All Chapters of Terlahir Kembali Sebagai Istri Milyarder: Chapter 81 - Chapter 90

95 Chapters

81. Kunjungan ke Penjara

"Maya, jangan marah tentang ini oke? Kamu bisa mengajariku cara memasak makananmu agar kamu tidak perlu berada di kursi roda terlalu lama. Namun untuk sementara waktu, dokter mengatakan bahwa kamu tidak boleh menggunakan tangan dan kakimu sampai mereka cukup kuat untuk dipakai kembali. Ini hanya sementara, bertahanlah untuk saat ini ya?"Maya tertawa kecil saat Evan terlihat begitu gugup ketika dokter mengatakan bahwa gadis itu harus menggunakan kursi roda sampai lukanya sedikit lebih baik. Sebenarnya, Maya bahkan seharusnya berada di rumah sakit lebih lama lagi. Namun gadis itu tidak tega suami dan temannya harus pulang dan pergi begitu jauh hanya untuk menemaninya di rumah sakit secara bergantian. Belum lagi Evan juga baru sembuh tidak lama ini. Maya tidak ingin pria itu kelelahan, jadi dia memaksa ingin pulang setelah satu minggu penuh dia menghabiskan waktunya di dalam rumah sakit. "Evan, aku tidak marah atau frustrasi. Ini hanya sementara, aku tidak sedih sama sekali oke?" Maya
Read more

82. Delusi Anton

Evan yang terdiam sambil diam-diam mengawasi pamannya menghela napas panjang saat sang paman menatapnya seakan-akan pria itu ingin membunuhnya, jika saja mereka tidak dipisahkan oleh kaca yang tebal. Semua kenangan tentang Anton yang baik padanya saat Evan masih kecil benar-benar terhapus bersih dari ingatan pria itu. Evan diam-diam bertanya-tanya, apakah pamannya juga hanya berpura-pura saat pria itu tersenyum pada keluarganya di masa lalu. "Aku... Selalu menghindarimu sejak kecelakaan itu. Aku tidak memiliki keberanian untuk menatap matamu, apalagi berbicara berdua denganmu seperti saat ini."Saat dia berbicara, Evan selalu ingat kata-kata Maya tentang dia yang tidak perlu takut pada sosok pamannya. Kali ini, tidak ada perasaan apa pun saat Evan bicara dengan Anton. Pria itu dengan tenang hanya terus bertanya, sementara Anton terus menatap Evan seakan pria itu ingin mencabik tubuh keponakannya. "Karena kecelakaan itu, aku banyak melupakan masa-masa indah yang dulu pernah aku lewat
Read more

83. Suami dan Istri

Di tengah malam yang sepi, sebuah mobil akhirnya menepi di depan rumah besar yang letaknya jauh dari pemukiman yang lain. Pertama-tama seorang bodyguard keluar dari kursi depan. Pria besar itu membuka pintu belakang, menampakan Evan yang keluar dari mobil dengan hati-hati. Di wajah tampannya, kini terdapat jejak kelelahan yang tidak bisa pria itu tutupi lagi. Dia melewati semua pelayan yang masih terjaga untuk menunggunya. Evan hanya ingin mandi dan beristirahat saat ini. Pertemuannya dengan sang paman hari ini, benar-benar telah perasaannya perasaannya terasa buruk. Evan memang orang pertama yang berinisiatif melihat pamannya untuk terakhir kali. Dia pikir karena tidak ada yang tahu sampai kapan Anton akan hidup, berbicara dengan pamannya akan menenangkan hatinya untuk terakhir kali. Namun ketika Evan melihat pamannya, bayangan yang muncul malah saat-saat di mana Anton masih tampil sebagai paman yang baik di depannya. Evan mengingat bagaimana Anton selalu menolongnya, bagaimana pri
Read more

84. Pilihan Terakhir

"Tuan Anton, Anda mendapat pengunjung."Anton yang semula tengah memakan sarapannya mendongkak saat seorang sipir menuntunnya keluar untuk menemui seseorang yang ingin menemuinya. Alis Anton sedikit berkerut, saat sipir itu bukan membawanya ke tempat yang biasanya. Alarm waspada mulai berbunyi di pikiran Anton, saat dia malah dibawa ke gudang penyimpanan yang biasa menjadi tempat para narapidana untuk bermain-main. "Hei, kamu bilang...""Diam atau aku akan membuat kehidupan penjaramu seperti berada di dalam neraka."Anton langsung menutup mulutnya rapat-rapat saat sipir itu mulai mengancamnya dengan nada serius. Di luar penjara, dia mungkin seorang pria yang memiliki kekuatan dan dihormati. Namun di dalam penjara, dia tidak memiliki kekuatan sama sekali. Anton hanya bisa mengikuti sipir itu dengan patuh, sekalipun pikirannya mulai berkecamuk dengan berbagai spekulasi buruk sepanjang langkahnya. "Akhirnya kita bertemu secara langsung, Tuan Anton."Anton langsung mengalihkan pandangan
Read more

85. Kabar Kematian Anton

"Dan... Hup. Selesai."Maya bergumam sendiri saat dia selesai dengan jadwal rehabilitasinya. Karena luka yang dia derita tidak terlalu berat, Maya memang bisa melakukan rehabilitasi mandiri di rumah untuk membiasakan tangan dan kakinya dipakai bergerak lagi. Satu minggu sudah cukup bagi Maya untuk kembali berjalan dan beraktivitas dengan normal. Namun karena Evan lagi-lagi terlalu mengkhawatirkan kondisi Maya, dia memang belum bisa banyak melakukan aktivitas yang bisa membebani tubuhnya. Maya hanya bisa melakukan gerakan-gerakan sederhana dengan bosan akhir-akhir ini. Perhatian Maya teralih saat dari kejauhan dia bisa mendengar suara mobil yang perlahan memasuki halaman rumah Evan. Maya bergerak untuk mendekati jendela besar yang ada di ruang olahraga di rumah Evan. Sebuah mobil polisi berhenti tepat di depan rumah. Kris keluar dari mobil itu, tampak disambut oleh Kevin yang kebetulan tengah berolahraga dengan Evan di hari liburnya ini. Maya bergegas untuk ke kamar mandi sebelum dia
Read more

86. Usaha untuk Menghibur Evan

Maya mengamati saat Evan terlihat lebih diam seharian ini. Pria itu memang berusaha bertindak seperti biasa, tetapi Maya tahu terkadang pikirannya berada di tempat yang lain. Maya takut kematian Anton membawa dampak yang lebih besar dari yang dia kira selama ini. Maya sedikit mengerutkan keningnya, ketika matanya melihat sang suami tengah bersiap untuk membersihkan dirinya dengan mandi. Ketika Evan sudah masuk ke dalam kamar mandi, Maya dengan santai ikut berdiri dan melepas pakaiannya sendiri. Dengan langkah tenang Maya memasuki kamar mandi, menyebabkan Evan yang semula tengah berendam di bath tub segera terlonjak saking terkejutnya dia. "Kamu- Ini-"Wajah Evan semakin memerah saat Maya dengan tenang memasuki bath tub yang sama dengan yang tengah Evan gunakan. Karena bath tub milik Evan sangat besar, Maya tidak kesulitan sama sekali untuk menemukan posisi nyaman di batu tub yang sama. Wanita itu tersenyum, ketika dia melihat wajah suaminya yang semakin merah padam. "Kamu terlihat
Read more

87. Pakaian Hitam

"Nah, kamu sudah tampan sekarang."Evan diam-diam mencuri ciuman di pipi istrinya ketika Maya selesai membantunya untuk bersiap. "Kamu juga sangat cantik," bisiknya pelan saat dia melihat Maya yang menggunakan pakaian hitam serasi dengannya. Mereka akan menghadiri acara pemakaman Anton sore ini. Evan melakukannya demi sang bibi dan Diana, sekaligus sebagai awal kemunculan resminya dengan tubuh yang sudah sembuh. Selain Anton, sebagai pebisnis, Evan juga memiliki banyak musuh yang memanfaatkan sakitnya untuk mencuri beberapa proyek perusahaannya. Evan akan muncul untuk memberi mereka peringatan. Bahwa keluarganya belum hancur. Dan dia, tidak mati seperti yang diinginkan oleh orang-orang itu. "Apa kamu yakin ingin ikut denganku saat ini? Sejak kamu diterima di universitas, kamu belum juga datang untuk menghadiri kelas pertamamu. Dan sekarang... Kamu harus menunda waktu studimu lagi demi menemaniku."Maya tertawa ketika dia mendengar kekhawatiran yang dirasakan suaminya itu. "Mari kita
Read more

88. Pengampunan Evan

"Apa menurutmu Evan akan datang? Ini memang pemakaman pamannya. Namun orang yang mengaku sebagai pamannya ini telah membunuh orang tuanya bahkan hampir membunuh istrinya juga tidak lama ini. Aku sebenarnya tidak yakin dia akan benar-benar datang.""Ah ya... Namun aku sendiri tidak pernah menyangka Tuan Anton yang terlihat baik dan lembut sebenarnya..."Diana mendengarkan bisikan demi bisikan itu dengan bibir yang tertutup rapat. Ini jelas merupakan hari pemakaman ayahnya. Namun hampir semua tamu undangan, hanya datang untuk menjelekan ayahnya dan menertawakan keluarganya secara diam-diam. Hampir semua orang sudah tahu bahwa Anton merupakan seorang penjahat sekarang. Karena keluarganya telah jatuh, Diana tahu beberapa orang sengaja datang hanya untuk menertawakan penderitaan mereka. Kebanyakan dari mereka merupakan saingan ayahnya di masa lalu. Atau seseorang yang berusaha menjilat Evan, dengan membenci Anton secara terang-terangan. Karena terdapat banyak tamu tidak diundang dalam aca
Read more

89. Kembali ke Kampus

"Diana memberi tahumu bahwa dia akan kembali masuk kuliah? Bagus kalau begitu. Aku akan bertemu dengan kalian di universitas nanti.""Ah, masalah universitas biar aku saja yang menangani. Katakan saja pada Diana untuk fokus menjalani studinya." "Tidak, aku hanya melakukan apa yang memang seharusnya aku lakukan sebagai keluarga. Terima kasih karena telah memberi tahuku. Sampai bertemu di kampus nanti."Evan menyaksikan saat Maya asik menelepon salah satu kenalan Diana. Setelah acara pemakaman yang dilangsungkan kemarin, Maya akhirnya yakin dia akan memulai kuliahnya pada hari ini. Gadis itu sudah siap untuk berangkat kuliah, saat salah satu teman Diana menelepon istrinya itu. "Diana akhirnya bersedia menghadiri kuliahnya lagi?" tanya Evan penasaran. Maya mengangguk. "Ya. Diana memberi tahu teman-temannya bahwa dia sudah siap masuk kuliah lagi hari ini. Aku pikir pertemuan kemarin benar-benar berhasil membuatnya lega. Aku berencana untuk menemuinya di kampus nanti. Sejak kemarin, kita
Read more

90. Balas Dendam

Di tempat lain, Diana kembali jatuh dengan keras saat seseorang menendangnya tepat di bagian perut. Temannya Evelyn dan Josephine, hanya bisa menangis saat keduanya ditahan oleh anak-anak lain agar tidak bisa membantu Diana. Sejak Diana datang ke kampus, gadis itu sudah tidak dapat menghitung berapa banyak cacian yang sudah dia dapatkan hari ini. Namun perlakuan yang dia terima dari kakak tingkatnya ini, merupakan yang terparah dari semua orang. Ketika Diana tiba di kelasnya, dia tiba-tiba saja diseret keluar oleh orang-orang kuat ini. Pakaian indah pemberian ayahnya sudah kacau karena kotoran dan sampah yang sebelumnya dilempat ke tubuhnya. Diana menatap tanah dengan mata berkaca-kaca. Dia tahu, ini merupakan hukumannya karena memiliki ayahnya yang sudah menghancurkan kehidupan banyak orang dengan tindakannya. "Ya ampun, lihatlah. Putri terhormat Tuan Anton yang luar biasa tampak seperti kotoran berjalan saat ini."Anak-anak lain tertawa saat salah satu dari mereka menghina Diana sa
Read more
PREV
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status