Home / Pernikahan / Suamiku Bos Tampan / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of Suamiku Bos Tampan: Chapter 71 - Chapter 80

94 Chapters

71. Menjauh

"Kinara kalung itu ...."Kinara melihat kalungnya dan kembali menatap Safira. Wanita paruh baya itu sedikit terkejut, namun tetap tenang."Kenapa, Bu?""Eh, bagus ya kalungnya, antik gitu. Dapat dari mana?" tanya Safira. "Kalung ini dari Ibu Diana, Bu. Katanya ditemukan berada di dekat tubuhku waktu bayi," jelas Kinara. "Oh gitu...." ucap SafiraSafira dan Ardi saling pandang. Sementara Kinara sedang berbicara dengan Arjuna sehingga tidak memperhatikan bagaimana keadaan mertuanya itu"Juna ...." Kinara dan Arjuna menatap Safira yang berubah menjadi pucat. "Ada apa, Bu?" tanya Arjuna."Ibu, nggak enak badan, tiba-tiba pusing, ibu mau ke kamar sekarang.""Papa juga mau istirahat," ucap Ardi. "Aku antar Bu--" "Tidak usah, aku bisa sendiri!" perkataan Kinara di potong Safira dengan ketus. Kinara terdiam. Ada yang berubah dari nada bicara ibu mertuanya itu. Safira terlihat baik-baik saja dan menyambut dengan senang hati kedatangannya dan Arjuna, tapi tiba-tiba mengatakan pusing dan i
Read more

72. Mulai Curiga

Kinara menatap Safira yang masuk ke dalam rumah. Kinara memanggil beberapa kali namun tidak ada respon dari mertuanya itu. Kinara yakin Safira mendengarnya, namun sengaja menghindar."Ibu kenapa? Apa salahku, ya? Kemarin waktu datang semua baik-baik saja, tapi setelah melihat kalung ini, ibu jadi ...." "Apa ibu mengenal orang tuaku?" monolog Kinara. Kinara memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi, hingga suara klakson tiba-tiba saja mengagetkannya. Mobil Arjuna sudah berada di sampingnya. Kinara segera masuk dan Arjuna melajukan mobilnya menuju kantor. Sesampainya di kantor, Kinara menyapa beberapa karyawan di sana terutama bagian OB, karena dari sanalah Kinara mulai dekat dengan Arjuna. Alex dan lainnya menyambut Kinara dengan baik, bahkan dua office girl yang sempat meremehkan, sekarang bersikap baik padanya. Kinara segera menuju ruangan Arjuna setelah menyapa karyawan yang dikenalnya. Disana sudah ada Arjuna dan Argan yang sedang mendiskusikan sesuatu. Kinara duduk di so
Read more

73. Menerka-Nerka

"Tulisan ini..."Kinara membuka ponselnya dan mencari gallery. Setelah ketemu, dia buka sebuah foto tulisan pada kertas yang ditinggalkan seseorang di dekat tubuhnya waktu bayi. Kinara zoom untuk membandingkan dengan tulisan pada memo yang baru saja ditemukannya. Mirip, bahkan sangat mirip. Kinara kembali membaca memo itu, sepertinya memo ini sudah lama ditulis dan tersimpan di laci Arjuna. Sebuah memo untuk Arjuna yang ditulis oleh si pengirim atas nama Safira.Kinara duduk di kursi dengan perasaan yang campur aduk. Bisa saja tulisan beberapa orang memiliki kemiripan, tapi ini seperti saling berkaitan. Sikap aneh Safira setelah melihat kalung Kinara dan tulisan yang memiliki kemiripan, sudah cukup untuk dijadikan bukti bahwa Safira memiliki keterkaitan dengan orang tuanya. Perasaan takut, khawatir dan cemas menjadi satu membuat Kinara tidak bisa berpikir jernih. Dia bingung harus melakukan apa setelah ini, sementara Safira masih bertahan menjauhinya, tidak mungkin Kinara bertanya lan
Read more

74. Ternyata...

Kinara penasaran dengan apa yang dibicarakan Arjuna, Safira dan Ardi, untung saja pintu masih sedikit terbuka sehingga Kinara bisa melihat dan mendengar percakapan mereka bertiga. Kinara tidak melihat ada Lisa ataupun Rama. Kemungkinan mereka sudah pulang lebih dulu.Jantung Kinara berdetak lebih cepat ketika Arjuna membuka pembicaraan tentang dirinya."Kenapa sikap ibu berubah pada Kinar? Apa dia melakukan kesalahan?" tanya Arjuna.Safira dan Ardi hanya diam. Safira menunduk dan meremas kedua tangannya. Arjuna semakin heran dengan sikap orang tuanya, terutama Safira. "Ibu jangan begini. Harusnya ibu bilang, jangan diam saja lalu menjauhi Kinar, dia jadi bingung dengan sikap ibu yang sekarang," jelas Arjuna. "Setiap ibu melihat Kinar, ibu akan sakit hati," jawab Safira."Maksud ibu? Ibu begitu bahagia aku menikah dengan Kinar, lalu kenapa bisa begini?" tanya Arjuna. "Sejak awal ibu melihat Kinar, wajahnya mengingatkanku pada seseorang. Namun, di dunia ini banyak orang memiliki kemi
Read more

75. Menenangkan Diri

Kinara berlari meninggalkan rumah Safira dan pulang ke rumahnya. Dia tidak mau bertemu dengan Arjuna dulu karena perasaannya kini masih campur aduk. Kinara memutuskan untuk tidur di kamar tamu dan untuk menenangkan diri, Kinara mengunci kamar dari dalam. Awalnya, Kinara ingin pergi jauh dari sini, setidaknya jangan pulang ke rumah Arjuna, namun dia memikirkan tentang kondisi tubuhnya, anaknya dan keadaan di luar yang tidak aman karena peneror itu belum ditangkap. Arjuna sampai di rumah dan mencari keberadaan Kinara. Mata Arjuna langsung tertuju pada kamar tamu. Kinara tidak mungkin berada di kamar mereka karena saat ini kondisinya yang tidak stabil. "Kinar? Kamu di dalam?" teriak Arjuna sambil menggedor pintu."Kinar, bukalah. Kita harus bicara," ucap Arjuna. Kinara diam. Dia tidak berniat membalas panggilan Arjuna. Kenyataan bahwa orang tuanya meninggal karena ulah keluarga ini, meninggalkan luka dan kecewa yang begitu dalam. "Kinar! Keluarlah! Kita harus bicara," ucap Arjuna. "
Read more

76. Memaafkan

Kinara dan Arjuna membuka pintu, di depan mereka sudah berdiri Safira dan Ardi. Kinara hanya diam melihat mertuanya itu, sampai pelukan hangat Kinara rasakan dari Safira."Maafkan Ibu, Kinar," ucap Safira dengan gemetar.Kinara bingung harus merespon seperti apa karena tubuhnya terasa kaku dan mulutnya juga tidak mampu berucap apapun. Untuk beberapa saat posisi mereka masih sama, Safira masih memeluk Kinara dengan tangis yang sejak tadi belum berhenti, begitu pula Kinara yang hanya mematung dengan air mata yang mengalir deras."Maafkan Ibu, Kinar," kembali Safira mengulang perkataannya untuk meyakinkan Kinara bahwa maaf itu tulus.Kinara mulai merespon, dia melepas pelukan Safira dan menatap lekat wanita paruh baya di depannya. Wanita yang sangat dia sayangi dan bahkan dia anggap sebagai ibunya sendiri. Kinara yang begitu kagum dengan sosok Safira, sejak pertama bertemu sudah mendapatkan kehangatan dan cinta dari wanita itu. Haruskah kini ia egois? Tidak. Kinara memikirkan banyak hal
Read more

77. Rencana

"Halo?""Oh, baiklah."Arjuna menutup panggilan itu dan memberikan ponselnya pada Kinara."Siapa?" tanya Kinara."Pengantar makanan online yang kamu pesan. Aku akan mengambilnya keluar," jawab Arjuna.Kinara mengangguk dan Arjuna keluar untuk mengambil makanan. Kinara bermain dengan ponselnya sebentar lalu meletakkannya di atas nakas. Baru saja dia meletakkan ponsel itu, suara panggilan masuk kembali berdering.Kinara mengambil kembali ponsel itu dan melihat nomor asing lagi. Segera Kinara angkat namun tidak ada jawaban dari si penelepon, hingga sambungan itu terputus. Kinara menggelengkan kepalanya, Kinara pikir, mungkin saja orang iseng.Arjuna kembali dengan beberapa kantong plastik di tangannya. Kinara hendak menghampiri Arjuna namun ponselnya kembali berdering. Kali ini bukan panggilan melainkan chat masuk.Kinara membuka pesan itu dan terkejut setelah membacanya. Kinara memberikan ponselnya pada Arjuna dan segera menghubungi nomor itu namun sudah tidak aktif lagi. "Tidak aktif,
Read more

78. Eksekusi

Kinara sudah berada di taman dan mengunggah foto dirinya di media sosial, tidak lupa ia berikan caption sedih dan ingin sendiri. Siapa tahu dengan begini si peneror akan melihat postingannya dan datang ke taman.Perasaan Kinara tidak karuan, takut, cemas dan khawatir bercampur menjadi satu. Dia harus hati-hati sebisa mungkin agar tidak membahayakan dirinya dan juga calon bayinya.Arjuna, Argan dan beberapa orang suruhan Arjuna sudah berada di taman itu dengan posisi bersembunyi serapi mungkin, agar tidak menimbulkan kecurigaan peneror itu.Rencana berubah, awalnya Kinara akan berada di taman itu sendiri. Namun akan menimbulkan kecurigaan jika dia hanya sendiri saja, untuk itu Kinara meminta bantuan Amel. Amel setuju untuk membantu setelah mendengar cerita dari Kinara. Sahabatnya satu itu memang bisa diandalkan dalam hal apapun. Kinara dan Amel, baik keduanya mengunggah foto di media sosial. Mereka berpura-pura sedang piknik di taman itu dengan membawa beberapa makanan dan minuman. B
Read more

79. Memastikan

"Jun, ada masalah apa di kantor?" tanya Kinara setelah mertuanya pulang."Ada sedikit masalah di kantor utama. Aku besok harus bekerja di sana untuk memastikan," jawab Arjuna.Kinara memperhatikan suaminya, sepertinya bukan hanya masalah kecil karena terlihat gelisah di wajah Arjuna."Aku boleh ikut?" tanya Kinara.Arjuna yang sudah berbaring di samping Kinara menoleh untuk menatap istrinya. Arjuna hanya diam memperhatikan Kinara, kemudian tersenyum manis. "Nggak mau jauh-jauh dariku, ya?" goda Arjuna. "Hahaha, iya kayaknya. Bukan aku loh, tapi anakmu," jawab Kinara.Arjuna membawa Kinara ke dalam dekapannya. Perasaannya kembali tenang saat berada di posisi seperti ini."Ada apa, Jun? Jujurlah padaku," ucap Kinara."Wajahmu menunjukkan kecemasan," ucap Kinara lagi.Arjuna menghela napas dan menghembuskannya perlahan. Sepertinya dia harus jujur pada Kinara."Masalah satu selesai muncul lagi masalah lainnya. Hidup memang seperti itu, ya?" tanya Arjuna."Dan masalah itu pasti ada jalan
Read more

80. Fakta

"Memastikan sesuatu.""Kemana?" tanya Kinara."Ayo ikut, Kinar."Arjuna pergi meninggalkan ruangannya dan diikuti oleh Kinara. Sejak tadi wajah Arjuna menunjukkan kecemasan. Kinara tidak tahu apa yang Arjuna temukan dari berkas laporan keuangan yang bertumpuk tadi. Kinara yakin, ada sesuatu yang mungkin saja memang berhubungan dengan Rama, sehingga Arjuna tampak cemas dan khawatir.Kinara hanya diam mengikuti langkah Arjuna meninggalkan kantor dan masuk ke dalam mobil. Kinara tidak tahu mereka akan pergi kemana, lebih baik ia bertanya nanti saja, karena sekarang Arjuna seperti tidak ingin diajak bicara serius dulu.Mobil berhenti di salah satu bank terbesar di negara ini. Kinara mengikuti langkah Arjuna dan duduk di kursi tunggu. Arjuna yang memang sudah kenal dengan pihak bank karena kerja sama bisnis, langsung menuju bagian dalam. Kinara menunggu di luar sambil bermain ponselnya.Kinara membuka pesan dari Amel. Sahabatnya itu mengirimkan beberapa foto saat dirinya di Bogor kemarin.
Read more
PREV
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status