Ditemani Marcia, Aldot melihat apartemen yang mau di jual, dari dua apartemen ini, Ryan akhirnya memilih yang paling mahal, yang harganya hampir 750 juta, karena apartemen ini sudah lengkap, tinggal di tempati.Dan lagi-lagi Marcia melongo saat Ryan membelinya dengan cash, tanpa mau kredit, Kedatangan Marcia juga sambil menyerahkan mobil yang dibeli Aldot sehari sebelumnya dan sudah di beri riben, sesuai permintaan Aldot sebelumnya.“Kamu tinggal di mana Marcia..?”“Aku hanya ngekos bang, aslinya aku tinggal di Banjarmasin, di sini kan karena tugas dari kantor, aku baru 6 bulanan loh, nggak kuat kalau tinggal di apartemen, bayarannya mehong, lhaa gajiku mana cukup!” seloroh Marcia tertawa berderai hingga gigi putihnya terlihat jelas dengan lidah merah.Aldot tersenyum saja, gaya cool nya kini keluar lagi, setelah kecewa dengan cintanya yang gagal kembali untuk yang kedua kalinya dengan Resa, setelah sebelumnya dengan Kania.“Eh bang, kerjanya apa sih selain jadi aparat, kok hanya pol
“Gila banget abang, enteng banget nembak, mana kena kaki semua, bidik sekale sihh, ngerii!” Marcia sampai bergidik melihat aksi koboy Aldot. Saking ngerinya Marcia tadi sampai merunduk melihat aksi polisi koboy ini.“Sengaja Marcia, agar mereka kapok, agaknya orang-orang begitu sudah biasa main kekerasan, untuk melancarkan tujuan mereka. Andai di negara kita tak ada hukum, gatal banget tanganku ingin tembak batok kepala mereka!” ceplos Aldot cuek.“Iya sihh, tampang-tampangnya serem banget, kayak nggak pernah mandi seminggu saja,” ceplos Marcia, Aldot sampai tersenyum mendengar ceplas ceplos Vega Darwanti alias Marcia ini.Setelah sampai di depan kos, Marcia menawarkan apakah Aldot mau mampir. “Lain waktu saja Marcia, maaf yaa aku mau langsung ke Mapolres, besok aku sudah menempati apartemen itu!”Marcia pun langsung tersenyum manis, Aldot lalu meninggalkan Marcia dan menuju ke Mapolres, sekalian ia ingin laporan, karena setiap peluru yang ditembakan, otomatis harus dilaporkan ke kant
Seminggu kemudian…!Aldot mengadakan rapat kecil di lobby apartemennya, di mana terdapat kafe buat bersantai, ia kini menatap satu persatu anak buahnya, dari 15 orang, Bripda Joni sebut hanya 7 orang yang dianggap masih bisa diandalkan, termasuk dirinya. Sisanya sudah terpengaruh dengan sang Kapolsek AKBP Sono.“Jadi begitulah pa Komandan, kalau sudah menyangkut PT Brolon, semuanya mental, kami sampai tak mau lagi mengurusi hal itu, sebab yang ada kami malah dapat kemarahan pa Kapolres itu!” kata Bripka Ajun, yang rambutnya panjang dan dipirangin.“Siapa yang mau ikut aku ke Desa Dudur, untuk menemui warga di sana?” semuanya kini saling pandang mendengar usulan Aldot yang tiba-tiba ini.Aldot menatap berkas di tangannya dan membiarkan 7 anak buahnya terdiam, dari berkas yang dia baca, ada laporan warga hingga 20X terkait penganiayaan yang dilakukan pihak perusahaan terhadap warga Desa Dudur.Dan semuanya menurut cerita ke 7 anak buahnya ini, tak satupun yang di tindak lanjuti, inilah
Aldot tak menyangka, rekaman iseng-iseng dari Marcia itu justru jadi penolongnya, karena begitu sampai di Desa Dudur, semua warga yang awalnya curiga dengan kedatangannya kini berbalik kagum dan percaya dengannya.Bahkan saat tiba, Aldot, Ajun dan Joni sudah di hadang 20 warga bersenjata golok terhunus yang sering dinamakan warga dengan Mandau, Banu dan Janu yang ikut numpang di bagian belakang ini lalu permisi dan sengaja pinjam ponsel Aldot.Saat mereka semua melihat aksi Aldot dari ponsel canggih itu, kini semuanya berbalik 180 derajat, Aldot bak pahlawan bagi mereka.Karena sudah menghajar Bahrun, sang pentolan preman perusahaan ini dan sering menteror warga bersama anak buahnya.Bahran sang kepala dusun yang juga melihat rekaman ini sampai tersenyum melihat aksi koboy polisi muda ini.Aldot, Ajun dan Joni langsung di sambut bak pahlawan, warga makin senang bukan main, saat Aldot minta Ajun dan Joni bagikan sembako itu semua buat warga desa dan di bagi rata.“Hebat juga gaya dan a
Aldot terpaksa tidur di rumah bidan ini, Bidan Dayang menyerahkan bantal buat si polisi muda ini dan diapun kini tenang bisa tidur di kamarnya.Paginya, Aldot terbangun saat melihat banyak warga yang rame melihat dua pemerkosa ini yang menggigil kedinginan di teras.Aldot pun keluar dan menyapa warga lalu menjelaskan siapa dua orang yang terborgol di teras rumah bidan ini, juga alasan kenapa ia ada di rumah bidan ini, agar warga tak salah paham. Hampir saja keduanya akan di keroyok warga andai tak di cegah Aldot.Namun saat Ajun dan Joni datang lalu memasukan ke bak belakang mobil mereka, puluhan warga yang terlanjur emosi masih sempat memberi beberapa kali bogem mentah buat kedua penjahat ini, hingga bibir kedua penjahat apes ini jontor dan badan keduanya lebam-lebam.Saat itu Aldot sedang pamitan dengan Bahran, sang kepala dusun, hingga ia hanya geleng-geleng kepala melihat aksi spontan warga.“Pa Bahran, aku akan kembali ke Mapolres, tolong bikin pos kamling dekat rumah bidan ini,
Ulah koboy Aldot yang bikin geger seantero Mapolres jadi perhatian puluhan wartawan. Aldot langsung diserbu puluhan wartawan.“Jangan tanya saya, kalian tanya Kapolres atau Wakapolres yaa…maaff…!” Aldot pun berlalu dan menghindari pertanyaan wartawan.“Pa Kasatreskrim tolong jawab satu saja pertanyaan, siapakah komplotan yang bapak tangkapi ini?” seorang wartawan ngotot bertanya padanya, saat Aldot melihat kartu persnya dari sebuah media yang terkenal di Kalimantan Selatan, Aldot tersenyum kecil.“Dua orang pemerkosa, dan 4 orang centeng-centeng perusahaan PT Brolon, ada 6 orang yang berhasil kabur, tapi saya akan menangkap sisa 6 orang itu, juga otaknya akan saya kejar, saya tak peduli siapapun pelindungnya…!” Aldot lalu berlalu dan membawa mobilnya, karena bermaksud mengantar Bidan Dayang.Sebelumnya Aldot sudah memerintahkan anak buahnya yang lain bergerak cepat menangkapi kawanan penghadangnya, sekaligus mengambil barbuk yang sudah Aldot bakar sebelumnya.“Laksanakan perintahku, k
Terbongkarnya kejahatan Enla sang Manajer perusahaan PT Brolon membuat nama Iptu Aldot makin terkenal.Selama dua mingguan lebih anak buahnya menangkapi semua yang terlibat, 25 orang anak buah Enla kini tertangkap. Ada 5 orang yang paling di cari Aldot sesuai laporan dari Bahran, karena dianggap paling kejam terhadap warga.Kelimanya di hajar habis-habisan karena diketahui sudah membunuh 3 warga dan paling sering menganiaya warga.Enla tak pernah muncul lagi di PT Brolon, sampai keluar surat pemecatan tanpa pesangon, apalagi diketahui dia ketahuan korupsi hingga 150 miliar bersama Dirut Ajiong yang juga di pecat lalu dilaporkan ke polisi. Aldot tersenyum saat yang di tunjuk sebagai Dirut yang baru adalah sahabatnya sendiri, Bojo Ardian, dan si medok ini datang seminggu kemudian ke kabupaten ini menggunakan helikopter dari Bandara Syamsudinor Banjarbaru, karena jalan darat bisa sampai 6 jam lebih, dan mereka langsung bertemu di kantor PT Brolon.Kedua sahabat akrab ini langsung berpel
Begitu Aldot tiba di kos-kosan Marcia, dia kaget juga orang-orang terlihat banyak berkerumun di depan kos-kosan itu.Saat Aldot tiba di depan kos dengan mendorong beberapa warga, Aldot lega melihat Marcia tak apa-apa.“Ada apa Marcia?” Aldot mendekati gadis ini yang masih mengenakan baju kerjanya.“Bang, tolongin temanku, dia di sandera bekas suaminya dengan golok, aku juga tak paham apa masalahnya, tiba-tiba saja datang bekas suaminya itu lalu ngamuk-ngamuk dan kini temanku di sandera di dalam kos itu, ngeri bang mana bawa golok lagi!”“Ohh begitu, ya sudah, kamu menyingkir dulu…!” Aldot lalu mendekati pintu kos itu dan dari dalam terdengar bentakan-bentakan, bahkan teriakan kesakitan, Aldot langsung menendang pintu dan kini terbuka.Kagetlah Aldot melihat ada seorang wanita yang berbaju sama dengan Marcia, badannya berlumuran darah dan lelaki yang di bilang Marcia tadi bekas suami si wanita malang ini berdiri di dekatnya sambil menghunus golok jenis mandau.“Siapa kamu, jangan beran
Keduanya terus bertahan hampir 2 mingguan selama di Jepang, selanjutnya Ange minta di ajak dolanan ke Amerika.“Aku dah lama pingin ke Amrik, tapi nggak punya ongkos,” aku Ange malu-malu, sambil memeluk erat tubuh suaminya. Prem tertawa saja dan mencium tak puas-puasnya bibir istrinya.“Ternyata yang halal jauh lebih nikmat,” batin Prem.Kali ini mereka sengaja tak mau sewa private jet, tapi naik pesawat momersil. Namun yang kelas bisnis VVIP, yang ada tempat tidurnya.Sudah bisa di duga, mereka sempat-sempatnya bercinta dalam pesawat.“Gila kamu sayang, deg-degan aku bercinta di pesawat, kalau-kalau ketahuan pramugari. Malunya itu looh!” sungut Ange jengkel, tapi aslinya dia pun sangat menikmati, ada sensasi aneh bercinta di udara. “Tapi aseek yaa…rasanya gimana gitu,” bisik Prem hingga Ange tertawa sambil mencubit hidung mancung suaminya.Mereka pun jalan-jalan selama di Amrik, tak terasa waktu 2 minggu sangat cepat berlalu, belum puas juga. Ange minta Prem ajak dia ke Dubai dan…
Prem masih ingat di mana dulu terakhir dia bertemu Putri Ako, jaraknya 55 kilo dari Kota Tokyo, ke sanalah mereka menuju dengan taksi yang sengaaj di carter sejak dari stasiun kereta api cepat.Tak bisa di samakan desa ini 80 tahunan yang lalu dengan sekarang, tempat ini bukan lagi berupa desa. Tapi sebuah kota yang ramai dan padat.Dengan kasih sayang Prem memperbaiki baju wol istrinya, saat ini sedang musim salju. Sebagai hadiahnya Ange pun mengecup lama bibir suaminya.“Udah ga sabar ya mau belah duren dan bikin junior?” bisik Ange manja. Prem tersenyum kecil sambil mengangguk.“Aku nggak pasang pengaman yaa, kan aku anak tunggal, jadinya aku pingin punya banyak anak dari kamu!”“Sipp…aku juga ingin rumah besar kita kelak di isi anak-anak yang lucu!” bisik Prem lagi dan mereka pun bergandengan tangan setelah keluar dari stasiun kereta api cepat sebelumnya.Lalu meluncur menuju ke desa di mana dulu Putri Ako tinggal dengan nenek angkatnya. Dan berpisah dengan Prem yang kembali ke ma
Namun Tante Ria kecele, rumah mewah dan besar milik Balang kosong, usai akad nikah dan resepsi Prem dan Ange, Balang sekeluarga liburan ke Eropa. Ajak Biani liburan semester dan Datuk yang sedang liburan sekolah.Tante Ria tak mau menyerah, dia satroni lagi alamat apartemen Prem, setelah tadi bertanya dengan satpam di rumah besar bak istana ini.Tante Ria sendiri pun sebenarnya kagum melihat rumah sepupunya ini luar biasa mewahnya ini. Bandingkan dengan rumahnya di Seoul yang 'biasa-biasa' saja.Datang ke apartemen Prem pun sama, kedua penganten yang sedang berbahagia ini pergi bulan madu ke Jepang.Kesal bukan main Tante Ria, bingung harus kemana lagi 'melabrak' besan dan juga mantunya, semuanya tak ada di rumah dan apartemen.“Sudah lah Mami, kita pulang saja ke Seoul, malu! Yang mau mami labrak bukan orang lagi, keluarga sendiri,” bujuk Park Hyung, yang sebenarnya ketar-ketir juga dengan niat istrinya ini. Malu itulah penyebabnya.“Kurang ajar memang, huhh mentang-mentang keluarga
Saat ini, usai ijab kabul yang bikin heboh keluarga besar Hasim Zailani…!Mendengar kisah ini, Prem langsung memeluk Tasya dan Said barengan dan mengucapkan terima kasihnya. Kisah komplet perjuangan Tasya menyatukan dirinya dengan Ange bikin Prem terharu.“Kamu hebat adikku, pengorbananmu luar biasa!” sambil berkata begitu kembali mata Prem berkaca-kaca.“Eeitss…tuh yang paling besar juga jasanya, Abang kamu itu!” tunjuk Tasya ke arah Balanara yang jadi sibuk jelaskan kejadian hari ini pada seluruh keluarga.Balanara 'terpaksa' jadi Jubir, setelah Balang memanggilnya dengan wajah masam.Balang tentu saja tak ingin bermusuhan dengan keluarga Tante Ina dan Jack Sartono, termasuk Tante Ria dan Park Hyung.Terlebih, kedua keluarga itu termasuk bagian dari keluarga besar Hasim Zailani.Pernikahan diluar rencana ini sudah bikin Balang pusing sendiri, sekaligus butuh penjelasan saat ini juga. Tak terkecuali ortunya Tasya dan kakek Radin serta Nenek Hanum, serta keluarga besar lainnya, yang
Kita tarik kebelakang dua minggu sebelum Prem dan Ange menikah…!Balanara kaget Tasya jauh-jauh datang dari Surabaya bersama seorang pria tampan dengan body kokoh, tak kalah dengannya.Awalnya Balanara tak respeck dengan Tasya, dua minggu lagi akan jadi istri Prem, malah bawa pria lain ke rumahnya.“Dia siapa Tasya?’ tanya Balanara dan sengaja tak mau melihat pria tampan ini.“Said, pacarku Bang!”“Hmm…kamu kan..?” sahut Balanara cepat dan menahan omongan, wajahnya makin masam mendengar jawaban Tasya tadi.Tapi Balanara diam-diam salut juga, pria ini terlihat tenang-tenang saja. Terlihat dewasa dan sikapnya pun terlihat berwibawa, juga berani menatapnya tanpa rasa bersalah.“Bang, tolong bantu aku, aku dan Said sudah lama pacaran, sejak SMU malah dan kami sudah berniat akan menikah setelah aku lulus kuliah. Said ini aparat Bang, dia tentara, pangkatnya Letkol. Aku nggak mau menikah dengan Abang Prem!”“Ohhh…begitu…trus apa rencana kamu?” Balanara tak kaget, kisah ini sudah dia ketahui
Balanara menatap wajah Prem, adiknya ini terlihat sama sekali tak happy, padahal dalam hitungan menit lagi akan ijab kabul. “Senyumlah, jangan dingin seperti wajah Bang Datuk begitu,” tegur Balarana sambil sodorkan sebatang rokok, untuk redakan hati Prem. Prem hanya bisa hela nafas, hari ini sudah di tetapkan sebagai hari ‘bahagia’ baginya dan Tasya. Seluruh keluarga besar Hasim Zailani ngumpul, hanya keluarga Tante Ria dan Park Hyung yang tak datang, termasuk Ange. Balanara lalu tinggalkan Prem yang masih memegang peci hitamnya, walaupun jas dan sarung sudah dia kenakan. Pernikahan ini diadakan di sebuah taman hotel mewah yang di sulap begitu ciamik dan rencananya akan berlanjut resepsi. Hotel mewah ini sahamnya milik keluarganya juga. Wajah Ange dan Putri Ako serta Selena pun menari-nari di pelupuk matanya. “Maafkan aku Putri Ako, cucuku…Selena, grandpa hari ini akan menikahi Tasya, aku janji akan berusaha mencintai dia…!” gumam Prem tanpa sadar. Panggilan agar Prem segera k
Tante Ria menatap tak senang ke arah Balang dan kedua istrinya. Kedatangan Balang bersama Bella dan Viona hari ini dalam rangka untuk melamar Ange buat Prem.“Kedatangan kalian terlambat, Ange sudah di lamar kekasihnya dan paling lama 5 bulanan lagi mereka akan menikah!” Tante Ria langsung bersuara ketus, hingga Balang dan kedua istrinya saling pandang.Suasana langsung hening dan serba tak enak, Park Hyung sampai geleng-geleng kepala mendengar jawaban ‘ngawur’ istrinya ini. Tapi ayah Ange ini seakan tak punya daya untuk membantah ucapan istrinya ini.“Hmm…ya sudah Ria, Park Hyung, aku minta maaf kalau kedatangan kami ini terlambat...baiklah, kami permisi…hari ini rencananya langsung pulang ke Jakarta!” sahut Balang kalem, tanpa buang waktu diapun permisi ke Tante Ria dan Park Hyung, lalu ajak kedua istrinya pulang.Tante Ria hanya menatap kepergian Balang dan kedua istrinya dengan pandangan tajam, gaya elegan Balang di matanya dianggap sangat angkuh.Kedatangan Balang yang bawa kedua
Baru saja Ange mau buka mulut, pintu ruangan ini terbuka, ternyata yang datang Tante Ria dan Tuan Park Hyung, ayah dan ibu Ange.Ternyata Ange lah yang memberi tahu. Sebagai keluarga terdekat di Korea, tujuan Ange baik, setidaknya mereka ada perhatian.Apalagi ibunya keturunan Hasim Zailani juga dan Prem kemenakan misan kedua orang tuanya.Tapi…melihat Ange terlihat rebahan begitu, wajah Tante Ria sudah tunjukan ketidak senangannya.Dipikirnya Ange hanya jenguk doank. Tapi kenapa malah betah di ruangan ini? Batinnya sambil tunjukan ke tidak senangannya dengan ulah Ange ini.Ini jadi perhatian Prem, yang langsung tak enak hati.Prem pun sudah paham, gelagat tante Ria terlihat beda, padahal ibunda Ange ini sepupu ayahnya. Karena nenek Ange atau ibunda Tante Ria, anak dari Kakek Aldot Hasim Zailani.Bahkan mendiang Kakek Bojo, suami nenek Sarah, neneknya si Ange ini, justru teman dekat kakek Radin saat muda dulu hingga meninggal dunia 5 tahunan yang lalu. Tante Ria berbasa-basi singkat,
Ketika sadar, Prem sudah berada di rumah sakit, dia melihat ada dua orang di sisi kasurnya, salah satunya rekannya yang bertugas di intelijen Korea.Keduanya terlihat lega melihat Prem sudah sadar, padahal pemuda ini sudah hampir 1 hari satu malam tak sadarkan diri dan habiskan 2 kantong darah.“Apa kabar brother, hampir saja nyawa kamu melayang, gara-gara wanita itu!” sapa temannya ini sambil tertawa kecil.“Melayang…maksudnya..?”Prem menatap sahabatnya ini dan dia pun melongo, sekaligus senyum masam, saat bercinta dengan Ah Ye, wanita itu mengambil pisau dapur dan hampir saja menusuk punggungnya, tapi entah kenapa malah di batalkan.“Kalian hebat, mampu saja merekam ini semua, sekarang dimana Ah Ye?” Prem pun kini seolah sadar dari kekeliruannya, terbawa hati ingin menolong Ah Ye, dirinya hampir saja jadi korban.Prem lupa pelajaran seorang agen, harusnya yang namanya musuh, tak ada kamu baper. Atau taruhannya nyawa sendiri yang melayang.“Dia sudah tewas!” lalu dengan runtut teman