Rasa Marah ItuRose terlihat begitu kesal, sangat kesal, bahkan dia beberapa kali membanting tangannya ke arah stir, memukul berkali kali, menunjukkan dan juga melampiaskan segala kemarahannya.“Wanita itu, aku akan membalasnya, ingat saja, pembalasan akan lebih menyakitkan, seenaknya saja dia mengatakan hal seperti itu,” ucap Rose dengan mata merah.“Dia pikir dia siapa, aku akan membuktikan kekuatan seorang istri, istri sah yang juga memiliki putra. Aku yang akan menang, itu sudah bisa dipastikan,” ucap Rose yakin.Rose terlihat menatap ke arah gedung kantor firma hukum Loyal, dengan pandangan serius, tajam, penuh amarah yang bisa jadi merupakan dendam nyata.Tiba tiba ponselnya berbunyi, itu membuat Rose gugup.“Sial,” bisiknya yang kemudian segera mengambil ponsel yang ada di dalam tasnya. Di depan layar tertulis Evan, ya, panggilan telephone itu ternyata datang dari Evan. Rose menarik nafas panjang, lalu segera menerima panggilan itu.“Halo,” sapa Rose.“Kau tahu, aku kira kau ti
Read more