Home / Pernikahan / Misteri di balik cinta Alika / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of Misteri di balik cinta Alika: Chapter 41 - Chapter 50

117 Chapters

Part 41. Kemenangan bagi Rara

"Ya sudah beneran masuk ya," pinta Alika. "Iya... iya." jawab Riko. Kemudian Riko mematikan sambungan teleponnya. Alika menyimpan ponselnya ke meja rias dan kembali melanjutkan meka upnya yang tertunda.Hari ini Alika memakai kemeja panjang warna coklat dipadukan dengan celana jeans warna hitam. Alika mengikat rambutnya. Lima belas menit kemudian Alika keluar dari kamar dan langsung berjalan ke ruang tamu. Alika melihat Riko sudah menunggunya di ruang tamu. "Maaf lama ya," ucap Alika. "Ngga kok, langsung berangkat saja yuk Al, nanti aku jelasin hal kemarin kepadamu," ajak Riko. Kemudian Alika dan Riko berjalan beriringan menuju ke mobil Riko yang berada di depan rumah Alika. setelah Alika masuk Riko membawa mobilnya dengan kecepatan sedang menuju ke restoran tempat mereka bekerja. "Jadi bagaimana kemarin? katanya tadi kamu mau memberitahu kepadaku?" tanya Alika ketika mereka sudah cukup jauh dari komplek rumah. "Oh iya, kamu tahu dia menerimaku Al," jawab Riko dengan girang.
Read more

Part 42. Kejujuran yang menyakitkan

Tidak sia-sia juga dirinya membayar mahal Bu Salma kemarin. jika hasilnya sesuai dengan apa yang dirinya harapkan bahkan Rara rela memberikan apapun yang Bu Salma minta nantinya. Rara memutuskan untuk pergi dari rumah Bram. Rara membawa mobilnya dengan kecepatan sedang menuju ke rumah Alika. pasti Bram akan datang ke rumah Alika. Empat puluh lima menit kemudian Rara menghentikan mobilnya di depan rumah Alika. sayangnya pagar rumah Alika masih tertutup rapat kemungkinan besar Bram tidak datang ke rumah Alika. Maka Rara kembali membawa mobilnya meninggalkan pekarangan rumah Alika. ***Sementara itu di dalam rumah Alika. Alika sedang dibuat bingung dengan ulah Bram yang baru saja datang langsung memeluknya. "Sayang, kamu kenapa? kamu ngga apa-apa kan?" tanya Alika dengan mengusap punggung Bram. Bram melepaskan pelukannya dan memegang kedua pipi Alika. kemudian Bram berkata dengan nada serak "Sayang apapun nanti yang terjadi kamu janji ya tidak akan meningalkanku,"."Hehe... kamu ke
Read more

Part 43. Ini terlalu berat Rak

Alika mengusap air matanya dengan kedua tangannya. Raka yang melihat itu langsung mengeluarkan sapu tangan dari dalam saku celana dan memberikan kepada Alika.Alika menatap ke arah sapu tangan yang diberikan oleh Raka. Alika mengambil sapu tangan itu dan langsung mengusap air matanya. "Ma... makasih," ucap Alika dengan nada serak. "Iya sama-sama, aku tahu kamu kecewa kamu marah, tetapi aku minta kamu jangan seperti ini ya, ayo pulang," ajak Raka. Alika menggelengkan kepalanya kemudian Alika menjawab "Aku masih mau di sini dulu,"."Huufftt... mau sampai kapan Al, ya sudah aku temani kamu di sini," jawab Raka. Raka membeli satu botol air dan memberikan kepada Alika. setelah itu Raka menemani Alika di taman itu. "Terimakasih," ucap Alika. Jam setengah dua belas siang. Alika terlihat sudah tidak lagi menangis, Alika menatap ke arah air yang tenang di depannya. "Kenapa Rak?" tanya Alika. Raka yang di tanya seperti itu oleh Alika langsung mengalihkan pandangannya ke arah Alika. kemu
Read more

Part 44. Karena ada rasa berbeda

"Bram, kamu dari mana saja, aku khawatir kamu kenapa-napa. kamu ngga apa-apa kan?" tanya Rara. Rara berjalan mendekat ke arah Bram. Rara mengangkat tangannya dan mengelus pelan pundak Bram. "Lepas!" teriak Bram dengan mengibaskan tangan Rara dari pundak Bram. Rara terlihat kecewa dari raut wajahnya dengan penolakan dari Bram yang dia dapatkan. Rara hanya bisa melihat punggung Bram yang menjauh darinya. "Aku akan memberimu waktu untuk sendiri Bram," gumam Rara. Setelah itu Rara keluar dari rumah Bram dan membawa mobilnya dengan kecepatan sedang meninggalkan pekarangan rumah Bram. Brak... Bram menutup kamarnya sekuat tenaga. bagaimana bisa Rara mengetahui semuanya, Bram harus bisa mencari siapa orang yang memberitahu masalah ini kepada Rara. Bram mengeluarkan ponselnya dan mencari nomor telepon orang yang biasa dirinya bayar. setelah ketemu Bram menekan tombol panggil. Tut... Tut... Tut... "Halo...." terdengar suara Pria di seberang sana ketika teleponnya sudah tersambung. "J
Read more

Part 45. Alika melukai dirinya

Alika berjalan mendekat ke arah Raka dan mendudukan dirinya di kursi yang berada di samping Raka. Raka mengangkat tangannya dan memegang punggung tangan Alika. sedangkan Alika hanya bisa terdiam dengan menatap ke arah tangannya yang digenggam oleh Raka.Raka melihat ke arah jam dipergelangan tangannya sudah menunjukan jam setengah tujuh malam. padahal baru sebentar dirinya di rumah Alika tetapi jam sudah begitu cepat berlalu. "Kenapa?" tanya Alika yang melihat ke arah Raka hanya terdiam. "Tidak apa-apa, nanti setelah makan malam aku akan pulang, dan besok aku akan datang lagi ke sini," ucap Raka. "Kenapa?" tanya Alika. Raka memalingkan wajahnya ke arah Alika. kemudian Raka bertanya "Kenapa apanya Al?"."Kenapa harus pulang, tidak bisakah kamu tidur di sini?" tanya Alika. "Untuk saat ini aku tidak bisa Al," jawab Raka. "Ngga apa-apa ya," lanjut Raka lagi dengan memindahkan tangannya dari punggung tangan Alika ke pipi Alika. Alika mengangkat tangannya dan memegang tangan Raka. k
Read more

Part 46. Perawatan Alika

"Al... Alika bagaimana bisa, tadi pagi aku datang ke sana dia masih biasa-biasa saka dan tidak ada yang terluka," ujar Bram. Raka menjadi emosi mendengar perkataan atasannya itu, bagaimana bisa Bram datang ke rumah Alika tanpa membicarakan dulu dengannya. "Ba... Bagaimana bisa kamu datang ke rumah Alika tanpa membicarakan dulu hal ini denganku, bukannya kemarin aku sudah bilang kalau Alika masih belum mau bertemu denganmu?" tanya Raka. "Iya maar Rak, aku tahu aku salah, aku hanya ingin meminta maaf kepada Alika," jawab Bram dengan rasa bersalah. "Padahal aku sudah merencanakan waktu yang tepat agar kalian bisa bertemu kembali, tetapi karena hal kecil semua itu menjadi kacau," ujar Raka. "Kamu di rumah sakit mana?" tanya Bram diseberang sana. "Ada di sini, Alika aman bersamaku, aku minta untuk saat ini saja biarkan aku yang mengatur Alika," pinta Raka. Kemudian Bram mematikan sambungan teleponnya. Raka menyimpan ponselnya ke dalam saku jas. Saat kembaki ke ruang IGD belum juga
Read more

Part 47. Tidak tega melihatnya

Ting... Ponsel Raka yang berada di dal saku berbunyi. tandanya ada seorang yang mengirimkan pesan. Raka mengeluarkan ponselnya dan melihat ada satu pesan dari Bram. (Bagaimana kondisi Alika saat ini?) isi pesan yang di kirim oleh Bram. (Dia sudah lebih baik dari sebelumnya, ada apa?) balas Raka. (Bisakah aku menjenguknya sebentar saja Rak?) isi pesan balasan dari Bram. (Untuk saat ini aku harap jangan dulu, setelah nanti Alika siap, aku akan segera mengabarimu.) balas Raka. Kemudian tidak ada lagi pesan balasan dari Bram. Raka menyenderkan badannya ke senderan sofa dan tangannya di lipat di dada. Mungkin menjauhkan Alika dari Bram akan bisa membuat pikiran Alika sedikit tenang pikir Raka. Raka berjanji setelah Alika pulang dari rumah sakit Raka akan membawa Alika menjauh dari tempat itu. ***Sementara itu di kantor Bram. Bram tidak bisa fokus dengan pekerjaan, Bram selalu memikirkan Alika yang sedang berada di rumah sakit. "Memang benar yang dikatakan Raka, seharusnya aku ti
Read more

Part 48. Terlalu lama di kamar mandi

"Sakit banget ya Al?" tanya Raka dengan menautkan kedua alisnya. "Sekarang sudah lebih baik daripada tadi." jawab Alika. Raka menarik nafas panjang. Raka mengusap keringat yang ada di kening Alika dengan telapak tangannya. Alika menatap ke iris mata coklat Raka. cukup lama mereka saling tatap, Alika mengalihkan pandangannya ke arah pintu. "Padahal aku bisa melakukannya sendiri Rak," ucap Alika. "Ngga apa-apa kok," jawab Raka. Jam empat sore seorang dokter dan satu perawat masuk ke ruangan Alika. dokter itu mengatakan kalau Alika sudah boleh pulang hari itu juga. "Alhamdulilah,"."Alhamdulilah,".Ucap Alika dan Raka bersamaan. kemudian perawat itu membantu Alika melepaskan infusnya, jam setengah enam malam Alika dan Raka meninggalkan pekarangan rumah sakit. Raka membawa mobilnya dengan kecepatan sedang menuju ke rumah Alika. lima belas menit kemudian Raka memarkirkan mobilnya di pekarangan rumah Alika. "Tunggu sebentar ya, aku turun dulu," perintah Raka. Kemudian Raka keluar
Read more

Part 49. Aku suka

Mendengar ada jawaban dari Alika,Raka menarik nafas panjang. lima menit menunggu Alika belum juga keluar dari kamar mandi. "Lama banget Alika mandinya," gumam Raka dengan menggaruk kepalanya yang tidak gatal itu."Al, kamu beneran ngga apa-apa, kok lama banget di kamar mandinya?" tanya Raka dengan mengetuk pelan pintu kamar mandi. Klek... Alika membuka pintu kamar mandi dan melongokan kepalanya keluar. Alika langsung memamerkan gigi putihnya ke Raka. "Boleh minta tolong ngga?" tanya Alika. Raka melihat bibir Alika yang membiru karena kedinginan. kemudian Raka bertanya "Mau minta tolong apa?"."Ambilin handuk di lemari yang paling bawah," pinta Alika dengan malu-malu. Raka menghembuskan nafas panjang. kemudian Raka bergumam "Kenapa ngga bilang dari tadi sih Al, lihat bibirmu sudah pucat,"."Aku malu." jawab Alika. Raka hanya bisa menggelengkan kepalanya. Raka berjalan ke arah lemari dan mengeluarkan handuk berwarna abu-abu. Raka memberikan handuk itu kepada Alika. "Bisa makainy
Read more

Part 50. Diammu menyiksaku Al

"Nanti kalau sudah pulang kerja, balik lagi ke sini ya," pinta Alika dengan nada memohon. "Hmmm... iya tapi aku ngga janji pulangnya jam berapa ya," jawab Raka."Iya ngga apa-apa, aku tunggu," ucap Alika. Inilah kata-kata yang Alika rindu dari Raka. Alika selalu menunggu kata-kata ngga janji pulang jam berapa dari Raka, setelah sekian lama akhirnya Alika bisa mendengar kata-kata itu lagi dari bibir Raka. Kemudian Raka berlari keluar dari rumah Alika. Raka membawa mobilnya dengan kecepatan sedang menuju ke rumah Bram. Setelah kepergian Raka, Alika memilih untuk masuk ke dalam kamar setelah makan siang. Raka menyalakan televisi, sejak kejadian itu Alika tidak pernah membuka ponselnya. Terakhir Alika membuka ponselnya untuk menelepon Riko dan Pak Irawan, mengatakan kalau Alika belum bisa masuk kerja. Alika memandangi ke arah pergelangan tangannya yang masih di balut dengan perban. sampai kapan luka ini akan sembuh pikir Alika. Hari berganti hari sudah tiga hari Alika berada di rum
Read more
PREV
1
...
34567
...
12
DMCA.com Protection Status