Share

Part 88. Pesan dari Bram

Penulis: Triwahyuni Triwahyuni
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Ya belum, makanya aku nanya. siapa wanita yang khilaf itu mau nikah sama kamu?" tanya Brian.

"Sembarangan khilaf, dia itu sayang sama gue dari hati. makanya jadi cowo itu perhatian dikit. jangan kalau ketemu sama cewek malah pasang wajah datar," jawab Raka.

"Udah tinggal jawab aja susah, ngga perlu nilai aku lah. Aku ya aku kamu ya kamu," jawab Brian yang kurang suka dengan perkataan Raka.

"Dasar jomblo, ya itu wanita yang tadi sama aku di sini," jawab Raka.

"Hah... yang bener Rak?" tanya Brian dengan nada tidak percaya.

"Iya beneran, kenapa kamu kaget begitu?" tanya Raka.

"Ya ngga apa-apa sih. cuma..." ucapan Brian terhenti karena Bram sudah keluar dari kamar mandi.

"Loh kamu belum pergi Rak?" tanya Bram yang melihat Raka masih duduk disana dengan Brian.

"Belum Pak, memangnya sudah tidak ada lagi yang akan dibicarakan?" tanya Raka.

"Saya rasa sudah tidak ada, tapi kalau Brian tetap di sini dulu," jawab Bram.

"Oke baik Pak, kalau begitu saya pamit," pamit Raka.

"Iya silahka
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Misteri di balik cinta Alika   Part 89. Belanja

    Tring... Tring... Ponsel Alika yang ada di meja kecil samping ranjang berdering. Alika melihat di layar depan terpampang nama Raka. "Halo Mas gimana?" tanya Alika ketika teleponnya sudah tersambung."Alika, kamu lagi ngapain?" tanya Raka di seberang sana. "Ini lagi tiduran Mas, rencana nanti mau belanja sama Bi Mun, Pak Agus juga," jawab Alika. "Iya maaf ya, aku ngga bisa nganterin belanja, soalnya tadi ada pekerjaan. padahal udah bilang ya kemarin ngga kemana-mana hehe...." ucap Raka di seberang sana. "Iya ngga apa-apa kok Mas, kan masih ada Bi Mun buat teman belanja nanti," jawab Alika. "Ya sudah kalau gitu Mas, lanjut kerja dulu ya," pamit Raka. "Iya Mas semangat kerjanya, buat halalin aku ya," ucap Alika. "Hmm... mulai ya, mulai berani menggoda Mas sekarang, tunggu saja kalau Mas pulang nanti." ujar Raka. "Haha... iya, iya Mas, ya sudah ya, semangat kerjanya," ucap Alika. "Iya Sayang," jawab Raka. Kemudian Raka mematikan sambungan teleponnya terlebih dahulu. Alika kemba

  • Misteri di balik cinta Alika   Part 90. Antarkan saya

    "Darimana kok sudah mandi, bukannya baru saja pulang kerja?" tanya Alika dengan menautkan kedua alisnya. "Iya tadi aku pulang dulu ke rumah, ngga mungkin kan ke rumah pacar masa bau keringat," jawab Raka dengan menoel dagu Alika."Apa sih Yang," ujar Alika dengan wajah ya memerah. "Oh iya nanti setelah makan malam ada orang yang datang ke sini," ucap Raka. "Orang? siapa Yang?" tanya Alika. "Desainer langgananku Yang, mereka akan mengukur gaun untuk acara pernikahan kita," jawab Raka. "Bukannya kemarin kamu bilang mau nikah dengan cara sederhana saja, kenapa pesan gaun juga Yang?" tanya Alika. "Sayang meskipun sederhana, kita juga harus mengudang teman-teman kan. ngga mungkin dong nanti nikah ngga ada teman?" tanya Raka. "Iya juga sih Yang, tapi nikah di rumah saja kan? ngga perlu sewa gedung?" tanya Alika. "Iya kita nikah di rumah sini saja, yang penting kita sah untuk melakukan itu," jawab Raka dengan mengkode Alika dengan kedipan mata. "Apa sih Yang, ya sudah ayo turun suda

  • Misteri di balik cinta Alika   Part 91. Persiapan

    Bi Mun berjalan kembali masuk ke kamarnya. setelah kepergian Bi Mun, Alika menata piring berisi kue di meja makan.Selesai menyiapkan sarapan untuk Raka. Alika naik ke kamarnya untuk membangunkan Raka.Klek... Alika membuka pintu kamarnya. Alika melihat Raka masih terlelap begitu damai. tidak tega rasanya Alika membangunkan Raka. Tetapi Raka sendiri yang sudah memintanya. nanti kalau tidak dibangunkan malah Alika sendiri yang salah. "Mas... Mas bangun," ucap Alika dengan menggoyangkan pelan tubuh Raka. "Yang... iih bangun nanti telat loh," ucap Alika lagi. "Hmmm...." Raka hanya bergumam. Tidak lama kemudian Raka kembali tertidur. Alika menarik nafas panjang dan melipat tangannya di dada. "Ini mau bangun ngga Yang?" tanya Alika. "Hmm... hehe iya Sayang aku udah bangun kok," jawab Raka dengan tertawa. "Iihh apaan sih Yang ngga lucu, ya sudah sana mandi," perintah Alika. "Iya nanti Yang, masih dingin. jam berapa sekarang?" tanya Raka. "Jam tiga lebih," jawab Alika. "Oh... bik

  • Misteri di balik cinta Alika   Part 92. H -2

    "Lah kamu ngga ingat kah Yang, kita kan ada janji sama katering jam sepuluh pagi ini?" tanya Alika kepada Raka. "Lah iya Yang, aku lupa, ngga apa-apa lah masih jam setengah sembilan ini, masih ke kejar kok." jawab Raka. Raka berjalan ke arah dapur dan membuat kopi sendiri untuknya. sedangkan Alika kembali ke meja makan untuk menikmati makannya yang tertunda. Tidak lama kemudian Raka kembali dan duduk disamping Alika. Raka melirij ke arah Alika."Nanti berangkat jam berapa?" tanya Alika kepada Raka. "Hmm... jam setengah sepuluh saja, janjian di restoran depan kok," jawab Raka. Alika menganggukan kepalanya mengerti. setelah menghabiskan sarapannya. Alika kembali ke kamarnya untuk memakai make up. "Yang sudah jam setengah sepuluh mau berangkat sekarang?" tanya Alika dari lantai dua sedangkan Raka sedang memainkan ponselnya di ruang keluarga. Raka mengalihkan pandangannya ke arah Alika. Kemudian Raka menjawab "Iya Sayang, sekarang saja ayo,".Alika langsung turun ke lantai satu. Al

  • Misteri di balik cinta Alika   Part 93. Hari yang mendebarkan

    Bi Mun yang baru saja mengantarkan air putih ke depan. langsung menghampiri Alika. kemudian Bi Mun bertanya "Iya Neng ada apa?"."Bibi lagi sibuk ngga?" tanya Alika kepada Bi Mun. "Ya ngga terlalu si Neng, paling nanti tinggal siapin makan malam," jawab Bi Mun. "Kalau gitu Bi Mun sekarang ikut Alika ya, kan di sini sudah ada Pak Agus yang lihatinnya," ajak Alika. "Mau ke mana Neng, ngga keluar pakai mobil kan. kan si Neng ngga boleh bawa mobil sendiri," ujar Bi Mun dengan nada khawatir. "Ngga kok Bi, ke kamar Alika," jawab Alika. Alika berbalik badan dan berjalan masuk ke rumah. Alika naik ke lantai dua dan meminta Bi Mun untuk naik ke kamar. setelah berada di kamar Alika memilih untuk duduk di ranjang. Tring... Tring... Ponsel Alika yang berada di meja kecil samping ranjang berdering. Raka langsung mengalihkan pandangannya ke arah ponsel. Alika melihat di layar depan terpampang nama Raka. Alika langsung mengangkat sambungan teleponnya. "Iya Halo," ucap Alika ketika teleponny

  • Misteri di balik cinta Alika   Part 94. Malam yang membahagiakan

    "Baiklah anakku Bapak tanya sekali lagi, siapkan kamu menjadi seorang suami yang bertanggung jawab dengan istri dan anakmu kelak?" Pak penghulu bertanya kembali kepada Raka dengan pertanyaan yang sama. "Siap Pak," jawab Raka mantap."Kalau kamu sudah mantap dan siap lahir batin anakku, mari kita ucapkan ijab kobulnya," ucap sang penghulu. Raka menarik nafas panjang kemudian menyambut uluran tangan Pak pengulu. dengan satu tarikan nafas Raka dengan lancar mengucapkan ijab kobul itu.Tidak lama kemudian terdengar suara syukur dimana-mana. Alika yang berada di dalam kamar sampai menitikan air mata ketika suara sah itu terdengar dari para saksi."Silahkan mempelai wanitanya diajak ke sini untuk menemui pangerannya," ucap penghulu itu. Dian sekertaris Bram menghampiri Alika. Alika berjalan keluar dari kamar dengan diampit oleh Dian dan Bi Mun. Melihat Alika yang berjalan ke arahnya. Raka langsung berdiri. entah mengapa Raka merasa jalan Alika sangat lambat lama sekali untuk sampai ke h

  • Misteri di balik cinta Alika   Part 95. Malam pertama

    "Iya sama-sama Sayang," jawab Raka dengan mata yang sudah terpejam. Alika mengambik tisu dan mengusap keringat Raka. setelah itu Alika memutuskan untuk turun dari ranjang dan berjalan masuk ke kamar mandi.Lima belas menit kemudian Alika kelusr dari kamar mandi dengan rambut yang basah. Alika mengalihkan pandangannya ke arah jam di dinding sudah menunjukan jam setengah dua dini hari. Alika berjalan ke meja rias untuk mengeringkan rambutnya. setelah dirasa kering Alika berjalan ke arah ranjang. Alika tidur dengan posisi memeluk Raka. pagi ini Alika terbangun ketika merasakan kecupan dikeningnya. Alika merasakan bibir itu dingin sekali.Alika menggerjapkan matanya. dan melihat wajah basah Raka sudah ada di atas wajahnya. air dari rambutnya yang basah jatuh di wajah Alika."Sayang bangun," ujar Raka dengan mengusap pipi Alika dengan tangannya yang basah. "Hmm... jam berapa sekarang Yang?" tanya Alika. "Sudah jam setengah sembilan Yang, aku lapar," jawab Raka dengan mengusap-usap per

  • Misteri di balik cinta Alika   Part 96. Rencana Rara

    Alika berpamitan kepada Bi Mun dan berpesan agar tidak memasukan orang asing ke rumah, selama Alika dan Raka tidak ada di rumah. Alika dan Raka duduk di tengah. setelah kedua Bosnya masuk. Pak Agus membawa mobilnya dengan kecepatan sedang, meninggalkan pekarangan rumah Alika. Karena terkena macet mereka bahkan mengabiskan waktu hampir satu jam di perjalanan. tidak lama kemudian Pak Agus memarkirkan mobilnya di parkiran hotel. "Pak langsung pulang saja ya," pinta Raka. "Iya baik Pak, ngga apa-apa ngga dianterin sampai dalam ini kopernya?" tanya Pak Agus dengan mengeluarkan koper dari bagasi mobil. "Ngga apa-apa Pak, nanti saya bawa sendiri saja," jawab Raka. "Baik Pak, Bu kalau begitu saya langsung pulang," pamit Pak Agus. Kemudian Pak Agus berjalan masuk ke kursi kemudi. Pak Agus membawa mobilnya dengan kecepatan sedang, meninggalkan parkiran hotel. Setelah kepergian Pak Agus. Raka menggandeng tangan istrinya dan mengajaknya masuk ke hotel."Sayang kamu tunggu di sini ya, aku

Bab terbaru

  • Misteri di balik cinta Alika   Part 117. Happy ending

    "Iya do'anya saja. makasih ya Bri sudah mau mengantarkan kita. hati-hati bawa mobilnya," ucap Alika. "Iya Al, kami pulang dulu," pamit Brian. Kemudian Brian kembali membawa mobilnya dengan kecepatan sedang, meninggalkan parkiran hotel."Yang masuk sekarang yuk," ajak Raka kepada istrinya. "Hmm... ayo Yang," jawab Alika. Kemudian Alika dan Raka masuk ke dalam hotel. mereka berada di dalam kamar seperti pasangan pengantin baru saja. Bahkan hampir semalaman mereka berdua tidak tidur. Alika dan Raka berada di hotel selama dua hari tiga malam. Pagi ini adalah hari ke tiga Alika dan Raka berada di hotel, siang ini mereka memutuskan untuk kembali ke rumah. Mereka pulang ke rumah di jemput oleh Pak Agus. sudah ada tiga bulan terakhir ini Alika tidak lagi bekerja dengan alasan ingin istirahat agar cepat dapat momongan. Tring... Tring... Ponsel Raka yang berada di meja kecil samping ranjang berdering. Raka mengalihkan pandangannya ke arah ponsel. Raka melihat di layar depan terpampang

  • Misteri di balik cinta Alika   Part 116. Ke hotel

    "Kamu jangan mengada-ngada berita yang tidak benar kaya gini lah Bri, aku ngga suka," pinta Raka."Yang kamu jangan seperti ini, semua itu memang benar. kami yang mendengarnya sendiri, bahkan kami sudah melihat Bram untuk terakhir kalinya," ucap Alika dengan menangkup wajah suaminya.Tanpa berkata-kata Raka hanya bisa memeluk istrinya dengan erat. ini kehilangan kedua kalinya bagi Raka. Lagi-lagi Raka harus merelakan kehilangan seorang teman, sahabat dan juga ayah selama ini. Raka dan Brian langsung mengurus semua pemakaman Bram hingga selesai. karena waktu sudah malam mereka memutuskan untuk memakamkan jasad pada pagi harinya saja. Mereka membawa pulang jasad Bram ke rumah Bram. saat mobil ambulace datang, sudah banyak warga dan juga karyawan ada juga beberapa kerabat jauh yang datang ke sana. Pagi ini jam setengah delapan mereka berbondong-bondong mngantarkan jasad Bram ke tempat terakhirnya. Jam sembilan semua proses pemakamannya selesai. para pelayad juga sudah mulai pergi, t

  • Misteri di balik cinta Alika   Part 115. Kepergian Bram

    Bram melepaskan pelukannya telebih dahulu. kemudian Bram berkata "Kamu tahu, sejak pernikahanmu dengan Raka terjadi, aku sudah menganggapmu seperti adik sendiri, di sini aku hanya ada Raka, begitu juga dengan Raka. Raka hanya ada aku dan sekarang Raka memilikimu,"."Aku juga mau jujur kepadamu. hal yang mungkin akan sangat menyakitkan untukmu," ujar Bram. "Apa katakan saja," pinta Alika. Alika meminta Bram untuk duduk karena melihat pancaran wajahnya yang semakin pucat. "Kamu selama ini mencari di mana orang tuamu kan?" tanya Bram. Alika menganggukan kepalanya, kemudian Alika bertanya "Iya, lalu ada apa?"."Aku akan memberitahumu sesuatu. kedua orang tuamu masih ada dan keduanya masih sehat. mereka tinggal disalah satu desa dan Raka sudah mengetahui semuanya karena aku yang mengatakannya." jawab Bram. "Lalu di mana kedua orang tuaku?" tanya Alika dengan mengguncangkan pelan tubuh Bram. Bram mengeluarkan satu lembar kertas bertuliskan sebuah alamat. Bram memberikannya kepada Ali

  • Misteri di balik cinta Alika   Part 114. Kejujuran Bram

    "Pasti enak lah Yang, kan kamu yang bikin," jawab Raka. Kemudian Raka membalikan badan Alika. saat ini posisi Alika dan Raka saling berhadapan. bahkan wajah mereka hanya berjarak satu centimeter saja. Alika mengalungkan tangannya ke leher Raka. Alika sengaja memiringkan wajahnya, Alika tahu apa yang saat ini ada di pikiran suaminya.Pasti Raka sedang berat untuk meninggalkannya di rumah sendirian selama ini. "Kenapa?" tanya Alika. Bukannya menjawab Raka malah mendekatkan wajahnya ke wajah Alika. Raka mengecup bibir tipis istrinya itu, bukan kecupan singkat tetapi Raka selalu menuntut kepada Alika untuk lagi dan lagi. Setelah berciuman cukup lama, Alika melepaskannya terlebih dahulu. kemudian Alika dan Raka saling pandang. Raka mendaratkan kecupan singkat di bibir Alika. "Aku bakal kangen banget sama kamu Yang," bisik Raka di telinga Alika. "Iya Sayang, aku juga bakal kangen sama kamu. makanya semangat kerjanga biar cepet selesai kerjaannya ya, terus nanti bisa pulang," ucap Ali

  • Misteri di balik cinta Alika   Part 113. Pasti akan rindu berat

    Dua puluh lima menit kemudian mobil Raka memasuki komplek perumahan yang terlihat elit itu. Raka melihat ke arah Brian dengan tatapan tidak percaya. "Yakin pacarmu di sini Bri?" tanya Raka.Alika dan Brian mengalihkan pandangannya ke arah Raka. kemudian Brian bertanya "Iya lah yakin memangnya ada apa Rak, kok kamu tanyanya aneh?"."Kenal dimana sama wanita di sini kamu Bri. jangan-jangan calon istrimu itu masih abg ya Bri?" tanya Raka. "Ya ngga lah Rak, dia seumuran dengan istrimu, nanti kamu juga akan tahu," jawab Brian. Tidak lama kemudian mobil yang Raka kendarai di minta untuk belok ke salah satu rumah. rumah itu terlihat sangat luas dari bagian depan. Dengan cat tembok warna putih dan emas yang membuat rumah itu terlihat mewah dan elegan. Raka melihat di dalam pekarangan rumahnya, ada tiga mobil mewah yang terparkir. "Wah keren Bri," ujar Raka dengan menepuk pundak Brian. Brian hanya menjawab dengan tertawa perkataan Raka. kemudian Raka dan Alika berjalan di belakang kedua

  • Misteri di balik cinta Alika   Part 112. Darimana kamu bisa kenal wanita ini

    "Boleh ayo," ajak Raka. Raka menggandeng tangan istrinya. Raka membukakan pintu mobil untuk Alika. setelah ity Raka masuk ke kursi kemudi.Raka membawa mobilnya dengan kecepatan sedang, meninggalkan pekarangan rumah mereka.Dua puluh lima menit kemudian Raka memarkirkan mobilnya di parkiran mal. Raka dan Alika keluar dari mobil mereka berjalan bergandengan tangan masuk ke dalam mal. "Yang sini deh," ajak Raka. Raka dan Alika masuk ke salah satu toko yang menjual perhiasan. Alika hanya menurut ke suaminya. "Menurut kamu bagus yang mana Yang?" tanya Raka dengan menunjukan dua kalung kepada Alika. "Semuanya bagus Yang, memangnya mau buat siapa?" tanya Alika. "Ya buat kamu Sayang, memangnya buat siapa lagi," jawab Raka. "Hehe... ya kirain kamu mau ngasih hadiah buat siapa," jawab Alika. "Iya Yang, kan sudah lama ngga aku kasih hadiah buat istriku ini," ucap Raka dengan mengusap pucuk kepala Alika. "Hmm... aku yang ini aja kayanya bagus," ucap Alika dengan menunjuk kalung berliont

  • Misteri di balik cinta Alika   Part 111. Rencana baik Brian

    "Oh iya sampai lupa," jawab Brian dengan menepuk keningnya sendiri.Brian berbalik badan dan berjalan ke arah sepasang suami istri itu. mereka bertiga terlihat sedang berbicara tetapi tidak bisa Alika dengar dengan jelas.Tidak lama kemudian Brian kembali dengan berjalan beriringan dengan kedua orang tua tadi ke arah Alika. "Alika ini kenalin kedua orang tuaku, mereka baru saja bisa datang ke sini setelah beberapa tahun mereka tinggal di luar negeri untuk masalah pekerjaan," ucap Brian dengan menunjuk ke arah kedua orang tuanya. "Oh iya, salam kenal Pak, Bu. saya Alika," ucap Alika dengan mengulurkan tangannya ke arah Ibu Brian. "Iya salam kenal, sudah berapa lama kamu kenal dengan anak saya?" tanya Ibunya Brian dengan membalas uluran tangan Alika. "Sudah lama ya Bri," jawab Alika. "Iya Ma, sudah lama sekali. dia istri temanku Ma, si Raka." jawab Brian. Mungkin Mamanya mengira kalau Alika adalah calon istri yang dibilang oleh Brian semalam. "Kenapa kalian masih di luar, ayo mas

  • Misteri di balik cinta Alika   Part 110. Kedatangan Brian

    "Tapi tidak apa-apa, Mama sama Papa ihklas kalian meninggalkan kami. Mama sama Papa yakin, setelah hujan akan ada pelangi yang datang. pasti tuhan akan menyiapka kebahagian untuk Mama sama Papa," gumam Alika. "Oh iya kalian baik-baik ya di atas sana, Mama sama Papa akan selalu mengujungi kalian," lanjut Alika."Al," ucap Raka. Raka sudah tidak sanggup lagi mendengar kata demi kata yang keluar dari bibir Alika. "Iya Yang," jawab Alika. "Mama sama Papa, pulang dulu ya Sayang," pamit Alika. Alika mengecup dua nisan itu bergantian. sedangkan Raka hanya mengusapnya saja. Alika memeluk Alika dan mengajaknya ke parkiran mobil. Setelah Raka dan Alika masuk ke dalam mobil. Pak Agus kembali membawa mobilnya dengan kecepatan sedang, menuju ke rumah Alika. Sepuluh menit kemudian Pak Agus menghentikan mobilnya di pekarangan rumah Alika. Raka turun dari mobil dan menuntun Raka masuk ke dalam rumah. Raka mengajak Alika untuk duduk di sofa yang berada diruang tamu. Raka juga meminta Bi Mun un

  • Misteri di balik cinta Alika   Part 109. Jadi pendiam

    "Ta... tapi bagaimana dengan istri saya?" tanya Raka. "Bapak serahkan saja sama kami ya, kami akan melakukan yang terbaik untuk istri Bapak," ucap perawat itu."Sudah Rak, kamu percaya saja sama mereka yang lebih tahu." pinta Brian. Kemudian Brian memilih untuk duduk di kursi tunggu. sedangkan Raka berjalan mondar mandir di depan pintu ruang rawat Alika. Raka mengalihkan pandangannya ke arah jam dipergelangan tangannya sudah menunjukan jam setengah enam pagi. Tring... Tring... Ponsel Brian yang berada di dalam saku jaket berdering. Brian mengeluarkan ponselnya dan melihat di layar depan terpampang nama Bram."Halo Pak, pagi," sapa Brian ketika teleponnya sudah tersambung. "Pagi, kamu lagi di mana?" tanya Bram diseberang sana. "Saya sedang di rumah sakit, sedang menemani Raka dan istrinya Pak," jawab Brian. "Raka, ada apa dengan Raka?" tanya Bram. "Istrinya melahirkan Pak, tetapi kedua anaknya tidak bisa diselamatkan," jawab Brian dengan nada yang berbisik. "Innalillahiwainna

DMCA.com Protection Status