Kanaya gegas bersiap-siap dan pamit kepada kedua putrinya. Namun ia tidak bilang akan ke Bandung, hanya izin ada urusan penting bersama teman.“Ya, Mama …,” keluh Alya.“Iya, hari minggu menyebalkan. Papa enggak ada, Mama juga ikut-ikutan enggak ada,” protes Anna.“Dasar orang dewasa! Dikit-dikit ada urusan penting. Emang anaknya enggak penting apa?” Alya mencebik.“Uh Sayang … I am sorry, please!”“Tahu ah,” ketusnya.Kanaya tidak punya banyak waktu untuk membujuk anak-anak. Ia memutuskan tetap pergi, meski bibir mereka mengerucut.“Kak, aku kok ngerasa akhir-akhir ini Mama aneh.” Alya berujar setelah mamanya berlalu.“Iya, sama.”“Ada apa, ya?”“Entah,” sahut Anna malas. Ia kembali memainkan game di ponselnya. Kapan lagi bisa sebebas ini main ponsel, kalau bukan saat mamanya tidak ada di rumah.** Sebenarnya ini untuk pertama Kanaya membawa mobil sendiri ke Bandung. Ada rasa was-was dan panik dalam dirinya. Akan tetapi rasa penasaran akan sosok Dewi juga bra yang diliha
Last Updated : 2022-05-25 Read more