Semua Bab Terpaksa Menikah Dengan CEO buta: Bab 11 - Bab 20

40 Bab

Kemarahan Izzy dan Berakhir Dengan Pernikahan Paksa

Arvy, juga tak kalah bimbangnya. Dia masih punya hati, namun rasa benci membutakan mata hatinya juga hingga dia merasa tak ingin berurusan dengan Vanilla.Arvy berharap Vanilla tak sampai hamil agar mereka tak terikat selamanya karena hadirnya seorang anak.Namun, tanpa disangka, percakapan itu didengar oleh Izzy dan Aiden, orang tua Arvy yang memang sedang ingin mengunjungi sang putra yang tiba-tiba pergi ke villa.“Apa-apaan ini? Arv, apa yang kau lakukan pada Vanilla?” bentak Izzy dengan wajah marah.Vanilla tentu saja kaget dengan kemunculan Izzy dan Aiden yang begitu tiba-tiba di ambang pintu.Izzy masuk ke dalam dengan langkah kemarahan. Lalu tangannya mengangkat ke atas dan terdengar bunyi tamparan yang keras di pipi Arvy.PLAKVanilla kaget dengan tindakan Izzy pada Arvy. Namun, dia tak berani ikut campur dalam pertikaian itu meskipun ada andil di dalamnya.“Ya, aku memang brengsek, Mom. Aku melakukan hal bejat, dan mommy boleh menghukum apa pun padaku.” Arvy tampak pasrah den
Baca selengkapnya

Menjadi Istri Arvy

Hari-hari dilalui keduanya hingga pada suatu saat, Arvy terjauh di tangga beranda halaman belakang dan membuat kepalanya terbentur keras bahkan sampai berdarah.Vanilla begitu panik karena dia merasa bersalah tak menjaga Arvy dengan baik. Vanilla panik dan menyuruh pelayan untuk menelepon Dokter.Vanilla membawa Arvy yang masih bisa berdiri dan berjalan ke arah sofa di dekat pintu beranda."Apakah sakit?" tanya Vanilla sembari menahan darah di kepala bagian kanan Arvy.Arvy tak menjawab seperti biasanya. Lalu Vanilla menyuruh pelayan untuk mengambil peralatan medis sementara sembari menunggu Dokter datang.Vanilla melihat darah sudah berhenti mengalir. Wanita itu membersihkan lukanya dan melihat goresan yang pendek di kepala bagian kanan Arvy."Maaf, aku tak menjagamu dengan benar.” Vanilla meniup kepala Arvy yang terluka sembari mengusapkan alkohol ke sekitar luka itu agar tak infeksi.Lalu Vanilla memeriksa kepala Arvy bagian kiri dan juga tangan serta kakinya. Dia takut ada luka la
Baca selengkapnya

Testpack

CEKLEKVanilla membuka pintunya dan Dokter dan pelayan ada di depannya.Dokter itu melihat ke arah Vanilla dan tersenyum padanya. Tampaknya Dokter yang datang kali ini berbeda dengan Dokter biasanya karena Dokternya cukup muda dan lumayan tampan.“Masuklah, Dokter,” ucap Vanilla dengan ramah dan Dokter itu pun masuk ke dalam. Arvy sudah ada di ranjangnya dan menyandar di sandaran ranjang.Dokter itu membuka plester dan memeriksa lukanya.“Pertolongan pertama yang anda lakukan sangat tepat, Nona. Darahnya sudah berhenti dan aku hanya tinggal menjahit lukanya saja.” Dokter itu tersenyum pada Vanilla.Vanilla hanya mengangguk saja dan melihat ke arah luka di kepala kanan Arvy.Arvy sama sekali tak berekspresi ketika Dokter itu mulai menyuntikkan obat bius dan menjahit luka Arvy beberapa menit kemudian.Vanilla sedikit meringis melihat hal itu meskipun bukan dia yang terluka. Tak lama kemudian, Dokter pun selesai menjahit luka dan menutup kembali luka di kepala Arvy.Vanilla akhirnya bis
Baca selengkapnya

Kegelisahan Vanilla

Sepanjang perjalanan, Vanilla sangat panik dan bimbang. Dia tak tahu apa yang harus dilakukannya saat ini tapi yang pasti dia akan merahasiakan hal ini dulu hingga dia bisa berpikir lebih jernih lagi apa yang harus dilakukannya nanti.Beberapa menit kemudian, Vanilla tiba di mansion dan langsung berjalan cepat ke kamarnya lagi. Ketika akan masuk ke kamarnya, bertepatan dengan Arvy yang baru keluar dari kamar yang ada di sebelah persis kamar Vanilla.Arvy melihat ke arah bayangan Vanilla dan dia tahu bahwa yang ada di depannya itu adalah sang istri. Nafas Vanilla terdengar cepat dan sepertinya sedang gelisah."Kau dari mana?" Arvy bertanya dengan nada suaranya yang selalu dingin."A-aku dari taman.” Vanilla tergagap."Kau pikir aku bodoh? Kau baru saja keluar memakai mobil karena itu terdengar di balkonku tadi.” Arvy sedikit membentak.Vanilla terdiam sejenak."A-aku pulang ke apartemenku sebentar," jawab Vanilla."Kau benar-benar pembohong rupanya. Pantas saja aku merasa tak pernah bi
Baca selengkapnya

Menyembunyikannya Dari Arvy

Tiga hari kemudian, fase mual dan muntah yang dialami Vanilla semakin parah. Dia bahkan tak bisa berjalan keluar dari kamar mandi karena tubuhnya sangat lemas.Vanilla akhirnya merangkak ke arah ranjangnya dan naik ke atas. Dia menutup tubuhnya dengan selimut dan memejamkan matanya kembali.Tak lama kemudian sang Pelayan mengetuk pntu dan karena Vanilla tak kunjung membukanya, Pelayan itu kemudian masuk ke dalam kamar yang tak pernah terkunci itu.Pelayan wanita itu melihat Vanilla masih tidur di ranjangnya."Nona, anda melewatkan makan pagi anda.” "Aku sedikit tak enak badan, Bi. Tolong siapkan obat untuk Arvy," sahut Vanilla tanpa membuka matanya."Baiklah, Bibi akan mengambilkan makan pagi untuk Nona.”"Tak perlu, Bi. Nanti aku akan keluar sendiri jika tubuhku sudah nyaman.” Vanilla terlihat tak bersemangat."Baiklah, Nona.” Pelayan itu pun keluar dari kamar Vanilla.**Arvy tak melihat kehadiran Vanilla pagi ini. Bahkan pagi ini semua keperluannya disiapkan oleh Pelayan. Arvy ya
Baca selengkapnya

Bercerai

"Di mana bukumu?" tanya Arvy akhirnya karena dia tak tahan untuk tak menanyakan hal itu pada Vanilla.Vanilla menoleh ke arah Arvy yang duduk cukup jauh darinya."Aku sudah habis membacanya.” "Ada perpustakaan kecil di atas jika kau ingin bacaan baru.” Vanilla sedikit heran karena Arvy yang terkesan lebih perhatian padanya."Aku sedang tak ingin membaca," jawab Vanilla."Kenapa?" tanya Arvy yang kali ini tampaknya mereka mengobrol lumayan panjang dari biasanya."Aku hanya tak ingin membaca," jawab Vanilla dengan suara lembutnya yang terdengar sendu."Dua hari lagi aku akan operasi. Kau tak perlu ikut ke rumah sakit. Pelajari surat cerai kita dan tandatangani segera," ucap Arvy to the point.Vanilla terdiam. Mereka baru sebentar menikah, tapi Arvy sudah akan menceraikannya. Sungguh hal yang miris dan tragis bagi Vanilla."Aku bicara padamu," kata Arvy dingin ketika Vanilla tak segera menjawab ucapannya."Baiklah.” Vanilla terlihat pasrah.Vanilla memegang dadanya yang kembali terasa
Baca selengkapnya

Pergi Dari Kehidupan Arvy

"Tak perlu mengantarku pulang, Mom.” Arvy menatap sang ibu, Izzy.“Tak apa, lagi pula Mommy ingin bertemu Vanilla juga karena besok Mommy akan pergi ke luar negeri,” jawab Izzy dan memegang lengan Arvy.Arvy tak menjawab lagi dan mereka sedang menunggu kedatangan Dokter untuk membuka perban yang menutupi matanya setelah menjalani operasi.Tak lama kemudian, Dokter pun datang dan melihat ke arah mereka bertiga yaitu Aiden, Arvy, dan Izzy.Lalu Dokter pun membuka perlahan perban di mata Arvy. Izzy memegang erat tangan Aiden karena dia masih takut jika operasi ini gagal.Semuanya tampak tegang menunggu perban itu terbuka. Hingga akhirnya perban itu terbuka sempurna dan Arvy mulai membuka matanya perlahan."Buka mata anda.” Dokter memberikan perintahnya.Mata Arvy sudah terbuka separuh hingga akhirnya semua matanya terbuka dan dia melihat kedua orang tuanya di sana."Arvy, kau melihat Mommy?" Izzy memegang tangan Arvy."Ya.” Arvy mengangguk sangat pelan dan tersenyum tipis.Lalu Izzy m
Baca selengkapnya

Kehidupan Baru Vanilla

Tujuh bulan berlalu, Arvy sudah kembali bekerja seperti biasanya. Hidupnya kembali bersinar dan kini dia lebih menghargai waktunya untuk tak terlalu sibuk dengan pekerjaannya.Kini Arvy lebih sering menghabiskan waktu bersama teman-temannya ketika weekend. Apakah Arvy sudah melupakan Vanilla? Menjadi buta sebelumnya cukup membuat dirinya mudah melupakan Vanilla karena dia tak mengingat sama sekali wajah Vanilla.Apalagi di tak pernah melihat wajah Vanilla sebelumnya meskipun sebelum operasi--Arvy melihat wajah Vanilla dengan samar. Tapi dia tak bisa melihatnya dengan jelas kala itu, jadi intinya Arvy tak pernah mengingat Vanilla sama sekali.Reaksi Izzy tentang perceraian Arvy dan Vanilla? Jangan ditanya betapa marahnya Izzy, bahkan sampai sekarang Izzy enggan bicara pada Arvy meskipun Arvy adalah anak kandungnya.Meskipun Izzy tahu bahwa Arvy memberi uang yang sangat besar pada Vanilla, tapi Izzy tetap khawatir dengan keadaan Vanilla. Aiden sudah memeriksa keberadaan Vanilla tapi tak
Baca selengkapnya

Berpapasan

Wanita itu memasuki toko perlengkapan bayi untuk membeli beberapa keperluan bayinya meskipun sebenarnya dia sudah membeli cukup banyak baju-baju dan barang-barang untuk calon bayinya nanti.Uang di tabungan Vanilla semakin banyak karena kemarin beberapa fotonya terjuah di laman internet. Sedangkan uang dari Arvy hanya dipakainya untuk keperluan mendadak saja dan tak ingin menghabiskannya karena dia juga menyiapkan itu semua untuk bayinya agar nanti bisa menata depannya dengan baik.Setelah puas membeli lumayan banyak barang di toko itu, Vanilla pun keluar dari toko dan mencegat taksi di pinggir jalan. Banyak orang berlalu lalang di sana karena itu adalah jam makan siang apa lagi Vanilla ada di pusat kota di mana ada beberapa restoran di dekat sana.Sebuah taksi lewat dan berhenti di depan Vanilla tapi ada seorang pria yang langsung menyerobot taksi itu dengan menaikinya terlebih dulu.Karena hal itu membuat Vanilla hampir saja terjatuh karena bahunya terdorong. Ketika akan memundurkan
Baca selengkapnya

Mengejar Vanilla

"Vanilla," panggil seorang wanita dan membuat Vanilla menoleh pada wanita yang memanggilnya itu.Vanilla terkejut melihat Glow yang juga baru turun dari mobil. Vanilla langsung berbalik pergi dan berjalan cepat."VANILLA!! TUNGGU!!" teriak Glow dan mengejar Vanilla.Blaze yang juga baru turun dari mobil ikut berlari mengejar istrinya yang berlari mengejar seseorang.Vanilla dua tas yang dipegang Vanilla jatuh, tapi Vanilla tetap tak berhenti berlari hingga ada taksi yang berhenti di depannya.Vanilla segera masuk ke taksi itu dan Glow mengambil tas Vanilla yang tadi jatuh."Vanilla!!" teriak Glow lagi sembari mengejar taksi itu."Hei, apa yang kau lakukan?" ucap Blaze dan menahan tangan Glow."Itu Vanilla, Honey," sahut Glow pada sang suami."Vanilla? Mantan istri Arvy maksudmu?" tanya Blaze."Ya, dan dia sepertinya sedang hamil.” Glow mengangguk dengan wajah sedikit panik."What?? Bagaimana bisa Arvy menceraikannya ketika dia sedang hamil?" sahut Blaze."Tidak, kakak sepertinya tak t
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234
DMCA.com Protection Status