Beranda / CEO / BOSKU MANTAN SUAMIKU / Bab 51 - Bab 60

Semua Bab BOSKU MANTAN SUAMIKU: Bab 51 - Bab 60

79 Bab

51. Dekat Demi Kimie

(POV Shakira)Ada yang tidak beres dengan Kimie. Anak itu masih saja ceria. Namun, kian hari wajahnya tampak memucat. Sering mengeluh lelah padahal tidak melakukan aktivitas fisik yang berlebihan. Demam tanpa alasan yang jelas. Lebam-lebam di sekitar tubuhnya.Tadinya aku manut dengan nasihat Ibu. Dengan tidak berpikiran buruk. Meyakini jika Kimie kelelahan dan stress karena akan menghadapi ujian kenaikan kelas. Namun, ketika intensitas mimisan Kimie mengalami kenaikan. Hatiku sudah tidak bisa lagi diam.Aku menghubungi Jamie. Memberi tahu padanya mengenai kondisi Kimie. Bagaimana pun dia adalah ayah kandungnya.Tentu saja Jamie langsung cemas mendengar penuturanku. Tanpa menunggu, lelaki itu mengajakku untuk memeriksakan Kimie pada Sandrina. Aku langsung setuju. Karena Sandrina seorang dokter anak yang sudah cukup berpengalaman.*"Sebaiknya Kimie harus segera di-CT scan," saran Sandrina ketika kami datang memeriksakan Kimie. Mata wanita fokus membaca buku riwayat sakitnya Kimie."Ke
Baca selengkapnya

52. Rahasia Aldi

(POV Aldi)Mencintai Shakira, perasaan itu sudah tumbuh sejak aku masih sekolah dulu. Shakira yang dan pintar tentu saja menjadi salah satu siswa yang populer pada waktu itu. Ditambah pembawaannya yang tenang dan kalem membuat incaran para siswa laki-laki. Dan aku salah satu penggemar misteriusnya.Aku bukan seorang pecundang. Sama seperti Shakira, aku pun masuk dalam jajaran siswa populer. Banyak bilang aku tampan. Apalagi sejak menjadi pemain basket bisa kata hampir semua siswi di sekolah mengenal aku.Sebenarnya aku juga tergolong siswa berotak encer. Namun, kesibukan sebagai seorang foto model dan pemain basket membuat waktu belajarku berantakan. Apalagi setelah mengetahui gadis yang kupuja menjalin hubungan dengan kawan baik sendiri.Aku bahkan dibuat shock saat mendengar Shakira hamil di luar nikah dengan Jamie. Tidak kusangka, gadis kalem yang tidak pernah neko-neko itu bisa jatuh ke lubang nista. Sangat menyayangkan masa depan Shakira harus terenggut karena ulah kebodohannya.
Baca selengkapnya

53. Pada Suatu Malam

(POV Aldi)Ujian rumah tanggaku dengan Shakira mulai diuji. Kimie tercinta terkena kanker darah. Anak itu memerlukan perawatan khusus dengan biaya yang tidak sedikit.Sebagai seorang ayah walau berstatus sambung, aku merasa sedih. Karena tidak mampu memberikan kontribusi yang maksimal pada Kimie. Aku bukan seorang hartawan seperti Jamie. Bagiku sakitnya Kimie seolah mendekatkan hubungan Shakira dan Jamie yang sempat merenggang.Sering kudapati Shakira, Jamie, dan Kimie tengah tergelak bersama. Tawa Shakira benar-benar lepas. Binar matanya menunjukkan kebahagiaan. Dan itu tidak pernah kudapati jika bersamaku.Hatiku kian dilanda cemas, saat mendengar permintaan Kimie. Bocah itu mengharapkan kedua orang tuanya bersatu kembali."Jadi kamu mendoakan agar rumah tanggaku dan Kira kandas?" heranku saat mendengar betapa entengnya Jamie menyanggupi permintaan Kimie."Tentu tidak," sanggah Jamie kalem. Mulutnya mulai mengunyah nasi Padang yang ia bawa. "Aku cuma tidak mau mendahului takdir Alla
Baca selengkapnya

54. Mimpi Ibu

(POV Shakira)Bapak Jaya alias papanya Jamie sepakat membawa Kimie berobat ke Singapura. Tidak tanggung-tanggung, pria kaya itu memboyong semua keluargaku ke negeri singa tersebut. Kecuali Aldi tentunya. Karena Bapak Jaya hanya mau mengakomodasi orang-orang yang memiliki hubungan pertalian darah dengan Kimie.Sayangnya Salwa tidak bisa turut serta. Gadis itu sedang ada ujian. Ketika menjalani pemeriksaan, dirinya juga sum-sum tulang belakangnya tidak cocok untuk Kimie.Bertujuh dengan Sandrina, kami bertolak ke Singapura pada pukul sebelas lewat lima menit. Pukul satu siang kami tiba di Bandara Changi Singapura. Bapak Jaya membawa kami semua beristirahat sejenak di Orchard Mandarin Hotel.Papa Jamie sengaja memesan kamar di hotel tersebut, karena lokasinya yang berada tidak jauh dari rumah sakit tempat Kimie dirawat nantinya. Suami dari Tante Lia itu membooking tiga kamar untuk dirinya dengan sang istri, Jamie, dan Sandrina. Sementara aku dan Ibu akan tinggal di rumah sakit menemani K
Baca selengkapnya

55. Ada yang Aneh Dengan Aldi

"Ha ... halo, Kira." Suara Aldi terdengar lirih."Al, Kimie ingin video call nih.""Apa? Video call? Oke-oke ... bentar dulu!" Entah kenapa aku seperti menangkap kepanikan pada suara itu. "Lima menit lagi aku telpon balik. Aku lagi di kamar mandi nih."Belum sempat aku membalas, Aldi sudah mematikan sambungan. Aku menghela napas. Kenapa terkesan gugup Aldi tadi?Ibu yang berada di ruang tamu mendekat. Wanita itu duduk tidak jauh dari kursi Jamie. Lima menit kemudian, Aldi memenuhi janjinya. Pria itu melakukan panggilan video."Hallo!" Dalam video Aldi melambaikan tangan. Bibirnya melukis senyum. "Kira, mana Kimie?" tanya dia kemudian."Sebentar!"Kuserahkan ponsel pada Kimie. Gadis itu langsung menyengir senang. Menyapa hangat ayah sambungnya."Ayah Aldi, nanti siang Kimie mau dikemo. Doakan lancar ya," mohon Kimie dengan suara lemah."Oh ... tentu! Ayah berdoa siang dan malam demi kesembuhan princess ayah," sambut Aldi terdengar semangat.Kimie tersenyum kecil. Gadis cilik itu pun
Baca selengkapnya

55. Salwa dan Aldi

(POV Shakira)"Salwa? Nga-ngapain kamu?" tegur Aldi terlihat gugup."Kenapa Kak Aldi ngehindari aku?" tanya Salwa dengan wajah dinginnya.Aldi tidak langsung menyahut. Terdengar dia mendesah. "Kita memang gak boleh dekat-dekat, Wa. Takut aku ... aku khilaf lagi."Khilaf? Apa maksudnya?Tiba-tiba dadaku terasa sesak.Menit berikutnya, terlihat Salwa menunduk. "Tahu kamu, Kak, beberapa hari ini aku dilanda takut," ungkapnya terdengar tergetar."Kenapa?" Aldi menatap Salwa sekilas."Aku ... aku telat."Bagai ada tangan yang mencekik leherku mendengar pengakuan Salwa."Telat?" Kulihat mata Aldi membulat sempurna, "ma-maksudnya?" tanya Aldi dengan mimik kecemasan."Ya ... telat. Aku belum--""Kira!"Aku menoleh. Sosok Ibu menghampiri dengan tergopoh-gopoh. "Ngapain di sini malem-malem? Kimie nyariin itu," tegur Ibu.Sebenarnya tidak terlalu keras. Hanya saja sunyinya malam, membuat suara Ibu terdengar sampai Aldi dan Salwa. Kedua mahluk beda jenis itu langsung merenggangkan jarak."Salwa?
Baca selengkapnya

56. Pengakuan Salwa

Keesokan paginya, aku tidak punya waktu lagi untuk menanyakan kembali arti kata telat dan khilaf. Karena Kimie mengalami demam dan mual-mual. Lalu berakhir pada muntah.Kondisi Kimie terlihat lemah sekali. Aku dan Jamie tidak bisa beranjak ke mana-mana. Kimie mengingikan kami selalu berada tidak jauh darinya."Kalo seandainya aku meninggal, maukah Bunda dan Ayah berjanji untukku," pinta Kimie dengan bibir pucatnya."Kamu ngomong apa sih, Kim?" Aku menukas gemas. Rasa takut membuatku menitikkan air mata. "Kimie, kamu itu akan sembuh. Sekarang sedang dalam proses pemulihan. Harus sabar," nasihatku sambil memeluknya erat."Katakan pada ayah! Apa yang harus ayah lakukan agar Kimie semangat lagi?" tanya Jamie menatap putrinya dengan penuh kasih sayang."Beneran ayah mau menuhin permintaan aku?" Kimie mengerjap penuh harap."Tentu. Untuk Kimie, apa pun akan ayah lakukan untukmu," janji Jamie terdengar yakin.Kimie tersenyum. Bocah itu kini beralih mendekap ayahnya. "Kalo nanti pulang, aku m
Baca selengkapnya

57. Sidang

PRANK!Aku dan Aldi sontak berpaling pada meja Salwa. Tampak pundak gadis itu turun naik seolah tengah menahan amarah. Cangkir berisi minuman baru saja ia pecahkan."Kamu apa-apaan, Salwa?" tegurku heran melihat wajah gadis itu memerah.Salwa tidak menjawab. Gadis itu mendekat, lantas langsung menarik baju Aldi."Setelah sembuh dari sakitmu dengan bisa meniduri aku, sekarang kamu meminta hakmu pada Mbak Kira, iya?!" gertak Salwa sambil mengguncang tubuh Aldi. "Serakah sekali kamu, mau memakan adik kakak secara bergantian," semburnya dengan mata mendelik. "Walau pun aku tidak jadi hamil, tapi kamu harus tetap bertanggung jawab!" tuntut Salwa tegas.Bibirku kelu mendengar penuturan Salwa. "Ka-kalian?" "Ya. Kak Aldi pernah meniduri aku, Mbak," sahut Salwa lantang.Mulutku ternganga lebar. Dunia ini seakan runtuh menimpa badan, saat mendengar kejujuran dari bibir Salwa. Aku ingin mengingkarinya, tapi ini nyata. Tiba-tiba dada ini terasa sesak. Ketika kupukul, rasa itu tidak juga menghil
Baca selengkapnya

58. Sebuah Keputusan

Pengkhianatan Aldi dan Salwa tentu sangat membekas di hati. Mungkin akan kumaafkan kesalahan mereka, jika Aldi tidak sampai menyentuh Salwa. Seringkali tubuh ini bergidik ngeri jika membayangkan Aldi yang kotor itu menjamah. Aku memang bukan wanita yang suci. Alasan itulah yang membuatku beberapa kali menolak pinangan Aldi. Namun, aku merasa sedikit lebih baik darinya karena tidak pernah melakukan pengkhianatan terhadap pasangan.Sementara itu, hubunganku dengan Salwa juga mengalami kebekuan. Kami malas bertukar sapa. Masing-masing dari kami berusaha untuk saling menghindar. Suasana hangat pada saat makan bersama kini telah sirna. Sungguh ini sangat tidak nyaman."Kok Ibu merasa kalo kalian seperti tengah perang dingin, ya," ujar Ibu pada suatu malam. Wanita itu sengaja mendudukkan aku, Salwa, dan Aldi di ruang keluarga usai makan malam. Tidak ada Kimie. Bocah itu sudah terlelap sehabis meminum obat malamnya."Ahhh ... itu hanya perasaan Ibu saja." Salwa membantah langsung. Gadis it
Baca selengkapnya

59. Jamie VS Aldi

"Mulai detik ini, belajarlah mencintai Salwa. Karena gadis itu benar-benar tulus mencintaimu, Al," suruhku lembut sembari memegang kedua pundaknya."Apakah itu artinya kamu sangat menginginkan perceraian kita?" tanya Aldi lirih. Embun di matanya menjadi penanda jika dia teramat nelanga."Demi kebahagiaan Salwa. Demi kebahagiaan kamu, aku rela menjanda dua kali," putusku yakin."Bagaimana aku bahagia jika kebahagiaanku adalah kamu," sanggah Aldi serius. "Beri aku kesempatan kedua, Kira. Aku mohon.""Sudahlah, Al. Jangan buat semuanya jadi ribet." Aku mengakhiri perdebatan dengan mendorong tubuh Aldi keluar dari kamar. Lantas menguncinya rapat. Dari semenjak pengakuan Salwa satu bulan kemarin, aku dan Aldi memang pisah ranjang. Beruntung Ibu belum mencurigainya. Walau pernah memergoki Aldi tidur di sofa ruang keluarga.*Hari ke hari kondisi Kimie berangsur pulih. Wajah pucatnya kini telah berseri kembali. Napsu makannya meningkat. Gadis itu ingin menginjakkan kakinya kembali ke sekola
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
345678
DMCA.com Protection Status