Home / Romansa / Pernikahan Yang Sempurna / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Pernikahan Yang Sempurna: Chapter 61 - Chapter 70

140 Chapters

|61|. Kenapa Baru Sekarang?

Tepat setelah menunaikan shalat zhuhur di mesjid kampus. Hana mendapatkan sebuah pesan dari Fawaz. Hana menautkan sepasang alisnya menatap bingung notifikasi yang baru saja muncul dilayar, "Tumben kak Fawaz ngirim aku pesan" Hana mengetuk ponsel tepat di layar notifikasi dan sebuah pesan dari Fawaz pun muncul di layar. [Hana, ada sesuatu yang ingin saya bicarakan dengan kamu. Boleh tidak jika kita bertemu siang ini di restoran x..xx] Hana menautkan alisnya merasa itu sedikit aneh, 'Hal apa yang ingin kak Fawaz bicarakan denganku?' Segera Hana mengirimkan balasan. [Boleh kak. Kalau begitu sekarang langsung ke sana ya kak] Tak butuh waktu lama hingga sebuah balasan muncul. [Baik, kakak tunggu ya] Setelah pergi meninggalkan kawasan mesjid kampus, Hana mendatangi mesin ATM untuk menarik beberapa uang. Hana menggunakan kartu yang diberikan Pasha tadi pagi. Sebelum menariknya, Hana mengecek berapa saldo yang ada didalamnya. Angka nominal yang tertera di sana, terbilang sangat lah ba
last updateLast Updated : 2022-08-21
Read more

|62|. Mematahkan Kedua Kaki

"Terimakasih kak buat traktiran nya" Hana berjalan keluar bersama Fawaz meninggalkan restoran tempat tadi mereka makan. Situasi keduanya masih agak canggung karena pembicaraan Fawaz yang mengakui perasaannya pada Hana."Itu bukan apa-apa, seharusnya saya yang berterimakasih karena kamu sudah meluangkan waktu untuk bertemu""Ya tetap saja Hana harus berterima kasih sama kakak buat traktirannya" Hana mengulas senyum seadanya. Tanpa Fawaz sadari, hati Hana masih sakit mengingat pengakuannya tadi. Membuat Hana merasa ingin sekali mengulang waktu dan berlari pada pria itu untuk menikahinya alih-alih Pasha yang kejam.Tapi apa daya, segalanya telah terjadi."Kamu pulangnya gimana? Mau kakak antar aja gak?""Enggak pas-pa kok kak, nanti aku naik taxi aja" Tolak Hana sopan."Udah biar saya anterin aja ya" Keukeh Fawaz.Melihat Fawaz yang tampak bersikeras untuk mengantarkannya pulang, Hana terakhir mengangguk, "Yaudah kalau gitu kak, maaf nih Hana jadi ngere—""Hana!"Suara dingin yang siap m
last updateLast Updated : 2022-08-22
Read more

|63|. Menghilangkan Jejak Pria Itu

"Loh Pak, ini kan perusahaan bapak. Kenapa kita di si—""Turun!" Pasha membuka sabuk pengaman dan menoleh pada Hana dengan tatapan dinginnya yang mencekam. Itu membuat Hana menggigil dan segera turun dari mobil seperti apa yang di titah kan suaminya itu.Pasha pun juga turun dari mobil dan melambai pada petugas yang berjaga di depan pintu perusahaan untuk datang, "Parkir mobil saya!" Pasha menyerahkan kunci mobilnya pada penjaga yang berseragam hitam itu."Baik pak"Setelahnya Pasha menarik tangan Hana kasar dan menyeretnya ke dalam perusahaan. Hana mengeluh dan memintanya untuk berjalan pelan-pelan. Tapi Pasha hanya acuh dan berjalan cepat menarik Hana seperti kucing kecil yang tak punya pilihan selain mengikuti derap langkah tuannya.Pemandangan dua orang itu pun berhasil menjadi pusat perhatian karyawan yang beberapa orang lewat dan melihat. Hana menunduk malu melihat tatapan orang-orang. Perlakuan Pasha yang jauh dari kata lembut itu semakin membuat hatinya teriris sakit, 'Aku dap
last updateLast Updated : 2022-08-23
Read more

|64|. Bisakah Bertahan?

Hana yang meringkuk di sofa, nyaris hampir tertidur hanya mendapati suara ketukan mengetuk indra pendengarannya. Kelopak matanya yang baru saja terpejam pun terangkat menatap kearah pintu. Hana berseru lemah, "Siapa ya?""Ini bu, saya Riani. Saya datang buat anterin teh. Boleh saya masuk Bu?"Hana mengerutkan keningnya, 'Apa pak Pasha yang nyuruh ya?'"Ya, masuk"Riani pun pelan membuka pintu dan dengan sopan berjalan masuk membawa nampan yang diatasnya ada secangkir teh dan kotak pertolongan pertama. Riani meletakkan nampan bawaannya di atas meja kopi, "Ini Bu saya siapin teh Chamomile bagus untuk anti peradangan. Saya dengar ibu terluka"Tepat ketika Riani mengangkat kepalanya kearah Hana. Riani membelalakkan matanya terkejut, "Ini seriusan istrinya pak Pasha?" Refleks Riani berbicara, segera ia menutup mulutnya tersenyum malu.Hana tersenyum tipis, tatapannya terlihat kosong, "Ya saya istrinya pak Pasha" Hana perlahan bangun dari rebahan dan menurunkan kedua kakinya ke lantai, "Mba
last updateLast Updated : 2022-08-25
Read more

|65|. Menjauh Lah Darinya!

Karena tidak bisa menyuruh Eman, Pasha pun dengan terpaksa turun tangan untuk mengurusnya sendiri. Pasha mengambil tempat yang paling aman untuk berbicara. Itu di rooftop perusahaannya yang jarang dikunjungi karyawan. Karena Pasha sangat ketat soal waktu dan kedisiplinan, hampir tak ada karyawannya yang berani bersantai.Pasha berdiri menatap dunia bawah yang seperti semut dan mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi seseorang, "Saya ada pekerjaan khusus buat kamu"Tepat setelah satu kalimat itu diluncurkan, Fawaz yang sedang berkutat dengan kesibukannya sebagai dokter koas, sama sekali tidak sadar dengan bahaya yang mengintainya."Fawaz, itu ponsel kamu dari tadi bunyi" Tukas salah seorang sejawatnya.Fawaz baru saja memeriksa salah seorang pasien dan bergegas pergi untuk mengecek siapa yang menelponnya. Ketika melihat nama yang tertera di layar, Fawaz mengerutkan kening, "Hana?"Ada sepuluh kali panggilan. Itu membuat perasaan Fawaz mendadak tidak baik, "Jangan-jangan ada sesuatu la
last updateLast Updated : 2022-08-26
Read more

|66|. Tidak Takut Lagi?

Hari sudah menjelang magrib, tapi Pasha masih juga belum kembali ke ruang kerjanya. Membuat Hana yang sudah bosan menunggu perlahan bangun dari rebahan dan menatap tangan kanannya yang sudah diperban oleh Riani. Sebersit rasa takut melintas, bagaimana jika suaminya itu tidak terima melihat lukanya diperban orang lain?Itu bukannya tak mungkin. Senyum saja dilarang, apatah lagi itu..."Lebih baik ku lepas saja" Hana yang cemas, segera melepas kain kasa yang membalut telapak tangannya. Ia dapat melihat lukanya yang sudah mengering dan tidak meninggalkan nyeri.Hana menoleh kearah jendela, ia dapat melihat segurat mega merah menyusup masuk ke celah-celah tirai yang terbuat dari bambu itu. Membuat ruang gelap ini hanyut dalam kesepian senja yang bertandang."Lebih baik aku shalat magrib dulu" Hana perlahan bangun dari sofa dan pergi mengambil wudhu. Sesudahnya Hana mencari-cari apakah ada bilik khusus di ruang kerja Pasha. Ia ingat ketika mendatangi ruang kerja Ratna, di sana ada bilik k
last updateLast Updated : 2022-08-27
Read more

|67|. Gigitan Yang Lembut

Suasana seketika menjadi canggung. Hana menundukkan kepalanya dengan kedua belah pipi yang menghangat. Pasha tersenyum kecil menikmati wajah cantik istrinya yang terdiam bersemu malu. Pergi turun dari ranjang, ia pergi menekan saklar lampu yang berada dekat dengan pintu masuk.Sedangkan Hana perlahan mundur ke belakang bersandar ke kepala ranjang. Mengambil guling, ia meletakkan benda panjang itu untuk membatasi antara dirinya dan Pasha. Kemudian ia berbaring, menarik selimut dan tidur dengan postur menyamping.Hana memejamkan mata, mendapati dirinya masih berbunga-bunga mengingat ciuman lembut suaminya di telapak tangannya. Ia tidak pernah pacaran sebelumnya, terang saja hal-hal kecil seperti itu bisa membuatnya begitu melayang tinggi dan manis.Suasana menjadi remang-remang, tatkala hanya lampu tidur yang bercahaya kuning keemasan yang masih menyala. Pasha berjalan kearah ranjang dan melihat ada guling di tengah tempat tidurnya yang luas. Matanya menggelap tak suka melihat itu. Teru
last updateLast Updated : 2022-08-29
Read more

|68|. Buas Di Ranjang?

[Hana, Sabtu ini kamu free kan?]Ketika Hana sedang malas-malasan di sofa ruang depan dengan sepotong roti sandwich di tangannya, ia mendapatkan sebuah pesan dari kakak keduanya. Hana tersenyum, menggigit roti sandwich itu di mulut dan segera mengetikkan balasan.[Free kak]Tak butuh waktu lama hingga Keira mengirim balasan.[Temani kakak shopping yuk][Ayuk!]Sudah lama Hana tak bertemu dengan Keira semenjak ia menikah dengan Pasha. Di acara makan malam keluarga waktu itupun ia tak sempat berbicara dengan kakak keduanya itu karena kejadian yang tak terduga.[Kirim alamat apartemen suami kamu, biar kakak jemput kamu ke sana]Hana pun segera mengirimkan alamatnya kepada Keira. Setelahnya ia berkirim pesan pada Pasha. Bisa-bisa suaminya itu mengamuk mengetahui dirinya tidak ada di apartemen.[Pak Pasha, saya izin shopping sama kak Keira ya pak]Sebelum menyentuh simbol 'send', Hana memperhatikan kata-katanya apakah itu tidak terlalu formal antara suami-istri?Hana mengambil roti sandwic
last updateLast Updated : 2022-08-30
Read more

|69|. Baju Dinas Malam

"Yang ini bagus gak?""Kalau yang ini?""Bagaimana dengan yang ini?""Engga" Jawab Hana kesekian kalinya. Itu membuat sepasang bahu Keira tertunduk lesu. Sudah berapa kali ia memilah gaun dari gantungan dan menunjukkannya pada Hana, tapi tak ada satupun dari pilihannya yang menurut Hana bagus."Kalau yang ini pasti bagus kan?" Keira tak menyerah, kembali meraih satu gaun dari gantungan. Itu tak lain adalah mini dress berwarna putih dengan corak bunga matahari. Membawa kesan semangat dan ceria, cukup cocok dengan karakter Keira yang periang.Hana menggelengkan kepalanya sebagai jawaban."Ya ampun Han, hampir semua gaun yang kakak ambil kamu bilang gak bagus. Terus yang menurut kamu bagus yang mana hum?" Gerutu Keira kesal. Diantara kedua saudaranya, tak ada satupun yang cukup menyenangkan sebagai temannya shopping.Ratna yang workaholic itu hampir tak ada waktu untuk shopping dan sekalinya pergi, gaya belanjanya terbilang cukup kaku. Bersama Hana, kapanpun adik bungsunya itu ada wakt
last updateLast Updated : 2022-09-02
Read more

|70|. Tidur Siang Bersama

"Hana, saya pulang" Terdengar suara pintu apartemen terbuka, Hana yang tengah bersantai di sofa dengan buku bisnis yang diambilnya dari ruang kerja Pasha, meletakkan buku ke pangkuan dan menoleh, "Loh, tumben bapak pulang awal?" Jika diperkirakan, jam segini biasanya para pekerja baru saja selesai makan siang dan seharusnya Pasha akan melanjutkan sesi temu koleganya atau paling tidak bergelut dengan dokumen-dokumen yang harus diurusnya. Tapi... "Kenapa?" Pasha menaikkan salah satu alisnya. "Kamu gak suka saya pulang awal?" Hana mengedipkan matanya dua kali. Ia tiba-tiba menyadari betapa 'baperan' suaminya itu. Meletakkan buku di atas meja, Hana mendesah pelan, "Saya suka kok" Ia berdiri dan berjalan mendatangi Pasha dengan senyum terukir di bibir. Mengikuti instingnya sebagai seorang istri, Hana bergerak mengambil tas kerja dari tangan Pasha dan membantu melepas jas berat dari pundaknya, "Bapak mau saya ambilkan minum? Barangkali jus sayur atau—" Kata-kata Hana selanjutkan terus
last updateLast Updated : 2022-09-17
Read more
PREV
1
...
56789
...
14
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status