All Chapters of Terlahir Kembali Sebagai Istri Milyarder: Chapter 31 - Chapter 40

95 Chapters

31. Serangan Panik

"Finola!" Finola menoleh saat Kevin dan Evan menghampirinya dengan terburu-buru. Di wajah keduanya, tercetak ekspresi khawatir yang terlihat jelas. Maya tersenyum untuk menanggapi perhatian dua temannya itu. Dia mendekati keduanya dengan natural, sebelum dia berbisik pelan di dekat keduanya. "Aku baik-baik saja. Mengapa kalian begitu gugup? Kami hanya bicara santai sebelumnya." Evan menyentuh jari tangan Maya dengan perasaan khawatir. Pria itu mungkin tidak mengatakan apa pun setelah itu. Namun Maya tahu, pria itu tengah terganggu oleh sesuatu karena tangannya sedikit bergetar saat bersentuhan dengan tangan Maya. "Baiklah. Aku sedikit menggertaknya. Namun dia bukan pria yang baik. Aku hanya memperingatinya sedikit karena dia berpura-pura bicara baik ketika dia dengan jelas memiliki niat jahat di matanya saat dia bicara tentang Evan." Bukan hanya Evan, Kevin juga ikut terkejut mendengar Maya bisa membaca karakter Anton semudah itu. Bukan hanya
Read more

32. Tidur Bersama

Evan menyaksikan saat Maya menyingkirkan tangannya dengan lembut. Gadis itu tersenyum lembut, saat dia menatap Evan dengan tatapan sedih."Aku percaya. Aku juga, percaya padamu Evan. Dan tenang saja, aku gadis ajaib yang tidak akan bisa dia kalahkan dengan mudah. Ah tidak. Aku tidak akan pernah kalah darinya. Kamu tidak perlu khawatir. Dan maaf... Aku tidak pernah tahu kamu menderita seperti ini selama ini."Evan terdiam saat Maya berusaha menenangkannya dengan suaranya yang lembut. Di bola matanya yang cantik, Evan lagi-lagi bisa melihat tekad yang mampu membuat orang bisa percaya pada ucapannya. Maya memang gadis yang sangat aneh. Bahkan kemampuan dan sikapnya selama ini saja, memang sudah membuktikan bawa Maya tidak sama dengan orang-orang yang selama ini dia temukan.Maya berbeda. Dan perbedaan itulah yang telah berhasil menyelamatkan Evan  berkali-kali."... Maaf aku menciummu tanpa ijin sebelumnya."Wajah Maya tiba-tiba memerah saat pemb
Read more

33. Penyerangan di Tengah Malam

Mata Anton menatap dingin berkas tentang Finola yang ada di tangannya. Semenjak gadis lugu itu tiba-tiba memutuskan hubungannya dengan keluarganya sendiri, Anton memang mulai mewaspadai keberadaan gadis itu. Namun Anton tidak benar-benar berpikir, bahwa perubahan gadis itu bisa sampai ke titik di mana gadis yang biasanya hanya bisa bicara dengan nada terbata-bata berani memprovokasinya secara langsung seperti tadi. Bukan hanya memprovokasi. Bagi Anton, gadis itu telah berusaha untuk mengancamnya di pesta pernikahan tadi. Gadis yang asal-usulnya sederhana itu berani melawannya secara terang-terangan, ketika keponakannya sendiri saja tidak pernah lagi berani untuk melakukan hal itu. Anton tidak pernah suka memiliki bidak catur yang bukan hanya memiliki pemikirannya sendiri, tetapi juga senang melawan rencananya. Anton menyimpan berkas itu di meja kerjanya, sebelum mengambil ponselnya untuk menghubungi sebuah nomor. "Aku ingin kamu menghancurkan sarang lebah. Alamatnya akan aku kirim s
Read more

34. Rencana Bertahan

Maya melangkah dengan hati-hati saat setiap langkahnya dilakukan dengan banyak perhitungan. Karena Maya telah menyerahkan pistol jarahannya pada Evan sebagai alat perlindungan diri, Maya hanya bisa mengandalkan pisau sebagai senjatanya saat ini. Hal yang paling dia takuti saat ini bukanlah pembunuh yang bisa menyergapnya kapan saja. Dia juga harus memperhitungkan tentang kemungkinan adanya penembak jarak jauh yang sudah mengambil posisinya, dari tempat yang tidak Maya tahu di rumah Evan yang terlampau luas. Karena ketika menghadapi ancaman, Maya selalu ingat bahwa dia harus tetap memikirkan kemungkinan yang terburuk. Akan tetapi, kekhawatiran itu tidak terlalu menjadi prioritas Maya saat ini. Mengingat rumah Evan yang jauh dari keramaian, jika mereka memang memiliki penembak jitu, mereka setidaknya harus mengetahui letak musuh mereka dengan jelas terlebih dahulu sebelum mereka bisa memiliki kesempatan untuk menembak. Anggaplah salah satu pelayan Evan berkhianat dan memberi tahu para
Read more

35. Menyerang Balik

Sambil terhuyung-huyung, Kevin akhirnya berhasil bangkit juga setelah mereka selesai dengan persiapan mereka. Baik Kevin maupun Maya dengan hati-hati beranjak keluar dari ruangan, setelah keduanya memastikan bahwa lingkungan di sekitar mereka masih aman terkendali. "Ikuti aku," ujar Kevin sambil berbelok ke arah tangga yang menghubungkan antara lantai dua dan lantai tiga tempat Evan berada saat ini. Namun pria itu kembali berhenti saat Maya tidak mengambil belokan yang sama dengannya. Gadis itu berhenti di depan pintu, saat dia malah memperhatikan arah lain dengan ekspresi serius. "Seperti yang aku pikirkan, aku tidak bisa menunggu selama itu. Kamu pergilah untuk mengobati lukamu di kamar Evan. Hati-hati saja ketika membuka kamar mandi karena aku menyimpan tawanan di dalam sana. Aku akan menghabisi sisa pembunuh yang masih hidup. Bersembunyi saja tidak akan menambah peluang kita untuk tetap hidup."Alis Kevin berkerut ketika dia mendengar ucapan Maya. Pria itu mendekat untuk menceng
Read more

36. Aku Percaya Padamu

Ketika Maya berlari dengan seluruh kekuatannya untuk menjauhkan bom dari rumah Evan, gadis itu ditangkap tidak siap saat dia menerima tembakan dari arah yang tidak diketahui. Maya dengan cepat bersembunyi saat matanya menatap liar wilayah sekitar rumah Evan. Maya menatap cemas bom yang hanya memiliki waktu dua menit lagi untuk meledak, lalu mengumpat ketika otaknya bekerja keras untuk mencari jalan keluar dari situasi gentingnya saat ini. Jika Maya memaksakan untuk menjauh dari rumah Evan, penembak jitu itu pasti akan menembak mati dia dari arah yang belum bisa Maya ketahui. Namun jika dia hanya diam dan bersembunyi, bom yang dia bawa juga bisa menghancurkannya sampai berkeping-keping. Maya hampir saja kehilangan harapan, saat dia berhasil melihat kilapan singkat dari alat bidik senapan yang dipakai oleh penembak jarak jauh tersebut.Maya hanya bisa bertaruh saat ini. Senyumnya berubah pahit saat dia menyadari apa yang dia pertaruhkan dalam pikirannya. Tidak di kehidupan dulu maupun
Read more

37. Berlibur Ke Desa

Ketika polisi datang, mereka hanya bisa tercegang melihat pemandangan kacau yang ada di rumah terpencil terkenal milik Evan. Darah berceceran di mana-mana, sementara bekas bom terlihat mengerikan di salah satu sudut halaman besar rumah tersebut. Kemarin rumah itu terlihat seperti istana indah karena pernikahan Maya dan Evan. Namun di hari selanjutnya, rumah terpencil itu seperti baru saja dilanda perang besar yang hampir menghancurkan rumah indah tersebut. Hanya ada beberapa orang yang tersisa setelah polisi membereskan mayat-mayat yang tertinggal. Baik Evan, Kevin, maupun Maya ditanyai tanpa terkecuali. Para polisi yang mendengar penjelasan ketiganya antara percaya dan tidak saat mereka mendengarkan kesaksian masing-masing dari mereka. Beberapa polisi senang mendengarkan kabar gosip yang ada di kalangan atas. Dan baru kali ini mereka tahu, anak haram dari keluarga Max memiliki kemampuan bertarung yang sangat luar biasa, seakan gadis itu memang terbiasa berada dalam pertempuran. Jik
Read more

38. Penyelidikan

"Hah..."Seorang petugas polisi menghela napas panjang, saat dia menatap bercak darah yang menggenang di bawah kakinya. Menurut informasi, penyerangan ini terjadi tepat di hari pernikahan pemilik rumah. Seakan tidak bisa mencari hari lain, para pembunuh itu benar-benar menghancurkan rumah Evan di hari yang spesial itu. Bahkan saat polisi memeriksa ruangan-ruangan lain, mereka masih bisa menemukan setumpuk hadiah masih ada di salah satu kamar tanpa tersentuh sedikit pun. Menurut Nina, kepala keuangan pelayan yang ditinggalkan di rumah ini untuk membantu proses penyelidikan mereka, hadiah itu seharusnya dibuka oleh Maya setelah pesta selesai. Namun karena Evan sakit, hadiah itu jadi ditinggalkan sebelum Maya bisa melihatnya. Kejutannya gagal, dan rumahnya diserang oleh orang-orang asing di malam pernikahan mereka. Polisi itu benar-benar bersimpati, pada nasib buruk yang lagi-lagi menimpa Evan. Mungkin benar kata-kata yang menyatakan, bahwa orang kaya belum tentu hidupnya bahagia. Tida
Read more

39. Harmonis

"Hah... Rasanya bosan sekali jika aku tidak bisa berolahraga di tempat sebaik ini..."Maya bergumam dengan nada murung saat gadis itu menatap sedih halaman indah di depan villa Evan. Rencana Maya untuk berolahraga seperti biasa di pagi hari langsung hancur saat Evan bersikeras mencegahnya untuk keluar dari rumah dan beristirahat saja selama beberapa hari. Maya telah memaksakan tubuhnya terlalu jauh dalam penyerangan yang terjadi di rumahnya. Dokter menyarankan bahwa Maya tidak terlalu memaksakan tubuhnya dulu untuk beberapa minggu. Gadis itu bahkan masih menggunakan penyangga untuk menopang bahunya yang mengalami dislokasi. Namun dengan wajah bersemangat, gadis itu sudah ingin lari lagi saja pagi ini. Tampaknya makanan ajaib yang Maya buat telah membuat gadis itu menganggap luka di tubuhnya sendiri bukanlah masalah yang besar. Mata Evan berubah kusam, saat perasaannya benar-benar rumit saat dia berpikir ke arah sana. Namun bagi Maya yang terbiasa hidup dalam bahaya, gadis itu hanya
Read more

40. Jatuh Cinta

Setelah Maya memperhatikan lingkungan di sekitarnya dengan seksama, Maya tiba-tiba menyadari sesuatu ketika dia kembali menatap Evan yang ada di sebelahnya. "Aku menyadari satu hal semenjak kita memasuki villa ini. Tempat ini, terlihat sangat indah dan nyaman Evan. Tempat ini memang tidak sehebat rumahmu di pinggir kota. Namun suasana di tempat ini, terasa jauh lebih hangat bukan?" komentar Maya tulus. Tidak seperti rumah Evan yang dingin dan besar di kota, villa di pedesaan ini dibuat simpel dan mengutamakan kehangatan dalam pembuatannya. Hanya dengan berada di sana saja sudah cukup untuk membuat Maya tahu, bahwa Evan pasti memiliki banyak kenangan indah di tempat hangat semacam ini. Mungkin... Jika Maya juga bisa kembali ke dunia lamanya tanpa zombie, Maya juga akan merasakan perasaan nostalgia yang sama ketika dia mengunjungi rumah kecil keluarganya yang terletak di desa. Melihat tatapan Maya yang tiba-tiba berubah rumit, Evan berhenti menjalankan kursi rodanya dan fokus untuk m
Read more
PREV
123456
...
10
DMCA.com Protection Status