Beranda / Urban / Pewaris Tunggal / Bab 251 - Bab 260

Semua Bab Pewaris Tunggal: Bab 251 - Bab 260

993 Bab

Bab 251: Bertemu Wanita Mirip Kania

“Maksud Momi…Maya selama kuliah akan tinggal di sini ya..?” Aldot menatap mominya dengan mimik kaget.“Iya, papi kamu juga sudah setuju, biar saja dia di sini, biar momi ada teman, tau sendiri kan kamu, semenjak adik kamu si Sarah kuliah di Jerman, rumah ini sepi!” Aldot tersenyum dan mengangguk, lalu menatap Maya.“Nahhh Maya, udah dengarkan apa kata Momi, mulai sekarang kamu tinggal di sini ya, jadi nggak usah lagi mikir yang lain-lain, fokus aja kuliah!” Maya langsung mengangguk dan dia mencium tangan Sandrina sambil mengucapkan terima kasihnya.Tak pernah terbersit dalam batin Maya akan tinggal di rumah salah satu orang kaya di republik ini, dia saja sampai capek jalan-jalan di sekitaran rumah mewah ini, saking luas dan mewahnya.Malamnya Sandrina mendelik saat Aldot izin ingin mengajak Maya jalan-jalan. “Awas kalo kamu macam-macam, Maya sekarang jadi anak angkat di rumah ini, kamu wajib jaga dia sebagaimana kamu jaga adik kamu si Sarah!” ceplos Sandrina, hingga Maya mau tertawa m
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-02-12
Baca selengkapnya

Bab 252: Kania yang Berubah

Si pemabuk yang ingin merampas dompet Aldot tadi kini melancarkan jurusnya ke wajah pemuda ini, tentu saja Aldot cukup menyingkir sedikit, pukulan itu luput.Lalu dengan cepat Aldot menendang sekerasnya hingga kena perut si pemabuk ini. “Ngekkk…wadawwwww…!” teriak si pemabuk ini dan dia langsung terjerembab kena air di jalanan, karena tadi barusan hujan, pakaiannya basah, apalagi dia bergulung-gulung ke sakitan.Tiga rekannya langsung kaget dan kini mereka mencabut belati dan bersiap mengeroyok aparat muda ini. Aldot mulai marah..!“Kalian ini memang perlu di hajar rupanya!” batin Aldot, bukannya menyingkir, tapi Aldot malah duluan menerjang si pemabuk yang tadi menerima uangnya dan berdiri paling depan.Sebuah tendangan pancingan membuat si pemabuk ini menusukan belatinya, tapi sejurus kemudian, wajahnya telak kena jurus keras Aldot dan tepat kena rahang, kini dia juga jatuh tertelungkup, pingsan seketika.Dua rekannya yang tersisa langsung menyerang membabi buta, namun semuanya lupu
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-02-12
Baca selengkapnya

Bab 253: Kekasih Kania Cemburu

Tiba-tiba datang seorang pria yang nyelonong saja masuk, kagetlah Aldot, apalagi saat itu ia lagi memegang tangan Kania.“Kania hari kan…ehhh ini siapa!” seru pria itu kaget, dan menatap Aldot dengan pandangan curiga. Kania langsung menarik tangannya dan berdiri. “Hans ini kenalkan Aldot…dia..!”Aldot lalu berdiri dan menyodorkan tangan, tapi pria yang dipanggil Kania dengan nama Hans ini terlihat kurang senang, agaknya cemburu, dia diam saja tidak menerima uluran tangan pemuda ini.Dua pria yang sama tinggi, walaupun masih tinggi Aldot sedikit ini saling tatap, Aldot paham, ia di curigai dan pastinya di anggap sebagai pengganggu.“Maaf…kalau aku ganggu kalian, baiklan aku pergi dulu, bung Hans, anda jangan curiga dengan kami, aku ke sini…sedang membicarakan soal pekerjaan dengan Kania, aku permisi dulu…Kania soal tawaranku tadi masih belum berubah, silahkan dipikirkan dulu ya…!” Aldot kemudian berlalu, Hans yang berada di dekat pintu menyingkir dengan wajah masam. Setelah Aldot per
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-02-13
Baca selengkapnya

Bab 254: Sifat Maya yang Mirip Angelina

Mengingat Angelina, Aldot jadi membandingkan dengan kelakuan Maya, hampir sama persis, jinak-jinak merpati.Namun rasa sayangnya belum berubah jadi cinta, karena dua gadis jelita ini sama-sama dia anggap adik sendiri.Aldot pun menuju ke kampus Maya dan dia menunggu diparkiran sepupu sahabat akrabnya Joko ini, yang masih berada di kampus, Aldot sudah menchat kalau dia menunggu di parkiran dan Maya bilang tunggu saja dia bentar lagi kelar.Aldot berkali-kali menatap dua wajah gadis jelita ini di ponselnya, sebentar Maya, sebentar Angelina, kalau Angelina dia sudah pernah melihat gadis jelita ini seutuhnya, bahkan hampir lepas kontrol.Angelina bahkan sampai menabok tubuh kokoh Aldot berkali-kali, karena bukit kembarnya sampai di bikin merah-merah oleh pemuda ini.Sedangkan Maya, ia hanya melihat sebatas baru lepas kerudung, rambut Maya panjang lurus dan berbau harum, serta pernah secara tak sengaja mengecup bibir gadis imut ini, tak lebih dari itu.Itupun saat Maya masih SMP kala ia be
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-02-13
Baca selengkapnya

Bab 255: Skandal Cicangi II di Batupecah

Semakin hari kesehatan Ria makin baik, sehingga seminggu kemudian dia benar-benar pindah ke apartemen Aldot, semua barangnya di angkut dari kosnya dan dia pamitan dengan pemilik kos.Marcia lah yang meminta, sehingga mereka mereka kini menempati apartemen ini bertiga dengan Aldot. Tentu saja beda tinggal di kos dengan apartemen mewah yang kini sudah lengkap, dan Ria pun tak perlu mikir lama-lama, dia langsung mengiyakan tawaran Aldot juga Marcia.Ria sudah tak aneh, kalau dia sering tidur sendiri, karena setiap kali Aldot datang malam hari, Marcia pasti pindah ke kamar Aldot dan Ria terpaksa menutup telinganya mendengar lenguhan sahabat karibnya ini, hingga tengah malam.Setelah satu bulan, Ria benar-benar sembuh dan dia mulai masuk kantor lagi, saat Ria mulai aktif kantor, Marcia harus ke Banjarmasin selama 5 hari, karena ada diklat dari kantor induk mereka di Banjarmasin.Marcia tak sempat pamit langsung ke Aldot, karena si AKP ini sedang menangani suatu kasus yang lumayan menyita p
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-02-14
Baca selengkapnya

Bab 256: Skandal yang Gila

Walaupun saat jalan berasa ada yang nge-ganjal, Ria tetap bahagia dan ketagihan dan tak sabar bertemu sang crazy rich itu.Apalagi hari ini dia langsung membawa pulang sebuah mobil crossover mewah berharga hampir 600 jutaan, yang sudah hampit 5 bulan nggak ada peminat dan hari ini Ria lah yang membelinya.Kepala dealernya sampai melongo saat Ria membayar cash mobil mewah ini. “Ehemm dapat jackpot ya Ria,” kata sang Kacab dealer ini saat melihat Ria menggesek ATM nya untuk melakukan pembayaran di kasir.“Ada dehh, dapat warisan nihh, lahan kena ganti rugi perusahaan,” ceplos Ria asal sambil tertawa dan berlalu dari depan sang Kacab dealer ini yang malah bersyukur mobilnya laku lagi.Padahal dia pesimis, mobil ini tak laku, kalah bersaing dengan model lainnya, apalagi yang MPV, saban hari keluar alias laku keras.“Kenapa jalan Ria dikit berubah ya, apakah dia masih berasa sakit setelah di aniaya mantan suaminya,” batin si Kacab saat melihat lengangg kangkung Ria yang dikit berubah.Sete
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-02-14
Baca selengkapnya

Bab 257: Di Hadang Begal Ganas

“Oke, aku aku mau cek sekalian mau jalan-jalan ke Desa Dudur,” Aldot menutup telpon dari Bojo Ardian yang mengabarkan jalan menuju ke Desa Dudur sudah bagus, sebagian aspal, sebagian pengerasan dengan batu, tapi kedepannya akan di aspal juga.Bojo juga jamin, ke desa itu paling lama kurang lebih 3,5 jam sudah sampai, tidak lagi harus setengah harian lebih ataupun satu hari satu malam kalau hujan.“Pokoknya nggak sia-sia kita gelontorkan dana hingga 105 miliar, kini warga di sana sudah tak lagi terisolasi, tapi perusahaan kita kita juga melejit di bursa saham, modal balik dan untung hanya dalam hitungan jam!” ceplos Bojo tertawa, hingga Aldot pun memuji sahabatnya.“Bukan gue yang hebat, ente lah orangnya, kan saran itu dari ente sang calon CEO dan pewaris tunggal!” puji balik Bojo pada sahabatnya ini.Aldot pun mempersiapkan diri berangkat, tentu saja yang tak pernah lupa dia bawa, uang cash dan juga senjata yang komplet pelurunya, di tambah 3 lusin peluru cadangan, juga beberapa paka
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-02-15
Baca selengkapnya

Bab 258: Hampir Saja

Makin mendekati Desa Dudur, mata Aldot makin berkunang-kunang, Aldot lalu ingat rumah Bidan Dayang, ke sanalah ia menuju. Aldot di untungkan jalan yang sudah bagus, beda dengan beberapa bulan lalu, jalanan bak off road.Begitu sampai di halaman rumah ini, dengan langkah sempoyongan Aldot menuju rumah bidan ini, baru saja akan mengetuk pintu, pintu rumah itu sudah terbuka.“Eh abang…lho kenapa lengannya, apa yang terjadi..?” Bidan Dayang kaget bukan main dan dia lalu memapah Aldot masuk dalam rumah dinasnya. Karena Aldot berjalan sempoyongan kayak orang mabuk, akibat matanya berkunang-kunang dan makin banyak saja kunangnya, bahkan telinga Aldot berdenging bak suara ratusan tawon.Begitu diletakan di kasur kamar pribadi Bidan Dayang sendiri, Aldot langsung tak ingat apa-apa lagi.Banyaknya keluar darah membuat ia pingsan dan terkapar di kasur itu, Bidan Dayang sesaat panik, namun sebagai bidan yang sudah lumayan jam terbangnya, ia pun lalu segera memeriksa kondisi pemuda ini.Lalu denga
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-02-15
Baca selengkapnya

Bab 259: Badan Kembali Diisi Kebal Bacok!

Hari ke 3, Aldot mulai nyaman, slang infus pun sudah di cabut Bidan Dayang, sesuai janjinya dengan pa Bahran, tetuha kampung, Aldot lalu menuju ke rumah pria setengah yang sangat di segani ini, untuk di isi badannya.Setelah berbincang santai, Bahran lalu mengajak Aldot ke sebuah tempat khusus yang tidak semua orang tahu.Tempat ini ternyata sebuah gua kecil yang terdapat di tengah hutan, berjalan kaki hampir 30 menitan dari rumah Bahran, nyamuk lumayan, Aldot terpakasa merokok mengurangi gigitan nyamuk keduanya kini sudah sampai di tempat khusus ini.“Intinya, ilmu ini tak membuat kamu kebal 100 persen, tapi kalau hanya bacokan-bacokan mandau atau belati, kulit kamu agak kuat lah, musuh kamu bak menebas karet saja!” itulah penjelasan Bahran, hingga Aldot menganggukan kepala.Saat Aldot membuka baju dan kini hanya celana pendek yang dipakai, Aldot sempat merasa dingin juga, karena ini sebuah gua kecil yang agak lembab, untunglah di sini nyamuknya tak banyak.Kini Bahran pun mulai mera
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-02-16
Baca selengkapnya

Bab 260: Si Bangor Kumat Lagi

“Kalau mas Aldot jalan-jalan ke sana, hati-hatilah…warga di sana agak sulit menerima orang luar. Orang-orang di sana masih kuat tradisi judi atau pun suka bentrok dan diselesaikan dengan adu otot, malah dengar-dengar ada yang jadi pembunuh bayaran!”Mendengar pembunuh bayaran inilah Aldot jadi tertarik ingin melihat kondisi desa terpencil yang berjarak 1,5 jam perjalanan naik mobil dari desa Dudur ini.Namun dia terpaksa membatalkan niatnya, karena hari sangat mendung dan tak lama kemudian turun hujan sangat lebat, apalagi Aldot melihat jalanan menuju desa itu becek dan banyak kubangan, ternyata pengaspalan belum menyentuh desa ini.“Kalau menurut cerita pa Bahran, warganya menolak pembangunan, atau mungkin kepala desanya yang menolak dengan alasan macam-macam…nanti aku selidiki,” batin Aldot, yang lalu memutar mobilnya dan balik kembali ke Desa Dudur.Begitu tiba kembali ke rumah Bidan Dayang, cuaca sudah malam, semenjak Aldot sehat, Banu, Janu dan satu rekannya sudah tak lagi jaga d
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-02-16
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
2425262728
...
100
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status