Semua Bab Terpaksa Menikah Dengan CEO buta: Bab 21 - Bab 30

40 Bab

Mengejar Vanilla part 2

"Bisa-bisanya kau menceraikan istrimu di saat sedang hamil.” Riana tampak marah pada Arvy."Dia menyembunyikan hal itu dariku," jawab Arvy."Cih, benar-benar tak bisa dipercaya. Lebih baik kau tak usah mencarinya karena dia sudah bahagia dengan hidupnya di sini," sahut Riana kesal.Charlie beranjak berdiri dan menahan sang istri yang tampaknya sangat emosi pada Arvy."Dia mengandung anakku dan aku akan mengambilnya.” Arvy mengatakan hal yang justru membuat Charlie dan Riana semakin marah."What?? Kau gila, Tuan? Vanilla berjuang keras untuk bisa mempertahankan kehamilannya di saat dirinya sendirian dan dia menyetir campervan ini sendirian mengelilingi Eropa.” Charlie yang marah tak terima dengan perkataan Arvy.Arvy terdiam."Kau benar-benar egois. Tinggalkan dia sendirian karena sepertinya dia tak membutuhkanmu lagi," kata Riana."Kakak!" panggil Glow yang berjalan ke arahnya.Arvy melihat ke arah Glow."Dia ada di campervan itu," ucap Arvy menunjuk ke arah campervan milik Vanilla."
Baca selengkapnya

Ketuban Pecah

Lalu Vanilla yang merasakan langkah kaki Arvy yang semakin mendekat akhirnya berdiri dan berlari kecil menuju pintu gudang yang terbuka lebar. Arvy melihat ke arah Vanilla dan mengejar wanita itu. Tapi di depan gudang, Vanilla dihadang oleh Glow dan Blaze yang baru saja tiba di tempat gelap itu.Vanilla berhenti dan wajahnya tampak sangat tegang. Jantung Vanilla berdetak semakin cepat saat Rvy tiba-tiba sudah ada di belakangnya.Vanilla merasa seperti seorang buruan yang terjebak tak punya tempat untuk melarikan diri lagi karena dikepung oleh Arvy, Glow, dan Blaze.Tatapan mata Arvy menusuk langsung dalam jiwa Vanilla yang membuat wanita itu semakin takut."Vanilla, kami tak akan berbuat jahat padamu. Tenanglah, oke?" Glow berusaha menenangkan Vanilla."Tidak, jangan mendekat!! Jangan ambil bayiku!!" teriak Vanilla ketika Arvy mendekat.Vanilla berusaha menahan dengan gigih agar air matanya tak menetes, tapi ternyata dia tak bisa melakukannya karena kini wanita itu telah menangis."K
Baca selengkapnya

Ketakutan Vanilla pada Arvy

Glow melihat Arvy keluar dari kamar dan melihat wajah kakaknya yang sangat sedih."Ada apa, Kak?" Glow baru saja datang dari ruangan bayi untuk melihat bayi Vanilla."Kakak," ucap Glow lagi ketika, Arvy tak kunjung menjawab pertanyaan Glow."Dia sudah sadar, tapi dia takut melihatku dan histeris.” Arvy terlihat frustasi."Itu wajar karena dia baru saja melewati hal buruk. Tenanglah, nanti aku akan berbicara dengannya.” Glow menenangkan sang kakak dengan mengusap tangannya."Dia berpikir aku akan mengambil bayinya dan dia mengatakan itu terus tanpa henti.” Arvy memegang keningnya yang kini tampak bingung dengan situasi itu."Dia akan tenang nanti, percayalah. Kondisinya masih labil karena dia baru menjalani operasi besar, Kak.” Glow yang masih berusaha menenangkan sang kakak yang benar-benar terlihat gusar dan khawatir dengan kondisi Vanilla."Aku akan masuk dan kakak tunggu saja di sini," lanjut Glow dan Arvy mengangguk.Arvy kemudian duduk di bangku yang ada di selasar rumah sakit da
Baca selengkapnya

Pulang

Vanilla merasa lega ketika akhirnya bisa pulang setelah melahirkan secara caesar. Tapi ada rasa sedih yang dirasakannya karena sang bayi—London—masih tak bisa pulang bersamanya karena masih ada di inkubator dalam waktu sebulan ke depan untuk menstabilkan kondisinya yang lahir prematur.Vanilla ditemani oleh Izzy, mantan ibu mertuanya yang penuh perhatian, yang telah menjadi penopang utamanya selama masa pemulihan ini. Glow—adik iparnya— sudah kembali ke Spanyol kemarin lusa.Selama seminggu itu, Vanilla merasa terharu melihat bagaimana Izzy dengan sabar merawat cucunya dan membantunya menjalani fase awal kehidupan sebagai seorang ibu meskipun Vanilla hanya bisa melihat bayinya dari balik kaca saja.Vanilla rutin memberinya ASI-nya meskipun itu dengan cara diperas karena dia belum bisa memberikannya secara langsung.Namun, ada satu hal yang tak bisa dia hindari selama seminggu ini yaitu ketakutan akan bertemu dengan Arvy, mantan suaminya. Vanilla masih merasa cemas dan belum siap untuk
Baca selengkapnya

Satu Bulan Berlalu

Hingga satu bulan berlalu, Vanilla merasa excited karena hari ini London diperbolehkan pulang. Sejak pagi wanita itu sudah ada di depan ruangan bayinya.Dia tak sabar ingin memberikan ASI-nya secara langsung pada sang bayi.Arvy duduk menjauh dari Vanilla dan Vanilla tak pernah mengetahui keberadaannya di sana. Izzy yang memerintahkan hal itu sampai Vanilla sudah sedikit lebih tenang dan menerima kehadiran Arvy.Setelah menunggu beberapa jam, akhirnya Vanilla pun menggendong bayinya dan membawanya pulang. Wanita itu sampai menangis karena moment haru itu.Arvy yang melihatnya dari jauhpun tampak ikut terharu dan hanya bisa melihat saja. Arvy sudah sering menggendong bayinya tanpa diketahui oleh Vanilla selama beberapa minggu dia menunggu putrinya di sana.Izzy dan Aiden mendampingi Vanilla sampai mereka pulang ke rumah hangat Vanilla."Dia sangat sehat, Mom. Dan dia sangat cantik.” Vanilla menyusuri wajah bayinya yang tertidur pulas."Ya, dia mirip Arvy," sahut Izzy.Vanilla tak men
Baca selengkapnya

Mengasuh Bersama

Sementara itu, Arvy masih duduk sendirian di ruang tamu, merenungkan masa lalu dan masa depannya dengan Vanilla dan London. Dia tahu bahwa dia harus memberikan waktu pada Vanilla untuk memproses semuanya, tetapi dia berharap bahwa suatu hari mereka bisa duduk bersama dan berbicara, mungkin untuk pertama kalinya dalam waktu yang lama."Kau juga istirahatlah, Sayang," kata Izzy pada Vanilla ketika baru saja meletakkan London di box bayi."Ya, Mom. Aku akan mandi terlebih dulu karena nanti aku akan menyusuinya langsung ketika London bangun.” "Baiklah, Mommy akan menemui Arvy dulu. Tenanglah dalam menghadapinya karena dia sudah menyesali semua perbuatannya padamu dulu. Dia sangat mencintai London dan kuharap kau bisa memberinya space untuknya bersama London," ucap Izzy dengan bijak.Vanilla terdiam sejenak lalu mengangguk."Terima kasih, Sayang.” Izzy mencium pipi Vanilla.Lalu Izzy keluar dari kamar dan Vanilla masuk ke kamar mandinya.**Izzy menemui sang putra sulungnya dan duduk di
Baca selengkapnya

Arvy Yang Lebih Mengerti

Beberapa menit kemudian, Vanilla melepaskan alat pompa itu dan meletakkannya kembali ke meja."Apakah aku harus mengambil sendok?" tanya Vanilla pada Arvy."Tak perlu, cobalah lagi menyusuinya," jawab Arvy.Vanilla mengangguk dan mengambil London dan tangan Arvy.Arvy kemudian berbalik pergi."Tunggu, tunggulah di sini. Aku takut dia menangis lagi," kata Vanilla yang wajahnya masih terlihat khawatir.‘Oh God … Bagaimana bisa aku duduk di depan Vanilla yang sedang menyusui?’ Batin Arvy yang mau tak mau kemudian berbalik lagi dan berjalan menuju kursi sofa yang ada di dekat ranjang.**Vanilla terbangun dan dia langsung melihat ke arah tangannya. Dia tak melihat sang buah hati di dalam pelukannya.“Dia kupindah ke box bayi,” kata Arvy yang semalaman menunggu Vanilla dan bayinya di kamar itu.“Dia tak rewel?” tanya Vanilla dan beranjak dari kursi.Wanita itu berjalan ke arah box bayi dan melihat London tertidur sangat nyenyak.“Dia sudah kenyang, jadi kurasa dia akan tertidur nyenyak.”
Baca selengkapnya

Kenyamanan London Pada Sang Daddy

Setelah mandi dan sudah segar kembali, Arvy pun pergi ke kamar Vanilla dan bayinya.CEKLEKArvy membuka pintu kamar dan dia melihat kamar itu masih agak gelap karena korden di kamar itu belum dibuka.Arvy melangkah perlahan menuju ranjang. Dia melihat sang bayi ada di dalam dekapan Vanilla.Arvy bingung bagaimana cara membangunkan Vanilla. Apalagi Vanilla masih memakai bathrobe yang sudah tersingkap sampai ke pahanya.‘Shiitt!!’ Umpat Arvy di dalam hatinya.Lalu Arvy mulai mengulurkan tangannya untuk memegang bahu Vanilla. Namun, bertepatan dengan itu, London tampak menggerakkan tubuh dan tangannya.Hal itu membuat Vanilla terbangun seketika. Wanita itu membuka matanya dan melihat ke arah sang bayi.“Sshh … ssshh … ssshh …” Vanilla mendesis untuk menenangkan London sembari menepuk lembut kaki London.Vanilla belum menyadari kehadiran Arvy yang kini sedang mengamatinya dengan seksama.“Kau lapar, Sayang?” tanya Vanilla dengan berbisik pada London.Lalu Vanilla menyingkap bathrobe-nya u
Baca selengkapnya

Tawaran Arvy

Sesampainya di rumah sakit, Vanilla pun langsung menuju ke ruangan dokter di mana Dokter yang dulu menangani London sudah menunggunya di sana setelah sebelumnya Vanilla sudah mengkonfirmasi kedatangannya terlebih dulu."Dia demam mungkin sekitar dua jam yang lalu dan semakin lama semakin panas tubuhnya," ucap Vanilla khawatir."Apakah dia masih aktif menyusu?" tanya Dokter."Ya, justru semakin banyak dan aku bahkan tak sempat memompa ASI-ku karena dia selalu menyusu," jawab Vanilla."Baiklah, letakkan di sana. Aku akan memeriksanya," ucap Dokter."Hmm.” Vanilla terlihat panik dan kemudian meletakkan London di atas ranjang dengan dibantu oleh perawat. Kemudian Dokter mulai memeriksa London yang kini tampaknya sudah tak terlalu rewel karena mengantuk dan lelah menangis sejak tadi.Beberapa menit kemudian, Dokter selesai memeriksa London dan Vanilla kembali menggendong London. "Dia baik-baik saja, hanya saja demamnya muncul karena dia sudah mulai banyak bergerak dan aktif. Jadi kau tak
Baca selengkapnya

Belum Bisa Menerima Arvy

Dan Vanilla sudah memaafkannya, tapi dia masih trauma dengan apa yang terjadi padanya dulu. Dia takut tiba-tiba Arvy berubah pikiran dan kembali menceraikannya meskipun dia melihat perubahan sikap Arvy yang semakin baik padanya sejak kehadiran London."Sudah kubilang, kita tak perlu menikah untuk bisa merawat London bersama," ucap Vanilla akhirnya."Tapi aku ingin menikah denganmu agar kita memiliki status yang sah untuk menjadi orang tua London," sahut Arvy."Ya, aku tahu kau masih sangat membenciku, tapi lakukanlah ini untuk London. Please, Vanilla.” Arvy memohon."Hidup kita hanya untuk London, bukan? Aku mohon, menikahlah denganku.” Arvy tak akan menyerah untuk meyakinkan Vanilla.Lalu Vanilla melepaskan tangan Arvy dan beranjak dari sofa."Aku akan memikirkannya, aku butuh waktu.” Vanilla kemudian berjalan kembali ke arah kamar."Aku menyukaimu, Vanilla," kata Arvy tiba-tiba dan membuat Vanilla menghentikan langkahnya."Ya, aku menyukaimu. Itu salah satu alasanku ingin menikahimu
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234
DMCA.com Protection Status