Setelah Sepuluh Tahun Pernikahan 46 Malam Ini Milik Kita "Nggak mau, Pak. Malu katanya." Mas Damar tiba-tiba menyahut. "Izin keluar ya, Pak." Lagi-lagi suamiku itu bersuara. Mendengar itu wajahku rasanya menghangat. Bibirku tiba-tiba saja menyunggingkan senyum. Senyum merekah yang keluar dengan sendirinya. "Nggak usah minta izin, ya sudah buruan berangkat. Jangan khawatirin anak-anak mumpung masih ada Bapak dan Ibu di sini, puas-puasin berduaan dulu. Kalau Bapak dan Ibu sudah pulang beda lagi ceritanya," ucap Bapak sambil terkekeh. Beliau yang kebetulan lewat depan kamar langsung berhenti saat melihatku berada di luar kamar. Bapak pun kembali berlalu meninggalkan aku dan Mas Damar yang masih berdiri di depan pintu. Tatapan mata Mas Damar seakan mengejekku karena tak percaya dengan ucapannya tadi. "Ya sudah buruan ganti ba
Read more