Home / Pernikahan / Misteri di balik cinta Alika / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Misteri di balik cinta Alika: Chapter 61 - Chapter 70

117 Chapters

Part 61. Teror

"Aku senang bekerja sama denganmu." jawab Rara.Rara mengangkat gelas birnya dan mereka kembali menikmati minuman haram itu.Dengan senangnya mereka berdua berpesta di atas penderitaan yang sedang Alika rasakan. saat ini Alika sedang bertaruh nyawa antara hidup dan mati."Aku sangat berharap anak itu mati membusuk di ruangan itu. sudah aku pastikan tidak akan ada orang yang bisa menemukan anak itu di sana," ujar Salma. "Ya aku juga berharap yang sama denganmu," jawab Rara. Salma menatap ke arah wajah Rara dalam. Salma baru ingat kalau ada sesuatu yang ingin dia tanyakan kepada Rara. "Ra," panggil Salma. Rara yang sedang menatap ke arah ponsel langsung mengalihkan pandangannya ke arah Salma. "Hmm... ada apa?" tanya Rara kemudian Rara menyedot dalam batang nikotin itu. "Kamu tahu akhir-akhir ini aku sering mendapatkan teror," ucap Salma."Teror? aku juga pernah beberapa kali, kira-kira siapa ya yang berani meneror kita?" tanya Rara. Salma menggelengkan kepalanya. dirinya juga b
Read more

Part 62. Aku takut

Tap... Tap... Tap... Raka mendengar langkah kaki yang mendekat ke arahnya. Raka mengalihkan pandangannya ke arah suara dan melihat seorang wanita dengan tampilan modis mendekat ke arahnya. Raka langsung berdiri dari duduknya. Raka menatap tajam ke arah wanita yang tersenyum manis ke arahnya."Pak Raka, kok ada di sini, siapa yang sakit?" tanya Riska dengan melihat ke ruang rawat Alika. "Kamu yang lagi apa di sini?" bukannya menjawab Raka malah balik bertanya kepada Riska. Raka juga harus waspada dengan Riska, menurut laporan dari Pak Irawan Riska juga salah satu orang yang tidak suka dengan Alika. Riska yang di tanya seperti itu menjadi tergagap. jangan sampai Raka tahu kalau dirinya datang ke rumah sakit ini untuk memeriksa kandungannya. "Ahh... it.. itu Pak jenguk saudara," jawab Riska dengan tergagap. Raka memicingkan matanya. untuk saat ini dirinya tidak perduli Riska datang ke sana untuk apa. yang penting Riska tidak tahu kalau orang yang ada di dalam ruangan itu adalah Al
Read more

Part 63. Kedatangam Bram

Bram membawa mobilnya dengan kecepatan sedang, menuju ke rumah sakit tempat dimana Alika dirawat.Tiga puluh menit kemudian Bram memarkirkan mobilnya di parkiran rumah sakit. Bram turun dari mobil dan masuk ke rumah sakit. Disamping pintu masuk Bram bertemu dengan dua orang bayarannya. meski terlihat seperti orang biasa tetapi Bram tahu kedua orang itu bukan orang sembarangan. Melihat kedatangan Bram. kedua orang itu langsung menganggukan kepalanya. Bram melangkahkan kakinya masuk ke dalam. Di depan ruang rawat inap Alika. Bram melihat ada Joko yang sedang menyenderkan badannya ke dinding. "Semalat pagi Pak," sapa Joko ketika melihat Bram sudah berada di depannya. "Pagi juga, Raka ada?" tanya Bram. "Ada Pak, tadi baru saja masuk beli sarapan sama buah," jawab Joko. "Tolong panggilkan," pinta Bram. Joko menganggukan kepalanya. menunggu Raka keluar Bram memilih untuk duduk di kursi tunggu yang berada di depan ruang rawat Alika. ***Sementara itu di dalam ruangan. Alika dan Raka
Read more

Part 64. Pelaku sebenarnya

Bram menganggukan kepalanya. kemudian Bram berjalan keluar dari ruang rawat Alika. tinggalah Raka dan Alika di ruangan itu. Alika mengalihkan pandangannya ke arah Raka. kemudian Alika meminta "Rak, aku mau minum."."Oh iya tunggu sebentar aku ambilkan Al," jawab Raka. Dengan cekatan Raka mengambilkan Alika minum. Raka juga menbantu Alika minum, selesai minum Raka meletakan kembali botolnya ke meja kecil samping brangkar. Tok... Tok... Tok...Pintu ruang rawat Alika diketuk dari luar, Raka langsung berdiri dan berjalan ke arah pintu. Raka membukakan pintu dan dibalik pintu sudah ada perawat wanita yang berdiri dengan mendorong meja. "Siang Pak, waktunya mengganti perban ya," ucap perawat itu kepada Raka. "Oh iya silahkan masuk," pinta Raka. Tidak lama kemudian setelah perawat itu masuk. Joko dan Bi Mun datang, Raka keluar menghampiri Bi Mun. "Bi langsung masuk saja ya, temani Alika di dalam. nanti kalau tanya aku bilang saja sudah pergi," pinta Raka. "Iya baik Den," jawab Bi M
Read more

Part 65. Idetitas pelaku

"Baik Pak akan saya lakukan, nanti kalau sudah aku akan hubungi kembali," ucap Raka. "Ya, kamu bawa saja ke tempat biasa nanti saya akan datang ke sana." pinta Bram."Iy... Iya Pak," jawab Raka dengan tergagap. Bram mematikan sambungan teleponnya. kemudian Bram menatap ke layar ponsel yang sudah mati. "Tunggu saja pembalasanku. kamu sudah melukai wanita yang aku cintai, maka aku juga melukai kamu lebih dari apa yang pernah kamu lakukan," gumam Bram. Sementara itu kembali ke kantor Brian. Raka dan Brian keluar dari ruangan Brian dan mereka akan berangkat menuju ke tempat terahir pelaku berada. "Kita naik mobil siapa Rak?" tanya Brian. "Pakai mobil saya saja." jawab Raka. "Oke." jawab Brian. Brian dan Raka masuk ke mobil. setelah semua masuk Joko membawa mobilnya dengan kecepatan sedang menuju ke alamat yang diberitahu oleh Brian. Dua puluh lima menit kemudian mereka sudah sampai di depan rumah berukuran sedang. dengan dua lantai, Raka memperhatikan dengan seksama rumah itu. "
Read more

Part 66. Menengangkan

"Tolong bukakan ikatan tangannya, ada telepon aku tidak bisa mengangkatnya dengan tangan seperti ini," pinta Salma.Orang yang ada disamping kanan Salma mengalihkan pandangannya ke arah Salma dan menatap tajam. membuat Salma sedikit takut.Ini pertama kalinya Salma bisa merasakan takut. biasanya Salma bertemu dengan orang yang lebih seram dari ini tetapi kali ini berbeda. tetapi entah apa itu Salma sendiri bingung dengan perasaannya."Dimana kamu meletakan ponselnya?" tanya Jojo. "Ada disaku celana sebelah kanan," jawab Salma. Tanpa persetujuan Salma, Pria tadi memasukan tangannya ke dalam saku celana dan mengeluarkan ponselnya yang masih berdering. "Rara... siapa Rara?" tanya Jojo. "Dia temanku," jawab Salma. Jojo mengalihkan pandangannya ke arah ponsel dan mengangkat telepon. Jojo memajukan ponselnya ke depan mulut Salma. "Katakan sesuatu kepadanya, jika orang ini juga terbukti bersalah dia juga akan kamu eksekusi," pinta Jojo. "Halo... halo kamu dari mana saja sih kenapa bar
Read more

Part 67. Wanita ini baiknya diapakan

Tidak lama setelah kepergian Raka. sebuah mobil pajero warna hitam memasuki pekarangan rumah itu. Joko dan yang lainnya langsung berdiri tegap menyambut Bram. "Sore Pak," sapa Joko ketika melihat Bram keluar dari mobil. "Dimana wanita itu?" tanya Bram langsung dengan wajah datar. "Ada di dalam Pak," jawab Joko. "Kalian ikut saya," ajak Bram. Kemudian Bram, Joko, dan Jojo masuk ke dalam. sedangkan yang lain berjaga di depan rumah. ***Sementara itu di rumah sakit dimana Alika dirawat. Raka baru saja sampai diparkiran rumah sakit. Raka melepaskan helm dan meletakan dimotor. Raka melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah sakit. Klek... Raka membuka pintu ruang rawat Alika. Raka melihat Bi Mun sedang membujuk Alika untuk makan buah. "Bi, Al," sapa Raka dengan berjalan ke masuk ke arah ranjang. Mendengar suara yang selama ini Alika tunggu-tunggu. Alika langsung mengalihkan pandangannya ke arah Raka. "Kamu darimana saja Rak?" tanya Alika dengan wajah lesu. "Kan tadi aku sudah b
Read more

Part 68. Penyiksaan perlahan

Joko memasukan tangannya ke dalam saku celana. Joko mengeluarkan jarum suntik berisi cairan warna putih. Salma langsung memelototkan matanya.Joko dan Jojo tidak melakukan hal yang ke dua temannya lakukan kepada Salma. meski tadi Joko berkata seperti itu kepada Bram. Tetapi Joko juga berpikir kalau Salma adalah wanita yang kotor. meski Joko sendiri juga terlihat jahat. tetapi untuk wanita Joko mencari wanita yang lebih baik darinya. "Apa lagi itu, apa kalian belum puas membuatku seperti ini atas kesalahan yang tidak pernah aku lakukan?" tanya Salma. "Aku nyerah, bukan aku yang melakukan itu semua kepada Alika. tetapu wanita licik dan bodoh itu namanya Rara, aku hanya menemaninya saja," jelas Salma. Joko dan yang lainnya saling berpandangan. kemudian seorang teman menepuk pundak Joko. "Bagaimana Jok?" tanya Jojo. "Kita tidak perduli dengan masalah itu, yang dibicarakan di sini. saat kejadian kamu juga ada di sana dan kamu mendukung dengan perlakuan yang salah itu," ujar Joko. Ke
Read more

Part 69. Janji Raka

"Oh iya, makasih Dok." ucap Raka. "Sama-sama kalau sudah tidak ada lagi yang ditanyakan saya permisi, kalau ada apa-apa langsung saja panggil petugas yang sedang bekerja," ucap dokter itu.Raka menganggukan kepalanya. dokter dan perawat meninggalkan Raka dan Jeki di depan ruangan Alika. Raka mengalihkan pandangannya ke arah jam dipergelangan tangannya, yang sudah menunjukan jam setengah empat pagi. "Ternyata sudah pagi," gumam Raka. "Jek, saya masuk ya," pamit Raka. "Iya Pak." jawab Jeki. Raka membuka pintu ruang rawat Alika. Raka melihat Alika sudah damai dengan tidurnya karena obat penenang. Raka melangkahkan kakinya dan berhenti tepat disamping brangkar. Raka duduk di kursi dan menggengam tangan Alika. Tidak lama kemudian Raka merasakan kantuk yang luar biasa. tidak lama kemudian Raka tertidur dengan posisi duduk. Alika mengerjapkan matanya ketika merasakan samar ada cahaya matahari masuk ke indera penglihatannya. Alika kembali menutup matanya karena cahaya itu terlalu ter
Read more

Part 70. Kemalangan si Salma

"Loh kok awas sih? aku kan ngga ngapa-ngapain," tanya Raka. Puk... Alika memukul pundak Raka. membuat Raka mengaduh kesakitan. tanpa mereka berdua sadari sejak tadi ada sepasang mata yang melihat kebahagian Alika dan Raka. Bram menundukan kepalanya melihat ke arah sepatunya. mungkin memang benar kalau kebahagian Alika bukan bersamanya pikir Bram. Tiba-tiba di kepala Bram terlintas sebuah ide. Bram mengangkat kepalanya dan menatap ke arah pintu ruang rawat Alika. Tok... Tok... Tok... Bram mengetuk pintu ruang rawat Alika. mendengar ketukan pintu Alika dan Raka langsung mengalihkan pandangannya ke arah pintu. "Aku buka pintu dulu," ucap Raka. Alika menganggukan kepalanya. Raka berdiri dari duduknya dan berjalan ke arah pintu. Raka membuka pintu dan melihat Bram sudah berdiri dibalik pintu. "Bagaimana dengan Alika, sudah boleh pulang?" tanya Bram. "Iya rencana nanti siang kalau dokter sudah memeriksa, kalau hasilnya bagus sudah boleh pulang Pak," jawab Raka. "Bagus lah," ucap
Read more
PREV
1
...
56789
...
12
DMCA.com Protection Status