All Chapters of Terjebak Skandal Panas dengan Putra Suamiku: Chapter 21 - Chapter 30

109 Chapters

Hak Kepemilikan

"Aku mau Leta datang ke sini, bagaimana pun juga buatlah dia ke sini," pinta Mahendra.Pria berusia 35 tahun itu baru saja pulang dari rumah sakit, dan sangat kecewa karena sampai saat ini Leta belum datang menemuinya."Saya sudah menghubungi nomor wanita itu, tapi sama sekali tak direspon, Tuan," sahut Putra.Mahendra mendengkus keras. "Lalu bagaimana dengan Langit, apa dia menyetujui dengan usulku untuk mengambil alih perusahaan itu?""Hem ... untuk itu ... Tuan Langit berkata agar Tuan langsung yang menemuinya. Dia tidak menerima jika ada orang datang mewakili Anda, Tuan.""Cih! Anak menyebalkan itu," gerutu Mahendra.Mahendra melihat sekeliling rumahnya itu, hanya tersisa ini saja yang ia punya, mengingat hal itu membuat dirinya tersenyum getir.Langit benar-benar marah padanya, bahkan tak tanggung-tanggung, Langit mengambil alih perusahaan itu sekaligus jabatannya sebagai atasan digantikan oleh Langit sendiri.Dulu, waktu perusahaan yang Mahendra kelola hampir bangkrut, dia memin
Read more

Kalau Niat Kamu Hanya Ingin Main-main Lebih Baik Tinggalkan Dia!

"Lagi berantem sama ibu?"Leta menggeleng. "Cuma pengen diem di sini aja, emangnya nggak boleh?"Satria menghela napas berat. "Kalau kamu kayak gitu udah yakin sih kalau ada apa-apa sama kamu.""Apaan sih, aku tuh cuma pengen main ke sini. Kenapa? Ganggu Abang pacaran ya? Atau jangan-jangan Abang nggak bebas bawa pacarnya ke sini karena ada aku?" sinis Leta.Satria menghela napas gusar. "Kamu kenapa sih, kok sensi banget?"Leta mengedikkan bahunya acuh."Bilang sama Abang, ada masalah apa?" tanya pria itu sungguh-sungguh."Nggak ada, Bang.""Idih, bohong banget. Pasti kamu lagi hindarin masalah, kan?" tebak Satria yang sialnya memang benar adanya.Leta bangkit dari duduknya, lalu mengambil tas dan menyampirkannya di bahu. "Aku pergi," pamitnya."Tuh, kan. Abang lagi tanya loh, Let."Leta menatap Satria sebal. "Nggak ada, Bang. Nggak--""Hai, Sat, aku bawain kamu makan siang nih. Eh, ada Leta ya?"Ucapan Leta terputus karena tiba-tiba saja ada seseorang datang ke rumah tanpa mengetuk p
Read more

Berikan Istrimu Untukku!

"Langit."Langit tersenyum sinis ketika mendengar seseorang memanggilnya. Dia sangat ingat betul siapa pemilik suara itu.Langit memberikan kesempatan pada pria itu untuk berbicara.David yang melihat bosnya tidak akan masuk mobil pun langsung kembali menutupnya.Langit bersandar di mobil itu seraya tangannya bersedekap."Kau ingin bertemu denganku?" tanyanya sinis."Kamu kenapa kurang ajar seperti ini padaku, Langit. Aku ini papamu!" sentak pria itu dengan tangan mengepal.Langit berdecak kesal, saking kesalnya dia menendang ban mobil itu. Refleks dia melonggarkan dasinya yang terasa begitu mencekik lehernya."Papa? Papa yang membuat mamaku meninggal karena kecelakaan dan juga kehilangan bayinya? Atau papa yang merebut kekasihku?" tanya pria itu setengah meledek."Kau!" geram Mahendra sambil menunjuk wajah Langit. "Semua itu takdir, kau tidak sepantasnya menyalahiku seperti ini," ucapnya lagi."Aku tidak ingin berbasa-basi, katakan apa yang ingin kamu katakan. Waktuku nggak banyak."
Read more

Harusnya Aku Menyiksamu Lebih dari Ini, Bukan?

Leta menatap langit-langit kamar itu dengan perasaan tak menentu. Saat ini dia berada di sebuah hotel. Tidak sendiri, dengan Langit tentunya.Sehabis mereka melakukan bercinta, pria itu langsung tertidur dengan membelakangi Leta.Pria itu meminta Leta agar tak meninggalkannya, tetap menemaninya tertidur walau hanya sebentar.Leta mengingat-ingat bagaimana hubungan mereka selanjutnya. Tidak mungkin, kan, kalau mereka terus seperti ini?'Ya Tuhan, aku harus bagaimana? Apa aku harus pergi sejauh mungkin agar tidak bertemu dengan mereka? Terus gimana dengan ibu dan abang?' batin wanita itu."Tidur!"Leta tersentak, terkejut karena mendengar suara Langit yang begitu menggema.Leta memberanikan diri menatap pria itu, lagi-lagi dia terkejut karena Langit menatapnya begitu tajam."Kenapa kamu nggak tidur? Katanya kamu capek?" tanya Leta memberanikan diri."Kau mengusikku!"Wanita itu mengerutkan keningnya.'Perasaan aku diam-diam aja, dari tadi aku nggak pernah gerak sedikit pun, apa napasku
Read more

Gunakan Kesempatan Itu Sebaik Mungkin

"Untuk sementara kamu tinggal di sini!"Leta menatap sekeliling rumah itu dengan tatapan tak terbaca. Saat ini mereka sedang berada di rumah Langit, rumah yang tidak diketahui oleh siapa pun.Leta menggeleng, dia tidak setuju dengan ide Langit."Nggak. Aku harus pulang. Nanti ibuku sama abangku nyariin," tolak wanita itu tegas."Aku udah minta izin ke ibumu, dan dia mengizinkan. Kalau kamu ingin aman, maka turuti saja perintahku. Kecuali kalau kamu mau ketahuan oleh ibu dan abangmu kalau kamu sudah menikah, silakan saja," dengkus Langit."Apa maksudmu, Langit? Kamu lagi-lagi mengancamku seperti itu."Langit tertawa sinis. "Harusnya kamu berterima kasih padaku karena kali ini aku sedang berbaik hati padamu. Asal kamu tahu, suamimu saat ini sedang mengintaimu! Silakan saja kalau kau mau pergi," usir pria itu.Leta terkesiap, benarkah apa yang Langit ucapkan? Bagaimana kalau sampai Mahendra datang ke rumah dan memberitahukan semuanya? Ah, bagaimana ini?"Aku harus gimana?" lirih wanita i
Read more

Ciri-ciri Cowok Suka Ghostingin Cewek

Sisi mendengkus keras seraya mengetuk-ngetuk jarinya di meja. Tak bisa dimungkiri kalau saat ini dirinya begitu gelisah.Tadi malam Satria, kakak Leta menghubunginya, entah pria itu dapat nomornya dari mana, dan Sisi sudah menduga pasti mereka bertemu akan membahas tentang Leta."Bagaimana ini? Aku harus bohong atau jujur kalau ditanya soal Leta? Aish! Sejujurnya aku kasihan sama Leta, tapi aku juga bingung apa aku harus bicara terus terang sama bang Satria?" gumam wanita itu."Maaf karena membuatmu menunggumu terlalu lama. Tadi kejebak macet di jalan," ucap Satria seraya memundurkan kursi lalu setelahnya dia duduk menghadap Sisi.Jantung Sisi semakin jumpalitan ketika ditatap seperti itu oleh Satria."Mau minum nggak, Bang? Siapa tahu haus, biar aku yang pesenin," tawar Sisi untuk mengusir kegugupannya."Jangan dong, aku yang ngajakin kamu ketemu, kok malah kamu yang nawarin aku. Kali ini biar aku yang traktir, kebetulan kemarin habis gajihan, hehehe."'Huft.'Sisi menghela napas leg
Read more

Jadi Maksud Kamu Aku Kurang Cantik, Gitu?

"Kok bisa? Terus dia dapat nomor kamu dari siapa?" tanya Leta gusar."Ya mana aku tahu. Makanya aku tanya sama kamu. Kalau nggak dari kamu emangnya dari siapa lagi?" tanya Sisi dari ujung sana."Enggak deh. Aku nggak pernah kasih nomor kamu ke abangku. Lagian dia juga nggak pernah minta deh." Leta kembali mengingat-ingat, siapa tahu dia melupakan sesuatu.Namun, setahunya memang dia tidak pernah memberikan nomor Sisi pada Satria. Toh buat apa juga?"Terus dapat nomorku dari mana dong?""Aku juga nggak tahu. Lagian kamu kenapa mau-mau aja sih diajak ketemuan sama dia?" dengkus Leta.Dia takut kalau Sisi akan membocorkan rahasianya yang selama ini dia tutupi secara rapat-rapat."Aku takut nanti dia malah curiga. Ya udah aku terima aja ajakannya." Sisi menjawab dengan nada santai."Terus abangku tanya apa aja sama kamu?""Apa lagi kalau bukan tentang hubungan kamu sama Langit. Dia itu curiga kalau kalian lagi ada masalah. Kan emang kalian lagi problem toh?""Terus kamu jawab iya gitu?" S
Read more

Layani Aku!

Sudah cukup lama Langit terdiam di sana, duduk sambil menyesap alkohol dan juga sebatang rokok.Asap menguar ke udara dari sela bibirnya, dia ulangi lagi, ulangi terus hingga akhirnya habis.Langit menaruh puntung rokok di asbak dan juga gelas di atas meja. Oke, kali ini dia melirik jam yang ada di tangannya. Dia mendesah pelan karena sudah waktunya pulang.Sejujurnya dia enggan pulang, karena di sana ada Leta. Wanita yang sudah berhasil mengobrak-abrik hatinya."Sialan!" dengkus Langit.Pria itu mengusap wajahnya dengan kasar. Mau sampai kapan dia harus menghindar seperti ini? Itu rumahnya, lalu kenapa dia yang harus mengalah?"Apa Anda ingin pulang sekarang, Pak?"Langit mengembuskan napasnya dengan kasar. Dia tak menjawab, tapi delikan tajam yang Langit berikan membuat kepala David menunduk."Kalau Anda keberatan pulang ke rumah Anda, Anda bisa pakai apartemen saya untuk istirahat, Pak," tawar David.Langit mendesis. "Buat apa? Di rumah ada mainan yang begitu menyenangkan, untuk ap
Read more

Malu? Aku Sudah Terbiasa Melihat Tubuh Murahanmu Itu!

"Apa aku udah boleh pulang?" tanya Leta dengan napas terengah.Usai mereka bercinta, Leta memberanikan diri bertanya seperti itu. Padahal dia tahu betul kalau saat ini mood Langit sedang tidak baik.Langit diam saja, membuat wanita itu segera menoleh.'Ah, ternyata dia tidur. Apa dia begitu kelelahan?' tanya wanita itu dalam hati."Untuk apa kamu bertanya seperti itu? Baru juga tiga hari di sini, rupanya kamu sudah tidak betah ya?" Leta tersentak, dia kira laki-laki itu tertidur, ternyata belum. Pria itu memang memejamkan matanya, tapi telinganya mampu mendengar pertanyaan yang Leta berikan."Kenapa? Apa kamu sudah tidak sabar ingin bertemu suamimu itu?" tanya pria itu sinis.Leta menggeleng. "Bukan seperti itu, masalahnya kalau aku terlalu lama di sini itu akan membuat ibuku curiga, bukan hanya ibuku tapi abangku juga," lirih wanita itu.Langit terdiam lagi, membuat Leta menghela napas berat.Dia pun memutuskan untuk memejamkan matanya juga, memperbaiki cara tidurnya dengan cara mem
Read more

Apa Yang Ingin Kamu Beli?

"Nona harus makan, kalau tidak nanti kami akan diamuk oleh Tuan Langit," bujuk pelayan yang bernama Rina.Leta menggeleng lemah, akhir-akhir ini memang nafsu makannya berkurang. Namun, untuk kali ini Leta malah sama sekali tak mau makan."Nanti kalau aku sudah lapar pasti aku akan makan. Tolong jangan paksa aku ya," mohon Leta."Tidak bisa, Nona. Ini adalah perintah dari Tuan Langit. Bekerja sama lah dengan kami, Nona. Kalau Nona tidak mau makan, bagaimana nasib kami? Pasti kami dipecat dari pekerjaan ini. Tolong kasihanilah saya, Nona," mohon pelayan itu.Leta menghela napas berat. "Baiklah, aku akan makan sekarang."Leta langsung menyuapkan nasi itu ke dalam mulutnya. Dia berusaha keras mengunyah makanan itu agar bisa segera menelannya.Sudah tiga suap Leta menyuapkan nasi, akhirnya dia tidak kuat. Wajahnya tampak tegang karena sepertinya dia merasakan sesuatu yang akan keluar dari kerongkongannya. Dia menelan ludahnya dengan susah payah agar makanan yang tadi dia telan tidak keluar
Read more
PREV
123456
...
11
DMCA.com Protection Status