Semua Bab Dendam Istri Presdir Yang Diperlakukan Seperti Pembantu: Bab 81 - Bab 90

130 Bab

BAB 81 Semua Sudah Diatur

Semua Sudah DiaturVero masuk ke dalam kantornya dengan perasaan marah yang tergambar jelas di wajahnya.“Mike, segera beritahu eksekutif pemegang saham, kita akan mengadakan rapat pemegang saham siang ini,” ucap Vero.“Hari ini tuan?” tanya sekretaris Mike.“Ya, ini kondisi darurat, kita bisa mengadakan rapat pemegang saham dalam kondisi darurat, pastikan mereka semua datang, terutama tuan Hamka, pastikan dia datang,” pinta Vero seraya menggebrak meja.“Ba-baik tuan,” ucap sekretaris Mike yang kemudian segera keluar dari ruang kerja Vero untuk segera menyiapkan semuanya.“Kau mau main main denganku, mari kita mainkan permainan ini,” ucap Vero.Di kantor Graha hotel, Radit dan sekretaris Nade terlihat saling berbincang di ruang kerja Radit.“Sebentar lagi kau akan mendapat pesan untuk menghadiri rapat pemegang saham,” ucap Radit pada sekretaris Nade.“Apa akan secepat itu tuan?” tanya sekretaris Nade.“Ya, api itu sudah mulai membakarnya, dia tidak akan berhenti,” ucap Radit.“Apa tua
Baca selengkapnya

BAB 82 Kesalahan Fatal

Kesalahan FatalMalam hari, Vero sudah sampai di kediamannya, dia sambut oleh tuan Dipo dan nyonya Anna. Tuan Dipo duduk di kursi depan wajahnya terlihat merah padam. Nyonya Anna hanya bisa berdiri di sampingnya, berusaha menenangkan, namun sepertinya semuanya sia sia.“Sayang, tolong tenangkan dirimu, itu Vero sudah pulang, jangan terlalu keras kepadanya,” ucap nyonya anna berusaha membuat suasana hati suaminya lebih baik.“Suruh dia menghadapku,” pinta tuan Dipo. Nyonya Anna segera keluar rumah, menghadang putranya yang baru datang.“Vero, Vero,” teriak nyonya Anna.“Ada apa ibu?” tanya Vero yang melihat ibunya mendatanginya dengan gugup.“Kau harus segera menemui ayahmu, dia marah besar,” ucap nyonya Anna gugup.“Marah besar? Ada apa ibu?” tanya Vero yang masih belum mengerti.“Sudah, kau segera temui ayahmu sebelum dia semakin marah,” ucap nyonya Anna seraya menggandeng putranya masuk.“Jangan bantah apapun yang ayahmu ucapkan, kau harus menunduk,” pinta nyonya Anna dengan gugup.“
Baca selengkapnya

BAB 83 Sebuah Kesalahan

Sebuah KesalahanLaura sudah sampai di luar gedung apartemen, dia melihat mobil Vero, lalu berjalan mendekat ke arah mobil tersebut. Laura terlihat anggun dengan gaun warna putih yang dipadukan dengan mantel panjang warna coklat.“Masuklah,” ucap Vero setelah membuka pintu kaca mobil. Laura menuruti apa yang Vero perintahkan, dia masuk ke dalam mobil Vero.Laura terlihat sedikit gugup, berharap tidak ada hal buruk yang terjadi.“Ada apa?” tanya Laura. Laura melihat Vero hanya diam, dia memusatkan pandangannya ke depan, tidak melihat ke arah Laura sedikitpun.“Apa kau benar benar ada di pihakku?” tanya Vero tanpa melihat ke arah Laura.“Apa yang kau katakan? Tentu aku ada di pihakmu,” ucap Laura sungguh sungguh.“Sekarang buktikan,” ucap Vero.“Buktikan?” tanya Laura yang masih bingung.Vero melihat ke arah Laura, dengan pandangan mendalam, dia seolah melihat apa yang Laura pikirkan jauh di dalam sudut hatinya terdalam. Laura mulai khawatir, namun dia harus tetap tenang.Di dalam apart
Baca selengkapnya

BAB 84 Tatapan Dingin

Tatapan DinginSetelah peristiwa semalam, Rose terlihat terus saja mengulaskan senyum. Sejak pagi dia sudah ada di dapur bersama bibi Atun, menyiapkan sarapan dengan suasana hati yang begitu baik.“Nyonya sepertinya sedang bahagia,” ucap bibi Atun.“Ya, tentu saja, itu karna aku sudah mengkonfirmasi sesuatu,” ucap Rose.“Baiklah nyonya, memang seharusnya nyonya harus selalu bahagia di rumah ini, jika tidak itu akan sangat menyulitkan,” ucap bibi Atun.“Lalu kenapa bibi masih betah tinggal di sini?” tanya Rose.“I-Iya nyonya, itu karna tuan Dipo sangat baik terhadap saya dan keluarga saya,” ucap bibi Atun.“Oh begitu rupanya, memang dalam satu keluarga pasti akan ada yang memiliki sifat yang sangat baik, yang sangat menjengkelkan dan mungkin ada juga yang manja,” ucap Rose seraya tertawa kecil.“Apa yang sedang kalian tertawakan,” ucap nyonya Anna yang tiba tiba sudah berada di dapur, tanpa terdengar deru langkahnya.“Nyo-nyonya,” ucap bibi Atun gugup.“Apa kalian sudah mulai berani me
Baca selengkapnya

Bab 85 Mulai Runtuh

Mulai RuntuhVero masuk ke dalam ruang kerjanya di kantor pusat berlian group. Dia terlihat kesal, lalu melempar tubuhnya ke kursi."Seharusnya dia tidak seperti itu terhadapku, aku bukan anak kecil lagi," ucap Vero kesal.Dari luar terlihat sekretaris Mike dengan gugup segera masuk ke dalam ruang kerja Vero."Tu-tuan, ada situasi yang cukup darurat," ucap sekretaris Mike."Apalagi Mike, pagi ini aku sudah cukup kesal," ucap Vero. "Ma-maafkan saya tuan, sepertinya kabar ini juga akan membuat tuan kesal," ucap sekretaris Mike."Ada apa?" tanya Vero."Saham berlian group di pasar saham hari ini turun drastis tuan," ucap sekretaris Mike."Apa?" ucap Vero seraya berdiri seraya menggebrak meja."Apa yang terjadi Mike?" teriak Vero."Ini imbas dari masalah berlian grup dengan tuan Hamka. Tuan Hamka menyebarkan rumor tidak akan lagi menjadi pemasok berlian grup dan juga anak bisnis dari berlian grup," ucap sekretaris Mike."Ini tidak bisa dibiarkan," ucap Vero."Cepat hubungi Hamka grup, ap
Baca selengkapnya

BAB 86 Menahan Segala Rasa

Menahan Segala RasaLaura harus menerima suapan demi suapan dari Vero, dia tidak bisa menolak walaupun hatinya benar benar tidak ingin memakannya.“Terimakasih kau mengunjungiku, ini merupakan bentuk dukunganmu, aku sangat menghargai itu,” ucap Vero.“Ya, aku khawatir, berita sudah berkeembang di mana mana,” ucap laura.“tenang saja, aku tidak akan jatuh miskin,” ucap Vero.“Ya, aku percaya kau mampu bangkit,” ucap Laura.“Oh iya, kapan kau akan mengunjungi hotel Marina, hotel itu sudah resmi menjadi milikku, aku pemegang saham terbesar,” ucap Vero.“Ya, aku sudah mendengarnya,” ucap Laura.“karna kau kuasa hukum di perusahaan ini, aku tidak bisa memberikanmu kejutan walaupun aku ingin sekali melakukannya,” ucap Vero.“Tidak apa apa, tapi kau membeli hotel itu bukan karna aku bukan, aku merasa tidak enak hati,” ucap Laura.“Ten-tentu saja tidak, aku pebisnis dan hotel itu cukup bagus,” ucap Vero.“Baguslah,” ucap Laura.“Apa langkahmu selanjutnya?” tanya Laura.“Untuk menghadapi masal
Baca selengkapnya

BAB 87 Rasa Penasaran

Rasa PenasaranMobil mewah, mobil sport dua pintu, memasuki area sekolah dasar yang cukup terkenal di Jakarta. Mobil yang harganya nyaris milyaran, membuat beberapa mata menatap dengan mulut terbuka sebagian.Dari dalam mobil keluar seorang pria kaya berjas rapi, tampan dan begitu berwibawa, dia adalah Radit Utama Putra, presdir Graha Hotel dan juga anak usahanya yang lain.Radit berada di sebuah sekolah dasar yang cukup Elit di Jakarta, dia terlihat cukup rapi dengan sisiran rambut tegas. Dia masuk ke dalam area sekolah elit itu, bertemu dengan beberapa guru di sana.“Tuan Radit, selamat datang, kami sungguh merasa terhormat karna akhirnya sekolah ini mendapat kesempatan untuk mengunjungi hotel mewah yang anda miliki,” ucap kepala sekolah yang sudah berumur itu, terlihat dari rambutnya yang mulai memutih, namun tubuhnya masih terlihat tegap dan gagah.“Ya, saya memilih sekolah ini karna kualitasnya, semoga bisa menjadi pengalaman untuk murid murid,” ucap Radit.“Kami memilih kelas emp
Baca selengkapnya

BAB 88 Sebuah Kecurigaan

Sebuah KecurigaanSekretaris Nade terlihat masuk ke dalam ruang kerja Radit.“Tuan,” sapa sekretaris Nade.“Bagaimana Nade, apa acara kemarin berjalan dengan baik?” tanya Radit.“Semua berjalan dengan baik tuan, saya juga sudah mengumpulkan beberapa foto anak itu,” ucap sekretaris Nade seraya memperlihatkan beberapa foto hasil jepretannya yang sudah dicetak.“Apa kau sudah mengumpulkan informasi mengenai anak ini?” tanya Radit.“Sudah tuan, anak ini memiliki gigi sensitif yang cukup parah, dia tidak bisa meminum makanan atau minuman yang terlalu dingin maupun panas. Ada satu hal yang membuat saya cukup aneh,” ucap sekretaris Nade.“Apa itu?” tanya Radit menelisik.“Jika dia adalah putra dari presdir Vero, dia adalah putra yang sangat baik. Sifatnya sangat berlawanan dengan tuan Vero. Dia memiliki tutur kata yang lembut, halus dan management emosinya cukup baik. Saya menyaksikan dia berselisih paham dengan temannya dan dia berhasil menyelesaikan masalahnya tanpa ada keributan. Cara dia
Baca selengkapnya

BAB 89 Kecurigaan Yang Mendasar

Kecurigaan Yang MendasarRadit terlihat berada di sebuah kafe bersama dengan seseorang, sahabat lamanya, Evan Rahardi.“Radit, tumben sekali kau mengajakku bertemu seperti ini,” ucap Evan.“Tidak apa apa, aku hanya merindukanmu,” ucap Radit.“Rindu? wah, aku tersanjung karna seorang Radit Utama Putra bisa memiliki perasaan rindu kepadaku,” ucap Evan seraya tertawa renyah.“Kau ini, kau sahabatku, wajar saja kadang aku ingin menghabiskan waktu denganmu,” ucap Radit seraya mengambil segelas kopi panas yang sudah tersaji di hadapannya. Evan juga terlihat meraih gelas yang sudah ada di hadapannya, gelas yang berisi minuman berwarna coklat dengan suhu ruang.“Kau masih tidak bisa minum minuman dingin dan panas?” tanya Radit.“Ya, kau tahu, aku memiliki gigi yang sangat rewel,” ucap Evan seraya menyeruput minuman coklat kesukaannya.“Apa kau mendapatkannya dari orang tuamu?” tanya Radit menelisik.“Ya, dari ayahku, sepertinya ini memang diturunkan, aku tidak bisa menghindarinya,” ucap Evan
Baca selengkapnya

BAB 90 Mencari Kebenaran

BAB 90 (Dendam)Mencari KebenaranSekretaris Nade terlihat membuat kantong bening yang berisi tisu bekas, dia berjalan menuju ke arah ruang kerja Radit.“Tuan, ini yang tuan minta,” ucap sekretaris Nade seraya menyerahkan kantong being itu.“Kau sudah memastikannya? Ini benar benar miliknya?” tanya Radit memastikan.“Iya tuan, saya sendiri yang mengambilnya,” ucap sekretaris Nade dengan pasti.Siang itu, sekretaris Nade sengaja duduk di dekat Noah makan, menemani Noah seraya menunggu hal yang tepat. Noah menggunakan sebuah tisu untuk menyeka lendir yang keluar dari mulutnya karna bersin. Setelah makan siang selesai, sekretaris Nade segera mengamankan tisu itu dan memasukkannya ke dalam kantong bening. Seperti yang sudah Radit pesan, dia meminta sekretaris Nade membawa sampel yang bisa digunakan untuk tes DNA, apapun itu.“Baiklah, tolong bawa sampel ini ke lab, sampel kedua akan segera aku usahakan,” ucap Radit.“Lab?” tanya sekretaris Nade.“Iya, aku akan melakukan tes DNA,” ucap Radi
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
7891011
...
13
DMCA.com Protection Status