Home / Pernikahan / Misteri di balik cinta Alika / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of Misteri di balik cinta Alika: Chapter 81 - Chapter 90

117 Chapters

Part 81. Iya aku mau

Alika mengangkat kepalanya dan menatap ke arah Raka. entah mengapa rasa marah yang tadi dirinya rasakan langsung meleleh berganti dengan perasaan yang sulit untuk Alika jelaskan."Bagaimana dengan perasaan Raka sendiri kepadaku? aku tidak mau perasaanku hanya bertepuk sebelah tangan." ujar Alika."Jadi bagaimana denganmu Rak?" tanya Bram dengan mengalihkan pandangannya ke arah Raka. "Iya Pak, Raka suka dengan Alika," jawab Raka. "Nah Al, kamu sudah dengar sendiri jawaban dari Raka. jadi sekarang apa jawabanmu?" tanya Bram kepada Alika. "Iya aku mau," jawab Alika tanpa pokir panjang. Ternyata selama ini perasaannya tidak bertepuk sebelah tangan. Bram menatap ke arah Raka dan membalik badannya. "Selamat Rak, kalah begitu kalian lanjutkan acaranya berdua. malam ini saya harus kembali karena masih banyak pekerjaan yang menunggu," ucap Bram dengan menepuk-nepuk pundak Raka. "Tunggu dulu Pak, tapi aku masih bingung. ini kenapa jadi seperti ini?" tanya Raka. "Ya aku tahu kamu selama i
Read more

Part 82. Janji jangan marah

Supir taksi itu membawa mobilnya dengan kecepatan sedang, menuju ke hotel. Tiga puluh menit kemudian Rara sampai di kamar hotel. Rara mengeluarkan ponselnya dan memandangi dengan tatapan penuh kebencian kepada tiga orang yang ada di ponselnya.***Kembali ke Bali. dimana Alika dan Raka berada, pagi ini Alika bangun ketika jam menunjukan pukul enam pagi hari. Alika mengalihkan pandangannya ke arah samping. dan melihat Raka masih damai di dalam tidurnya. "Pasti capek ya," gumam Alika dengan mengusap lembut pipi Raka. Alika langsung membuka selimut tebal yang menutupi tubuhnya. kemudian Alika masuk ke dalam kamar mandi.Selesai mandi Alika ingin mengeringkan badannya. tetapi ketika meraba ke tempat handuk Alika tidak melihat ada handuk disana. "Hah... perasaan semalam handuknya ada di sini, kenapa jadi ngga ada?" gumam Alika dengan nada bingung. Baju Alika sudah basah karena dicuci. Alika bingung tidak mungkin juga dirinya keluar dengan keadaan seperti ini pikir Alika. 'Masa pake
Read more

Part 83. Sebuah kebenaran

"Tapi apa Al yang tadi?" tanya Raka. Alika mengalihkan pandangannya ke arah Raka. kemudian Alika berkata "Tetapi kamu janji jangan marah,"."Iya janji. memangnya kenapa kalau aku harus marah. dan apa juga yang menjadi alasanku untuk marah." jawab Raka. "Kamu kan tahu bagaimana kisah dimasalaluku. aku yakin kamu memang bisa menerimaku apa adanya, tetapi bagaimana dengan kedua orang tuamu?" tanya Alika dengan wajah yang menunduk. "Hey... jangan sedih," ucap Raka. Raka mengangkat tangannya dan memegang dagu Alika. Raka sedikit menarik dagu Alika agar Alika bisa menatap ke wajahnya. "Kamu tidak perlu khawati dengan masalah itu. kamu memang belum tahu kisahku sebenarnya, biar aku jelaskan singkatnya saja kepadamu ya," ucap Raka. Raka menarik nafas panjang, kemudian Raka mulai menjelaskan semua kepada Alika kalau dirinya memang sudah tidak memiliki kedua orang tua. Kedua orang tua Raka meninggal dalam kecelakaan tunggal. dan sejak kejadian itu Raka dibesarkan oleh neneknya dengan pen
Read more

Part 84. Membicarakan kepada Raka

"Pak, mau pulang ke rumah siapa?" tanya Joko. "Langsung saja ke rumah Alika, Jok," jawab Raka. "Iya baik Pak." jawab Joko. Kemudian tidak ada lagi pembicaraan di dalam mobil. Raka dan Alika sibuk dengan ponsel mereka masing-masing. sedangkan Joko serius mengendarai mobilnya.Dua jam kemudian Joko memarkirkan mobilnya di pekarangan rumah Alika. Joko menurunkan barang bawaan Alika dan Raka. sementara kedua Bosnya sudah masuk ke dalam rumah.Tring... Tring... Ponsel Joko yang berada di saku jaket berdering. Joko melihat di layar depan terpampang nama Bram. "Iya halo Bos," ucap Joko ketika teleponnya sudah tersambung. "Jok, kamu lagi di mana sekarang?" tanya Bram diseberang sana. "Ini masih di rumah Bu Alika, Pak. ada apa Pak?" tanya Joko. "Oh iya kamu sudah menjemputnya, aku lupa mau memberitahumu tadi sore," ucap Bram. "Iya Pak, tidak apa-apa. tadi siang Pak Bram sendiri yang menelepon," jawab Joko. "Oke." jawab Bram. Kemudian Bram mematikan sambungan teleponnya. Joko kembali
Read more

Part 85. Raka ke mana

"Aku tidak nyaman jika ada orang-orang berbadan kekar di dekatku. aku tahuk orang-orang akan mengira kalau aku adalah orang penting, padahal bukan siapa-siapa," jawab Alika. "Al, aku tahu itu. kamu tidak perlu khawatir. nanti aku akan memerintahkan Joko untuk bekerja cukup dari jauh saja. jadi kamu bisa beraktivitas seperti biasanya, tanpa perdulikan orang-orang yang aku suruh," ujar Raka."Jadi begitu ya Mas?" tanya Alika."Iya, dan satu lagi. jika kamu mendapatkan pesan dari nomor baru dengan nada ancaman langsung beritahu aku, jangan tunda-tunda lagi ya," pinta Raka. "Iya Mas," jawab Alika. Alika menyenderkan punggungnya ke senderan sofa. hatinya merasa lebih tenang ketika memberitahu masalah teror itu kepada Raka. "Besok rencana mau ke mana Al?" tanya Raka. "Kayanya ke kantor Pak Bram, setelah itu belanja buat stok di rumah," jawab Alika. "Oke, besok aku saja yang antar," ucap Raka. "Loh Mas ngga kerja?" tanya Alika. "Belum, aku masih ambil cuti satu hari buat besok," jawa
Read more

Part 86. Datang ke kantor

Pagi ini Alika memakai kemeja panjang warna putih, dipadukan dengan rok warna hitam dengan panjang diatas lutut. Tidak lupa juga Alika menyapukan make up tipis ke wajahnya. Alika mengikat rambutnya ekor kuda. jam setengah tujuh Alika turun ke bawah."Bi," sapa Alika ketika sudah berada di dekat meja makan dan melihat Bi Mun sedang menata makanan untuknya. "Iya Neng, ini sarapannya sudah siap," ucap Bi Mun. "Oh iya, makasih Bi." jawab Alika. Pagi ini Alika sarapan sendiri karena Raka sudah pergi. katanya kemarin sudah cuti satu hari untuk sekarang kenapa malah ada janji pagi-pagi sekali pikir Alika. Tap... Tap... Tap... Terdengar langkah kaki yang mendekat ke arah Alika. Alika mengalihkan pandangannya ke arah suara. "Selamat pagi calon istriku," sapa Raka dengan berjalan mendekat ke arah Alika. Raka menghentikan langkahnya tepat disamping Alika. Raka mengecup singkat kening Alika. "Dari mana?" tanya Alika. "Ada janji tadi sama teman, semalam mau bilang aku lupa," jawab Raka.
Read more

Part 87. Kedangan Brian

Setelah terdiam cukup lama, Raka memutuskan untuk kembali ke ruangan Bram. dan melihat apakah Alika sudah selesai. Hari ini Bram bilang Alika datang ke kantor hanya untuk mengisi data terlebih dahulu, karena Alika akan bekerja mulai bulan depan.Klek... Raka membuka pintu ruangan Bram. Raka hanya melihat Alika di sana, pergi ke mana lagi si Bram pikir Raka. Raka melangkahkan kakinya mendekat ke arah Alika. Raka memilih untuk berdiri di belakang Alika."Sudah selesai?" tanya Raka. "Ini baru selesai, Bram mana ehh maksud aku Pak Bram?" tanya Alika. "Ngga tahu, aku kira tadi balik ke sini, di bawah mungkin," jawab Raka. "Belum, mungkin." jawab Alika.Klek... Pintu ruangan Bram terbuka dari luar. tidak lama kemudian terlihat seorang Pria dengan postur tubuh yang mirip dengan Bram. "Oh maaf Pak Raka, saya kira Bram yang di dalam. tadi dia telepon suruh masuk saja," ucap Pria itu. "Iya tidak apa-apa Bri, masuk saja silahkan duduk," ucap Raka dengan menunjuk ke arah kursi. Alika la
Read more

Part 88. Pesan dari Bram

"Ya belum, makanya aku nanya. siapa wanita yang khilaf itu mau nikah sama kamu?" tanya Brian. "Sembarangan khilaf, dia itu sayang sama gue dari hati. makanya jadi cowo itu perhatian dikit. jangan kalau ketemu sama cewek malah pasang wajah datar," jawab Raka."Udah tinggal jawab aja susah, ngga perlu nilai aku lah. Aku ya aku kamu ya kamu," jawab Brian yang kurang suka dengan perkataan Raka. "Dasar jomblo, ya itu wanita yang tadi sama aku di sini," jawab Raka. "Hah... yang bener Rak?" tanya Brian dengan nada tidak percaya. "Iya beneran, kenapa kamu kaget begitu?" tanya Raka. "Ya ngga apa-apa sih. cuma..." ucapan Brian terhenti karena Bram sudah keluar dari kamar mandi. "Loh kamu belum pergi Rak?" tanya Bram yang melihat Raka masih duduk disana dengan Brian. "Belum Pak, memangnya sudah tidak ada lagi yang akan dibicarakan?" tanya Raka. "Saya rasa sudah tidak ada, tapi kalau Brian tetap di sini dulu," jawab Bram. "Oke baik Pak, kalau begitu saya pamit," pamit Raka. "Iya silahka
Read more

Part 89. Belanja

Tring... Tring... Ponsel Alika yang ada di meja kecil samping ranjang berdering. Alika melihat di layar depan terpampang nama Raka. "Halo Mas gimana?" tanya Alika ketika teleponnya sudah tersambung."Alika, kamu lagi ngapain?" tanya Raka di seberang sana. "Ini lagi tiduran Mas, rencana nanti mau belanja sama Bi Mun, Pak Agus juga," jawab Alika. "Iya maaf ya, aku ngga bisa nganterin belanja, soalnya tadi ada pekerjaan. padahal udah bilang ya kemarin ngga kemana-mana hehe...." ucap Raka di seberang sana. "Iya ngga apa-apa kok Mas, kan masih ada Bi Mun buat teman belanja nanti," jawab Alika. "Ya sudah kalau gitu Mas, lanjut kerja dulu ya," pamit Raka. "Iya Mas semangat kerjanya, buat halalin aku ya," ucap Alika. "Hmm... mulai ya, mulai berani menggoda Mas sekarang, tunggu saja kalau Mas pulang nanti." ujar Raka. "Haha... iya, iya Mas, ya sudah ya, semangat kerjanya," ucap Alika. "Iya Sayang," jawab Raka. Kemudian Raka mematikan sambungan teleponnya terlebih dahulu. Alika kemba
Read more

Part 90. Antarkan saya

"Darimana kok sudah mandi, bukannya baru saja pulang kerja?" tanya Alika dengan menautkan kedua alisnya. "Iya tadi aku pulang dulu ke rumah, ngga mungkin kan ke rumah pacar masa bau keringat," jawab Raka dengan menoel dagu Alika."Apa sih Yang," ujar Alika dengan wajah ya memerah. "Oh iya nanti setelah makan malam ada orang yang datang ke sini," ucap Raka. "Orang? siapa Yang?" tanya Alika. "Desainer langgananku Yang, mereka akan mengukur gaun untuk acara pernikahan kita," jawab Raka. "Bukannya kemarin kamu bilang mau nikah dengan cara sederhana saja, kenapa pesan gaun juga Yang?" tanya Alika. "Sayang meskipun sederhana, kita juga harus mengudang teman-teman kan. ngga mungkin dong nanti nikah ngga ada teman?" tanya Raka. "Iya juga sih Yang, tapi nikah di rumah saja kan? ngga perlu sewa gedung?" tanya Alika. "Iya kita nikah di rumah sini saja, yang penting kita sah untuk melakukan itu," jawab Raka dengan mengkode Alika dengan kedipan mata. "Apa sih Yang, ya sudah ayo turun suda
Read more
PREV
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status