Home / Pernikahan / Suamiku Bos Tampan / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Suamiku Bos Tampan: Chapter 61 - Chapter 70

94 Chapters

61. Ungkapan Rasa

[Arjuna Pov] Saat aku berjalan menuju kantor, aku melihat seorang wanita yang menurutku cantik dan murah senyum. Dia sudah siap dengan pekerjaannya sebagai office girl di kantorku. Aku lewat dan menyapanya yang sedang membersihkan lantai dan dia tersenyum ramah padaku. Entah kenapa Jantungku berdetak lebih cepat daripada biasanya. Aku berusaha menepis perasaan aneh yang hinggap di dadaku ini. Hingga siang hari tepat sebelum jam istirahat, aku tidak sengaja lewat ruangan OB dan ku lihat wanita itu yang baru aku tahu namanya adalah Kinara, sedang dihubungi seseorang. Aku mendengar percakapan itu dan ku lihat wajahnya menjadi sedih. Aku dengar orang tuanya sedang butuh biaya untuk operasi. Dan biaya itu sangatlah besar baginya. Segera ku hampiri Kinara dan ku tegur dia karena menerima panggilan pribadi di waktu jam kerja. Kinara tampak takut, namun aku kemudian mengajaknya makan siang dan memberikan penawaran untuknya, bahwa akan ku urus semua biaya pengobatan orang tuanya asal dia mau
Read more

62. Siapa?

Kinara meletakkan ponselnya kembali di atas meja dengan gelisah. Dia baru saja berganti nomor dan ada yang menghubunginya dengan ancaman yang tidak main-main. Tidak ada yang tahu nomor itu selain Amel dan tidak mungkin Amel yang mengirimkan ancaman itu. Kinara mondar-mandir memikirkan nomer siapa itu. Salah kirim pun tidak mungkin karena terdapat nama 'Kinara' di pesan itu."Siapa? Apa Indira?"Kinara mondar mandir lagi dengan gelisah. Dia kemudian menuju kamar tidur dan segera berbaring di samping Amel yang sudah terlelap. Kinara berusaha menutup matanya tapi isi pesan itu terbayang-bayang di pikirannya. Perasaan takut itu tiba-tiba hadir, dia menarik selimut dan menutupi tubuhnya dari kaki sampai kepala. Kinara mencoba mengingat apa ada seseorang yang terlibat sesuatu dengannya hingga orang itu kecewa, namun tidak ada nama lagi selain Indira. Kinara terus memikirkannya hingga matanya tertutup dan terlelap.Malam berganti pagi, Kinara dan Amel sudah bangun, mandi dan bersiap dengan a
Read more

63. Ulah Siapa?

Kinara membuka matanya perlahan, beberapa kali dia meringis karena rasa sakit di punggung dan kepalanya. Setelah matanya benar-benar terbuka, Kinara hanya melihat ruangan kosong yang sudah usang dengan ukuran yang tidak terlalu besar. Dia melihat dirinya sendiri yang duduk diatas kursi dengan tali yang melilit di tubuhnya dan dihubungkan di sandaran kursi sehingga dia tidak bisa bergerak. Tali itu sengaja diikat terlalu kencang untuk mengikis ruang geraknya. Dimana ini? Kenapa aku di sini? batin Kinara. Kinara mencoba mengingat kejadian sebelumnya, saat dia keluar dari toilet, seseorang memukul pundaknya dan membekap mulutnya, setelah itu dia tidak ingat apapun. Dan sekarang dia berada di ruangan ini dengan posisi diikat di atas kursi. Apa aku diculik? Apa si pengirim pesan kemarin yang melakukannya? Tapi dimana dia? batin Kinara. Kinara takut, karena bisa saja seseorang merencanakan kejahatan padanya, namun dia juga penasaran siapa yang melakukan ini semua. Apa Indira?Kinara men
Read more

64. Akhirnya

Door...Kinara menutup matanya sejak tadi menunggu suara tembakan. Hingga suara tembakan itu Kinara dengar, dia telah siap dengan semuanya. Jika memang dia berakhir disini semoga orang-orang yang ditinggalkannya lebih dulu, hidup bahagia dan mengenangnya sebagai manusia yang baik. Kinara pikir semuanya telah berakhir, namun dia tidak merasakan sakit apapun di tubuhnya, justru terdengar teriakan Indira. Kinara perlahan membuka mata, yang dia lihat pertama kali adalah sosok Argan yang sedang berjongkok di depannya sambil melepaskan ikatan tali yang melilit tubuhnya.Setelah terlepas, Argan membantu Kinara berdiri. Dia melihat Arjuna dan Arya sudah memegang tubuh Indira dan Leon. Argan bilang kalau tadi sebelum tembakan diarahkan padanya, Arjuna datang dan segan sigap mengarahkan tembakannya ke arah lain sehingga tembakan tidak mengenai Kinara.Arjuna dan Arya menali kedua tangan Indira dan Leon menggunakan tali tambang dengan kencang agar mereka berdua tidak bisa kabur. Rencananya setel
Read more

65. Hukuman

Kinara memejamkan matanya setelah Arjuna keluar dari ruangan. Dia bisa tidur dengan nyenyak beberapa menit sebelum Arjuna kembali dari membeli martabak. Kinara masih memejamkan matanya namun bisa merasakan sebuah tangan menyingkirkan rambutnya kemudian mengelus pipi dan mendaratkan ciuman di keningnya. Kinara terusik dan mulai membuka matanya perlahan. "Sudah bangun?" tanya Arjuna. "Hm." "Tidurmu nyenyak?" "Hanya tidur sebentar, tapi cukup untuk mengistirahatkan tubuhku," jawab Kinara. Kinara mendudukkan tubuhnya dibantu oleh Arjuna. Setelah duduknya nyaman, Arjuna mengambil Kantong plastik berisi martabak manis dan diberikannya kepada Kinara. "Makasih, Jun." Kinara menerima martabak itu dan mulai memakannya. Sementara Arjuna, daritadi hanya mengamati Kinara makan, sesekali dia tersenyum karena makan Kinara terlihat seperti anak kecil dan belepotan kemana-mana. "Jangan melihatku seperti itu, aku jadi nggam napsu makan," ucap Kinara. "Nggak napsu makan, tapi makannya rakus!" b
Read more

66. Kembali ke Rumah

"Juna...."Kinara menatap Arjuna dengan mata yang berkaca-kaca. Arjuna bingung kenapa tiba-tiba reaksi Kinara seperti itu setelah membaca pesan yang masuk dalam ponselnya. Segera dia ambil ponsel itu dan membacanya."Juna, aku sudah tidak apa-apa, kita kembali ke Jakarta sekarang," ucap Kinara."Tunggu dulu. Nih! Ibu Linda telepon." Arjuna memberikan ponselnya pada Kinara agar bisa berbicara dengan ibu Linda.Pesan itu dari ibu Linda yang mengatakan bahwa keadaan Ibu Diana memburuk dan dibawa ke rumah sakit. Kemarin Kinara sempat menghubungi ibu Linda dengan nomor barunya karena tiba-tiba teringat dengan ibu Diana.Arjuna menunggu Kinara menyelesaikan teleponnya. Dia melihat istrinya menangis dan itu membuatnya tidak tega, segera ia memegang tangan kiri Kinara untuk menguatkannya.Panggilan selesai dan Kinara mengusap air matanya dan merasa lebih tenang. Arjuna ikut mengusap air mata yang membasahi pipi Kinara dengan lembut."Bagaimana?""Ibu Diana dibawa ke rumah sakit. Kata Ibu Lin
Read more

67. Wisuda

"Sebenarnya Kinar sudah berusaha, namun dia belum hamil juga, Bu," ucap Arjuna. Safira yang awalnya kira akan mendapatkan kabar baik, tiba-tiba terlihat agak lemas mendengar perkataan Arjuna. Lisa yang sejak tadi menunjukkan ekspresi cemas, sekarang bisa tersenyum dengan puas karena Kinara dan dirinya sama-sama belum hamil. Berbeda dengan Kinara yang terkejut, namun memilih mengikuti alur yang direncanakan Arjuna. "Yasudah, tidak apa-apa, kalian bisa berusaha lagi. Jangan menyerah, masih banyak waktu." Safira memberikan semangat kepada kedua putranya. "Ibu dan papa harap, kalian segera memiliki anak. Anak itu sumber kebahagian dalam rumah tangga, yang menguatkan cinta kalian, dan pastinya suasana rumah akan menjadi lebih berwarna dengan hadirnya anak-anak, " jelas Safira. Arjuna dan Rama hanya mengangguk mendengar penuturan dari Safira. Arjuna melihat raut kekecewaan di muka ibunya. Ia sengaja melakukan ini, dan akan memberitahukan secara personal kepada ibunya itu. Keluarga itu
Read more

68. Berita Duka

Kinara kembali dari toilet dan ikut makan bersama Arjuna dan lainnya. Dia berusaha untuk tetap tenang dan tidak memikirkan telepon dan pesan yang masuk ke ponselnya tadi. Kinara akan memberitahu Arjuna setelah mereka sampai di rumah."Makan yang banyak, Kinar, ibu mau dua cucu ibu sehat dan berkembang dengan baik," ucap ibu sumringah."Iya, Bu. Kinar makannya banyak, kok. Tanya saja sama Juna," balas Kinara sambil melirik ke suaminya."Tapi, Bu. Kok aneh, ya. Kalau aku lagi gak dekat Juna, bawaannya pengen muntah terus, mual banget. Tapi kalau dekat sama Juna, hilang mualnya dan gak pernah muntah.""Itu namanya bawaan bayi, Kinara," sahut Agatha."Mereka kayaknya pengen dekat-dekat sama ayahnya. Ngerti banget calon cucu nenek. Gemes, jadi pengen lihat dan gendong kalian," ucap Safira."Masih lama, Bu," sahut Arjuna.Kinara dan lainnya selesai makan, Safira pulang bersama Agatha, sementara Kinara berada satu mobil dengan Arjuna. "Mau langsung pulang, apa mampir dulu?" tanya Arjuna. "
Read more

69. Kejadian di Mall

Satu minggu Kinara berada di panti asuhan. Hari ini Arjuna akan menjemputnya untuk pulang ke rumah. Kinara sudah siap dan menunggu kedatangan Arjuna. Sebenarnya, Kinara masih ingin berada di panti. Setiap sudut bangunan ini mengingatkan kenangannya dengan ibu Diana. Kinara masih ingin mengenang banyak hal lagi, namun dia punya kewajiban lain yaitu keluarganya. Dia berjanji pada ibu Linda akan sering berkunjung ke panti dan makam ibu Diana.Panti asuhan ini memang bukan tempatnya ditemukan dulu. Satu minggu setelah Kinara kecil menjadi bagian dari panti, seluruh penghuni panti pindah ke bangunan baru karena bangunan lama yang sudah tidak layak huni. Bangunan panti lama telah berubah alih fungsi menjadi bangunan lain. Dan disinilah, Kinara dibesarkan dari kecil sampai sekarang. Tidak kurang cinta yang diberikan oleh ibu panti di sini. Kinara juga sangat menyayangi kakak dan adik-adiknya. Beruntungnya, Kinara bertemu dengan Arjuna, kehidupan panti lebih baik, dan adik-adiknya mendapatkan
Read more

70. Arjuna dan Rama

Kinara membuka matanya perlahan dan melihat Arjuna duduk di sebelahnya dengan wajah marah. Kinara mengingat kejadian sebelumnya, ia menarik tubuh Lisa, namun terdorong dan jatuh. Ia merasakan sakit di perutnya dan membuat Arjuna panik. Arjuna langsung menggendongnya menuju parkiran dan setelah berada di dalam mobil Kinara tidak sadarkan diri. "Lain kali lakukan hal gila seperti tadi dan aku pastikan akan memarahimu tujuh hari tujuh malam!" tegas Arjuna. Kinara menelan ludahnya kasar. Arjuna menunjukkan wajah seriusnya dan tiba-tiba nyali Kinara mendadak menciut. Meskipun begitu, dia lega tubuhnya sudah membaik dan perutnya sudah tidak sakit lagi. "Juna bagaimana dengan--" Kinara memegang perutnya. "Mereka baik-baik saja," sahut Arjuna. Kinara mengucap syukur berkali-kali. Dia sempat khawatir karena perutnya tiba-tiba sakit. Mulai sekarang dia harus berhati-hati dan tidak membahayakan kandungannya lagi. "Maaf, Jun. Jangan memasang muka begitu, aku jadi takut padamu," protes Kinar
Read more
PREV
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status