All Chapters of Dendam Istri Presdir Yang Diperlakukan Seperti Pembantu: Chapter 71 - Chapter 80

130 Chapters

Bab 71 Amarah Vero

Amarah VeroVero terlihat menekan klakson mobilnya beberapa kali, membuat satpam Tono dan satpam Mahmud gugup dan bergegas membuka gerbang untuk tuan mudanya itu.“Selama siang tuan,” ucap satpam Tono. Mobil Vero melaju masuk ke dalam area rumah, lalu dia terlihat turun dengan cepat dari mobilnya, berlari ke dalam rumah. Di dalam rumah sudah ada tuan besar Dipo, nyonya Anna, Rose dan juga Noah.Vero berjalan cepat mendekat ke arah mereka yang sedang duduk di ruang depan.“Ayah,” teriak Noah yang terlihat ingin segera memeluk ayahnya, namun Vero mengabaikan isyarat itu. Vero menarik tangan Rose, matanya memancarkan amarah yang begitu nyata.“Untuk apa kau datang?” tanya Vero berbisik, namun penuh dengan penekanan.“Ah, sakit Vero,” ucap Rose. Noah yang duduk di sebelah Rose hanya bisa melihat ayahnya menarik tangan ibunya dengan paksa.“Ayah,” ucap Noah. Mendengar hal itu, Vero segera melepas tangan Rose.“Vero, kau harus menjelaskan semuanya,” ucap tuan besar Dipo.“Ikut aku,” ucap V
Read more

Bab 72 Awal Perang di Kediaman Hermansyah

Awal Perang di Kediaman HermansyahRose berjalan menuju ke arah dapur, di sana sudah ada bibi Atun yang sedang menyiapkan bahan makanan untuk diolah sebagai makan malam.“Nyonya,” sapa bibi Atun.“Ibu memintaku membantumu,” ucap Rose.“Wah, saya sangat senang sekali nyonya, akhirnya ada yang membantu pekerjaan saya,” ucap bibi Atun, mendengar hal itu Rose terlihat mengulaskan senyum kesal.“Apa dia sangat hebat dalam menyiksa menantunya?” tanya Rose pada bibi Atun.“Jangan bicara seperti itu nyonya, nanti nyonya besar Anna mendengarnya, bisa terjadi kiamat di rumah ini,” ucap bibi Atun. Rose sekali lagi mengulaskan senyum kesalnya.“Bibi sedang membuat apa?” tanya Rose.“Ini daging sapi nyonya, akan saya olah menjadi sup daging sapi kuah bening, itu makanan kesukaan nyonya Anna. Tidak menggunakan garam biasa, harus dengan garam laut, tidak terlalu asin karna nyonya Anna sedang diet garam,” ucap bibi Atun.“Oh begitu rupanya,” ucap Rose seraya mengangguk anggukkan kepala.“Baiklah, say
Read more

BAB 73 Langkah Laura Mengguncang Kediaman Hermansyah

Langkah Laura Mengguncang Kediaman HermansyahDi apartemen, Laura terlihat menerima telepon dari seseorang.“Begitu rupanya, baiklah, aku mengerti. Terimakasih sekretaris Nade, ini sangat membantu,” ucap Laura, lalu dia meletakkan ponselnya di atas meja dapur. Laura terlihat kembali meneruskan kegiatan memasaknya, membuat sarapan yang sepertinya cukup spesial.“Apa sekretaris Nade sudah menghubungimu?” tanya Radit yang tiba tiba muncul di sana.“Ya, baru saja, kau pasti sudah tahu,” ucap Laura.“Aku sepemikiran dengannya,” ucap Radit.“ Itu bagus, aku bisa menggunakan ini sebagai langkah,” ucap Laura.“Apa kau memiliki rencana?” tanya Radit.“Ya, aku akan mendatangi kediaman Hermansyah, membuat nyala api lebih berkobar, pasti menyenangkan,” ucap Laura.“Aku dengar tante Imelda akan mengunjungi tante Anna pagi ini, mereka akan mengantri di depan toko berlian untuk mendapat perhiasan keluaran terbaru,” ucap Radit.“Begitu ya, coba aku bisa membeli semua perhiasan itu, aku akan membuat m
Read more

BAB 74 Langkah Tegap Laura

Langkah Tegap LauraLaura turun dari mobilnya, terlihat begitu cantik dengan balutan gaun warna hijau tosca yang anggun dan menawan.“Aku ada di rumah ini lagi, kali bukan menjadi menantu yang mengenaskan, melainkan menjadi wanita yang diharapkan menjadi menantu, wanita yang memiliki karir cemerlang dan prinsip hidup yang kuat,” gumam Laura dalam hatinya. Laura mendekat ke arah pintu gerbang.“Permisi,” teriak Laura. Mendengar ada tamu yang datang, satpam Tono segera mendekat ke arah pintu gerbang.“Iya, mau cari siapa?” tanya satpam Tono.“Saya ingin bertemu nyonya Anna, tolong sampaikan ada Laura yang ingin mengunjunginya,” ucap Laura.“Ba-baik, saya sampaikan dulu kepada nyonya besar,” ucap Tono seraya melihat ke arah Laura. Pandangannya fokus. Melihat Laura dari ujung rambut hingga kaki. Keningnya berkerut, seolah sedang berpikir.“Ada apa?” tanya Laura pada satpam Tono.“Ti-tidak ada apa apa, hanya saja nona baru kali ini datang,” ucap satpam Tono.“Iya, ini pertama kalinya saya
Read more

BAB 75 Dua Peluru Sekaligus

Dua Peluru SekaligusLaura masuk ke dalam kediaman keluarga Hermansyah, dia sudah disambut hangat oleh nyonya Anna yang merupakan nyonya besar di rumah itu.“Laura, angin apa yang membawamu datang,” tanya nyonya Anna seraya memeluk Laura, sebagai sebuah sambutan.“Tante, Laura sengaja datang untuk mengunjungi tante,” ucap Laura.“Tante Imelda,” ucap Laura ketika melihat tante Imelda, lalu segera berganti menjatuhkan pelukan kepada tante Imelda. Dengan senyum merekah tante Imelda menyambut pwlukan itu.“Laura, sudah lama kita tidak bertemu, tante sangat merindukanmu,” ucap tante Imelda.“Ayo masuk,” ajak nyonya besar Anna yang terlihat begitu bahagia.Dari dalam rumah terlihat Rose mengintip, berusaha mencari tahu tamu siapa yang datang. Rupanya dia menemukan bahwa yang datang adalah Laura, wanita yang begitu dia benci dan bahkan ingin dia singkirkan.“Wanita itu benar benar tidak tahu malu, dia mulai berani datang ke rumah ini,” ucap Rose seraya menggenggam erat tangannya, seolah ingi
Read more

BAB 76 Mencuri Hati

Mencuri Hati“Tante, siapa dia?” tanya Laura.“Apa? kau tidak mengenalku? Hah, yang benar saja,” ucap Rose.“Aku istri Vero, kau sudah pernah bertemu denganku,” ucap Rose dengan mata bulat penuh.“Oh iya, benar sekali, kita sudah pernah bertemu. Maafkan aku karna akhir akhir ini aku kurang bisa mengingat wajah seseorang, terutama yang baru aku temui,” ucap Laura seraya tersenyum.“Aku tahu, kau pasti merencanakan sesuatu,” ucap Rose kesal seraya hendak mendorong Laura, namun dengan sigap dicegah oleh nyonya Anna.“Hentikan! Apa yang kau lakukan Rose, sebaiknya kau segera masuk,” ucap nyonya Anna.“Tidak ibu, Rose harus memberinya pelajaran,” ucap Rose kesal.“Kau ini, apa kau ingin menjadi preman,” ucap nyonya Anna kesal.“Oh iya, ada satu lagi yang aku ingat, kau istri simpanan bukan, dan mungkin akan segera diceraikan,” ucap Laura seraya tersenyum.“Tutup mulutmu,” teriak Rose yang kemudian bergegas mengangkat tangan dan hendak melayangkannya ke wajah Laura. Tangan itu berhasil dita
Read more

BAB 77 Propose Tiba Tiba

Propose Tiba TibaLaura mengunjungi kantor Berlian Grup, dia ingin menemui Vero tanpa membuat janji temu terlebih dulu. Ada hal yang dia rencanakan, dia berharap hari ini akan menjadi hari yang menyenangkan baginya karna bisa beberapa langkah ke depan dalam menghancurkan Berlian Grup, juga pemiliknya.“Saya ingin bertemu dengan tuan Vero,” ucap Laura pada resepsionis.“Baiklah nona, tunggu sebentar,” ucap resepsionis yang segera menghubungi sekretaris Mike.“Sekretaris Mike, ada nona Laura ingin bertemu dengan tuan Vero,” ucap resepsionis setelah telepon tersambung.“Tunggu sebentar, saya akan menyampaikannya pada tuan Vero,” ucap sekretaris Mike yang terlihat berjalan cepat ke arah ruangan tuan Vero untuk menemuinya.“Tu-tuan, ada tamu yang ingin bertemu,” ucap sekretaris Mike menyampaikan informasi.“Jika belum ada janji, kau tahu yang harus kau lakukan,” ucap Vero tanpa melihat ke arah sekretaris Mike, dia terlihat sibuk dengan laporan laporannya.“Ta-tapi tuan, yang datang adalah
Read more

BAB 78 Mengingat Ulang

Mengingat UlangLaura berdiri di atas balkon apartemen, menyaksikan lampu lampu kota yang begitu indah, seperti kunang kunang kecil, berwarna warni. Matanya menerawang, mengingat semua kejadian hari ini, dia melihat begitu banyak cinta dan tekad keseriusan dalam diri Vero untuk mendapatkan cinta Laura, dia tidak pernah menemukan Vero yang seperti ini sewaktu dulu dirinya menjadi Luna.Laura meneteskan air mata, butiran cairan putih itu jatuh butir demi butir. Kadang langkahnya terasa begitu berat, harus mengingat kembali setiap luka yang ingin dia lupakan.Angin menabrak tubuhnya, menggoyangkan rambutnya yang panjang sebahu.“Aku melihat wawancaramu hari ini, cukup bagus,” ucap Radit yang tiba tiba ada di sana. Tanpa aba aba, Laura membalikkan badan, menatap mata Radit, lalu menjatuhkan pelukan. Radit hanya bisa berdiri mematung, dia tidak mengerti apa yang sedang terjadi dengan Laura.“Hatiku melemah Dit, aku tidak sanggup lagi harus terus melihat wajahnya, apalagi wanita itu,” bisik
Read more

BAB 79 Seperti Rumah

Seperti RumahMobil Laura sudah sampai di depan gerbang kediaman keluarga Hermansyah, Jihan terlihat turun dan berteriak ke arah satpam penjaga rumah.“Tono, ini aku, buka gerbang itu,” teriak Jihan. Satpam Tono yang mendengar itu segera menghampiri pintu gerbang.“Nona Jihan,” ucap satpam Tono yang kemudian segera membuka pintu gerbang itu.Setelah pintu gerbang dibuka, mobil Laura melaju dengan mulusnya ke arah halaman rumah.“Wah itu mobil yang kemarin, apa mereka sekarang sangat akrab? Sepertinya wanita itu benar benar akan menjadi bagian dari keluarga ini,” gumam satpam Tono.“Ada apa Tono? Tanya satpam Mahmud.“Paman, itu mobil yang kemarin datang, wanita yang aku ceritakan. Sekarang dia datang dengan nona Jihan, mereka sepertinya sangat akrab,” ucap satpam Tono yang berjalan menuju ke arah satpam Mahmud setelah memastikan pintu gerbang tertutup dengan rapi.“Sudahlah, tidak perlu memikirkan sesuatu yang tidak penting,” ucap satpam Mahmud.“Iyaa paman, aku hanya penasaran. Mendi
Read more

BAB 80 Jebakan

JebakanVero dan Laura berjalan menuju ke arah ruang kerja Vero, di lantai dua. Mata Laura menjelajah, seolah seperti orang baru yang melihat keadaan sekeliling tempat yang pertama kali dilihatnya.Vero membuka salah satu pintu, lalu mempersilahkan Laura masuk.“Ini ruang kerjaku di rumah, masuklah,” ucap Vero.“Terimakasih,” ucap Laura seraya tersenyum. Mata Laura masih menjelajah, tempat itu masih sama, tidak ada yang berubah sedikitpun, bahkan patung Albert Einstein berukuran kecil yang ada di atas meja kerja Vero masih berada di tempat yang sama, seperti terakhir kalinya ditata olehnya, padahal seharusnya patung itu berada di sebelah Vas bunga yang ada di meja lain.“Sangat rapi,” gumam Laura.“Ruang kerjaku?” tanya Vero memastikan.“Ya, sangat rapi dan bersih,” ucap Laura.“Mendiang istriku yang menatanya, dia orang yang peduli dengan kebersihan dan kerapian,” ucap Vero.“Begitu rupanya,” ucap Laura seraya mengangguk angguk pelan.“Sepertinya kau sangat mencintainya,” tebak Laura
Read more
PREV
1
...
678910
...
13
DMCA.com Protection Status