Home / Romansa / Nafkah Batin Basi / Chapter 101 - Chapter 110

All Chapters of Nafkah Batin Basi: Chapter 101 - Chapter 110

200 Chapters

Bab 101. Cinta Tak Berbalas Luruhkan Air Mata

Bab 101. Cinta Tak Berbalas Luruhkan Air Mata “Mobil Mbak Amel keluar, Pak! Kami akan mengikutinya.” Junan kembali melaporkan. “Satu orang tetap berjaga di rumah itu! Jangan lengah!” titah Andre. “Siaap, Pak Andre! Kami berangkat.” “Ok.” Andre mengembalikan ponselnya ke dalam saku. Setelah urusan kantor beres dan mengencek proyek, dia berencana menemui Amelia, untuk memastikan keberadan Yati di rumah gadis itu. * “Pagi, Pak!” Para karyawan kantor mengangguk hormat saat Andre masuk ke dalam kantor. Pria itu membalas dengan anggukan kepala dan terus berjalan menuju ruangannya. Saat melewati meja Maya, dia meminta agar gadis itu segera menghadapnya. “Saya buru-buru, May! Mana berkas yang perlu saya tanda-tangani?” perintahnya begitu Maya masuk. “Ini, Pak. Sudah saya letakkan di meja Bapak!” Maya menunjuk sebuah map file di hadapan Andre. Tanpa membaca isinya, pria itu menanda tangani semuanya. Dia sudah begitu percaya pada Maya, sekretaris yang sudah begitu lama bekerja di ka
last updateLast Updated : 2022-05-16
Read more

Bab 102. Dinda Mulai Memasang Jerat

Bab 102. Dinda Mulai Memasang Jerat ======= “Oh, ya, siapa nama Mbak kemarin, biar saya cari filenya?” tanya Maya meneliti wajah dan penampilan calon karyawan baru Andre. “Dinda, Bu. Adinda Angraini.” Wanita anggun nan cantik itu menjawab sopan. “Ok, ini filenya. Em, lulusan D3, tapi Mbak belum punya pengalaman kerja, ya, Mbak?” “Iya, Bu, soalnya begitu selesai kuliah saya sempat nikah. Tapi yaitu, pernikahan saya hancur. Setelah ditalak, saya bingung mau meneruskan hidup ini. Itu sebab saya harus bekerja, Bu. Untung Mas Leo berbaik hati merekomendasikan saya di kantor ini.” “Ya, saya paham, meskipun saya masih bingung. Kenapa Mas Leo masih begitu baik pada mantan adik iparnya. Padahal dia sudah berpisah dengan kakak Mbak, iya, kan?” Dinda terkesiap. Perempuan itu berharap jangan sampai sang sekretaris menyelidiki lebih jauh. Sebab dia mengetahui informasi lowongan kerja ini dari hasil menguping pembicaraan Leo dengan Maya lewat telpon dua hari yang lalu. Sama sekali tak ad
last updateLast Updated : 2022-05-16
Read more

Bab 103. Andre Sasaran Baru Yati

Bab 103. Andre Sasaran Baru Yati Andre segera menyalakan laptop, lalu membuka e-mail masuk. Beberapa menit dia berkutat dengan dokumen yang baru saja masuk. “Hebat! Lihat Bang Leo, kinerja karyawan baru kita. Sepertinya dia begitu cerdas. Dia bisa menganalis dengan begitu teliti dan dari mampu menyimpulkan dengan begitu cepat. Dari lima proposal yang dia analysis, dia sudah menemukan yang mana yang paling menjanjikan. Ok, kita ambil saja proyek ini, bagaimana menurut Bang Leo?” “Saya setuju, Pak! Jadi sambil yang di sini berjalan, yang itu kita mulai kerjakan juga.” “Ya. Mengenai tenaga yang kita butuhkan juga sudah dia rinci dengan maksimal. Saya bangga mempunyai karyawan secerdas ini, Bang Leo!” “Iya, Pak! Semoga perusahaan kita makin maju berkat dukungan kinerjanya.” Sebuah notifikasi masuk ke ponsel Andre. Chat di aplikasi hijau, nomor baru. [Maaf, Pak. Saya Dinda, karyawan baru Bapak, save nomor saya, ya, Pak!] “Dinda?” sergah Andre mengernyitkan kening. “Maksud Bapak
last updateLast Updated : 2022-05-16
Read more

Bab 104. Yati Bugil, Perbuatan Andrekah?

Bab 104. Yati Bugil, Perbuatan Andrekah? Sedikitpun Andre tak menyadari, kalau dia kini menjadi sasaran balas dendam Yati. Pria itu bermaksud segera membenahi perlatan kantornya, tetapi saat hendak mematikan laptop netranya melihat sebuah e-mail masuk. Terpaksa dia membukanya terlebih dahulu. Mungkin ada yang penting menyangkut berkas proyek, begitu pikirnya. Maya mengirim berkas-berkas yang membutuhkan persetujuannya sebelum diprint dan dia tanda tangani. Butuh waktu setengah jam dia meneliti semua itu. Setelah semua kelar, file itu dia kirim kembali ke e-mail kantor. Lalu dia bergegas mematikan laptop dan menuju ke mobil. Saat itulah Acun meneleponnya. “Maaf, Pak Andre saya Acun, anggota Bang Bram yang bertugas di sekitar rumah Mbak Amelia.” “Iya, bagaimana perkembangan penyelidikan kalian tentang si perempuan itu? Ada perkembangan?” tanya Andre antusias. “Tadi dia keluar dari rumah Mbak Amel naik ojek, Pak. Saya ikuti ternyata dia menuju sebuah apotik terdekat. Saat dia s
last updateLast Updated : 2022-05-16
Read more

Bab 105. Yati Terjebak Dalam Jebakan Sendiri

Bab 105. Yati Terjebak Dalam Jebakan Sendiri “Bangunkan pria busuk itu! Lemparkan ke mobilnya! Aku gak mau lihat dia ada di sini!” lirih Amelia dengan tangis tertahan. “Maaf, Mbak!” ucap seseorang tiba-tiba. Semua tersentak kaget, Acung keluar dari tempat persembunyiannya. Di tangannya terulur sebuah ponsel, benda itu dia ulurkan pada Amelia. Yati tak kelah kaget. Wajahnya memucat dilanda ketakutan. “Si-siapa, Anda? Kenapa ada di dalam rumah saya?” tanya Amelia berusaha menguasai diri kembali. Badannya ditegakkan, tatapan kembali tajam. Tak ada gunanya berlemah-lemah, segala masalah harus dihadapi dengan tegar. Begitu dia menguatkan diri. “Anda … Anda, Anda yang masuk ke dalam rumah ini waktu itu juga, bukan?” tanya gadis itu lagi. “Saya Acung, Mbak. Orang yang diminta menjaga keamanan di wilayah sini.” “Jangan bohong! Saya udah tahu, Anda adalah kawanan pria busuk ini, kan? Orang yang disuruh oleh laki-laki ini untuk memata-matai saya dan rumah saya, betulkan?!” “Tolong
last updateLast Updated : 2022-05-16
Read more

Bab 106. Bukti Cinta Andre

Bab 106. Bukti Cinta Andre “Itu, lho, Pak! Si Yati ….” “Bik, tolong ambilkan minum buat Mas Andre!” titah Amelia memotong kalimat Bik Jum. “Baik, Non.” Perempuan itu langsung menjalankan perintah Amelia. “Bangun, Mas! Kita bicara di teras saja!” kata Amelia lalu berjalan kembali ke arah depan. Andre berusaha bangkit lalu mengikuti Amelia sambil berusaha berfikir keras, mencoba mengingat lagi semuanya sekali lagi. Saat keduanya sudah duduk di kursi rotan di sudut teras, sebuah notifikasi pesan masuk terdengar dari ponsel Andre. Acung mengirim rekaman video tadi. “Astaga, ini … Mel ….” Pria itu tampak panik demi melihat relaman itu. Wajahnya memerah menahan luapan emosi. “Maaf, aku yang salah karena telah menampung ular di rumah ini. Dia membenciku, tetapi Mas Andre malah yang dia jadikan sasaran!” sesal Amelia . “Sejak awal aku sudah curiga, kenapa kamu malah menerima dia tinggal di rumah ini. Itu sebab aku meminta Bang Acun mengawasi dan menyelidiki tentang dia.” “Maaf, a
last updateLast Updated : 2022-05-17
Read more

Bab 107. Drama Ala Dinda

Bab 107. Drama Ala Dinda Dinda semakin resah. Besok pagi, dia dan seluruh keluarganya harus angkat kaki dari rumah Leo. Sementara Dina dan Darfan hanya bisa pasrah. Menunggu sambil termangu, hanya itu yang mereka lakukan. Dinda yang gesit dan cerdas harus memutar otak untuk menolong keluarganya. Tetapi, tak ada cara yang lebih baik menurut dia selain memeras Andre. “Mbak Dinda, gimana filenya, udah ok, kan?” tanya Maya memecah keheningan. “Udah, Bu. Ini tinggal kirim aja,” jawab Dinda memeriksa file itu sekali lagi. File yang berisi persetujuan kontrak pembangunan proyek yang dilengkapi dengan sebuah video. Video mesum yang pelakuya adalah sang direktur dengan dirinya. Dengan satu sentuhan, maka file ini akan terkirim kepada calon mitra bisnis baru mereka. Dinda bisa membayangkan, apa yang akan terjadi bila video itu tersebar. Senyum samar terulas di bibir tipisnya. “Kalau udah beres, kirim aja, ya!” perintah Maya seraya membereskan semua perlatan kerjanya. “Baik, Bu.” Dinda
last updateLast Updated : 2022-05-17
Read more

Bab 108. Maya Mundur

Bab 108. Maya Mundur Pudar sudah, tak ada harapan apa-apa lagi. Mundur, itu langkah yang harus ditempuh Maya kini. Sebab tak guna menunggu lagi. Tak juga ingin menjadi duri penghalang dalam rumah tangga orang yang dia cintai. “Pantes apa, Bu?” tanya Dinda menghentak pedihnya. “Enggak, enggak apa-apa. Yuk, kita pulang aja!” lirihnya seraya mematikan laptop lalu meraih tas selempang miliknya. “Ya, Ibu duluan aja! Saya selesaikan lembar ini saja! Saya juga akan pulang setelah ini kelar.” “Baik, saya duluan, ya! sampai jumpa besok pagi!” “Baik, Bu.” *** Leo berkeliling sekali lagi untuk memastikan situasi para pekerja proyek. Hatinya mulai gundah sejak dua jam yang lalu. Gundah menunggu kabar dari Pak Bos tentang karyawan baru itu. Bukankah seharusnya Andre sudah tiba di kantor sejak tadi, lalu mengabarkan padanya tentang situasi di kantor pusat? Tetapi, hingga detik ini, tak juga ada kabar yang dia terima. Haruskah dia menelpon duluan sang Bos? Achk … rasanya tidak etis bila
last updateLast Updated : 2022-05-17
Read more

Bab 109. Ancaman Dinda Tak Mempan

Bab 109. Ancaman Dinda Tak Mempan “Saya tidak pernah merekomendasikan siapa-siapa! Saya tidak pernah menyuruh siapapun datang ngelamar ke sini! Bu Maya memang pernah menyuruh saya mencari tenaga kerja yang kompeten. Saya iyakan, tapi hingga detik ini saya belum menemukan siapa-siapa. “Jadi, itu?” Maya menunjuk ke arah kantor. Dia tampak sedikit syok karena terkejut “Apakah pegawai baru itu bernama Dinda? Dinda … mantan adik ipar saya?” “Ya.” “Shit!” Kepalan tangan Leo terangkat, lalu mendarat sebuah pukulan di dinding pembatas asreal parkir. Maya keluar dari mobil Berjalan pelan menghampiri pria itu. hatinya berkecamuk sekarang. Perasaan bersalah memenuhi benaknya. “Jadi, Mas Leo tidak pernah menyetujui adik ipar Mas untuk bekerja di sini?” lirihnya dengan suara pelan. “Tidak mungkin, Bu Maya. Dinda itu ular! Dan satu lagi, dia bukan adik ipar saya lagi. Dia hanya mantan. Yang paling penting lagi adalah, saya tak pernha berniat rujuk dengan Dina kakak perempuan licik itu!” “
last updateLast Updated : 2022-05-17
Read more

Bab 110. Dinda Meradang, Amelia Tetap Elegan

Bab 110. Dinda Meradang, Amelia Tetap Elegan “Mel, terima kasih, Sayang. Aku lega sekali mendengarnya. Aku siap sekarang. Mel, betapa aku ingin memeluk kamu sekarang, sebagai ungkapan kelegaan hatiku ini, boleh?” “Boleh, Mas.” “Terima kasih, Sayang!” Andre menegakkan tubuh, merengkuh tubuh sang kekasih, dan membawanya ke dalam dekapan hangat. Percakapan itu terdengar jelas di telinga Dinda. Ponsel di tangan Amelia masih dalam keadaan menyala. Bahkan Amelia sengaja agar Dinda mendengar semuanya. “Kalian …! Bangsat kalian berdua! Kalian pikir aku main-main, ha! Aku tengah mengancam kamu Andre bangs*t!!! Tapi kalian malah pamer kemesraan, begitu!? Baik, aku klik send sekarang juga, Bukan hanya ke satu e-mail, tapi ke seluruh e-mail mitra kerja kamu!” “Lakukan saja, dinda, agar kau puas! Semoga kau tidak sakit jiwa karena kecewa!” “Kribooooo …! Awas kau, ya!” “Kutunggu, bila kau belum puas juga! Tapi maaf, aku matiin hapenya, ya. Mas Andre agak sedikit nakal, nih. Maaf, ya, Di
last updateLast Updated : 2022-05-17
Read more
PREV
1
...
910111213
...
20
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status