All Chapters of Terlahir Kembali Sebagai Istri Milyarder: Chapter 51 - Chapter 60

95 Chapters

51. Masa Lalu Evan

Maya sudah mulai berkeringat saat gadis itu mulai merubah cara bertarungnya ke tingkat yang lebih sulit. Gadis itu ingin Tian berhenti bersikap santai, dan sesekali sengaja membiarkan Maya memukulnya untuk membangkitkan semangat dari gadis itu. Maya mungkin ahli dari teknik membunuh, tetapi gadis itu juga ingin ahli dalam bela diri biasa di masa depan. Sambil menerapkan langkah senyap yang dia pelajari dari hidup di tengah-tengah kumpulan zombie, Maya kembali menyerang dengan tingkat keseriusan yang nyata setelah itu. Menyadari perubahan drastis dari gaya bertarung Maya, ekspresi Tian berubah saat dia mulai menggunakan kedua tangannya untuk menangkis pukulan dan tendangan Maya yang sangat lincah. Pria itu mulai sedikit fokus untuk mewaspadai gerakan Maya, sampai satu gerakan tiba-tiba membuat Tian kehilangan keseimbangan dan jatuh tepat sebelum dia berhasil menyerang Maya. Tian terkejut sekaligus bingung saat keseimbangannya benar-benar hilang dan dia terjatuh sementara Maya masih b
Read more

52. Sikap Aneh Evan

Kepulan asap panas naik ke atas saat Maya yang baru saja selesai mandi keluar dari kamar mandinya dengan pakaian santai. Setelah berkeringat seharian ini, Maya akhirnya kembali ke tampilan segar yang tidak lagi kotor seperti sebelumnya. Gadis itu langsung menolehkan kepalanya ke arah jendela yang ada di kamarnya, saat suara mobil yang akrab masuk ke indra pendengarannya. Evan, di tengah malam, akhirnya kembali bersama Kevin dari pekerjaannya. Maya sampai harus mengirimkan makan siang dan malamnya lewat Kevin yang pulang hanya untuk mengambil barang di sore hari. Evan tidak biasanya begini. Pria itu bahkan tampak pucat, saat Kevin membantunya turun dari mobil dan duduk di kursi rodanya. Dengan terburu-buru, Maya segera menyimpan handuknya yang tengah dia gunakan untuk mengeringkan rambutnya sebelum keluar dari kamar pribadinya. Maya langsung pergi menuju pintu depan, di mana Evan baru saja masuk dengan kursi roda otomatisnya yang melaju dengan pelan. "Kamu baik-baik saja? Bagaimana
Read more

53. Jujur Pada Satu Sama Lain

Melihat reaksi suaminya, Maya tidak jadi marah saat dia akhirnya hanya bisa menghela napas panjang. Gadis itu mengamati kaki Evan dengan hati-hati. Tangannya sekali lagi menyusuri setiap bagian kaki Evan dengan wajah serius. Maya seorang ilmuwan yang sering membedah manusia di masa lalu. Dia bisa melihat, bahwa otot dan saraf Evan memang tengah dirangsang kembali bekerja saat ini. "Rasanya pasti sangat sakit," batin Maya dengan iba. Gadis itu dengan hati-hati membantu Evan untuk duduk sambil bersandar pada tumpukan bantal yang tebal, sebelum dia bergerak untuk mengambil semangkuk bubur yang sebelumnya dia masak secara terburu-buru."Aku akan mengompres bagian yang sakitnya tidak tertahankan. Namun kamu juga harus makan, Evan. Aku baru saja membuat bubur itu tadi, tubuhmu akan merasa lebih baik setelah memakannya."Tatapan Evan kompleks saat Maya sama sekali tidak menyinggung keputusan diam-diamnya dan malah langsung merawat Evan tanpa banyak bertanya. Gerakan tangan gadis itu begitu
Read more

54. Ujian Masuk Universitas

"Kamu yakin tidak ingin kami menemanimu selama kamu mengambil ujian?"Maya yang sebelumnya tengah sarapan langsung mendongkak saat Evan sekali lagi bertanya tentang apakah Maya benar-benar yakin mereka hanya harus mengantar gadis itu dan tidak perlu menunggunya sampai acara itu selesai. Untuk menjawab pertanyaan suaminya, Maya sekali lagi dengan yakin membalasnya dengan anggukan. Ujian itu akan berlangsung selama tiga sesi dengan waktu dua jam per sesinya. Membuat Evan dan Kevin menunggunya selama enam jam itu hal seperti itu sungguh percuma menurut Maya. Gadis itu tidak ingin menyusahkan mereka di waktu sibuk ini. Apalagi Evan juga tetap harus menghadiri sesi rehabilitasi untuk hari ini. Maya tidak akan membiarkan keduanya menunggunya di tempat ujian itu diadakan. Dia hanya akan ujian, tidak ada sesuatu yang spesial tentang hal itu."Aku bisa pulang naik taksi jika ujiannya telah selesai, Evan. Untuk makan siang kalian... Aku telah menyiapkan bekal yang bisa kalian hangatkan di micr
Read more

55. Mencari Seseorang

Tiga puluh menit sebelum waktu ujian dimulai, mobil yang sangat mencolok akhirnya berhenti di halaman luas tempat ujian tersebut akan diadakan. Namun karena bahan jendela mobil Evan diatur agar orang luar tidak bisa melihat apa saja yang terjadi di dalam mobil, orang-orang hanya bisa menebak orang kaya mana lagi yang ikut mengambil bagian dari ujian masuk universitas pada tahun ini. Sesekali orang-orang akan mencuri pandang ke arah mobil Evan, hanya untuk menunggu kira-kira siapa yang akan turun dari mobil mewah tersebut. Sayangnya, Maya tidak terlalu memperhatikan keributan itu saat dia sibuk berbicara dengan Evan dan Kevin sepanjang waktu. Hanya ketika mobil berhenti, Maya akhirnya sadar bahwa mereka telah tiba di tempat tujuan mereka. "Ah, aku harus pergi," ujar Maya memberi tahu. Evan juga memperhatikan lingkungan mereka dan akhirnya mengangguk. Pria itu masih tidak bisa muncul secara terang-terangan di depan publik saat ini. Dia hanya bisa menurunkan jendela mobil sampai batas
Read more

56. Diana

"Halo, namaku Finola. Kamu Diana bukan? Anak bungsu dari Paman Anton."Gadis yang dipanggil Diana itu tampak terkejut sejenak dengan inisiatif Maya untuk mengajaknya bicara. Diana tentu saja tahu siapa Finola tanpa gadis itu perlu mengenalkan dirinya. Finola adalah istri dari keponakan ayahnya. Dan Diana tidak menyangka, gadis seperti itu akan mau menyapanya pertama seperti saat ini. Untung saja Diana tidak seperti ayahnya yang bermuka dua. Gadis itu tetap ikut memberikan Maya senyuman sopan, sebelum tangannya terulur untuk menerima uluran tangan Maya. "Senang bertemu denganmu Finola. Apa kamu sendirian? Kamu bisa bergabung dengan kami untuk makan siang bersama jika kamu tidak keberatan."Maya berkedip dan menatap Diana saat dia tidak menyangka orang licik seperti Anton bisa memiliki anak yang polos seperti gadis ini. Namun Maya dengan cepat tersenyum lagi, saat dia menerima tawaran itu tanpa ragu-ragu."Terima kasih. Aku memang tidak mengenal siapa pun karena aku melewati satu tahu
Read more

57. Amukan Grace

"Kamu benar-benar berani bertindak sombong setelah menikahi Evan bukan?!"Maya dengan tenang melihat ke arah sumber dari suara marah itu. Dari kejauhan, Grace berjalan dengan cepat untuk menariknya secara kasar di depan umum. Dengan tenaga Grace yang tidak seberapa, Maya sebenarnya bisa saja menghempaskan gadis itu ke lantai sebelum gadis itu bisa bicara lagi. Namun banyak pasang mata tengah melihat mereka saat ini. Maya menganggap itu sebagai keuntungan. Gadis itu berpura-pura menjadi 'adik kecil yang penurut', saat ekspresinya segera berubah menjadi wajah bingung yang terlihat terkejut. "Kak Grace? Mengapa Kakak ada di sini?"Grace semakin menggeram marah saat dia melihat orang-orang mulai menatapnya dengan wajah tidak suka karena keributan yang dia timbulkan. Dia ingin menyeret Maya secara paksa untuk pergi dari tempat itu, tetapi sebuah tangan dengan tegas tiba-tiba menghentikan gerakannya. Ekspresi Maya sejenak berubah terkejut saat dia melihat Diana bersedia membelanya walaupu
Read more

58. Kepingan Masa Lalu

"Argh!"Maya mengerutkan alisnya saat suara teriakan yang memekikan telinga sampai ke telinganya. Di balik dinding kaca yang tebal, Maya bisa melihat orang lain meronta kesakitan dengan mata yang melotot dan memerah seperti darah bisa merembes keluar dari matanya pada detik berikutnya. Orang itu berjuang demi hidupnya. Matanya yang melotot menatap Maya dengan marah. Bibir orang itu mengatakan sesuatu. Suaranya memang tidak terdengar, tetapi Maya jelas tahu orang itu bicara apa hanya dari gerakan bibirnya saja. "Terkutuklah kalian semua."Maya menyaksikan saat orang itu perlahan menghentikan perlawanannya dan jatuh lemas tidak lama kemudian. Suasana di sekitar lab penelitian seketika hening. Maya mendengar helaan napas kecewa dari sebelahnya. Rekan peneliti lainnya mendesah, lalu menggeleng kecewa seakan orang yang baru saja mati sama sekali bukan urusan mereka. "Gagal juga. Berani sekali orang itu mengumpat setelah apa yang kita lakukan untuknya selama ini. Dia seharusnya senang bis
Read more

59. Kedatangan Anton

Maya membuka matanya lagi setelah ingatan di masa lalu mengisi tidurnya yang panjang. Maya ingat sekarang. Di masa lalu, di awal-awal hidupnya sebagai peneliti, Maya memang senang menghukum dirinya sendiri dan terus berharap bahwa dia bisa menyelamatkan seseorang dengan kemampuannya. Terkadang dia masih menangis sendirian, membuat dirinya sendiri tidur dengan air mata tanpa suaranya di masa-masa gelap itu. Hari-hari itu menghilang setelah Maya mulai menutup dirinya atas semua kebaikan. Namun memikirkan kembali semua itu sekarang, Maya benar-benar beruntung dia mengingat tujuannya lagi setelah dia pindah ke dunia ini. Sesuatu yang telah mereka perjuangkan akhirnya berhasil di dunia ini. Makanan itu benar-benar bisa mempercepat penyembuhan. Pengetahuannya telah menyelamatkan nyawa seseorang, dan dia lega semuanya tidak sia-sia pada akhirnya. Maya tanpa sadar tersenyum ketika dia kembali mengingat semua itu. Perhatiannya baru teralih kembali, saat suara mesin kursi roda yang akrab mena
Read more

60. Bicara Dengan Anton

"Senang melihatmu baik-baik saja, Paman," ucap Maya dengan sangat tenang. Gadis itu tidak melewatkan sedikit pun perubahan ekspresi di wajah Anton, saat dia melihat pria dewasa itu sedikit menyipitkan matanya ketika melihat Maya yang selalu penuh arti dalam setiap tindakannya. Kedua orang itu saling tatap seakan mereka mencoba mengerti niat dari masing-masing pihak. Suasana di antara mereka berdua jelas tidak bagus. Namun Diana yang naif, malah segera menghampiri Maya dengan mata yang sedikit memerah. "Finola... Tolong maafkan aku karena menjadi penganggumu pada saat itu. Aku juga tidak bisa datang sebelum menyelesaikan ujianku. Aku...""Tidak apa-apa. Kamu hanya mencoba menolongku. Apa yang terjadi padaku saat itu benar-benar di luar kendalimu, Diana."Diana berhenti bicara saat Finola menepuknya dengan akrab dan tersenyum lembut. Mata gadis itu benar-benar berkaca-kaca. Ini adalah pertama kalinya dia melihat bahaya sedekat itu. Dan mungkin pertama kalinya juga, seseorang menyelamat
Read more
PREV
1
...
45678
...
10
DMCA.com Protection Status