All Chapters of Terlahir Kembali Sebagai Istri Milyarder: Chapter 71 - Chapter 80

95 Chapters

71. Namaku Maya, Evan

"Polisi! Jangan ada yang bergerak!"Ketika Maya melihat penyelamatannya akhirnya menjemputnya yang hampir meregang nyawa, udaranya yang ganas dan berbahaya perlahan-lahan menghilang seperti kabut. Yang tersisa pada diri gadis itu kini hanya perasaan terharu saat dia melihat suaminya sendiri berdiri dengan gagah di depannya seperti seorang pria yang kuat. Maya jelas ingat bahwa Evan masih menggunakan kursi roda untuk mengantarnya ke kampus pagi ini. Namun di depannya kini, Evan jelas-jelas berjalan menggunakan kedua kakinya sendiri untuk maju dan menghampiri dia yang terduduk tidak berdaya di kursi besi yang mengikat tubuh berdarahnya. Ketika Evan sudah cukup dekat dengan dirinya sendiri, Maya baru sadar bahwa saat ini, Evan jelas bukan pria lemah seperti yang dia temui satu tahun yang lalu. Pria di depannya ini tinggi dan kuat, sementara tubuhnya membawa perasaan gagah dan sehat. Dari ekspresinya saja, Maya sudah bisa tahu bahwa seluruh tubuh pria itu kini dipenuhi otot-otot yang teg
Read more

72. Kepribadian Ganda

"Di tubuhnya, terdapat banyak luka dan memar yang membutuhkan perawatan intensif untuk sementara waktu. Pasien juga memiliki patah tulang di area dada dan tangannya. Kami menemukan bahwa perutnya juga mengalami pendarahan karena pukulan berulang di daerah yang sama. Karena pasien juga memiliki riwayat gegar otak ringan, kami juga harus melakukan pemeriksaan lebih lanjut terkait benturan yang pasien terima hari ini. Setelah ini, mungkin Anda bisa menyewa psikiater untuk memastikan pasien tidak memiliki trauma setelah kejadian ini. Sejujurnya, pasien bisa bertahan sampai sejauh ini juga sudah merupakan keajaiban."Evan mengerutkan keningnya. Wajahnya terlihat sangat buruk, saat dia menjawab penjelasan dokter tersebut dengan suara yang terdengar suram. "Terima kasih Dokter," balasnya dengan singkat. Maya terluka parah, dan itu terjadi karena salahnya lagi. Sebelumnya, Evan tidak terlalu khawatir karena istrinya itu tidak pernah sampai berada di situasi yang sampai mengancam keselamatann
Read more

73. Siapa Maya Sebenarnya, Finola?

KrekKrekMaya mendesis saat tubuhnya merasa sakit di saat dia tidak bisa melihat apa pun di ruang gelap yang kini dia tempati. Hal terakhir yang Maya ingat adalah Evan yang menangis ketika dia dibaringkan di lantai yang dingin. Maya seharusnya dibawa ke rumah sakit. Namun saat ini, dia malah berada di tempat aneh yang tidak berujung dan tidak memiliki setitik pun cahaya. Tubuhnya tanpa sadar merinding, saat dia mencoba bergerak untuk menjauh dari tempatnya berdiri saat ini. Namun tidak peduli sekeras apa Maya berusaha, gadis itu tetap tidak bisa beranjak sedikit pun dari posisinya berdiri saat ini. Suara menganggu yang sebelumnya hanya samar-samar terdengar semakin jelas seiring waktu. Itu suara kunyahan. Suara yang menyeramkan, dan dibarengi dengan perasaan sakit yang semakin menyengat dari seluruh tubuhnya. Dengan sekuat tenaga, Maya akhirnya memaksakan matanya untuk melihat mahluk apa yang ada di belakangnya saat ini. Para zombie, memakan tubuhnya seperti yang mereka lakukan di
Read more

74. Kebenaran yang Akhirnya Terungkap

"Finola... Siapa Maya yang kamu sebut dalam ucapanmu sebelumnya?"Maya benar-benar tidak tahu harus bagaimana saat Evan tiba-tiba menyakan hal yang sama sekali tidak dia duga. Maya tidak ingat dia pernah mengucapkan nama 'Maya' di depan Evan sebelumnya. Namun fakta tentang Evan yang mengetahui nama Maya jelas tidak bisa dia bantah. Gadis itu terdiam, karena dia tidak tahu harus menjawab pertanyaan itu dengan apa setelahnya. Maya diam bukan karena dia tidak percaya pada Evan. Namun melihat kisahnya sendiri, Maya ragu Evan tidak akan menganggapnya gila jika dia mengatakan yang sebenarnya. Maya sendiri tidak pernah mendengar kasus pindah dunia semacam ini. Dia sendiri, masih bingung dengan situasinya bahkan setelah satu tahun berlalu begitu saja. Sekarang, bagaimana dia bisa membuat Evan mengerti tentang situasinya? Dia memang bisa mengatakan bahwa dia hanya meracau sesuatu yang tidak jelas. Bermimpi mengenai hal yang abstrak, atau alasan lainnya yang lebih masuk akal. Namun sejujurnya
Read more

75. Ikatan Jiwa

"Aku percaya padamu."Maya mendongkak lagi saat Evan tiba-tiba berucap padanya. Pria itu menatapnya dengan wajah yakin, sebelum mengulang kalimatnya sekali lagi. "Aku percaya padamu. Aku telah berjanji padamu untuk tetap percaya padamu apa pun yang terjadi. Aku yang bisa sembuh dan sehat saja sudah merupakan keajaiban. Jadi mengapa, kamu yang menciptakan keajaiban ini tidak bisa mengatakan bahwa kehidupanmu saat ini merupakan keajaiban?"Evan tersenyum kecil. Maya. Memang, nama itu lebih cocok untuk gadis sehebat istrinya. Evan seakan menemukan pecahan yang hilang ketika dia mengulang nama itu berkali-kali di dalam hatinya. Maya. Wanita yang dia cintai itu Maya, bukan Finola yang dikenal orang-orang selama ini. "Lagipula," lanjut Evan kemudian. "Tidak peduli tubuh siapa yang kamu pakai saat ini, aku hanya mencintai jiwa yang mengisi raga ini. Aku mencintai gadis yang berani, hebat, dan selalu melindungiku di saat sulit. Aku mencintai Maya, seseorang yang berani datang untuk mengajuk
Read more

76. Pasangan yang Manis

"Duniamu sebelum ini... Pasti sangat mengerikan," komentar Evan pelan setelah dia mendengar cerita dari Maya. Setelah masing-masing dari mereka menyatakan perasaannya masing-masing, Evan memang mengatakan bahwa dia berharap bisa mendengar lebih jauh lagi tentang dunia yang Maya tinggali sebelum gadis itu pindah ke dunia ini. Maya dengan senang hati memberi tahu pria itu segalanya. Kecuali saat dokter datang untuk memeriksanya dan waktu makan, Maya asik menceritakan kehidupan masa lalunya sementara Evan juga dengan serius terus mendengarkan ucapan gadis itu. Maya benar-benar bahagia dia bisa bercerita tentang kehidupan masa lalunya pada seseorang di dunia ini. Maya merasa kini dia seperti memiliki tumpuan yang bisa mengingatkannya, bahwa Maya memang pernah hidup di dunia yang kacau tersebut. "Memang mengerikan. Kekacauan di mana-mana, dunia dengan hukum rimba, dan kejahatan yang merajalela karena dunia tidak memiliki hukuman pasti lagi. Awalnya, dunia itu memang terlihat seperti neraka
Read more

77. Kebenaran di Luar Logika

Ketika Kevin akhirnya datang lagi setelah dia selesai mengurusi perusahaan Evan, yang dia lihat tetaplah Maya yang tertidur sementara Evan beristirahat di sofa besar yang ada di ruangan itu. Pertama-tama Kevin menyimpan tas kerjanya di salah satu meja, sebelum dia ikut duduk di sebelah Evan. "Finola belum sadar sejak tadi?" tanya Kevin dengan khawatir. Evan segera menggeleng untuk menghentikan kekhawatiran temannya. "Dia sudah sadar saat kamu berada di perusahaan. Namun kembali tidur, setelah dokter memberinya obat-obatan," ujar Evan menjelaskan. Evan tahu Kevin pasti penasaran dengan kondisi Maya setelah gadis itu siuman tadi. Evan bergerak untuk bangkit dari posisi duduknya, sebelum pria itu menunjuk ke arah pintu keluar ruang rawat Maya. "Ayo kita bicara di luar."Evan menyeret Kevin keluar dari kamar, lalu duduk di bangku koridor yang sudah sepi pada larut malam. Evan membiarkan saat Kevin terlebih dahulu mencari vending machines dan membeli dua kaleng kopi untuk menemani obrol
Read more

78. Laporan Kris

Ketika Maya bangun sekali lagi, gadis itu bisa melihat bahwa suaminya sedang asik membahas sesuatu yang serius di depan layar laptop milik Kevin. Melihat keseriusan keduanya saat berbicara, Maya lebih memilih diam sambil menatap keduanya tanpa mengatakan apa pun. Ketika Evan akhirnya menyadari bahwa Maya telah membuka matanya, senyum hangat segera mengambil alih wajah yang sebelumnya terlihat serius saat pria itu buru-buru berjalan mendekatinya lalu memberi Maya senyuman yang tampak begitu hangat. "Kenapa kamu tidak mengatakan apa pun jika kamu memang sudah bangun? Apakah tidurmu nyenyak? Ini sudah waktunya makan malam. Aku akan meminta suster mengantarkan makan malammu ke sini oke?"Maya mengangguk saat dia menerima semua perhatian Evan dengan tangan terbuka. "Apakah kamu sendiri sudah makan? Kamu tidak bisa melewatkan makan malammu hanya karena kamu sudah baik-baik saja sekarang," ujar Maya memberi tahu. Hati Evan melembutkan ketika dia mendengar omelan Maya. Akhirnya, mereka benar
Read more

79. Balasan yang Pantas

Maya tahu rasa frustrasi yang dirasakan oleh Kris. Namun Maya tahu, meneruskan kasus itu juga hanya akan membahayakan posisi Kris dan rekan-rekannya. Mereka masing-masing hanya polisi jujur yang tidak memiliki dukungan dari keluarga besar mana pun. Jika orang seperti kakeknya ingin mereka menghilang dari muka bumi, melakukannya hampir sama seperti menepuk nyamuk bagi pria itu. Dengan sembuhnya Evan, Maya yakin kekuatan suaminya akan berkembang pesat mulai saat ini. Namun menyeret Evan untuk kembali bertarung hanya demi menghukum pria yang hampir mati seperti kakeknya, rasanya sangat buang-buang waktu. Selama Evan mendapat keadilannya, Maya tidak peduli bahkan jika kakek yang tidak pernah dia ketahui itu akan terus mencoba membunuhnya untuk selamanya. Maya tertawa dingin ketika dia membalas ucapan Kris. "Sersan Kris tidak perlu merepotkan diri dengan terus mengusut kasus itu. Satu-satunya yang dia lakukan hanyalah, mendukung seseorang untuk membunuhku ketika dia memiliki kesempatan.
Read more

80. Ini Akan Menjadi yang Terakhir

Evan berjalan cepat di lorong rumah sakit. Hanya ketika dia melihat Kris duduk di salah satu bangku di lorong rumah sakit yang relatif sepi, Evan akhirnya berhenti bicara dan duduk di sebelah petugas kepolisian tersebut. Ketika Evan duduk di sebelahnya, Kris sebenarnya masih tidak tahu bagaimana dia harus memulai pembicaraan. Pria itu mengepalkan tangannya dengan erat, sebelum tiba-tiba membungkuk ke arah Evan. "Tuan Evan, maaf karena Saya tidak bisa membantu apa-apa ketika Saya menangani kasus kecelakaan yang menimpa keluarga Tuan Evan bertahun-tahun yang lalu. Saya pengecut, Saya tidak memiliki keberanian yang cukup untuk mencari keadilan bagi Tuan Evan saat itu. Bahkan setelah bertahun-tahun berlalu dan Saya membangun pijakan Saya sendiri. Jika... Jika Nona Finola tidak mencariku saat itu, Saya mungkin tidak akan bisa menebus kesalahan Saya sampai saat ini."Evan segera membantu pria itu untuk duduk tegak lagi ketika dia bicara. "Tidak ada yang perlu dimaafkan, Sersan Kris. Saya j
Read more
PREV
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status