238: Baru Ngejabat Sudah Terima Amplop Besar

Marcia mengantar Aldot sampai ke mobil carterannya, lalu Aldot pun permisi dan keduanya pun berpisah. Walaupun kagum dengan kecantikan Marcia.Tapi Aldot tak ingin memperlihatkan sikap fucboynya, apalagi Marcia terlihat berkelas dan anggun serta sangat di hormati sales-sales lainnya.Ternyata Marcia salah seorang sales marketing senior di sini, dia kepalanya dan membawahi hampir 15 orang sales lainnya.Malamnya Aldot tak kemana-mana, dia hanya jalan-jalan di sekitaran hotel dan melihat-lihat kota ini.“Hmm…kota ini bak perusahaan saja, di mana-mana lalu lalang mobil perusahaan,” batin Aldot.Aldot mampir di sebuah warung kopi dan terdapat 3 orang yang berbaju perusahaan aseek ngobrol sambil ngopi, awalnya Aldot tak begitu tertarik dengan obrolan mereka, namun ia mulai tertarik saat mendengar omongan mereka.“Jadi desa itu mau di gusur ya, gara-gara perusahaan batubara mau memerluas usahanya!”“Iya, malah warga selalu di teror, karena satu tokoh diikuti puluhan warganya menolak pindah,
last updateLast Updated : 2023-02-05
Read more

Bab 239: Berhadapan dengan Centeng-centeng Perusahaan

Ditemani Marcia, Aldot melihat apartemen yang mau di jual, dari dua apartemen ini, Ryan akhirnya memilih yang paling mahal, yang harganya hampir 750 juta, karena apartemen ini sudah lengkap, tinggal di tempati.Dan lagi-lagi Marcia melongo saat Ryan membelinya dengan cash, tanpa mau kredit, Kedatangan Marcia juga sambil menyerahkan mobil yang dibeli Aldot sehari sebelumnya dan sudah di beri riben, sesuai permintaan Aldot sebelumnya.“Kamu tinggal di mana Marcia..?”“Aku hanya ngekos bang, aslinya aku tinggal di Banjarmasin, di sini kan karena tugas dari kantor, aku baru 6 bulanan loh, nggak kuat kalau tinggal di apartemen, bayarannya mehong, lhaa gajiku mana cukup!” seloroh Marcia tertawa berderai hingga gigi putihnya terlihat jelas dengan lidah merah.Aldot tersenyum saja, gaya cool nya kini keluar lagi, setelah kecewa dengan cintanya yang gagal kembali untuk yang kedua kalinya dengan Resa, setelah sebelumnya dengan Kania.“Eh bang, kerjanya apa sih selain jadi aparat, kok hanya pol
last updateLast Updated : 2023-02-06
Read more

Bab 240: Menghadapi Mafia Lahan Warga

“Gila banget abang, enteng banget nembak, mana kena kaki semua, bidik sekale sihh, ngerii!” Marcia sampai bergidik melihat aksi koboy Aldot. Saking ngerinya Marcia tadi sampai merunduk melihat aksi polisi koboy ini.“Sengaja Marcia, agar mereka kapok, agaknya orang-orang begitu sudah biasa main kekerasan, untuk melancarkan tujuan mereka. Andai di negara kita tak ada hukum, gatal banget tanganku ingin tembak batok kepala mereka!” ceplos Aldot cuek.“Iya sihh, tampang-tampangnya serem banget, kayak nggak pernah mandi seminggu saja,” ceplos Marcia, Aldot sampai tersenyum mendengar ceplas ceplos Vega Darwanti alias Marcia ini.Setelah sampai di depan kos, Marcia menawarkan apakah Aldot mau mampir. “Lain waktu saja Marcia, maaf yaa aku mau langsung ke Mapolres, besok aku sudah menempati apartemen itu!”Marcia pun langsung tersenyum manis, Aldot lalu meninggalkan Marcia dan menuju ke Mapolres, sekalian ia ingin laporan, karena setiap peluru yang ditembakan, otomatis harus dilaporkan ke kant
last updateLast Updated : 2023-02-06
Read more
PREV
1
...
2223242526
...
100
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status