“Elijah, pejamkan mata, jangan takut.”Emilio melepas gengaman tangannya pada Ellijah, perlahan menatap langit merah yang sekan penuh dengan darah, dia menjatuhkan tubuhnya dari puncak gedung pencakar langit, sebuah kilatan cahaya melesat, kemudian terdengar jerit ketakutan Elijah, detik berikutnya, sebuah tubuh luruh bersamaan dengan darah yang merembes keluar memenuhi tubuhnya.Emilio bangun dari ranjang, wajahnya pucat, nafasnya berat dan cepat, kepalanya seperti meledak kesakitan. Satu tangannya mencengkeram kepalanya yang terasa sakit.Mimpi buruk yang sama, dia sudah mengalaminya selama enam tahun berturut-turut, lagi dan lagi, mimpi buruk yang berkepanjangan. Emilio memejamkan mata, saat membukanya lagi, mata yang gelap itu kembali menjadi jelas.Dia mengambil ponsel di samping ranjang, melihat jam, kemudian, mengangkat selimut dari tubuhnya dan bangun dari tempat tidur.Dia menuruni tangga, di ruang tamu di lantai satu, Jesslyn duduk di sofa kayu solid putih sambil menonton T
Baca selengkapnya