Home / CEO / Lelaki Penyembuh Luka / Chapter 111 - Chapter 120

All Chapters of Lelaki Penyembuh Luka: Chapter 111 - Chapter 120

277 Chapters

Bab. 111

Satu bulan kemudian. Setelah bujuk rayu dilakukan akhirnya Tuan Briar membawa Areum masuk ke dalam rumahnya, dia juga meminta Areum untuk menangani perusahaan cabang fashion. Di sana dia menjadi kepala desainer. Dia ditunjuk jadi kepla desainer bukan tanpa alasan. Dia memiliki kualifikasi dan memenuhi persyaratannya dan itu membuatnya lebih mudah masuk ke perusahaan. Hari ini adalah pengenalan pakaian koleksi terbaru dari Desire Fashion, sebagai kepala desainer yang bertanggung jawab. Areum memberi perintah di lokasi dengan teratur. Hari ini dia mengenakan gaun berwarna mint, rambut hitam panjang diikat, dan hiasi dengan jepit rambut yang senada dengan gaunnya, cantik dan sangat elegan. Sebagai seorang desainer, jelas tidak ada yang bisa menyesuaikannya lebih baik daripada Areum. Seorang model cantik menopang pipiny dengan satu tangan, pandangannya tertuju pada Areum. Melihat penampilannya yang serius, cahaya lampu crystal jatuh di wajahnya yang
Read more

Bab. 112

Areum ikut dengan Hans, dua orang tidak jalan terlalu jauh, melainkan berdiri di bahu jalan sambil ngobrol. “Areum. Kudengar sekarang kamu bekerja di DF?” Hans bertanya. Arem mengangguk. “DF adalah tempat kerja ibuku dulu, aku di sana, juga bisa membantu Aaron.” “Begini sangat bagus, harapan terbesar mendiang tante adalah berharap kamu bisa bangkit kembali." Areum mengatupkan bibir, satu sama lain menjadi hening sesaat. Kemudian, Hans mengeluarkan selembar kartu undangan dan disodorkan padanya. “Aku sudah mau menikah.”Areum mengulurkan tangan menerima kartu undangan, ekspresi di wajah penuh kejutan. "Selamat ya, Hans." “Memang sudah seharusnya mengucapkan selamat padaku, sudah berlalu selama bertahun-tahun, akhirnya bisa aku melepaskannya, melepaskan obsesiku padamu.” Hans menghela nafas mengatakannya.Ekspresi di wajah Areum sedikit canggung, mengatupkan bibir dan tidak bicara. “Istriku, dia adalah seorang dokter.
Read more

bab.113

Di malam yang sama Elijah dan Emilio baru saja menyelesaikan sebuah malam yang penuh gairah. Dua orang dengan mesra terbungkus di dalam selimut, sedang ngobrol. “Hari ini ketika acara fashion berakhir, aku melihat dokter Rayn di sana.” “Eng, mungkin dia pergi mencari Areum.” Emilio menjawab dengan santai, sudah kebiasaannya mengulurkan tangan mengambil rokok dan korek api yang ada di nakas samping ranjang. Dia baru saja mengeluarkan sebatang rokok dari kotak rokok, langsung direbut oleh Elijah. “Ingin cepat mati agar lebih cepat reinkarnasi lagi ya.” Emilio tersenyum, memberikan korek api yang ada di tangannya. Elijah melempar rokok dan korek api kembali ke nakas samping ranjang, dengan puas meringkuk ke dalam pelukannya. Lanjut mengatakan: “Siapa Areum?” tanyanya penasaran. “Kekasih serta separuh jiwanya.” “Ah, kekasih yang menghilang itu ya. Sepertinya kisah cinta mereka sangat berliku. “Ada sebuah kesa
Read more

Bab. 114

Hari begitu cerah. Langit juga sangat biru, sesekali angin berhembus melintasi kota. Di sebuah ruangan yang tertutup Emilio beserta pemimpin departemen yang bertanggung jawab dalam desain dan pemasaran berkumpul di sana, seperti biasanya Emilio mengadakan rapat rutin untuk meninjau kinerja pegawainya. Setelah berada di dalam ruang rapat selama lima jam akhirnya rapat itu selesai dan meninggalkan kesan baik pada Emilio yang biasanya selalu ingin mendapatkan sesuatu yang sempurna, tapi tidak dengan kali ini. Emilio keluar lebih dulu, segera menuju ruangannya. raut wajah Sebastian sudah sangat tidak baik, saat dia masuk ke dalam menyusul Emilio. firasat yang tidak asing itu, sudah dapat ditebak olehnya, tapi tetap saja saat mendapat kabar itu tetap membuatnya kaget. Sebastian menyerahkan sebuah berkas yang terbungkus map coklat. Emilio membukanya perlahan, dan Sebastian mulai berbicara. “Eito menghilang, setelah dia keluar dari penjara. T
Read more

Bab. 115

BAB. 115Elijah mendengar demikian, hanya tersenyum sekilas. Setelah itu, dia merapikan bajunya dan turun dari kasur, mengulurkan tangan untuk membuka pintu kamar.Pintu kamar terbuka, Stela langsung berlari masuk, dengan kaki pendeknya dan langsung berlari menuju pelukan ibunya yang lembut.“Anak kesayangan Mama sudah pulang ya.” Elijah mengecup dengan lembut pipi Stela yang tembam.“Mama, sus Maria membawaku main perosotan,” Stela bicara dengan penuh keriangan.Elijah mengangguk tersenyum, lalu bertanya lagi, “Apa Stela suka main perosotan?”“Suka.” Stela mengangguk dengan kuat, dan berkata lagi, “Stela mau makan permen kapas, Mama belikan permen kapas untuk Stela ya.”Sus Maria merasa apabila membiarkan anak kecil makan terlalu banyak makanan manis akan tidak baik untuk kesehatan giginya, sehingga jarang mengizinkan Stela memakan permen. Stela sangat pintar, setiap kali tidak berhasil mendapatkan sesuatu dari Sus Maria, akan beralih membujuk ke Elijah.Elijah tersenyum mengangguk,
Read more

Bab. 116

Memang benar Emilio sedang memusingkan masalah pemindahan penghuni lama. Emilio mengakui bahwa dirinya bukan pengusaha yang tidak berperikemanusiaan, dengan kondisi yang masih bisa memperoleh laba, dia akan berusaha mengganti kerugian penghuni di sana. Nominal kompensasi Xavier Group, lebih tinggi 20% di atas ketentuan pasaran dan ketentuan pemerintah, sehingga banyak orang sudah pindah dengan senang hati. Akan tetapi, tetap saja ada manusia yang terlalu rakus dan tamak, bukan semua orang akan bersyukur dan puas dengan berkat yang ada. Bagi orang tertentu, permintaannya akan semakin besar apabila semakin besar kebaikannya yang ditawarkan. Sehingga banyak yang menjadi rakus berlebihan. Ada beberapa penghuni yang tidak ingin pergi, permintaan yang diinginkannya juga tidak masuk akal. Dalam penilaian mereka, Xavier Group adalah sebuah tangkapan besar, cukup membuat mereka makan seumur hidupnya hanya dengan sekali memancing. Hal yang lebih mengesalkan adalah, masih ada yang mengatakan
Read more

Bab. 117

Rainer tersenyum lamban, lalu berkata kepada Rayn. ”Kamu jangan begitu memanjakan dia, nanti jadi kebiasaan.” “Di rumah kita ini hanya ada seorang puteri saja, tidak memanjakan dia mau memanjakan siapa lagi.” Rayn berkata dengan nada tidak peduli. Pada saat Claire dilahirkan, Rayn baru saja berumur belasan, anak laki-laki yang belum dewasa, merasa tertarik ketika melihat bayi yang begitu kecil. Sehingga hubungan paman dan keponakan ini selalu baik. Lagi pula, cara membesarkan anak laki-laki tentu saja berbeda dengan cara membesarkan anak perempuan. Anak laki-laki harus belajar mandiri, sementara anak perempuan tentu saja harus dimanjakan. “Begitu suka memanjakan anak kecil, kamu cepat menikah dan memanjakan anak sendiri saja, selagi kesehatan tubuhku masih baik, masih bisa bantu kamu menjaganya.” Daisy membuka mulut tepat pada waktunya. Namun setelah itu, suasana menjadi kaku dalam waktu seketika. Wajah tampan Rayn yang masih tersenyum sebelumnya, menjadi tidak berekspresi sama s
Read more

Bab. 118

Areum dibuat tidak bisa mengatakan apapun olehnya, wajahnya sebentar merah sebentar pucat. Sundae sampai sudah meleleh sepenuhnya, dia tetap tidak menyentuhnya.Ketiganya berjalan keluar dari toko es, naik lift naik ke area pakaian wanita di lantai 3.Gadis usia belasan tahun seperti Claire sedang ingin berpenampilan cantik, begitu melihat gaun yang cantik langsung menghentikan langkah.Areum membantunya memilih beberapa gaun yang sesuai dengan usia juga statusnya yang masih murid sekolah, Claire senang sampai hampir menari-nari.Selain baju dan sepatu, Areum juga membelikan Claire tas tangan. Tas yang dibelikan merupakan tas limited edition yang cukup ternama, ketika di pajang di etalase toko, Claire langsung jatuh hati ketika melihatnya.Areum juga sangat memanjakan Claire, ketika membayar sama sekali tidak berkedip.Ketika wanita belanja tidak pernah punya batasan, begitu melihat sudah hampir jam 2 siang.Rayn pergi untuk menjawab panggilan ponselnya yang sedari tadi terus berderin
Read more

Bab. 119

“Rayn, apakah kamu terluka?” Areum terlihat pucat, bertanya dengan wajah panik.Rayn menggeleng, ia mengangkat lengan baju yang sobek tergores pisau.Akhirnya jantung Areum yang hampir lepas bisa merasa tenang sekarang.“Jangan takut, aku tidak apa-apa.” Rayn merangkulnya sambil menelpon kantor polisi pusat kota.Kemudian mobil datang dan membekuk dua orang pencopet itu masuk ke dalam mobil polisi. Polisi yang bertugas mengangguk hormat pada Rayn dan berkata, “Dokter, berdasarkan prosedur, Anda perlu ikut ke kantor untuk memberikan keterangan.”“Hm, hari ini aku tidak sempat, besok pagi aku akan kesana.”Polisi segera mengangguk dan berkata dengan sopan, “Maaf merepotkan Anda.” Lalu pergi dengan mengendarai mobil polisi.Menghadapi kejadian seperti ini, mereka sudah tidak punya suasana hati untuk makan lagi, Claire juga cukup shock karena kejadian ini.Rayn mengantar Claire pulang, lalu mengingatkan, “Kejadian hari ini jangan beritahu kakek dan nenek, jangan buat mereka khawatir, meng
Read more

Bab. 120

“Kalau bukan karena aku yang tiba-tiba datang, apakah kamu berencana untuk membiarkannya menginap di sini?” Aaron berkata dengan santai, namun tatapannya yang dalam dan tajam tertuju lurus kearah Areum.Areum tetap berdiri didepan jendela dan termenung, seolah sama sekali tidak mendengar apa yang ia katakan.Tiba-tiba Aaron menarik tirai gorden dan menutupi pandangan Areum.“Kalau kamu berencana rujuk kembali dengannya, tidak ada salahnya. Apa yang terjadi terdahulu sama sekali tidak perlu kamu anggap sebagai beban, kecelakaan yang terjadi padamu, bukan dia yang menyebabkannya langsung, tapi dia sudah seharusnya bertanggungjawab.”Setelah Areum mendengarnya, hanya meliriknya dengan datar, namun tetap tidak bicara.Alis Aaron agak mengkerut, mulai tidak sabar dengan sikapnya yang sama sekali tidak tergesa-gesa, “Rayn belakangan ini selalu memperhatikanmu, dia bahkan rela cuti untuk mencoba menghabiskan hari denganmu. Areum kecelakaan itu bukan kesalahannya, jika suatu saat nanti dia me
Read more
PREV
1
...
1011121314
...
28
DMCA.com Protection Status