Beranda / Pernikahan / Misteri di balik cinta Alika / Part 83. Sebuah kebenaran

Share

Part 83. Sebuah kebenaran

Penulis: Triwahyuni Triwahyuni
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Tapi apa Al yang tadi?" tanya Raka.

Alika mengalihkan pandangannya ke arah Raka. kemudian Alika berkata "Tetapi kamu janji jangan marah,".

"Iya janji. memangnya kenapa kalau aku harus marah. dan apa juga yang menjadi alasanku untuk marah." jawab Raka.

"Kamu kan tahu bagaimana kisah dimasalaluku. aku yakin kamu memang bisa menerimaku apa adanya, tetapi bagaimana dengan kedua orang tuamu?" tanya Alika dengan wajah yang menunduk.

"Hey... jangan sedih," ucap Raka.

Raka mengangkat tangannya dan memegang dagu Alika. Raka sedikit menarik dagu Alika agar Alika bisa menatap ke wajahnya.

"Kamu tidak perlu khawati dengan masalah itu. kamu memang belum tahu kisahku sebenarnya, biar aku jelaskan singkatnya saja kepadamu ya," ucap Raka.

Raka menarik nafas panjang, kemudian Raka mulai menjelaskan semua kepada Alika kalau dirinya memang sudah tidak memiliki kedua orang tua.

Kedua orang tua Raka meninggal dalam kecelakaan tunggal. dan sejak kejadian itu Raka dibesarkan oleh neneknya dengan pen
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Misteri di balik cinta Alika   Part 84. Membicarakan kepada Raka

    "Pak, mau pulang ke rumah siapa?" tanya Joko. "Langsung saja ke rumah Alika, Jok," jawab Raka. "Iya baik Pak." jawab Joko. Kemudian tidak ada lagi pembicaraan di dalam mobil. Raka dan Alika sibuk dengan ponsel mereka masing-masing. sedangkan Joko serius mengendarai mobilnya.Dua jam kemudian Joko memarkirkan mobilnya di pekarangan rumah Alika. Joko menurunkan barang bawaan Alika dan Raka. sementara kedua Bosnya sudah masuk ke dalam rumah.Tring... Tring... Ponsel Joko yang berada di saku jaket berdering. Joko melihat di layar depan terpampang nama Bram. "Iya halo Bos," ucap Joko ketika teleponnya sudah tersambung. "Jok, kamu lagi di mana sekarang?" tanya Bram diseberang sana. "Ini masih di rumah Bu Alika, Pak. ada apa Pak?" tanya Joko. "Oh iya kamu sudah menjemputnya, aku lupa mau memberitahumu tadi sore," ucap Bram. "Iya Pak, tidak apa-apa. tadi siang Pak Bram sendiri yang menelepon," jawab Joko. "Oke." jawab Bram. Kemudian Bram mematikan sambungan teleponnya. Joko kembali

  • Misteri di balik cinta Alika   Part 85. Raka ke mana

    "Aku tidak nyaman jika ada orang-orang berbadan kekar di dekatku. aku tahuk orang-orang akan mengira kalau aku adalah orang penting, padahal bukan siapa-siapa," jawab Alika. "Al, aku tahu itu. kamu tidak perlu khawatir. nanti aku akan memerintahkan Joko untuk bekerja cukup dari jauh saja. jadi kamu bisa beraktivitas seperti biasanya, tanpa perdulikan orang-orang yang aku suruh," ujar Raka."Jadi begitu ya Mas?" tanya Alika."Iya, dan satu lagi. jika kamu mendapatkan pesan dari nomor baru dengan nada ancaman langsung beritahu aku, jangan tunda-tunda lagi ya," pinta Raka. "Iya Mas," jawab Alika. Alika menyenderkan punggungnya ke senderan sofa. hatinya merasa lebih tenang ketika memberitahu masalah teror itu kepada Raka. "Besok rencana mau ke mana Al?" tanya Raka. "Kayanya ke kantor Pak Bram, setelah itu belanja buat stok di rumah," jawab Alika. "Oke, besok aku saja yang antar," ucap Raka. "Loh Mas ngga kerja?" tanya Alika. "Belum, aku masih ambil cuti satu hari buat besok," jawa

  • Misteri di balik cinta Alika   Part 86. Datang ke kantor

    Pagi ini Alika memakai kemeja panjang warna putih, dipadukan dengan rok warna hitam dengan panjang diatas lutut. Tidak lupa juga Alika menyapukan make up tipis ke wajahnya. Alika mengikat rambutnya ekor kuda. jam setengah tujuh Alika turun ke bawah."Bi," sapa Alika ketika sudah berada di dekat meja makan dan melihat Bi Mun sedang menata makanan untuknya. "Iya Neng, ini sarapannya sudah siap," ucap Bi Mun. "Oh iya, makasih Bi." jawab Alika. Pagi ini Alika sarapan sendiri karena Raka sudah pergi. katanya kemarin sudah cuti satu hari untuk sekarang kenapa malah ada janji pagi-pagi sekali pikir Alika. Tap... Tap... Tap... Terdengar langkah kaki yang mendekat ke arah Alika. Alika mengalihkan pandangannya ke arah suara. "Selamat pagi calon istriku," sapa Raka dengan berjalan mendekat ke arah Alika. Raka menghentikan langkahnya tepat disamping Alika. Raka mengecup singkat kening Alika. "Dari mana?" tanya Alika. "Ada janji tadi sama teman, semalam mau bilang aku lupa," jawab Raka.

  • Misteri di balik cinta Alika   Part 87. Kedangan Brian

    Setelah terdiam cukup lama, Raka memutuskan untuk kembali ke ruangan Bram. dan melihat apakah Alika sudah selesai. Hari ini Bram bilang Alika datang ke kantor hanya untuk mengisi data terlebih dahulu, karena Alika akan bekerja mulai bulan depan.Klek... Raka membuka pintu ruangan Bram. Raka hanya melihat Alika di sana, pergi ke mana lagi si Bram pikir Raka. Raka melangkahkan kakinya mendekat ke arah Alika. Raka memilih untuk berdiri di belakang Alika."Sudah selesai?" tanya Raka. "Ini baru selesai, Bram mana ehh maksud aku Pak Bram?" tanya Alika. "Ngga tahu, aku kira tadi balik ke sini, di bawah mungkin," jawab Raka. "Belum, mungkin." jawab Alika.Klek... Pintu ruangan Bram terbuka dari luar. tidak lama kemudian terlihat seorang Pria dengan postur tubuh yang mirip dengan Bram. "Oh maaf Pak Raka, saya kira Bram yang di dalam. tadi dia telepon suruh masuk saja," ucap Pria itu. "Iya tidak apa-apa Bri, masuk saja silahkan duduk," ucap Raka dengan menunjuk ke arah kursi. Alika la

  • Misteri di balik cinta Alika   Part 88. Pesan dari Bram

    "Ya belum, makanya aku nanya. siapa wanita yang khilaf itu mau nikah sama kamu?" tanya Brian. "Sembarangan khilaf, dia itu sayang sama gue dari hati. makanya jadi cowo itu perhatian dikit. jangan kalau ketemu sama cewek malah pasang wajah datar," jawab Raka."Udah tinggal jawab aja susah, ngga perlu nilai aku lah. Aku ya aku kamu ya kamu," jawab Brian yang kurang suka dengan perkataan Raka. "Dasar jomblo, ya itu wanita yang tadi sama aku di sini," jawab Raka. "Hah... yang bener Rak?" tanya Brian dengan nada tidak percaya. "Iya beneran, kenapa kamu kaget begitu?" tanya Raka. "Ya ngga apa-apa sih. cuma..." ucapan Brian terhenti karena Bram sudah keluar dari kamar mandi. "Loh kamu belum pergi Rak?" tanya Bram yang melihat Raka masih duduk disana dengan Brian. "Belum Pak, memangnya sudah tidak ada lagi yang akan dibicarakan?" tanya Raka. "Saya rasa sudah tidak ada, tapi kalau Brian tetap di sini dulu," jawab Bram. "Oke baik Pak, kalau begitu saya pamit," pamit Raka. "Iya silahka

  • Misteri di balik cinta Alika   Part 89. Belanja

    Tring... Tring... Ponsel Alika yang ada di meja kecil samping ranjang berdering. Alika melihat di layar depan terpampang nama Raka. "Halo Mas gimana?" tanya Alika ketika teleponnya sudah tersambung."Alika, kamu lagi ngapain?" tanya Raka di seberang sana. "Ini lagi tiduran Mas, rencana nanti mau belanja sama Bi Mun, Pak Agus juga," jawab Alika. "Iya maaf ya, aku ngga bisa nganterin belanja, soalnya tadi ada pekerjaan. padahal udah bilang ya kemarin ngga kemana-mana hehe...." ucap Raka di seberang sana. "Iya ngga apa-apa kok Mas, kan masih ada Bi Mun buat teman belanja nanti," jawab Alika. "Ya sudah kalau gitu Mas, lanjut kerja dulu ya," pamit Raka. "Iya Mas semangat kerjanya, buat halalin aku ya," ucap Alika. "Hmm... mulai ya, mulai berani menggoda Mas sekarang, tunggu saja kalau Mas pulang nanti." ujar Raka. "Haha... iya, iya Mas, ya sudah ya, semangat kerjanya," ucap Alika. "Iya Sayang," jawab Raka. Kemudian Raka mematikan sambungan teleponnya terlebih dahulu. Alika kemba

  • Misteri di balik cinta Alika   Part 90. Antarkan saya

    "Darimana kok sudah mandi, bukannya baru saja pulang kerja?" tanya Alika dengan menautkan kedua alisnya. "Iya tadi aku pulang dulu ke rumah, ngga mungkin kan ke rumah pacar masa bau keringat," jawab Raka dengan menoel dagu Alika."Apa sih Yang," ujar Alika dengan wajah ya memerah. "Oh iya nanti setelah makan malam ada orang yang datang ke sini," ucap Raka. "Orang? siapa Yang?" tanya Alika. "Desainer langgananku Yang, mereka akan mengukur gaun untuk acara pernikahan kita," jawab Raka. "Bukannya kemarin kamu bilang mau nikah dengan cara sederhana saja, kenapa pesan gaun juga Yang?" tanya Alika. "Sayang meskipun sederhana, kita juga harus mengudang teman-teman kan. ngga mungkin dong nanti nikah ngga ada teman?" tanya Raka. "Iya juga sih Yang, tapi nikah di rumah saja kan? ngga perlu sewa gedung?" tanya Alika. "Iya kita nikah di rumah sini saja, yang penting kita sah untuk melakukan itu," jawab Raka dengan mengkode Alika dengan kedipan mata. "Apa sih Yang, ya sudah ayo turun suda

  • Misteri di balik cinta Alika   Part 91. Persiapan

    Bi Mun berjalan kembali masuk ke kamarnya. setelah kepergian Bi Mun, Alika menata piring berisi kue di meja makan.Selesai menyiapkan sarapan untuk Raka. Alika naik ke kamarnya untuk membangunkan Raka.Klek... Alika membuka pintu kamarnya. Alika melihat Raka masih terlelap begitu damai. tidak tega rasanya Alika membangunkan Raka. Tetapi Raka sendiri yang sudah memintanya. nanti kalau tidak dibangunkan malah Alika sendiri yang salah. "Mas... Mas bangun," ucap Alika dengan menggoyangkan pelan tubuh Raka. "Yang... iih bangun nanti telat loh," ucap Alika lagi. "Hmmm...." Raka hanya bergumam. Tidak lama kemudian Raka kembali tertidur. Alika menarik nafas panjang dan melipat tangannya di dada. "Ini mau bangun ngga Yang?" tanya Alika. "Hmm... hehe iya Sayang aku udah bangun kok," jawab Raka dengan tertawa. "Iihh apaan sih Yang ngga lucu, ya sudah sana mandi," perintah Alika. "Iya nanti Yang, masih dingin. jam berapa sekarang?" tanya Raka. "Jam tiga lebih," jawab Alika. "Oh... bik

Bab terbaru

  • Misteri di balik cinta Alika   Part 117. Happy ending

    "Iya do'anya saja. makasih ya Bri sudah mau mengantarkan kita. hati-hati bawa mobilnya," ucap Alika. "Iya Al, kami pulang dulu," pamit Brian. Kemudian Brian kembali membawa mobilnya dengan kecepatan sedang, meninggalkan parkiran hotel."Yang masuk sekarang yuk," ajak Raka kepada istrinya. "Hmm... ayo Yang," jawab Alika. Kemudian Alika dan Raka masuk ke dalam hotel. mereka berada di dalam kamar seperti pasangan pengantin baru saja. Bahkan hampir semalaman mereka berdua tidak tidur. Alika dan Raka berada di hotel selama dua hari tiga malam. Pagi ini adalah hari ke tiga Alika dan Raka berada di hotel, siang ini mereka memutuskan untuk kembali ke rumah. Mereka pulang ke rumah di jemput oleh Pak Agus. sudah ada tiga bulan terakhir ini Alika tidak lagi bekerja dengan alasan ingin istirahat agar cepat dapat momongan. Tring... Tring... Ponsel Raka yang berada di meja kecil samping ranjang berdering. Raka mengalihkan pandangannya ke arah ponsel. Raka melihat di layar depan terpampang

  • Misteri di balik cinta Alika   Part 116. Ke hotel

    "Kamu jangan mengada-ngada berita yang tidak benar kaya gini lah Bri, aku ngga suka," pinta Raka."Yang kamu jangan seperti ini, semua itu memang benar. kami yang mendengarnya sendiri, bahkan kami sudah melihat Bram untuk terakhir kalinya," ucap Alika dengan menangkup wajah suaminya.Tanpa berkata-kata Raka hanya bisa memeluk istrinya dengan erat. ini kehilangan kedua kalinya bagi Raka. Lagi-lagi Raka harus merelakan kehilangan seorang teman, sahabat dan juga ayah selama ini. Raka dan Brian langsung mengurus semua pemakaman Bram hingga selesai. karena waktu sudah malam mereka memutuskan untuk memakamkan jasad pada pagi harinya saja. Mereka membawa pulang jasad Bram ke rumah Bram. saat mobil ambulace datang, sudah banyak warga dan juga karyawan ada juga beberapa kerabat jauh yang datang ke sana. Pagi ini jam setengah delapan mereka berbondong-bondong mngantarkan jasad Bram ke tempat terakhirnya. Jam sembilan semua proses pemakamannya selesai. para pelayad juga sudah mulai pergi, t

  • Misteri di balik cinta Alika   Part 115. Kepergian Bram

    Bram melepaskan pelukannya telebih dahulu. kemudian Bram berkata "Kamu tahu, sejak pernikahanmu dengan Raka terjadi, aku sudah menganggapmu seperti adik sendiri, di sini aku hanya ada Raka, begitu juga dengan Raka. Raka hanya ada aku dan sekarang Raka memilikimu,"."Aku juga mau jujur kepadamu. hal yang mungkin akan sangat menyakitkan untukmu," ujar Bram. "Apa katakan saja," pinta Alika. Alika meminta Bram untuk duduk karena melihat pancaran wajahnya yang semakin pucat. "Kamu selama ini mencari di mana orang tuamu kan?" tanya Bram. Alika menganggukan kepalanya, kemudian Alika bertanya "Iya, lalu ada apa?"."Aku akan memberitahumu sesuatu. kedua orang tuamu masih ada dan keduanya masih sehat. mereka tinggal disalah satu desa dan Raka sudah mengetahui semuanya karena aku yang mengatakannya." jawab Bram. "Lalu di mana kedua orang tuaku?" tanya Alika dengan mengguncangkan pelan tubuh Bram. Bram mengeluarkan satu lembar kertas bertuliskan sebuah alamat. Bram memberikannya kepada Ali

  • Misteri di balik cinta Alika   Part 114. Kejujuran Bram

    "Pasti enak lah Yang, kan kamu yang bikin," jawab Raka. Kemudian Raka membalikan badan Alika. saat ini posisi Alika dan Raka saling berhadapan. bahkan wajah mereka hanya berjarak satu centimeter saja. Alika mengalungkan tangannya ke leher Raka. Alika sengaja memiringkan wajahnya, Alika tahu apa yang saat ini ada di pikiran suaminya.Pasti Raka sedang berat untuk meninggalkannya di rumah sendirian selama ini. "Kenapa?" tanya Alika. Bukannya menjawab Raka malah mendekatkan wajahnya ke wajah Alika. Raka mengecup bibir tipis istrinya itu, bukan kecupan singkat tetapi Raka selalu menuntut kepada Alika untuk lagi dan lagi. Setelah berciuman cukup lama, Alika melepaskannya terlebih dahulu. kemudian Alika dan Raka saling pandang. Raka mendaratkan kecupan singkat di bibir Alika. "Aku bakal kangen banget sama kamu Yang," bisik Raka di telinga Alika. "Iya Sayang, aku juga bakal kangen sama kamu. makanya semangat kerjanga biar cepet selesai kerjaannya ya, terus nanti bisa pulang," ucap Ali

  • Misteri di balik cinta Alika   Part 113. Pasti akan rindu berat

    Dua puluh lima menit kemudian mobil Raka memasuki komplek perumahan yang terlihat elit itu. Raka melihat ke arah Brian dengan tatapan tidak percaya. "Yakin pacarmu di sini Bri?" tanya Raka.Alika dan Brian mengalihkan pandangannya ke arah Raka. kemudian Brian bertanya "Iya lah yakin memangnya ada apa Rak, kok kamu tanyanya aneh?"."Kenal dimana sama wanita di sini kamu Bri. jangan-jangan calon istrimu itu masih abg ya Bri?" tanya Raka. "Ya ngga lah Rak, dia seumuran dengan istrimu, nanti kamu juga akan tahu," jawab Brian. Tidak lama kemudian mobil yang Raka kendarai di minta untuk belok ke salah satu rumah. rumah itu terlihat sangat luas dari bagian depan. Dengan cat tembok warna putih dan emas yang membuat rumah itu terlihat mewah dan elegan. Raka melihat di dalam pekarangan rumahnya, ada tiga mobil mewah yang terparkir. "Wah keren Bri," ujar Raka dengan menepuk pundak Brian. Brian hanya menjawab dengan tertawa perkataan Raka. kemudian Raka dan Alika berjalan di belakang kedua

  • Misteri di balik cinta Alika   Part 112. Darimana kamu bisa kenal wanita ini

    "Boleh ayo," ajak Raka. Raka menggandeng tangan istrinya. Raka membukakan pintu mobil untuk Alika. setelah ity Raka masuk ke kursi kemudi.Raka membawa mobilnya dengan kecepatan sedang, meninggalkan pekarangan rumah mereka.Dua puluh lima menit kemudian Raka memarkirkan mobilnya di parkiran mal. Raka dan Alika keluar dari mobil mereka berjalan bergandengan tangan masuk ke dalam mal. "Yang sini deh," ajak Raka. Raka dan Alika masuk ke salah satu toko yang menjual perhiasan. Alika hanya menurut ke suaminya. "Menurut kamu bagus yang mana Yang?" tanya Raka dengan menunjukan dua kalung kepada Alika. "Semuanya bagus Yang, memangnya mau buat siapa?" tanya Alika. "Ya buat kamu Sayang, memangnya buat siapa lagi," jawab Raka. "Hehe... ya kirain kamu mau ngasih hadiah buat siapa," jawab Alika. "Iya Yang, kan sudah lama ngga aku kasih hadiah buat istriku ini," ucap Raka dengan mengusap pucuk kepala Alika. "Hmm... aku yang ini aja kayanya bagus," ucap Alika dengan menunjuk kalung berliont

  • Misteri di balik cinta Alika   Part 111. Rencana baik Brian

    "Oh iya sampai lupa," jawab Brian dengan menepuk keningnya sendiri.Brian berbalik badan dan berjalan ke arah sepasang suami istri itu. mereka bertiga terlihat sedang berbicara tetapi tidak bisa Alika dengar dengan jelas.Tidak lama kemudian Brian kembali dengan berjalan beriringan dengan kedua orang tua tadi ke arah Alika. "Alika ini kenalin kedua orang tuaku, mereka baru saja bisa datang ke sini setelah beberapa tahun mereka tinggal di luar negeri untuk masalah pekerjaan," ucap Brian dengan menunjuk ke arah kedua orang tuanya. "Oh iya, salam kenal Pak, Bu. saya Alika," ucap Alika dengan mengulurkan tangannya ke arah Ibu Brian. "Iya salam kenal, sudah berapa lama kamu kenal dengan anak saya?" tanya Ibunya Brian dengan membalas uluran tangan Alika. "Sudah lama ya Bri," jawab Alika. "Iya Ma, sudah lama sekali. dia istri temanku Ma, si Raka." jawab Brian. Mungkin Mamanya mengira kalau Alika adalah calon istri yang dibilang oleh Brian semalam. "Kenapa kalian masih di luar, ayo mas

  • Misteri di balik cinta Alika   Part 110. Kedatangan Brian

    "Tapi tidak apa-apa, Mama sama Papa ihklas kalian meninggalkan kami. Mama sama Papa yakin, setelah hujan akan ada pelangi yang datang. pasti tuhan akan menyiapka kebahagian untuk Mama sama Papa," gumam Alika. "Oh iya kalian baik-baik ya di atas sana, Mama sama Papa akan selalu mengujungi kalian," lanjut Alika."Al," ucap Raka. Raka sudah tidak sanggup lagi mendengar kata demi kata yang keluar dari bibir Alika. "Iya Yang," jawab Alika. "Mama sama Papa, pulang dulu ya Sayang," pamit Alika. Alika mengecup dua nisan itu bergantian. sedangkan Raka hanya mengusapnya saja. Alika memeluk Alika dan mengajaknya ke parkiran mobil. Setelah Raka dan Alika masuk ke dalam mobil. Pak Agus kembali membawa mobilnya dengan kecepatan sedang, menuju ke rumah Alika. Sepuluh menit kemudian Pak Agus menghentikan mobilnya di pekarangan rumah Alika. Raka turun dari mobil dan menuntun Raka masuk ke dalam rumah. Raka mengajak Alika untuk duduk di sofa yang berada diruang tamu. Raka juga meminta Bi Mun un

  • Misteri di balik cinta Alika   Part 109. Jadi pendiam

    "Ta... tapi bagaimana dengan istri saya?" tanya Raka. "Bapak serahkan saja sama kami ya, kami akan melakukan yang terbaik untuk istri Bapak," ucap perawat itu."Sudah Rak, kamu percaya saja sama mereka yang lebih tahu." pinta Brian. Kemudian Brian memilih untuk duduk di kursi tunggu. sedangkan Raka berjalan mondar mandir di depan pintu ruang rawat Alika. Raka mengalihkan pandangannya ke arah jam dipergelangan tangannya sudah menunjukan jam setengah enam pagi. Tring... Tring... Ponsel Brian yang berada di dalam saku jaket berdering. Brian mengeluarkan ponselnya dan melihat di layar depan terpampang nama Bram."Halo Pak, pagi," sapa Brian ketika teleponnya sudah tersambung. "Pagi, kamu lagi di mana?" tanya Bram diseberang sana. "Saya sedang di rumah sakit, sedang menemani Raka dan istrinya Pak," jawab Brian. "Raka, ada apa dengan Raka?" tanya Bram. "Istrinya melahirkan Pak, tetapi kedua anaknya tidak bisa diselamatkan," jawab Brian dengan nada yang berbisik. "Innalillahiwainna

DMCA.com Protection Status