Setelah Sepuluh Tahun Pernikahan 34 Hati Yang Mulai Terbuka "Motor siapa, Pak?" tanyaku saat aku sudah berada di hadapan bapak, ibu, dan ibu mertua. Mereka bertiga sedang duduk di ruang tamu bercengkrama bersama saat istirahat sejenak dari rutinitas persiapan acara pengajian untuk Mas Bima. "Motor buatmu, Nduk. Sekarang kan kamu sudah bekerja, sengaja bapak belikan motor biar kalau berangkat kerja nggak perlu naik angkot lagi." "Bapak punya uang?" tanyaku menelisik sambil mendekat ke arah ketiganya. Kucium satu persatu tangan orang tuaku itu lalu aku duduk di sebelah mereka. "Ya ada, Nduk. Kan Bapak juga kerja nggarap ladang. Sedikit demi sedikit hasilnya bapak tabung dan sekarang bisa buat belikan kamu motor ini. Bagus nggak?" Wajah bapak menunjuk motor yang terparkir di halaman rumah dengan dagunya. Sebuah motor matic keluaran terba
Read more