Home / Pernikahan / Misteri di balik cinta Alika / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Misteri di balik cinta Alika: Chapter 21 - Chapter 30

117 Chapters

Part 21. Yang Raka takutkan

Alika menatap ke arah Raka. kemudian Alika bertanya "Apa aku harus kembali ke rumah Mami Salma. tidak bisakah kalau aku tetap berada di sini?"."Tidak kamu tidak akan kembali lagi ke rumah orang tidak waras itu. Aku sudah membelikanmu rumah dan rumah itu berada tidak jauh dari sini. bukan kamu tidak boleh tinggal disini. tetapi tidak mungkin juga pacar temanku sendiri tinggal di rumah yang sama denganku. nanti apa kata Bram. kamu tahu maksud aku kan?" tanya Raka. "Diam-diam kamu sudah beli rumah untukmu?" tanya Alika. "Ya itu hadiah untukmu dariku," jawab Raka. "Kenapa ngga bilang dulu ke aku Rak, kan aku jadi ngga enak sama kamu. kalau gitu kamu ambil saja uang yang ada di rekeningku untuk mencicil uang rumah itu," pinta Alika. "Haha... itu tidak perlu Alika. biarlah uang yang ada di rekeningmu itu buat peganganmu. aku sedang tidak membutuhkan uang saat ini," jawab Raka. "Oh iya siap-siap saja nanti jam satu kita ke rumah baru kamu, sama satu lagi jangan lupa berikan jawabanmu i
Read more

Part 22. Rumah baru

Hari ini Alika memakai baju kaos lengan panjang warna biru langit dipadukan dengan celana jeans. penampilan yang sederhana tetapi tidak bisa dipungkiri kalau Alika memang cantik dengan penampilan sederhananya. Tok... Tok... Tok... Pintu kamar Alika di ketuk dari luar. Alika mengambil tas kesayangannya di meja kecil samping ranjang.Dengan semangat empat lima Alika berjalan ke arah pintu dan membukanya. di balik pintu Raka sudah berdiri rapih dengan pakaian kantornya. Raka melihat penampilan Alika dari atas sampai bawah. kemudian Raka menggelengkan kepalanya, Raka menarik kembali Alika ke dalam kamar. "Loh kok masuk lagi Rak, ngga jadi berangkat sekarang?" tanya Alika. "Ngga, kamu ganti baju dulu inikan baju untuk di rumah bukan untuk pergi," ucap Raka dengan nada rendah agar tidak membuat Alika tersingung. "Terus aku harus pakai baju yang mana?" tanya Alika. Kemudian Raka berjalan ke arah lemari dan mengeluarkan kemeja panjang warna putih dan bawahan abu-abu. Raka memberikan ke
Read more

Part 23. Apa Raka sudah gila

"Dengan Mbak Alika?" tanya Pria itu dengan berjalan mendekat ke arah Alika. "Iya saya sendiri," jawab Alika. "Ini Mbak saya mau mengantarkan pesanan baju," ucap Pria itu dengan meletakan bag itu di teras depan. Alika melihat ke arah Pria itu dan bag-bag baju itu secara bergantian dengan tatapan bingung."Siapa yang memesan ini semua Pak, saya tidak merasa memesan semua ini," tanya Alika. "Oh kalau masalah itu yang memesan ke butik kami adalah seorang Pria, dan memesan dengan atas nama Mbak Alika ," jawab Pria itu. "Apa Bapak tidak bertanya pria itu siapa?" tanya Alika lagi. "Kalau kata pegawaiku namanya Raka, Mbak," jawab Pria itu."Oh iya, terimakasih Pak," ucap Alika. Kemudian Alika menandatangi selembar kertas bukti kalau dirinya sudah menerima baju-baju itu. kemudian Bapak tadi pamit pergi dari rumah Alika. Alika dibantu Pak Agus membawa baju itu masuk ke dalam rumah. Alika mengambil ponselnya yang berada di meja makan. Alika mencari nomor telepon Raka. setelah ketemu Ali
Read more

Part 24. Aku juga harus menjaga hatiku

"Oh... Hmmm masalah itu nanti aku pikirkan," jawab Alikam"Aku tidak mau nanti, aku maunya sekarang." ujar Bram. "Huufftt... Iya Sayang." jawab Alika dengan mengalihkan pandangannya ke arah lain.Melihat Alika yang malu-malu membuat Bram tertawa. Bram memegang dagu Alika dan meminta Alika untuk menatapnya. Tiba-tiba ingatan di malam itu dimana Alika di alam bawah sadarnya merintih dan meminta agar dirinya jangan melakukan itu teringat lagi dikepala Bram. bahkan kejadian itu seperti sedang terjadi lagi saat ini. Bram menggelengkan kepalanya membuat Alika panik. Alika langsung mendekat ke arah Bram dan Alika bertanya "Ya... Yang, kamu kenapa?"."Ak... Aku tidak apa-apa, hanya saja jantungku yang tidak baik-baik saja melihatmu begitu cantik Sayang," jawab Bram dengan memgangkat kepalanya dan menatap balik manik mata Alika. Bahkan saat ini posisi wajah mereka sangat dekat. hidung mereka hampir saja bersentuhan Bram mengalihkan pandangannya ke arah lain dan hidungnya sempat menyenggol
Read more

Part 25. Aku akan bekerja

"Ya sudah kalau memang begitu aku tidak bisa melarangmu, tapi ijinkan juga agar aku bekerja," pinta Alika. "Aku akan berusaha mencarikanmu pekerjaan, nanti kalau sudah ada aku akan kasih kabar kepadamu. kalau begitu aku pergi dulu ya, jaga dirimu baik-baik," pamit Raka dengan mengusap pipi Alika.Alika mengangkat tangannya dan memegang punggung tangan Raka yang berada di pipinya. setelah itu Raka berdiri dari duduknya dan keluar dari rumah Alika. Alika memandang punggung Raka yang mulai menjauh darinya. Alika berdiri dari duduknya dan langsung berlari menyusul Raka. Buk... Alika menubruk punggung Raka dari belakang. Raka langsung menghentikan langkahnya. Raka melihat ke arah perutnya dan melihat kedua tangan mungil Alika melingkar disana. "Perginya jangan lama-lama Rak, aku ngga bisa di sini sendirian," ucap Alika dengan menahan tangisnya agar tidak keluar. "Iya aku tidak janji tapi akan aku usahakan ya, biar bisa pulang cepat," jawab Raka. Kemudian dengan pelan Raka melepaskan
Read more

Part 26. Perubahan Alika

"Beban, siapa yang kamu bebani?" tanya Bram berusaha untuk mengulik masa lalu pacarnya ini. "Banyak sekali orang yang aku bebani. jadi dimana aku bisa bekerja, dan kapan?" tanya Alika berusaha mengalihkan pandangannya ke arah lain. "Nanti akan aku kabari jika sudah ada, tapi kenapa harus bekerja aku bisa membelikan apapun yang kamu mau?" tanya Bram. "Ya itu aku tidak mau seperti itu. aku mau bekerja dan menikmati hasil sendiri," jawab Alika. "Apa kamu tidak malu bekerja?" tanya Bram. "Aku tidak, apa kamu malu jika pacarmu ini bekerja?" Alika malah balik bertanya kepada Bram. Bram menggelengkan kepalanya. Alika memang wanita yang berbeda dengan wanita lainnya yang pernah dia kenal. "Tidak juga, aku senang wanita yang mau bekerja keras," jawab Bram. Kemudian Bram membuka laptop dan mulai bekerja sedangkan Alika sibuk memperhatikan dekorasi yang ada di ruangan Bram. Menurut Bram hal yang dilakukan oleh Alika adalah hal yang tidak penting. tetapi jika itu membuat Alika sedang Bra
Read more

Part 27. Kenalin aku calon istrinya

"Hahaha... iya Sayang aku ngga lagi." ujar Alika dengan menjauhkan tubuhnya dari tubuh Bram. Bram menarik nafas lega. Bram merasa dunianya sudah terbalik. dulu Bram yang selalu bermain dengan wanita, kenapa sekarang malah dirinya takut dengan Alika jika melakukan seperti tadi.Bram membenarkan bajunya yang berantakan karena ulah Alika. kemudian Bram bertanya "Aku boleh minta minum ngga?"."Boleh dong Sayang, tunggu di sini ya, aku ambilkan dulu," jawab Alika. Kemudian Alika berjalan masuk ke dalam. tidak lama kemudian Alika ksluar dengan membawa gelas berisi air dingin dan langsung memberikan kepada Bram.Bram langsung menghabiskan minum yang diberikan oleh Alika. Bram meletakan gelasnya ke meja kemudian Bram membenarkan letak duduknya. "Kamu mau ke mana Yang?" tanya Bram. "Ngga kemana-mana Yang, oh iya kita kan sudah enam bulan pacaran selama itu juga kamu ngga pernah bawa aku ke rumahmu Yang, memangnya kamu ngga mau kalau aku ketemu sama kedua orang tuamu?" tanya Alika dengan me
Read more

Part 28. Aku juga merindukanmu

"Jadi kenapa kamu masih bediri di situ pintu masih ada di tempat yang sama, apa perlu aku panggilkan satpam agar kamu pergi?" tanya Alika.Duk... Rara menghentakan kakinya. kemudian Rara membalikan badannya dan meninggalkan Alika dan Bram di sana. Alika dan Bram hanya bisa saling melempar pandang. Alika melihat ke arah Rara yang terlihat berputar balik dan berjalan mendekat ke arah Alika. "Awas saja kamu, akan aku pastika Bram kembali ke dalam pelukanku!" bisik Rara di telinga Alika. Setelah itu Rara benar-benar meninggalkan rumah Bram. Bram terlihat menarik nafas panjang. "Keren banget sih calon istriku." puji Bram. "Memangnya tadi cewe beneran pacar Mas?" tanya Alika dengan melipat kedua tangannya di dada. Bukannya menjawab malah Bram fokus dengan panggilan kepadanya yang memanggil dengan sebutan Mas. "Mas. Mas orang di tanya malah melamun." omel Alika dengan mengibaskan tangannya di depan Bram. "Maaf Sayang, bukan sebenarnya dulu memang pernah Rara menjadi pacar Mas, tetap
Read more

Part 29. Kami pernah melakukannya

Sementara itu di belahan kota lain. tepatnya di apartemen tempat Raka tinggal. Raka sedang menatap ke salah satu foto Alika yang dirinya selalu dibawa kemana-mana di dalam dompetnya. Raka mengusap pipi Alika yang ada di dalam foto. tidak dapat Raka pungkiri di bagian hatinya yang paling dalam Raka juga merindukan Alika."Maafkan aku, aku tidak bisa memberikanmu kenyamanan yang kamu inginkan, aku juga harus menjaga hatiku sendiri Al. aku tidak tahu dan tidak tahu pasti kapan aku kembali. tetapi aku berjanji akan kembali dan menemuimu," gumam Raka dengan menatap foto Alika. Tring... Tring... Ponsel Raka yang berada di atas meja kerja berdering. Raka memalingkan wajahnya ke arah ponsel dan terpampang dilayar depan nama Alika Sayangku. Raka menarik nafas panjang dan memilih untuk membalikan ponselnya. kemudian Raka bergumam "Maaf aku tidak bisa.".Kemudian Raka membaringkan tubuhnya di ranjang. tidak lama kemudian Raka sudah tertidur.***Sementara itu di belahan kota lainnya tepatnya
Read more

Part 30. Kenapa lama sekali

"Kamu tahu hati dan pikiran Bram selama ini hanya terisi dengan namaku, dan aku yakin kamu tidak tahu kalau kami pernah tidur satu ranjang dan yah tentu kamu tahu sendiri jika dua orang tidur dalam satu ruangan apa yang akam dilakukan. ya kami melakukannya." jelas Rara. Deg... Jantung Alika terasa sakit mendengar pernyataan yang pahit ini. tetapi Alika berusaha tetap tenang menghadapi wanita seperti Rara.Alika maju tiga langkah saat ini posisi mereka saling berhadapan. tubuh Rara lebih pendek dari Alika."Apa wajahku terlihat perduli? tidak... tidak sama sekali aku tidak percaya dengan ucapanmu, jadi lain kali datang kepadaku dengan membawa bukti," jawab Alika. Kemudian Alika berjalan pergi meninggalkan Rara di ruang ganti. Alika membawa motornya dengan kecepatan sedang menuju ke rumahnya. meski Alika mempunyai sopir tetapi Alika tidak ingin terlihat mencolok saat dirinya pergi bekerja.Tring... Tring...Alika menghentikan motornya disamping jalan ketika mendengar suara ponselnya
Read more
PREV
123456
...
12
DMCA.com Protection Status